Anda di halaman 1dari 12

TERMOKIMIA

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan panas (kalor) suatu


zat yang melibatkan proses kimia dan fisika.
Yap,  buat elo yang mengira-ngira ada hubungan apa antara termokimia dan
termodinamika, ternyata termokimia ini merupakan bagian dari
termodinamika lho, guys.
Di mana termokimia ini menerapkan hukum pertama termodinamika, yaitu
mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan perpindahan kalor. Berikut
adalah bunyi hukum kekekalan energi:
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat berubah
dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya
Contoh termokimia dalam kehidupan sehari-hari itu apa, sih? Elo bisa lihat
penerapan termodinamika pada proses pembakaran atau dalam proses perubahan
energi di dalam tubuh.
Kalorimeter
Untuk menentukan kalor reaksi, elo bisa menggunakan alat ukur yang bernama
kalorimeter. Kalorimeter merupakan sistem yang di mana tidak ada perpindahan
materi dan energi dengan lingkungan di luar kalorimeter tersebut.
Nah, kalorimeter ini ada dua jenis, yaitu kalorimeter bom dan sederhana.
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
dilepaskan saat pembakaran sempurna.
Sedangkan, kalorimeter sederhana dapat dibuat dari wadah atau gelas yang sifatnya
isolator (tidak menghantarkan panas).
Rumus kalorimeter bom:
qreaksi = – (qkalorimeter + qair)
qkalorimeter = Ckalorimeter x ∆T
Keterangan: Ckalorimeter= kapasitas kalor pada kalorimeter (J°C-1 atau JK-1),
dan ∆T = perubahan suhu (°C atau K).
Rumus kalorimeter sederhana:
qreaksi = – (qkalorimeter + qlarutan)
atau
qreaksi = – qlarutan
qreaksi = m x c x ∆T
Keterangan: q = kalor reaksi (J atau KJ), m = massa (g atau kg), c = kalor jenis
(J/g°C atau K/kg K), dan ∆T = perubahan suhu (°C atau K).
Persamaan Termokimia
Termokimia melibatkan suatu reaksi kimia, tentu saja kalau ada reaksi kimia
berarti ada “reaktan” dan “produk/hasil”.
Sobat Zenius bisa lihat pada reaksi yang terjadi antara gas metana (CH4) dan
molekul oksigen (O2), kemudian akan menghasilkan produk berupa gas karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O).

Pada reaksi tersebut, bisa kita lihat bahwa bahan bakar bergabung dengan oksigen
untuk menghasilkan air dan karbon dioksida.
Reaksi itu disebut dengan reaksi pembakaran. Kemudian, ketika bahan bakar (pada
reaksi di atas adalah metana) diharapkan dapat melepas panas, maka disebut
dengan reaksi eksoterm. Sebaliknya, reaksi yang menyerap panas disebut dengan
reaksi endoterm.
Rumus Perubahan Entalpi
Perubahan termokimia erat kaitannya dengan istilah “sistem” dan “lingkungan”. Di
mana sistem dianggap sebagai reaktan dan produknya, sedangkan lingkungan
adalah segala sesuatu yang di luar reaktan dan produknya.
Di sini juga elo akan mengenal istilah entalpi, yaitu besar energi kimia yang
dimiliki suatu zat pada tekanan tetap. Jika elo ditanya seperti ini, “jelaskan
bagaimana hukum kekekalan energi dengan entalpi”, maka sejatinya entalpi tidak
akan berubah apabila tidak ada energi yang diserap ataupun dilepaskan.
Entalpi dinyatakan dengan huruf H (heat content), dengan satuannya yaitu Joule.
Rumus perubahan entalpi (∆H) adalah sebagai berikut:
∆H = Hproduk – Hreaktan
Dengan catatan: 1) Bila ∆H positif, berarti terdapat energi/kalor yang diserap dari
lingkungan ke dalam sistem (reaksi endoterm). 2) Sebaliknya, bila ∆H bernilai
negatif, berarti terdapat energi/kalor yang dilepas oleh sistem ke lingkungan (reaksi
eksoterm).
Ciri-ciri reaksi endoterm yaitu terjadi penurunan suhu yang menyebabkan suhu
lingkungan menjadi dingin.
Sedangkan, ciri-ciri dari reaksi eksoterm adalah terjadi kenaikan suhu, sehingga
suhu lingkungan menjadi panas.
Contoh Soal Termokimia dan Pembahasan
Setelah memahami materi mengenai termokimia kelas 11, sekarang kita lanjut ke
contoh soal dan pembahasannya yuk! 
Elo ikuti langkah-langkahnya ya agar dapat semakin memahami materi ini.
Contoh soal
Di dalam suatu kalorimeter bom direaksikan 0,16 gram gas metana (CH4) dengan
oksigen berlebih, sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:
CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g)
Ternyata terjadi kenaikan suhu sebesar 1,56°C. Diketahui kapasitas kalor
kalorimeter yaitu 958 J/°C, massa air di dalam kalorimeter adalah 1.000 gram dan
kalor jenis air 4,18 J/g°C. Tentukan kalor pembakaran gas metana dalam kJ/mol.
(Ar C = 12, H = 1).
Pembahasan:
Kalor yang dilepas selama reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh air di dalam
kalorimeter dan oleh kalorimeter, sehingga dapat dituliskan rumus sbb:
qreaksi = – (qkalorimeter + qair)
qair = mair x cair x ∆T = 1 x 4,18 J/g°C x 1,56 °C = 6.520 J
qkalorimeter = Ckalorimeter x ∆T = 958 J/°C x 1,56°C = 1.494 J
Maka,
qreaksi = – (qkalorimeter + qair) = – (6.520 + 1.494) J = – 8.014 kJ
Jumlah metana yang dibakar adalah 0,16 gram, sehingga jumlah molnya adalah
sbb:
Mol CH4=0,16 gram : 16 g/mol = 0,01 mol
Untuk setiap reaksi pembakaran satu mol CH4 akan dilepaskan kalor sebanyak:
qreaksi = – 8.014 kJ : 0,01 mol = – 801,4 kJ/mol
Sehingga, besarnya ∆H = qreaksi=  – 801,4 kJ/mol.

Tanda reaksi eksoterm adalah ΔH = ⊝ (negatif). Reaksi


endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem, sehingga
kalor dari sistem bertambah. Tanda reaksi endoterm adalah ΔH = ⊕ (positif). 1.
Pengertian sistem dan lingkungan adalah sebagai berikut :
 Sistem adalah bagian dari alam semesta yang diamati. Jika dikaitkan dengan
materi termokimia, sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau pusat
pengamatan yang kita pelajari perubahan energi nya, yaitu suatu reaksi
kimia.
 Lingkungan adalah sesuatu yang mengelilingi atau berada diluar sistem. Jika
dikaitkan dengan termokimia, contoh lingkungan adalah suhu dan tekanan
tempat terjadinya reaksi kimia.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Sistem Terbuka, yaitu suatu sistem yang memungkinkan terjadinya
pertukaran kalor dan zat (materi) antara lingkungan dan sistem.
2. Sistem Tertutup, yaitu suatu sistem yang memungkinkan terjadinya
pertukaran kalor antara sistem dan lingkungannya, tetapi tidak terjadi
pertukaran materi.
3. Sistem Terisolasi (Tersekat), yaitu suatu sistem yang tidak memungkinkan
terjadinya pertukaran kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.
ENTALPI
Perubahan Entalpi Standar
            Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi bergantung pada suhu dan
tekanan.Umumnya data termokimia ditentukan pada kondisi 25oC dan 1 atm.
Perubahan entalpi reaksi yang ditentukan pada kondisi tersebut dinyatakan
sebagai perubahan entalpi standar dan dinyatakan dengan lambang ΔHo.
Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, perubahan entalpi dibedakan menjadi:
1.    Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf ° = Standard Enthalpy of Formation)
Entalpi pembentukan standar yaitu perubahan entalpi pada pembenntukan  1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm.
Contoh:                      C (s) + O2 (g) → CO2 (g)     ΔHf o = +110,5 kJ
2.   Entalpi Peruraian Standar (ΔHd  o = Standard Enthalpy of Dissociation)
Entalpi Peruraian Standar  yaitu perubahan entalpi yang terjadi pada  penguraian 1
mol senyawa menjadi unsur-unsurnya  pada keadaan standar. Jadi, entalpi
peruarian merupakan kebalikan entalpi pembentukan, yaitu:     ΔHd o = −ΔHf o
 Contoh:                          CO2 (g)  → C (s) + O2 (g)                   ΔHd o = +110,5 kJ
3.   Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc  o = Standard Enthalpy of Combustion)
Entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi pada pembakaran sempurna
1 mol zat yang diukur pada keadaan standar
Contoh:                          CO (g) + ½O2 (g)→ CO2 (g) ΔH = -283 kJ
4.   Entalpi Penetralan  Standar (ΔHn  o = Standard Enthalpy of Netralisation)
Entalpi Penetralan  Standar adalah perubahan entalpi pada penetralan 1 mol asam
oleh basa atau 1 mol basa oleh asam membentuk 1 mol air. yang diukur pada
keadaan standar.
 Contoh:                          HCl (aq) + NaOH (aq)→ NaCl (aq) + H2O (l) ΔH = -63 kJ
5.   Entalpi Penguapan Standar (ΔHv  o = Standard Enthalpy of Vapour)
Entalpi penguapan  standar adalah perubahan entalpi pada penguapan  1 mol zat
dari  fasa cair menjadi fasa gas yang diukur pada keadaan standar
6.   Entalpi Peleburan Standar (ΔHfus  o  = Standard Enthalpy of Fusion)
     Entalpi Peleburan Standar  adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan
/ peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan
standar.
       Contoh:                      H2O (s) ⟶  H2O (l)     ΔH = + 6,01 kJ
7.    Entalpi Sublimasi Standar ( ΔHsubo  = Standard Enthalpy of Sublimation )
Entalpi Sublimasi Standar adalah perubahan entalpi yang terjadi pada
sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan
standar.
       Contoh:                   H2O (s) ⟶  H2O (g)       ΔH = + 50,01 kJ
8.     Entalpi Pelarutan Standar (  ΔHosol  =  Standard Enthalpy of solibility)
      Entalpi Pelarutan Standar Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada
pelarutan  1 mol  suatu zat dalam suatu pelarut pada keadaan standar.
       Contoh:               HCl(g) ⟶  HCl (aq)      ΔH = – 75,14 kJ
 
Penentuan Perubahan Eltalpi
1.      Penentuan Perubahan entalpi berdasarkan percobaan
Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan suatu alat yang
disebut kalorimeter (alat pengukur kalor). Kalor reaksi yang dibebaskan terserap
oleh air dan suhu air akan naik. Perubahan suhu air ini diukur dengan termometer.
Kalorimeter ditempatkan dalam wadah terisolasi yang berisi air untuk
menghindarkan terlepasnya kalor.
        Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perpindahan materi
maupun energi dengan          lingkungan di luar kalorimeter ). Secara garis besar
Kalorimeter dibedakan menjadi dua, yaitu              kalorimeter bom dan kalorimeter
sederhana. Prinsip kerja kalorimetri adalah dengan penerapan            azaz Black,
yakni dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya
tinggi            akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan
menerima kalor, sampai                      tercapai  kesetimbangan termal.
      Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
      Rumus yang digunakan adalah :
q = m . c . ∆T
q kalorimeter = C x ∆T
dengan :
          q  = jumlah kalor ( J )
          m = massa zat ( g )
∆T = perubahan suhu ( oC atau K )
c  = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )
C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )

      Kalorimeter merupakan sistem terisolasi sehingga tidak ada kalor yang


terbuang ke                                lingkungan, maka kalor reaksi = kalor yang diserap/
dibebaskan oleh larutan dan                                    kalorimeter dengan tanda
berbeda.
 
qreaksi = – (qlarutan + qkalorimeter )
       Contoh:
      Diketahui sebanyak 2g naftalena(Cl0H8) dibakar di dalam kalorimeter bom,
ternyata suhu air                 dalam  kalorimeter mengalami kenaikan sebesar
5°C.Jika kapasitas kalor kalorimeter adalah                   sebesar 10,17 kJ/°C, maka
tentukanlah perubahan entalpi yang terjadi pada  reaksi  tersebut !
      Penyelesaian:
      Qsistem = Qreakai + Qkalorimeter
      Qreakai = - Qkalorimeter
      Qkalorimeter = C x ∆T
      Qkalorimeter = 10,17 kJ/K x 5 K
                        = 50,85 kJ
       Dengan begitu besar Qreaksi adalah -50,85 kJ
       Untuk setiap 1 mol naftalena perubahan entalpinya adalah:
       Perubahan entalpi = (1/(2/128)) x (-50,85)= (128/2) x (-50,85) = 3254,4 kJ/mol
2.    Penentuan Perubahan entalpi berdasarkan  ∆Hfo
Berdasarkan perubahan entalpi pembentukan standar zat-zat yang ada dalam
reaksi, perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan rumus:

Contoh:
Tentukan perubahan entalpi pada reaksi antara karbon monoksida (CO) dengan
hidrogen (H2) untuk menghasilkan senyawa metanol (CH3OH)!
Berdasarkan data tabel ∆Hfo, diketahui: 
∆Hfo CO(g) = -111 kJ /mol      ;    ∆Hfo CH3OH(l) = -239,0 kJ/mol
Penyelesaian:
∆Hreaksi = [∑ n ∆Hfo (produk)] -  [∑ m ∆Hfo (reaktan)]
                = [∆Hfo CH3OH(l)] - [∆Hfo CO (g) + 2 ∆Hfo H2(g) ]
                = [(-239,0)] - [(-111) + 2(0)]
                = 128 kJ
 
3.    Penentuan Perubahan entalpi berdasarkan  Hukum Hess
Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu
reaksi akan sama walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu langkah atau banyak
langkah. Perubahan entalpi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan
hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir,  ∆H1 = ∆H2 + ∆H3.
Contoh:

4.    Penentuan Perubahan entalpi berdasarkan  energi ikatan


Reaksi kimia merupakan proses pemutusan dan pembentukan ikatan. Proses ini
selalu disertai perubahan energi. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol
ikatan kimia dalam suatu molekul gas menjadi atomatomnya dalam fase gas
disebut energi ikatan atau energi disosiasi (D).Untuk molekul kompleks, energi
yang dibutuhkan untuk memecah molekul itu sehingga membentuk atom-atom
bebas disebut energi atomisasi. Harga energi atomisasi ini merupakan jumlah
energi ikatan atom-atom dalam molekul tersebut. Untuk molekul kovalen yang
terdiri dari dua atom, seperti H2, O2, N2, atau HI yang mempunyai satu ikatan,
maka energi atomisasi sama dengan energi ikatan, perubahan entalpi reaksi dapat
dihitung dengan rumus:

Contoh 
Diketahui energi ikatan:
C – H = 415 kJ/mol
C = C = 607 kJ/mol
C – C = 348 kJ/mol
H – H = 436 kJ/mol
Tentukan  ΔHreaksi   pada reaksi     
Tentukan  ΔHreaksi   pada reaksi     C2H4(g) + H2(g) → C2H6(g)
Penyelesaian :

Latihan
1.    Diketahui:
ΔHf° C2H6(g)= –85 kJ/mol
ΔHf° C(g)  = +715 kJ/mol
ΔHf°H(g) = +218 kJ/mol
energi ikatan C – C = 348 kJ/mol
Hitunglah energi ikatan C – H dalam etana (C2H6) pada reaksi:
C2H6(g) → 2 C(g) + 6 H(g)

Anda mungkin juga menyukai