Anda di halaman 1dari 7

PANAS NETRALISASI

Disusun oleh :

Nama : Rico Dwi Irawan


NIM : 191910401058
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 03 Desember 2020
Asisten : Nurtsulutsiyah

PROGRAM STUDI REKAYASA/TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
DESEMBER, 2020
I. JUDUL PERCOBAAN
Panas Netralisasi
II. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan ∆H netralisasi dari suatu reaksi asam basa
III. MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
1. Asam Klorida
Asam klorida memiliki nama sinonim hydrochloric acid. Rumus kimia HCl. Asam
klorida memiliki sifat fisika dan kimia yaitu berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau,
berat molekul 36.46 g/mol, pH 1,2 pada 20 °C, massa jenis 1,00 g/cm3 pada 20 °C, larut
dalam air. Asam klorida berbahaya jika tertelan, terkena kulit, terhirup ataupun terkena mata.
Penanganannya jika tertelan yaitu dengan diberi air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas) segera hubungi dokter, jika terkena kulit segera lepas semua pakaian yang terkena HCl,
lalu bilaslah kulit dengan air mengalir. Jika terhirup pindahkan korban tersebut keudara segar
(panggil dokter jika diperlukan), jika terkena mata bilaslah dengan air yang banyak dengan
mata terbuka (hubungi dokter mata jika diperlukan). HCl berfungsi untuk menghilangkan
karat pada besi atau baja, untuk menurunkan pH larutan, dan sebagai senyawa asam
(smartlab,2020)
2. Aquadest
Aquades memiliki nama sinonim dihidrogen oksida. Rumus kimia H2O. Aquadest
memiliki sifat fisika dan kimia yaitu berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, berat
molekul 18,02 g/mol, pH netral pada 20°C, titik lebur 0°C, titik didih 100 °C pada 1.013 hPa,
massa jenis 1,00 g/cm3 pada 20 °C, tekanan uap 23 hPa pada 20 °C. Aquadest bukan senyawa
berbahaya jadi tidak perlu penanganan serius saat terjadi kecelakaan. Aquades berfungsi
sebagai pelarut saat melarutkan senyawa, sebagai reagen atau pencampur zat dan juga
digunakan sebagai pembersih alat-alat laboratorium. (smartlab, 2020)
3. Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida memiliki nama sinonim caustic soda. Rumus kimia NaOH.
Natrium hidroksida memiliki sifat fisika dan kimia yaitu berbentuk padat, berwarna putih,
tidak berbau, berat molekul 40.00 g/mol, pH 14, titik lebur 319-322 °C, titik didih 1.390 °C,
massa jenis 2,13 g/mol pada 20 °C, kelarutan dalam air 1.090 g/l pada 20 °C. Natrium
hidroksida digolonkan berbahaya karena bersifat korosi yang menyebabkan luka bakar yang
parah dan kerusakan pada mata. Untuk penanganannya jika terhirup segera bawa korban ke
udara segar, jika napas terhenti segera berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara
mekanik, segera hubungi dokter. Jika terkena kulit bilaslah dengan air yang banyak. Jika
terkena mata bilaslah dengan air yang banyak, segera hubungi dokter mata. Jika tertelan beri
air minum paling banyak dua gelas, jika semakin parah segera hubungi dokter. (smartlab,
2020)
IV. DASAR TEORI
1. Termokimia
Termokimia dapat diartikan sebagai ilmu kimia yang mempelajari perubahan panas
atau kalor suatu zat yang diikuti dengan reaksi atau proses kimia dan fisika. Imu ini
berkaitan dengan pengukuran dan penafsiran perubahan panas yang diikuti reaksi kimia,
perubahan dan pembentukan larutan. Ilmu ini menerapkan hukum pertama termodinamika
terhadap persitiwa kimia yang membahas tentang panas yang terdapat reaksi kimia. Di
dalam ilmu ini dikenal sistem, lingkungan, dan alam semesta. Agar lebih jelas diberikan
contoh berikut. Jika potongan pita magnesium dimasukkan ke dalam suatu larutan asam
klorida, maka pita magnesium akan larut atau bereaksi dengan HCl yang diikuti dengan
pelepasan kalor yang menyebabkan gelas kimia dan isinya panas. Campuran pita
magnesium dan larutan HCl itulah yang disebut sebagai sistem. Sedangkan gelas kimia serta
sekitarnya disebut lingkungan. Jadi, sistem merupakan bagian dari alam semesta yang
menjadi pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta yang berinteraksi dengan sistem
disebut lingkungan. Alam semesta adalah sistem ditambah lingkungan. Sehingga alam
semesta hanya ada satu dan tidak ada yang lain.
Secara umum sistem dibedakan menjadi tiga yaitu sistem terbuka jika antara sistem
dan lingkungan bisa mengalami pertukaran materi dan energy. Pertukaran materi maksudnya
ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada
sesuatu dari lingkungan yang dapat masuk kedalam sistem. Selanjutnya sistem tertutup jika
antara sistem dan lingkungan tidak dapat melakukan pertukaran materi, tetapi tetap terjadi
pertukaran energi. Yang ketiga adalah sistem terisolasi yaitu jika tidak terjadi pertukaran
materi dan energy. [ CITATION Har04 \l 1033 ]
Contoh penggunaan panas netralisasi yaitu saat mendidihkan 1 liter air dengan 5 liter
air akan membutuhkan bahan bakar minyak yang berbeda jumlahnya. Hal ini karena minyak
tersebut mengandung kalor yang digunakan untuk memanaskan cairan atau menaikkan suhu.
Untuk menaikkan 1 gram air membutuhkan 1 kalori. Jika reaksi berlangsung pada tekanan
tetap dan pada reaksi tersebut tidak ada usaha lain kecuali perubahan volume. Kalor
reaksinya disebut perubahan entalpi (∆H).

2. Entalpi
Perubahan entalpi suatu sistem dapat diukur jika sistem terjadi perubahan. Jika suatu
reaksi berlangsung pada tekanan yang tetap, maka perubahan entalpi sama dengan kalor
yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya agar suhu sistem dapat kembali
ke keadaan semula. Besarnya perubahan entalpi adalah selisih dari besar entalpi sistem
sebelum perubahan pada tekanan tetap.

∆H = Hakhir – Hawal

Perubahan entalpi untuk suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh keadaan zat yang terlibat
dalam pembentukan. Besar nilai perubahan entalpi dipengaruhi oleh jumlah zat, keadaan
fisis zat, suhu dan tekanan. Menurut panas atau energi yang dihasilkan suatu reaksi
dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi dikatakan eksoterm jika reaksi
melepaskan kalor atau menghasilkan energy. Entalpi sistem akan berkurang (hasil reaksi
memiliki entalpi yang lebih rendah dari nilai awal)
Hakhir < Hawal
Hakhir – Hawal < 0
H berharga negative
Reaksi endoterm jika reaksi setelah menyerap kalor atau memerlukan energy
menyebabkan entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki entalpi lebih tinggi dari nilai
zat awal)
Hakhir > Hawal
Hakhir – Hawal > 0
H berharga positif

Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Setiap reaksi yang terjadi
pasti berbeda-beda kalornya maka penamaan kalor-kalor tersebut berbeda pula seperti kalor
pembentukan, kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya. Berikut
penjelasan dari beberapa jenis kalor tersebut :
1. Perubahan entalpi pembentukan standar (Hf°)
Adalah perubahan entalpi untuk pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya
yang paling stabil, pada keadaan standar. Satuan dari perubahan entalpi ini adalah
KJ/mol.
2. Perubahan entalpi penguraian standar (Hd°)
Adalah perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya,
yang terjadi pada keadaan standar
3. Perubahan entalpi pembakaran standar (Hc°)
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran sempurna 1 mol unsur atau
senyawa pada saat keadaan standar. Pembakaran merupakan reaksi suatu zat denggan
oksigen. [CITATION Irv09 \l 1033 ]

3. Netralisasi
Reaksi netralisasi merupakan reaksi asam dengan basa yang akan menghasilkan garam,
reaksi netralisasi umumnya bersifat eksotermik. Perubahan entalpi netralisasi atau ΔH
didefinisikan sebagai perubahan entalpi pada reaksi asam dan basa yang menghasilkan 1
mol air (H2O). Reaksi ini biasanya menghasilkan air dan garam yang merupakan senyawa
ionic. [ CITATION Ray04 \l 1033 ]
Asam + basa → garam + air
Semua senyawa garam merupakan elektrolit kuat. Sebagai contoh senyawa garam NaCl
merupakan garam yang dikenal baik. Garam ini hasil reaksi dari:
NaOH + HCl → NaCl + H2O

4. Kalorimetri
Penentuan perubahan entalpi dilakukan mengunakan kalorimeter, yaitu alat yang digunakan
untuk mengukur suatu kalor yang diserap atau dikeluarkan oleh sistem dalam suatu reaksi
kimia. Azaz yang digunakan dalam penggunaan kalorimeter adalah asas Black. Dijelaskan
bahwa dalam sistem tertutup terisolasi, kalor yang dilepaskan oleh benda bersuhu tinggi
akan sama dengan kalor yang diserap oleh beda bersuhu rendah. Maka akan didapatkan
keseimbangan termal pada sistem. Setiap kalor yang dilepas oleh benda yang bersuhu tinggi
akan berpindah ke benda yang memiliki suhu rendah. Sifat ini adalah bukti dari asas
kekekalan energy, yaitu energy tidak dapat diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Prinsip
kekekalan energy kalor dapat ditulis seperti berikut. [ CITATION Ung13 \l 1033 ]
Qlepas = Qserap
Q = m × Cp × ∆T
Keterangan ;
Qlepas = Kalor yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi
Qserap = Kalor yang diserap oleh benda bersuhu rendah
m = Massa (g atau kg)
Cp = Kalor jenis (J/kg K)
∆T = Perubahan suhu

5. Panas Netralisasi
Panas netralisasi adalah suatu jumlah panas yang dilepas pada saat 1 mol air terbentuk
akibat reaksi netralisasi dari asam oleh basa atau sebaliknya. Panas netralisasi ini terjadi
dalam larutan asam kuat dan basa kuat kemudian jika ditambah sedikit air ternyata berharga
konstan. Itu disebabkan oleh asam kuat dan basa kuat yang akan mudah terdissosiasi
sempurna dalam bentuk ion didalam larutan. [CITATION Tut83 \l 1033 ]

V. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Kalorimeter
2. Pipet ukur 25 ml
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Beaker glass 500 ml
5. Labu ukur 100 ml dan 500 ml
6. Karet penghisap
7. Stop watch
8. Termometer
b. Bahan
1. Larutan HCL 0,1, 0,2, 0,3, 0,4 dan 0,5 M
2. Larutan NaOH 0,6, 0,8, 1 M
3. Aquadest
VI. CARA KERJA
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R., 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti edisi ketiga jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Nasrudin, H., 2004. Termokimia. Jakarta: Dikmenjur, Depdiknas.

Permana, I., 2009. Memahami KIMIA SMA/MA untuk kelas XI. Jakarta :
PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Subowo, T., 1983. Kimia Fisika. Bandung: CV Armico.

Sudarmo, U., 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai