Anda di halaman 1dari 23

Laporan hasil praktikum KIMIA

TERMOKIMIA

OLEH : DWI REZA WARDATUL ANIVA/11

XI IPA 2

SMA NEGERI 11 SURABAYA

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 1
I. JUDUL
Laporan Hasil Praktikum Kimia
Termokimia
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN
Kamis, 18 Agustus 2016
III. TUJUAN
1. Menyelidiki perubahan entalpi pada reaksi eksoterm
2. Menyelidiki perubahan entalpi pada reaksi endoterm
IV. DASAR TEORI
A. PENGERTIAN

A. PENGERTIAN TERMOKIMIA
Termokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat
yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika.

Termokimia ini mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Energi kimia
merupakan energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa, energi kimia yang terkandung
dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang
trkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan
simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan
entalpi reaksi, dan diberi simbol ΔH.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 2
B. BAHAN KAJIAN TERMOKIMIA
Bahan kajian termokimia adalah penerapan hukum kekekalan energi dan hukum
termodinamika I dalam bidang kimia.
Hukum kekekalan energi berbunyi :
1. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
2. Energi dapat berubah bentuk menjadi energi lain.
Hukum termodinamika I berbunyi :
“Jumlah total energi dalam alam semesta konstan atau tetap”

C. SISTEM DAN LINGKUNGAN TERMOKIMIA


Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi dan
berubah selama proses itu berlangsung disebut dengan sistem
Sedangkan hal-hal yang tidak berubah selama proses berlangsung dan yang membatasi sistem
dan juga dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem diagi menjadi tiga macam, yaitu

1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan energi dan zat
(materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada reaksi yang dapat
meninggalkan wadah reaksi, misalnya gas

2. Sistem tertutup
Suatu sistem yang mana antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan energi, tapi
tidak terjadi pertukaran materi

3. Sistem terisolasi
Suatu sistem yang memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem
dengan lingkungan

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 3
D. REAKSI TERMOKIMIA
Reaksi pada termokimia terbagi atas reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi yang terjadi saat berlangsungnya pelepasan panas atau kalor. Reaksi panas ditulis
dengan tanda negatif.
Contoh : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) - 26,78 Kkal
Perubahan entalpi pada reaksi ini digambarkan sebagai berikut:

Menurut hukum kekekalan energi :

2. Reaksi Endoterm
Reaksi yang terjadi ketika berlangsungnya penyerapan panas atau kalor, maka perubahan
entalpi reaksi bernilai positif.
Contoh : 2NH3 N2 (g) + 3H2 (g) + 26,78 Kkal
Perubahan entalpi pada reaksi endoterm dirumuskan sebagai berikut:

Kesimpulan :
Besarnya perubahan entalpi (ΔH) sama dengan besarnya panas reaksi, tapi dengan tanda
berlawanan.
Artikel Penunjang : Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 4
F. JENIS PERUBAHAN ENTALPI
1. Perubahan entalpi pembentukan (ΔHf)
Merupakan perubahan entalpi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsur penyusunnya
pada keadaan standar.
Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan menggunakan tabel data entalpi pembentukan
standar.
Nilai entalpi pembentukan standar:

 Bernilai positif, jika menerima energi


 Bernilai negatif, jika melepas energi
 Bernilai nol, jika unsur tersebut sudah terdapat di alam secara alami
 Bentuk unsur yang sdah di alam terbagi atas monoatomik dan poliatomik. Poliatomik
berarti unsur pembentuknya lebih dari 1 unsur.

1. Contoh monoatomik : C(s), Fe(s), H+(aq), Ba(s), Ca(s), Mg(s), Na(s), Al(s), B(s),
Zn(s), P(s). Monoatomik termasuk golonga gas mulia dan logam lainnya.
2. Contoh poliatomik : O2(g), Cl2(g), P4(s), H2(g), Br2(l), N2(g), I2(g), F2(g).
Poliatomiktermasuk halogaen dan gas selain gas mulia.

Semua unsur-unsur yang sudah terdapat dialam ini nilai entalpi pembentukannya nol.
Misal:

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 5
2. Perubahan entalpi penguraian (ΔHd)
Adalah ΔH untuk menguraikan 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada
keadaan standar.
Nilai entalpi penguraian standar berlawanan dengan nilai entalpi pembentukan standar. Pada
reaksi penguraian reaktan berpindah ke kanan dan produk berpindah ke kiri.

PERUBAHAN ENTALPI PENGURAIAN

3. Perubahan entalpi pembakaran (ΔHc)


Adalah ΔH dalam pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa pada keadaan standar.
Nilai entalpi pembakaran standar ditentukan menggunakan tabel data entalpi pembakaran
standar
Ciri utama dari reaksi pembakaran adalah:

 Merupakan reaksi eksoterm


 Melibatkan oksigen dalam reaksinya
 Karbon terbakan menjadi CO2, hidrogen terbakar menjadi H2O, dan belerang
terbakar menjadi SO2.

PERUBAHAN ENTALPI PEMBAKARAN

4. Perubahan entalpi netralisasi (ΔHn)

Termasuk reaksi eksoterm. Adalah kalor yang dilepas pada pembentukan 1 mol air dan reaksi
asam-basa pada suhu 25 derjat celsius dan tekanan 1 atmosfer.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 6
F. PENENTUAN ENTALPI REAKSI
Penentuan ini dilakukan dengan:

 Menggunakan kalorimetri
 Menggunakan hukum Hess atau hukum penjumlahan
 Menggunakan data tabel entalpi pembentukan
 4Menggunakan data energi ikatan

1. Penentuan dengan kalorimetri


Kalorimetri adalah cara penentuan energi kalor reaksi dengan kalorimeter. Kalorimeter
adalah sistem terisolasi, sehingga semua energi yang dibutuhkan atau dibebaskan tetap berada
dalam kalorimeter. Dengan mengukur perubahan suhu, kita dapat menentukan jumlah energi
kalor reaksi berdasarkan rumus:

Ql = energi kalor pada larutan (J)


m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg°C)
C = kapasitas kalor (J/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)

Karena kalorimeter merupakan sistem terisolasi, maka tidak ada energi yang terbuang ke
lingkungan, sehingga mlah energi kalor reaksi dan perubahan entalpi reaksi menjadi:

2. Penentuan dengan data energi ikatan


Energi ikatan (E) adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan kovalen
dari suatu senyawa, setiap ikatan membutuhkan energi yang berbeda agar dapat terputus.
Reaksi berlangsung dalam dua tahap:
1) Pemutusan ikatan reaktan
2) Pembentukan ikatan produk

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 7
Tentukan perubahan entalpi reaksi dari pembakaran CH2 dibawah ini:
CH2(g) + 3 /2O2(g) → CO2(g) + H2O(g) ΔH = ?
(H–C–H)+ 3 /2(O=O)→(O=C=O)+(H–O–H)

G. HUKUM TERKAIT TERMOKIMIA


1. Hukum Laplace
Hukum ini dikemukakan oleh Marquis de Laplace (1749-1827), yang berbunyi :
“Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan suatu senyawa dari unsur-unsurnya sama
dengan jumlah kalor yang diperlukan untuk menguraikan senyawa itu menjadi unsur-
unsurnya”.

Contoh :
H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ΔH = -68,3 kkal/mol
H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) ΔH = 68,3 kkal/mol

2. Hukum Hess
Hukum ini dikemukakan oleh German Hess (1840), yang berbunyi :
“Bila suatu perubahan kimia dapat dibuat menjadi beberapa jalan/cara yang berbeda,
jumlah perubahan energi panas keselurahannya (total) adalah tetap, tidak bergantung pada
jalan/cara yang ditempuh”.

E. Diagram Tingkat Energi Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Diagram Tingkat Energi Reaksi Eksoterm dan Endoterm – Termokimia adalah
cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor atau panas yang terjadi
pada suatu reaksi kimia. Perubahan itu berupa pelepasan dan penyerapan kalor. Kali
ini, kia akan mempelajari jenis perubahan kalor yang terjadi pada suatu reaksi kimia.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 8
REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM
Pernahkah kalian melihat kapur tohor yang disiram dengan air? Apa yang terjadi?
Jika kalian melihat secara langsung kapur tohor yang disiram dengan air, kalian akan
dapat mengamati terbentuknya asap (gas) serta merasakan suhu di sekeliling kapur
akan bertambah panas. Inilah yang dinamakan reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang
disertai pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.

Berkebalikan dengan reaksi eksoterm adalah reaksi endoterm, yaitu reaksi yang
disertai penyerapan kalor dari sistem ke lingkungan. Reaksi ini dapat diamati saat kita
melarutkan asam sitrat atau sitrun, yaitu bahan yang dipakai untuk memberikan rasa
masam dalam pembuatan sirup dan manisan. Ketika asam sitrat dilarutkan dalam
segelas air, kita akan merasakan bahwa suhu gelas berubah menjadi lebih dingin.

Dalam persamaan reaksi termokimia, jenis perubahan energi yang terjadi dapat kita
lihat dari perubahan entalpinya (∆H). Reaksi eksoterm memiliki ∆H berharga negatif,
sedangkan reaksi endoterm memiliki ∆H berharga positif.
Contoh:
Eksoterm: 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ∆H = -483,6 kJ
Endoterm: N2(g) + O2(g) → 2NO(g) ∆H = +180,5 kJ
DIAGRAM TINGKAT ENERGI
Salah satu cara untuk menunjukkan perubahan kalor/ entalpi yang terjadi dalam suatu
reaksi kimia adalah dengan menggunakan diagram tingkat energi.
Dalam diagram tingkat energi, dituliskan reaktan dan besarnya entalpi yang dimiliki di
awal reaksi serta produk dan besarnya entalpi di akhir reaksi. Selisih entalpi ini
menunjukkan banyaknya perubahan entalpi yang terjadi.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 9
Diagram tingkat energi reaksi eksoterm

Pada diagram tingkat energi reaksi eksoterm, entalpi produk lebih rendah daripada
entalpi reaktan karena sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Contoh:

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 10
Diagram tingkat energi reaksi endoterm

Pada diagram tingkat energi reaksi endoterm, entalpi produk lebih tinggi daripada
entalpi reaktan karena sistem menyerap kalor dari lingkungan.
Contoh:

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 11
V. Alat dan Bahan

 Alat :
NO. NAMA ALAT JUMLAH
1 Termometer 1
2 Gelaskimia 2
3 Cawan petri 2
4 Tabungreaksi 1
5 Penjepit 1
6 Sendok spatula 1
7 pipettetes 1
8 Rak 1

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 12
 Bahan :
NO. NAMA BAHAN MASSA
1 PadatanCaO 0,5 gram
NaOH
2 0,5 gram
(NatriumHidroksida)
3 Logam Mg (Magnesium) 2 cm (0,1 gram)
4 HCl 0,5 M (AsamKlorida) 2 ml
5 Urea 0,5 gram
6 Aquades 75 ml

VI. PROSEDUR/LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memasukkan aquades ke dalam gelas kimia ± 25 ml dan mengukur suhunya
menggunakan termometer ( T1 ).
3. Memasukkan satu sendok spatula ( 0,5 gram ) CaO padat ke dalam gelas kimia
yang berisi air tersebut. Mengaduk dan mengamati suhu saat terjadi reaksi (
T2 ).
4. Mengulangi langkah ( 1 ) sampai ( 4 ) dengan mengganti CaO dengan NaOH
padat untuk percobaan ke 2.
5. Mengulangi langkah ( 1 ) sampai ( 4 ) dengan mengganti NaOH padat dengan
urea unruk percobaan ke 3.
6. Menentukan perubahan suhunya, naik atau turun.
7. Pada percobaan ke ( 4 ) masukkan 2 ml larutan HCl 0,5 M ke dalam tabung
reaksi dan mengukur suhunya menggunakan termometer ( T1 ).

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 13
8. Memasukkan 2 cm ( 0,1 garam ) logam Mg ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan HCl 0,5 M. Mengamati suhunya saat terjadi reaksi ( T2 ).

VII. HASIL PENGAMATAN

NO KEGIATAN T1(OC) T2(OC) ∆T Perubahan ∆H Jenis


kalor Reaksi

1. Pencampuran 29 oC 29oC 0 oC - 0 kJ/mol Eksoterm


CaO dengan
aquades

2. Pencampuran 29 oC 38 oC 9 oC Panas 76,75 Eksoterm


NaOH dengan
kJ/mol
aquades

3. Pencampuran 29 oC 25 oC -4 oC Dingin 37,53 Endoterm


urea dengan
kJ/mol
aquades

4. Pencampuran 31 oC 36 oC 5 oC Panas 2,841 Eksoterm


HCl dengan kJ/mol
logam Mg

VIII. DISKUSI/PEMBAHASAN
Kami duduk di bangku sesuai dengan urutan kelompok, kami juga sudah
disediakan jaz lab dari sekolah. Kami memulai praktik dengan mengambil
alat praktikum perwakilan dari kelompok, kami mendata alat praktik yang
kami terima,kami mencuci kembali alat tersebut sebelum digunakan
praktek.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 14
Praktek pertama kami menyiapkan gelas ukur dan mengisinya dengan
aquades sebanyak 25ml lalu mencampurkannya dengan CaO yang
berbentuk seperti bubuk putih, kami mengamatinya namun tidak terjadi
perubahan. Lalu kami membuang sisa pengamatan sebelumnya dan
mengamati percampuran antara NaOH dengan akuades(25ml), NaOH
berbentuk seperti padatan, NaOH mudah larut pada aquades terjadi
perubahan suhu pada termometer yang awalnya 29◦ C menjadi 38◦ C, gelas
ukur tiba tiba menjadi panas akibat kenaikan suhu, setelah menulis hasil
pengamatan kami membuang sisa pengamatan tadi, dan mengamati
percampuran selanjutnya yaitu urea dengan aquades(25ml), urea berbentuk
padatan, berwarna merah muda, bulatan kecil. Saat kami melarutkannya
pada aquades suhu gelas ukur berubah menjadi dingin, kami mengukurnya
dengan termometer dan suhu yang awalnya 29◦ C turun menjadi 25◦ C,
setelah menulis hasil pengamatan, kami membuang larutan dan mengganti
dengan pengamatan selanjutnya yaitu HCl dengan Mg, HCl berbentuk cair
dan bening, juga bersifat korosif. Sedangkan Mg berbentuk padatan,
berwarna putih kehitaman dan sangat tipis, saat kami melarutkannya Mg
tidak mudah larut dalam HCl dan terjadi kenaikan suhu yang awalnya 31◦
C menjadi 36◦ C, gelas ukur menjadi sedikit panas, kami mencatat hasil
pengamatan dan membuang larutannya.
Pengamatan selesai, kami mencuci semua alat-alat laboratorium dan
menata kembali, kami membersihkan meja tempat pengamatan, dan
meninggalkan laboratorium dengan rapi.

IX. KESIMPULAN
Percobaan 1.
Pencampuran CaO dengan aquades termasuk jenis reaksi Eksoterm ,memiliki T1=29◦ C ,
T2= 29◦ C , dan ΔT= 0◦ C. Menghasilkan ΔH= 0 kJ/mol, tidak ada perubahan reaksi.
Percobaan 2.
Pencampuran NaOH dengan aquades termasuk reaksi Eksoterm, memiliki T1= 29◦ C , T2= 38◦ C
dan ΔT= 9◦ C. Menghasilkan ΔH= 76,75 kJ/mol, terjadi perubahan kalor menjadi panas.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 15
Percobaan 3.
Pencampuran urea dengan aquades termasuk jenis reaksi Endoterm, memiliki T1=29◦ C,
T2=25◦ C, dan ΔT= -4◦ C. Menghasilkan ΔH=37,53 kJ/mol, terjadi perubahan kalor dingin.
Percobaan 4.
Pencampuran HCl dengan logam Mg termasuk jenis Eksoterm, memiliki T1= 31◦ C, T2=36◦ C,
dan ΔT=5◦ C. Menghasilkan ΔH= 2,841 kJ/mol, terjadi perubahan kalor panas.

X. DAFTAR PUSTAKA

 Wijayanti. Entalpi Reaksi. 10 Desember 2009. http://kimia-


asyik.blogspot.com/2009/12/penentuan-entalpi-reaksi.html.
 Cafi, Zabian. “Termokimia”. 8 November 2010.
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Kajian-Perubahan-Entalpi-Reaksi-Hukum-
Termokimia-Adalah.html
 Farhan, Muhammad. “Termokimia”. 27 Oktober 2012.
http://sectoranalyst.blogspot.co.id/2011/10/makalah-termokimia.html

XI. LAMPIRAN
1. LAMPIRAN LKS

Bagaimana hubungan ukuran suhu dengan kalor ?

Penjelasan :

Hubungan antara ukuran suhu dengan kalor adalah kalor merupakan bentuk enrgi
yang dipindahkan melalui batasan batasan sistem, akibat adanya perbedaan suhu
antara sistem dengan lingkungan. Suhu mempengaruhi sistem kerja dari kalor,
semakin tinggi suhu suatu reaksi kimia maka, akan menghasilkan kalor ( energi )
yang semakin besar pula.

Contohnya adalah ketika kita sedang memanaskan air di teko, bila suhu yang
digunakan kecil maka air akan lama untuk mendidih namun bila suhu yang

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 16
digunakan besar maka akan mengakibatkan air dalam teko cepat panas dan
mendidih.

1. Jelaskan yang dimaksud entalpi ( H ) dan perubahan entalpi ( ∆H ) ?

Penjelasan :

Entalpi adalah besaran energi dalam berbentuk kalor yang tersimpan dalam suatu
sistem. sedangkan perubahan entalpi adalah perubahan eneri dalam yang
berbentuk kalor yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan, perubahan
kalor ,dan perubahan volume sehingga menggakibatkan kerja sistem ke
lingkungan atau kerja lingkungan menuju ke sistem.

2. Berdasarkan data hasil pengamatan, NaOH padat bereaksi dengan aquades (H2O)

a. Apakah jenis reaksinya ?

Penjelasan :

Termasuk jenis reaksi EKSOTERM, karena terjadi perubahan kalor


berupa panas di sekitar tabung reaksi.

b. Bagaimana perubahan entalpi yang terjadi ?

Penjelasan :

Diketahi : massa NaOH = 0,5 g = 0,5 : 40 = 0,0125 mol

Volume aquades ( H2O ) = ±25 ml

C ( kalor jenis larutan )= 4,18 J/g oC

Maka, massa H2O = V H2O × 1 g/ml

= 25 ml × 1 g/ml

= 25 g = 25 : 18 = 1,3889 mol

Massa reaktan = m NaOH + m H2O

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 17
= 0,5 g + 25 g

= 25,5 g

NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) (belum setara )

M: 0,0125 1,3889 -

R: -0,0125 -0,0125 +0,0125

S: - 1,3755 0,0125

Q = m × c × ∆T

Q = 25,5 g × 4,18 j/g oC × 9 oC

Q = 959,31 J ∆H = Q/mol

∆H = 959,31 J/ 0,0125 mol = 76


744,8 J/mol

∆H =76,75 kJ/ mol

c. Tuliskan persamaan reaksinya.

NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) + H2O(l) ∆H =76,75 kJ/ mol

3. Gambarlah diagram tinggkat energi diatas ( no. 3 C ) dengan langkah langkah


sebagai berikut.

a) Gunakan sumbu vertikal sebagai entalpi (H)

b) Gambar ∆H reaksi dengan anak panah, arah ∆H ( + ) ke atas dan ∆H ( -


) kebawah

c) Tulis reaktan ( R ) dan produk ( P ) pada kotak yang tersedia.

Catatan : arah ∆H selalu dari R ke P

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 18
Diagram reaksi diatas adlah sebagai berikut.

∆H
NaOH(s) + H2O(l)
Entalpi

∆H = 76,75 kJ/ mol

NaOH(aq) + H2O(l)

4. Berdasarkan hasil pengamatan, HCl padat bereaksi dengan logam Mg.

a) Apakah jenis reaksinya ?

Penjelasan :

Termasuk jenis reaksi EKSOTERM, karena terjadi perubahan kalor


berupa panas di sekitar tabung reaksi.

b) Bagaimana perubahan entalpi yang terjadi ?

Penjelasan :

Diketahui : massa logam Mg = 0,1 gram = 0,1 : 27 = 0,0037 mol

Volume HCl = 2 ml = 0,002 l

M HCl = 0,5 M

Maka, n HCl = M × V

= 0,5 M × 0,002L

= 0,001 mol

Maka, massa HCl = Mr × n

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 19
= 36 g/mol × 0,001 mol

= 0,036 gram

Jadi, massa reaktan = m HCl + m Mg

= 0,036 g + 0,1 g

= 0,136 gram

Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

M: 0,0037 0,001 - -

R: -0,001 -0,001 +0,001 +0,001

S: 0,0027 - 0,001 0,001

Q = m × c × ∆T

Q = 0,136 g × 4,18 J/g oC × 5 oC

Q = 2, 8424 j

∆H = Q : mol ∆H = 2,8424 : 0,001 = 2841,4 J/mol = 2,841 kJ/ mol

∆H= 2,841 kJ/ mol

c) Tuliskan persamaan reaksinya ?

Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) ∆H = 2, 841 kJ/ mol

5. Gambarlah diagram tingkat energi diatas ( no 5 C ) dengan langkah langkah


seperti berikut.

a) Gunakan sumbu vertikal sebagai entalpi ( H ).

b) Gambar ∆H reaksi dengan anak panah, arah ∆H ( + ) ke atas dan ∆H ( -


) kebawah

c) Tulis reaktan ( R ) dan produk ( P ) pada kotak yang tersedia.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 20
Catatan : arah ∆H selalu dari R ke P

∆H
Mg(s) + HCl(aq)
Entalpi

∆H = 2, 841 kJ/ mol

MgCl2(aq) + H2(g)

6. Berdasarkan data hasil pengamatan, urea bereaksi dengan aquades.

a) Apakah jenis reaksinya ?

Penjelasan :

Termasuk jenis reaksi ENDOTERM, karena terjadi perubahan kalor berupa


tabung terasa dingin.

b) Bagaimana perubahan entalpi yang terjadi ?

Diketahui : massa urea = 0,5 gram = 0,5 g:44g/ mol = 0,01136

Maka, massa H2O = V H2O × 1 g/ml

= 25 ml × 1 g/ml

= 25 g = 25 : 18 = 1,3889 mol

Jadi, massa reaktan = m urea + m H2O

= 0,5 g + 25 g

= 25,5 gram

CO(NH2)(s) + H2O(l) → CO(NH2)(aq) + H2O(l)

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 21
M: 0,01136 1,3889 - -

R: -0,01136 -0,01136 +0,01136 +0,01136

S: - 1,3775 0,01136 0,01136

Q = m × c × ∆T

Q = 25,5 g × 4,18 j/kgoC × -4 oC

Q = 426,36 J

∆H = Q : mol

∆H = 426,36 J/0,01136 mol ∆H = 37 531,69 J/mol

∆H = 37,53 kJ/mol

c) Tuliskan persamaan reaksinya ?

CO(NH2)(s) + H2O(l) → CO(NH2)(aq) + H2O(l) ∆H = 37,53


kJ/mol

7. Gambarlah diagram tingkat energi diatas ( no 5 C ) dengan langkah langkah


seperti berikut.

d) Gunakan sumbu vertikal sebagai entalpi ( H ).

e) Gambar ∆H reaksi dengan anak panah, arah ∆H ( + ) ke atas dan ∆H ( -


) kebawah

f) Tulis reaktan ( R ) dan produk ( P ) pada kotak yang tersedia.

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 22
Catatan : arah ∆H selalu dari R ke P

∆H
CO(NH2)(s) + H2O(l)
Entalpi

∆H = 37,53 kJ/mol

CO(NH2)(aq) + H2O(l)

1. LAMPIRAN PERHITUNGAN

SMA Negeri 11 Surabaya.


Page 23

Anda mungkin juga menyukai