Anda di halaman 1dari 7

Kasus Teori

Identitas : hipopituitarisme bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa. Baik pria maupun wanita,
pada anak-anak bisa menyebabkan dwarfisme (kelainan tinggi badan) dan keterlambatan
pubertas.
Keluhan utama : pasien mengatakan keletihan/kelemahan, fatigue (mudah lelah), nausea,
fomitus, anoreksia, penurunan berat badan, kulit keriput, dwarfisme, menstruasi tidak teratur
(amenorea), konstipasi,
Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan adanya infeksi/ inflamasi, tumor, penyakit
granulomatosa, trauma/infark pituitary, kelainan kongenital.
Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan pernah hipotiroidisme, diabetes insipidus.
Riwayat penyakit keluarga : kaji apakah ada anggota keluarga pasien mengalami penyakit
yang sama
Pemerisaan fisik :
- Kaji bentuk badan, tinggi badan, dan berat badan. Pada pasien hipopituitarisme mengalami
gangguan pertumbuhan tinggi badan
B1(breathing) : -
B2 : (blood) : bradikardi (nadi), hipotermi (suhu), hipotensi (tekanan darah)
B3 (brain) : proses berfikir lambat, fatigue, penurunan respon stress
B4 (bladder) : -
B5 (bowel) : nausea, fomitus, anoreksia, BB menurun, hipoglikemi, konstipasi
B6 (bone) : kurangnya kekuatan otot, intoleransi terhadap dingin, letargi, kulit kering, pucat,
dwarsisme, oseteoporosis, kulit keriput, letih, lemah, depigmentasi kulit.
- Kaji dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien memenuhi kebutuhan dasarnya.
Data Penunjang :
1. Pemeriksaan kadar tiroksin (T4 ): serum yang rendah mengindikasikan penurunan
fungsi kelenjar tiroid
2. Pemeriksaan kimia darah: menunjukkan penurunan kadar kortisol, GH, kortikotripin,
TSH, LH, FSH,glukosa dan gonadotropin
3. Pemeriksaan Laboratorium : menunjukkan kadar glukosa serum puasa menurun
4. Radioimmunoassay: menunjukkan kadar beberapa atau semua hormon pituitari
plasma,yang disertai hipofungsi organ-akhir, kadar T4, estrogen ,dan testosteron rendah
menunjukkan kegagalan pituitari.
5. Uji provokatif: menunjukkan kadar kortisol rendah, kadar kortikotropin rendah
6. Pengukuran kadar GH: menunjukkan kadar GH yang rendah
7. CT scan dan MRI, foto polos kepala, poliomografi berbagai arah, pneumoensefalografi,
rontgen dan angiografi serebral: memastikan adanya tumor intraselular atau
ekstraselular.
8. Pemeriksaan lapang pandang
a. Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan
b. Adanya tumor hipofisis yang menekan optic

Penatalaksanaan :

Analisa Data :

No Data Etiologi Masalah

1 Ds : - Penurunan aliran Perfusi Perifer Tidak


arteri dan/atau vena Efektif
Do :
- nadi perifer menurun atau tidak teraba
- akral teraba dingin
- CRT >3dtk
- warna kulit pucat
- turgor kulit menurun

2 Ds : pasien mengeluh kedinginan Kerusakan Hipotermia


Hipotalamus
Do :
- kulit teraba dingin
- menggingil
- suhu tubuh dibawah nilai normal
(36,5-37,5˚C)
- bradikardi
- hipoksia
- CRT > 3detik
- ventilasi menurun
3 Ds : pasien mengatakan nafsu makan Peningkatan Defisit nutrisi
menurun kebutuhan
metabolisme
Do :
- BB menurun
- otot pengunyah dan menelan lemah
- membran mukosa pucat
- rambut rontok berlebihan
- bising usus hiperaktif
- serum albumin turun

Rumusan Masalah Keperawatan :

1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan/atau vena
dibuktikan dengan nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, CRT
>3dtk, warna kulit pucat, turgor kulit menurun.
2. Hipotermia berhubungan dengan kerusakan hipotalamus dibuktikan dengan pasien
mengeluh kedinginan, kulit teraba dingin, menggingil, suhu tubuh dibawah nilai
normal (36,5-37,5˚C), bradikardi, hipoksia, CRT > 3detik, ventilasi menurun.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme dibuktikan
dengan pasien mengatakan nafsu makan menurun, BB menurun, otot pengunyah dan
menelan lemah, membran mukosa pucat, rambut rontok berlebihan, bising usus
hiperaktif, serum albumin turun.
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil

1. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Intervensi utama


efektif berhubungan intervensi Perawatan sirkulasi
dengan penurunan keperawatan selama *observasi
aliran arteri dan/atau 2x24 jam maka - periksa sirkulasi
vena dibuktikan perfusi perifer perifer (nadi perifer,
dengan nadi perifer meningkat dengan suhu, pengisian
menurun atau tidak kriteria hasil : kapiler)
teraba, akral teraba - denyut nadi perifer - identifikasi faktor
dingin, CRT >3dtk, meningkat (60- risiko gangguan
warna kulit pucat, 100x/menit) sirkulasi
turgor kulit - warna kulit pucat *terapeutik
menurun. menurun - hindari pemasangan
- kelemahan otot infuse atau
menurun (skala pengambilan darah di
kekuatan otot 5) area keterbatasan
- pengisian kapiler perfusi
cukup membaik - hindari pengukuran
- akral cukup tekanan darah pada
membaik ekstremitas dengan
- turgor kulit cukup keterbatasan perfusi
membaik (2-5 detik) *edukasi
- tekanan darah - anjurkan minum
sistolik cukup obat pengontrol
membaik (normal tekanan darah secara
TD sistolik: 110-120 teratur
mmHg) - anjurkan melakukan
- tekanan darah perawatan kulit yang
diastolic cukup tepat
membaik (normal
TD diastolic: 70-80 Intervensi pendukung
mmHg) Dukungan kepatuhan
progam pengobatan
*observasi
- identifikasi
kepatuhan menjalani
program pengobatan
*terapeutik
- buat komitmen
menjalani program
pengobatan dengan
baik
- libatkan keluarga
untuk mendukung
program pengobatan
yang dijalani
*edukasi
- informasikan
program pengobatan
yang harus dijalani

2 Hipotermia Setelah dilakukan Intervensi utama


berhubungan dengan intervensi Managemen
kerusakan keperawatan selama hipotermia
hipotalamus 2x24 jam maka *observasi
dibuktikan dengan termoregulasi - monitor suhu tubuh
pasien mengeluh membaik dengan - identifikasi
kedinginan, kulit kriteria hasil : penyebab hipotermia
teraba dingin, - menggigil menurun *terapeutik
menggingil, suhu - kulit merah - sediakan lingkungan
tubuh dibawah nilai menurun yang hangat
normal (36,5- - kejang menurun - ganti pakaian atau
37,5˚C), bradikardi, - pucat menurun linen yang basah
hipoksia, CRT > - bradikardi - lakukan
3detik, ventilasi menurun (normal penghangatan aktif
menurun. denyut jantung 60- internal missal infuse
100x/menit) cairan hangat
- suhu tubuh - lakukan
membaik (36,5- penghangatan pasit
37,5˚C) missal dengan
- suhu kulit memberi selimut
membaik *edukasi
- kadar glukosa - anjurkan
darah membaik makan/minum hangat
- ventilasi membaik
- pengisian kapiler Intevensi pendukung
membaik Kompres panas
- tekanan darah *observasi
membaik - identifikasi
kontraindikasi
kompres panas
- periksa suhu alat
kompres
- identifikasi kondisi
kulit yang akan
dilakukan kompres
panas
*terapeutik
- pilih metode
kompres yang nyaman
dan mudah didapat
- pilih lokasi kompres
- balut alat kompres
dengan kain
pelindung, jika perlu
*edukasi
- jelaskan prosedur
penggunaan kompres
panas
- ajarkan cara
menghindari
kerusakan jaringan
akibat panas

Pemberian Obat
*observasi
- identifikasi
kemungkinan alergi,
interaksi,
kontraindikasi,
kadaluarsa, efek
samping obat
- identifikasi tanda
vital dan nilai
laboratorium sebelum
pemberian obat
*terapeutik
-perhatikan posedur
pemberian obat yang
aman dan akurat
- fasilitasi minum obat
*edukasi
- jelaskan jenis obat,
alasan pemberian, dan
efek sampingnya
*kolaborasi
-kolaborasi pemberian
obat dengan dokter
sesuai indikasi
3 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Intervensi utama
berhubungan dengan intervensi Management nutrisi
peningkatan keperawatan selama *observasi
kebutuhan 2x24 jam maka - identifikasi status
metabolisme status nutrisi nutrisi
dibuktikan dengan membaik dengan - monitor asupan
pasien mengatakan criteria hasil : makanan
nafsu makan - porsi makan yang - monitor berat badan
menurun, BB dihabiskan *terapeutik
menurun, otot meningkat - lakukan oral hygiene
pengunyah dan - kekuatan otot sebelum makan
menelan lemah, penguyah meningkat - sajikan makanan
membran mukosa - kekuatan otot yang menarik dan
pucat, rambut rontok menelan meningkat suhu yang sesuai
berlebihan, bising - serum albumin *edukasi
usus hiperaktif, meningkat - anjurkan posisi
serum albumin - perasaan cepat duduk jika mampu
turun. kenyang menurun *kolaborasi
- BB membaik - kolaborasi dengan
- IMT membaik ahli gizi untuk
(normal imt : 18,5 – menentukan jumlah
22,9) kalori dan jenis
-nafsu makan nutrien yang
membaik dibutuhkan
- membrane mukosa
membaik Intervensi pendukung
Pemantauan nutrisi
*observasi
- identifikasi
perubahan berat badan
- identifikasi
kemampuan menelan
- monitor mual dan
muntah
- monitor hasil lab
missal kadar albumin
*terapeutik
- timbang berat badan
- hitung perubahan
berat badan
*edukasi
- jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- informasikan hasil
pemantauan

Anda mungkin juga menyukai