TERMOKIMIA
(Jenis- Jenis Perubahan Entalpi Standar Dan Penetuan Perubahan Entalpi Reaksi )
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
B. Tujuan
Setelah guru menjelaskan berbagai jenis entalpi, siswa kelas XI SMA dapat Memahami
berbagai jenis entalpi reaksi (entalpi pembentukan, entalpi pembakaran, entalpi
penguraian, entalpi pelarutan, entalpi netralisasi, entalpi penguapan, entalpi peleburan
dan entalpi sublimasi) beserta contohnya.
Setelah guru menjelaskan cara menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, siswa
kelas XI SMA dapat menentukan H reaksi dengan kalorimeter.
Setelah guru menjelaskan cara menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, siswa
kelas XI SMA dapat menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess.
Setelah guru menjelaskan cara menentukan H reaksi berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, siswa kelas XI SMA dapat menentukan H reaksi berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar.
Setelah guru menjelaskan cara menentukan H reaksi berdasarkan data energi ikatan,
siswa kelas XI SMA dapat menentukan H reaksi berdasarkan data energi ikatan.
C. Materi Ajar
1. Jenis-Jenis Perubahan Entalpi Standar
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi selalu dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Apabila suhu zat semakn tinggi, maka perubahan entalpinya semakin besar. Keadaan
standar adalah keadaan normal disekitar kita. Lebih mudahnya, para ilmuwan telah
menetapkan kalau keadaan standar itu jika suhu 25°C (298 K) dan tekanan 1 atm (76
cmHg). Terdapat 4 jenis perubahan entalpi standar, yaitu :
a. Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH°f)
Yaitu, perubahan entalpi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada keadaan
standar
Contoh :
ΔH°f 1 mol H2O (g) adalah -285,85 kJ. Dalam persamaan reaksi dapat ditulis :
H2 (g) + ½ O2 (g) → H2O (g) ΔH°f = -285,85 kJ/mol
b. Perubahan entalpi penguraian standar (ΔH°d)
Yaitu, perubahan entalpi penguraian 1 mol senyawa membentuk unsur-unsurnya pada
keadaan standar.
Contoh :
ΔH°d 1 mol gas CO2 adalah -94,1 kJ. Dalam persamaan reaksi dapat ditulis :
CO2 (g) → C (s) + O2 (g) ΔH°d = -94,1 kJ/mol
c. Perubahan entalpi pembakaran standar (ΔH°c)
Yaitu, perubahan entalpi pada pembakaran 1 mol zat secara sempurna dengan oksigen
pada keadaan standar.
Contoh :
ΔH°c 1 mol gas C2H6 adalah -84,86 kJ. Dalam persamaan reaksi dapat ditulis :
C2H6 (g) + 7/2 O2 (g) → 2CO2 (g) + 3H2O (g) ΔH°c = -84,86 kJ / mol
d. Perubahan entalpi pelarutan standar (ΔH°sol)
Yaitu, perubahan entalpi yang diperlukan atau dilepaskan ketika 1 mol zat melarut dalam
suatu pelarut pada keadaan standar.
Contoh :
ΔH°s 1 mol NaCl adalah +3,9 kJ. Dalam persamaan reaksi dapat ditulis :
NaCl (s) → NaCl (aq) ΔH°sol = +3,9 kJ/mol
e. Perubahan entalpi netralisasi standar (ΔH°n)
Yaitu, perubahan entalpi yang diperlukan atau dilepaskan untuk menetralkan 1 mol asam
oleh basa atau 1 mol basa oleh asam yang diukur pada keadaan standar.
Contoh :
2NaOH(aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2H2O(l)
ΔH°reaksi = -200 kJ
−200 𝑘𝐽 𝑘𝐽
ΔH°n NaOH = = −100 𝑚𝑜𝑙
2 𝑚𝑜𝑙
−200 𝑘𝐽
ΔH°n H2SO4 = = −200 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
1 𝑚𝑜𝑙
Q = m . c . ΔT
Keterangan :
Q = Jumlah kalor (joule)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis (Jg-1C-1)
ΔT = Perubahan suhu (Takhir – Tawal) (°C)
Kalor jenis (c) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan 1 g zat sebesar 1
°C atau 1 K. Sementara itu, kapasitas panas (C) adalah jumlah panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu sebesar 1 °C.
Q = C . ΔT
−𝑄
ΔH = 𝑚𝑜𝑙
Keterangan :
Q = Jumlah kalor (joule)
C = Kapasitas kalor (JC-1)
ΔT = Perubahan suhu (Takhir – Tawal) (°C)
ΔH = Perubahan entalpi
b. Penentuan ΔH reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar (ΔH°f)
Penentuan perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan cara menetukan selisih entalpi
pembentukan standar antara produk dan reaktan.
Misalnya :
aAB + bCD → cAD + dBC
maka : ΔH reaksi = ( c x ΔH°f AD + d x ΔH°f BC) - ( a x ΔH°f AB + b x ΔH°f CD)
c. Penentuan ΔH reaksi berdasarkan hukum Hess
Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung satu tahap. Ada pula raksi kimia yang
berlangsung melalui beberapa tahap dan tiap-tipa tahap memiliki sejumlah kalor tertentu.
Berdasarkan diagram dibawah dinyatakan bahwa zat A dapat diubah secara langsung
menjadi zat B denga perubahan entalpi sebesar ΔH. Namun, secara tidak langsung zat A
diubah menjadi zat B dengan cara dengan cara mengubah zat A menjadi zat C dengan
perubahan perubahan entalpi sebesar ΔH1. Selanjutnya, zat Cdiubah menjadi zat B
dengan perubahan entalpi sebesar ΔH2.
B
ΔH
B
A ΔH2
ΔH C
ΔH2
ΔH1 ΔH1
C A
Menurut Henry Hess, besarnya kalor reaksi suatu reaksi yang berlangsung beberapa tahap
ditentukan sebagai berikut :
1) Apabila suatu reakdi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar , kalor reaksi juga
merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang menyertai reaksi-reaksi tersebut.
2) Kalor reaksi yang ditentukan/diserap tidak bergantung jalannya reaksi, tetapi
bergantung pada kondisi zat – zat yang bereaksi dan zat –zat hasil reaksi.
ΔH = ΔH1 + ΔH2
=====
d. Penentuan ΔH reaksi berdasarkan energi ikatan
Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1
mol suatu senyawa berwujud gas pada keadaan standar menjad atom-atom penyusunnya.
Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam molekulnya, energi
ikatan dibedakan menjadi tiga sebagai berikut :
1) Energi atomisasi
Energi atomisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan kimia
dalam 1 mol senyawa menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas.
Contoh :
CH4 (g) → C(g) + 4H(g) ΔH = 1668 kJ
Molekul CH4 memiliki 4 ikatan C-H. Jika energi ikatan C-H = 417 kJ, energi
atomisasi pada CH4 = 4 x 417 kJ = 1668 kJ.
2) Energi disosiasi ikatan
Energi disosiasi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan salah satu
ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.
Contoh :
CH4 (g) → CH3(g) + H(g) ΔH = 431 kJ
Energi ikatan untuk memutuskan 1 atom H dari molekul CH4 sebesar 431 kJ.
3) Energi ikatan rata-rata
Energi ikatan rata-rata adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
atom-atom pada suatu senyawa. Perubahan entalpi reaksi ditentukan dari energi
ikatan rata-rata setiap zat yang terlibat dalam reaksi.
Contoh :
CH4 (g) → C(g) + 4H(g) ΔH = 1668 kJ
1668 𝑘𝐽
Energi ikatan rata-rata C-H = = 417 𝑘𝐽
4
(LKS)