Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN FISIKA

( AKPC4302 )

“SILABUS”

DOSEN PENGAMPU :

Abdul Salam M. M.Pd.

DISUSUN OLEH:

Era Nurkumala Sari (1810121120013)

Norhalimah (1810121120003)

Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Silabus” Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan
nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan ke alam yang terang benderang.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-


banyaknya untuk Bapak Abdul Salam M. M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran Fisika yang telah menyerahkan kepercayaannya
kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga
berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan kita semua
terkait dengan pembelajaran fisika.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat. kami juga yakin bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah
ini lebih baik ke depannya.

Banjarmasin, 30 Agustus 2019

Penyusun

[i]
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I ( PENDAHULUAN ) .................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 2

C. TUJUAN ......................................................................................................... 2

BAB II ( PEMBAHASAN)..................................................................................... 3

A. PENGERTIAN SILABUS ............................................................................. 3

B. LANDASAN PENGEMBANGAN SILABUS .............................................. 4

C. PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS ..................................................... 4

D. KOMPONEN SILABUS ................................................................................ 5

E. PROSEDUR PENGEMBANGAN SILABUS .............................................. 7

F. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN SILABUS ................................. 8

BAB III ( PENUTUP ) .......................................................................................... 18

A. KESIMPULAN ............................................................................................ 18

B. SARAN ......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

[ ii ]
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan
dengan kemampuan pengawas dalam rangka pembinaan dan pengembangan
kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di
sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus
memiliki kemampuan untuk membantu guru dalam mengembangkan silabus
sebagai sarana/pedoman dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Sejalan dengan adanya kebijakan baru dalam dunia pendidikan di
Indonesia yang diawali dengan adanya UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, telah dibentuk suatu Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)
yang salah satu tugasnya mengembangkan standar kompetensi dan standar isi.
Standar kompetensi terdiri atas standar kompetensi lulusan (SKL), standar
kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP), standar kompetensi mata
pelajaran (SKMP),
dan kompetensi dasar (KD). Standar isi terdiri atas kerangka dasar, struktur
kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan. Kedua standar tersebut
dijadikan sebagai panduan dalam penyusunan kurikulum operasional pada tingkat
satuan pendidikan. Dengan adanya kebijakan baru tersebut, maka pengembangan
kurikulum secara operasional sampai dengan penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang lebih spesifik menjadi tanggung jawab sekolah.
Silabus pada dasarnya merupakan rencana pembelajaran jangka panjang
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus sebagai suatu rencana pembelajaran diperlukan sebab proses pembelajaran
di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Selain itu,

[1]
proses pembelajaran sendiri pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata
dan diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam
pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi dasar
dapat tercapai secara efektif.
Memperhatikan hal di atas, salah satu peran yang harus dilakukan
pengawas sekolah adalah bagaimana mengarahkan pihak pengelola sekolah,
khususnya guru, agar dalam penyusunan silabus didasarkan atas pertimbangan
yang matang supaya siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Silabus
yang dikembangkan dengan tepat dan efektif akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Komponen-komponen dalam silabus
tersebut harus disusun dan dikembangkan secara sistematis dan sistemik, dan
dalam pengembangannya harus berorientasi pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dikembangkan oleh BSNP.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan silabus?
2. Apa saja landasan pengembangan dari silabus?
3. Bagaimana cara menyusun silabus?
4. Apa saja komponen-komponen dari silabus?
5. Bagaimana contoh dari silabus?

C. TUJUAN
1. Dapat menjelaskan definisi dari silabus
2. Dapat menyebutkan dan menjeaskan landasan pengembangan dari silabus
3. Dapat menjelaskan cara menyusun silabus
4. Dapat menyebutkan dan menjelaskan komponen-komponen dari silabus
5. Dapat membuat contoh dari silabus

[2]
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SILABUS
Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum berupa
penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai
SK dan KD, sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang
harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya,
yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal
(ideal/potential curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan
kurikulum aktual (actual/real curriculum).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus dapat didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran.” (Salim, 1987). Seperti yang diketahui,
dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran terlebih dahulu ditentukan
SK. Dengan kata lain pengembangan kurikulum dan pembelajaran harus
mampu menjawab pertanyaan: (1) Apa yang akan diajarkan (2) Bagaimana
cara melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode, media (3) Bagaimana dapat
diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai (indikator dan penilaian). Silabus
merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup
panjang (satu semester).
Melalui silabus dapat ditelaah standar kompetensi dan kompetensi yang
akan dicapai, materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi,
serta bagaimana cara mengukur keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan
tampak apakah hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya

[3]
harmonis atau tidak. Karena itu kedudukan silabus dalam telaah kurikulum
tingkat satuan pendidikan sangatlah penting.
(Depdiknas, 2008)

B. LANDASAN PENGEMBANGAN SILABUS


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2) yang berbunyi: Sekolah dan
komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah,mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka
dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD,
SMP, SMA dan SMK dan departemen yang menangani urusan pemerintah
di bidang agama untuk MI, MTs, MA dan MAK.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 20 yang berbunyi: Perencanaan proes
pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

C. PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS


Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip. Prinsip
tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam
pengembangan silabus ini, yaitu:
1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektural, sosial,
emosional dan spiritual peserta didik.
3) Sistematis

[4]
Komponen-komponen silabus berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
6) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi. Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran 18
7) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).

D. KOMPONEN SILABUS
Silabus merupakan acuan untuk penyusunan kerangka pembelajaran yang
digunakan untuk tiap-tiap bahan kajian suatu mata pelajaran. Pada tulisan kali
ini khusus akan diuraikan apa saja komponen-komponen yang termuat di
dalamnya. Adapun komponen-komponen (minimal) tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Identitas Mata Pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan dan tidak
dicantumkan untuk TK dan SD terutama kelas rendah).

[5]
2. Identitas Sekolah meliputi nama satuan pendidikan atau nama sekolah dan
kelas.
3. Kompetensi Inti, yaitu suatu deskripsi secara kategorial tentang kompetensi
pada ranah sikap, pengetahuan dan keterapilan yang harus dipelajari untuk
dikuasai setiap peserta didik pada suatu tingkat atau jenjang sekolah, kelas,
dan mata pelajaran.
4. Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan spesifik yang meliputi aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
Tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A, dan tidak terdapat pada jenjang yang
lebih tinggi).
5. Materi Pokok. Materi pokok ini adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-
prinsip, serta prosedur-prosedur yang terkait dan sesuai, kemudian
dituliskan melalui wujud butir-butir sehingga bersesuaian dengan rumusan
Indikator Pencapaian Kompetensi.
6. Pembelajaran, merupakan suatu rangkaian aktivitas belajar-mengajar yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik sehingga melaluinya diharapkan
akan tercapai kompetensi yang diharapkan.
7. Penilaian, adalah suatu proses dari tahap pengumpulan hingga pengolahan
beragam informasi agar dapat ditentukan bagaimana pencapaian hasil
belajar siswa.
8. Alokasi Waktu, di mana waktu yang dialokasikan haruslah berseuaian
dengan total atau jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum 2013
sekolah yang bersangkutan selama rentang waktu satu semester atau satu
tahun.
9. Sumber Belajar, di mana diharapkan bahwa untuk pelaksanaan
pembelajaran untuk implementasi Kurikulum 2013 dapat bervariasi
misalnya dalam bentuk buku, media cetak (koran atau majalah) dan media
elektronik atau multimedia, atau alam sekitar serta sumber-sumber belajar
lain yang relevan.
(Permendikbud, 2013)

[6]
E. PROSEDUR PENGEMBANGAN SILABUS
Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-
prinsip sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur
pengembangan silabus yang tepat yaitu melalui tahapan sebagai berikut:
1. Perancangan (Design).
Tahap ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan
menetapkan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk
setiap mata pelajaran (disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan
dalam melihat hubungan antar komponen).
2. Validasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang telah
disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan
lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian, substansi
materi pokok, maupun cakupan isi dalam komponen-komponen silabus yang
lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara meminta tanggapan dari
pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti ahli disiplin
keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi ternyata masih
banyak hal yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya dilakukan
penyempurnaan atau perancangan ulang sampai diperoleh silabus yang siap
diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila silabus itu dikembangkan
oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan beberapa sekolah yang hasilnya
akan dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran.
3. Pengesahan.
Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan
agar memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap
pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi sudah
bisa dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian.

[7]
4. Sosialisasi.
Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang
lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan dipercaya
untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan
perlu disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana
kurikulum.
5. Pelaksanaan.
Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawali
dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai
dengan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
6. Evaluasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah
dikembangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil evaluasi ini
dapat diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, silabus dapat segera
di perbaiki dan disempurakan.

F. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN SILABUS


Secara umum proses penyusunan silabus terdiri atas delapan langkah utama
sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas mata pelajaran
Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama sekolah, mata pelajaran,
ditujukan untuk kelas berapa, pada semester mana, dan alokasi waktu yang
dibutuhkan. Perlu juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan
dicapai.
2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan
minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester
untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi

[8]
dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP. Para pengembang
silabus perlu mengkaji secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi;
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar
dan indikator. Jenis materi pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur,
atau keterampilan. Materi pokok dalam silabus biasanya dirumuskan dalam
bentuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan. Untuk mengidentifikasi
materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik;
b. Relevansi dengan karakteristik daerah,
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. Struktur keilmuan;
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h. Alokasi waktu.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran ini dapat berupa kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka.
Kegiatan tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi
langsung antara guru dengan siswa (ceramah, tanya jawab, diskusi, kuis, tes).

[9]
Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran yang bukan interaksi
langsung guru-siswa (mendemonstrasikan, mempraktikkan, mengukur,
mensimulasikan, mengadakan eksperimen, mengaplikasikan, menganalisis,
menemukan, mengamati, meneliti, menelaah), kegiatan pembelajaran
kontekstual, dan kegiatan pembelajaran kecakapan hidup. Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar
baik di dalam maupun di luar kelas. Pengalaman belajar memuat kecakapan
hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam
kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
6. Penentuan Jenis Penilaian

[ 10 ]
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
7. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai

[ 11 ]
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Silabus
mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan
untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan
pendidikan. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan
per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang
sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan
penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.
8. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar
didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
H. Format Silabus
Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponen-
komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus yang
disarankan terdiri dari: identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen-komponen
tersebut sebaiknya disusun dalam format dan sistematika yang jelas. Format
berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan sistematika berkaitan
dengan urutan penyajian komponen silabus. Format silabus ini sebaiknya
disusun dalam bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah dalam
melihat keterhubungan antar komponen.

[ 12 ]
Contoh Format Silabus
Silabus
Sekolah : ……………………………………………………………
Mata pelajaran : ……………………………………………………………
Kelas/Semester : ……………………………………………………………
Alokasi waktu : ……………………………………………………………
Standar kompetensi : ……………………………………………………………

Materi Pokok/ Kegiatan


Kompetensi dasar Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Rujukan
Pembelajaran Pembelajaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

[ 13 ]
Contoh Format Silabus Pembelajaran Terpadu
Silabus
Sekolah : ……………………………………………………………
Kelas/Semester : ……………………………………………………………
Alokasi waktu : ……………………………………………………………
Tema : ……………………………………………………………
Standar kompetensi : ……………………………………………………………

Mata Kompetensi Materi Pokok/ Kegiatan Sumber


Indikator Penilaian alokasi Waktu
Pelajaran dasar Pembelajaran Pembelajaran Rujukan

Memuat materi Memuat Memuat


Memuat KD Memuat alternatif Memuat
pembelajaran jenis, bentuk, alokasi waktu
Hasil pengalaman belajar indikasi Memuat jenis
hasil dan macam yang
Diisi nama penjabaran peserta didik yang ketercapaian sumber
penjabaran penilaian diperlukan
mata dari SK yang terpilih yang dapat KD yang bahan/alat
masing- yang akan untuk
pelajaran telah dipakai untuk telah yang
masing KD digunakan menguasai
dirumuskan mencapai dirumuskan digunakan.
yang telah untuk melihat masing-masing
dalam SI. penguasaan KD. dalam SI
dirumuskan hasil belajar KD

[ 14 ]
SILABUS
Sekolah : SMA Negeri 1 Cendekia Makasar
Kelas/ Semester : X (Sepuluh) / 1 (satu)
Mata Pelajaran : Fisika

Standar Kompetensi : Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.


Penilaian
Kompetensi Materi alokasi Sumber
Kegiatan Pembelajaran Indikator Bentuk
dasar Pembelajaran Teknik Contoh instrumen Waktu Rujukan
instrumen
1.1 Mengukur Pengukuran  Membuat daftar (tabel)  Menggunakan alat Tes Uji petik Isilah tabel berikut 6 × 40’ Buku Fisika
besaran massa, nama besaran, alat ukur besaran untuk kerja dengan mengamati SMA dan MA
fisika panjang, dan ukur, cara mengukur, panjang, massa dan kerja produk skala pada beberapa Jl. 1A (Exis)
(massa, waktu. dan satuan yang waktu dengan alat-alat ukur h. 1-52,
Panjang, dan digunakan secara beberapa jenis alat panjang. tentukan nst lembar kerja,
waktu) individu yang berlaku ukur. serta alat dan bahan
di daerah setempat ketidakpastiannya. praktikum.
(misalnya: untuk
ukuran massa: mayam
di Sumut, untuk
ukuran panjang :
tumbak di Jabar).

 Mengukur besarana  Mengukur Besaran Tes Tes PG Pasangan besaran


panjang, massa dan panjang, massa, tertulis dan satuan yang
waktu dengan dan waktu dengan berdasarkan satuan

[ 15 ]
beberapa jenis alat mempertimbangka sistem internasional
ukur: mistar,milimeter, n ketelitian dan adalah
jangka sorong, ketepatan. a. waktu, menit
mikrometer sekrup, b. panjang, inci
neraca lengan, neraca c. massa, kilogram
pegas, dan stopwatch d. suhu, Celsius
secara berkelompok di e. jumlah zat, candela
sekolah.

 Mengolah hasil Tes Uraian Apa yang harus


pengukuran dengan dilakukan agar
mempertimbangkan pengukuran memiliki
kesalahan relatif kesalahan sekecil
pengukuran dalam mungkin.
diskusi kelas.
1.2 Melakukan Penjumlahan  Menggambar vektor,  Menjumlahkan dua Tes Tes PG Besar vektor A=3 6 × 40’ Buku Fisika
penjumlahan vektor resultan vektor, vektor atau lebbih tertulis satuan dan besar SMA dan MA
Vektor komponen vektor serta secara grafis. vektor B=4 satuan. Jl. 1.A (Exis)
menghitung besar dan Bila besar vektor h. 53-72 dan
arah resultan vektor resultan (A+B) = 5 buku referensi
dalam diskusi kelas. satuan, maka sudut yang relevan.
antara vektor A dan
 Melakukan percobaan vektor B adalah...0
untuk menemukan a. 30
resultan dua vektor b. 45
sebidang. c. 60
d. 73
e. 90

[ 16 ]
 Menerapkan operasi  Menjumlahkan dua Tes Tes uraian Tentukan resultan
vektor dalam vektor secara tertulis dari gaya berikut:
pemecahan masalah analisis. 50N dengan
secara individu. membentuk 300
terhadap sumbu +X,
gaya 80N dengan
membentuk sudut
135 terhadap sumbu
+X dan 300 N dengan
membentuk sudut
2400 terhadap sumbu
+X

[ 17 ]
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup standar kkompetensi, kompetensi dasar, materi pokok
atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus disusun
secara mandiri oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis setiap sekolah
apabila guru di sekolah yang bersangkutan mempu mengenali karakteristik
peserta didik dan lingkungan kondisi sekolah. Dalam pengembangan silabus
haruslah berlandaskan pada PP Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat 2 dan PP Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
20. Prinsip pengembangan silabus meliputi: ilmiah, relevan, sistematis,
konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Dan
dalam penyusunan Silabus terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan
yaitu mulai dari mengisi kolom identitas mata pelajaran sampai dengan
membuat format silabus, agar terciptanya silabus yang sesuai dengan
karakteristik siswa serta lingkungan sekolah.

B. SARAN
Sebaiknya setiap guru mampu mengembangkan silabus sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sesuai dengan karakteristik serta visi misi sekolah,
sehingga keefektivitas kegiatan belajar-mengajar dan penyusunan perangkat
pembelajaran dapat tercapai optimum.

[ 18 ]
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2008). Pedoman Umum Pengembangan Silabus Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Harianto, I., Hidayat, A., & Koes, S. (2016). Analisis Perencanaan


Pembelajaran Guru Fisika SMA dalam Mengintegritaskan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa. 302.

Nana, S. (1988). dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Pendidikan, B. S. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP.

Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor


65 tahun 2013 tentang Standar Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Salim, P. (1987). The Contemporary English Indonesian Dictionary. Jakarta:


Modern English Press.

Trianto. (2011). Model Pembelajaran terpadu Konsep, Strategi dan


Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .
jakarta: PT Bumi Aksara.

Udin S, Winataputra. (1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat


Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

[ 19 ]

Anda mungkin juga menyukai