Disusun oleh :
Nim : A1C318026
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Encoder dan Decoder
II. Tujuan :
1. Memahami pengertian dari enkoder dan dekoder.
2. Mampu membedakan enkoder dan dekoder.
3. Dapat merangkai Rangkain Decoder 2 to 4
4. Dapat merangkai Rangkain Encoder 4 to
III. Landasan Teori
INPUT OUTPUT
A1 A2 A3 A4 D1 D0
1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1
0 0 1 0 1 0
0 0 0 1 1 1
Persamaan Boolean :
D0 = A2+ A4
D1 = A3 + A4
Sedangkan decoder merupakan kebalikan dari encoder. Decoder adalah suatu
rangkaian kombinasi yang mengubah suatu sandi biner dengan n variabel masukan
menjadi m saluran keluaran. Dengan syarat m ≤ 2.
INPUT OUTPUT
A1 A0 D3 D2 D1 D0
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
One type of encoder and decoder ia CRC 15. CRC implementations for CRC
encoders and decoders are presented in various publications, but no implementations
has been made for CAN applications using CRC-15. Also, CRC-15 design that includes
significant procedures in achieving an appropriate software utilizations to hardware are
not been realized. In addition, no DSP algorithms such as pipelining, utilization and
retiming has been deployed for CRC-15 (Juan, 2015 : 14).
Ketiga teknik pengolahan data tersebut dapat diaplikasikan pada sisi pengirim
data (encoder) dan pada sisi penerima data (decoder). Pada sistem satelit, Payload Data
Handling (PDH) melakukan fungsi encoder yaitu melakukan proses kompresi, enkripsi
dan encoding untuk data yang akan ditransmisikan, sedangkan sisi ruas bumi akan
melakukan proses decoding, dekripsi dan dekompresi untuk data yang diterima.
Konsep utama dari teknik encoding paralel adalah dengan membagi beban proses
perhitungan data parity kepada beberapa modul encoder sehingga secara keseluruhan
akan mempercepat proses encoding. Format data dan skema encoding yang digunakan
dalam penelitian ini sama seperti pada sistem PDH sebelumnya yaitu berdasarkan
rekomendasi CCSDS. Untuk menghasilkan encoder dengan kinerja yang optimal maka
dibutuhkan sebuah modul perkalian dalam Galois Field yang hanya membutuhkan
gerbang logika primitif yaitu gerbang AND, OR, NOT atau XOR (Hakim, 2014 : 117-
121)
Pada berkembang sangat pesat sekarang ini perlu dihasilkan sistem komunikasi
yang handal. Kesalahan yang disebabkan oleh noise maupun interferensi ketika data/bit
melewati media transmisi harus dikurangi. Untuk itu perlu diterapkan suatu algoritma
pengkodean yang dapat mendeteksi (error detection) sekaligus memperbaiki kesalahan
bit (error corection). Kode BCH merupakan salah satu metode pendeteksi dan
pengoreksi error yang terjadi secara acak, yang mampu mengoreksi beberapa kesalahan
(multiple error) sekaligus dan merupakan pengembangan dari metode kode Hamming
(Sutarto, 2014 : 29).
Kode Hamming merupakan salah satu jenis error correcting code yang sederhana,
kode Hamming banyak digunakan pada berbagai peralatan elektronik. Didalam
TMS320C6416 dibangun encoder dan decoder. Kemudian encoder dan decoder ini
dievaluasi dengan mengubah-ubah sinyal yang diterima oleh penerima,artinya sama
dengan berubahnya Eb/No, kode ini mampu mengurangi kesalahan. Bit steam dari
sumber data yang masuk ke encoder dikodekan dengan menggunakan suatu generator.
Encoder kode Hamming akan menghasikan n bit output codeword yang terdiri dari k
bit informasi dan m bit parity. Pada proses encoding kode Hamming, n bit output
codeword dihasilkan dengan mengalikan k bit matriks informasi dengan generator
matriks yang mempunyai ukuran matriks n x k. Fungsi dari sebuah dekoder kode
Hamming adalah untuk mendeteksi kesalahan syndrome error dan juga untuk
memperbaiki kesalahan yang timbul pada syndrome error (Wismal, 2014:40-41).
V. Prosedur Percobaan
1. Decorder 2 to 4
a. Pastikan catu daya dalam posisi OFF. Pasangkan IC TTL 7404 (NOT) dan
7408 (AND) pada projectboard. Pasangkan kabel untuk memberi catu daya pada
IC tersebut.
b. Susun rangkaian seperti pada gambar. Sinyal-sinyal masukan dihubungkan
dengan saklar-saklar masukan, dan sinyal-sinyal keluaran dengan peraga LED
c. Variasikan nilai masukan I0 dan I1 berurutan seperti yang tertera pada tabel,
dan amati keluarannya. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel yang telah
disediakan.
I0 I1 D0 D1 D2 D3
0 0
0 1
1 0
1 1
2. Encoder 4 to 2
d. Pastikan catu daya dalam posisi OFF. Pasangkan IC TTL 7432 (OR) pada
projectboard. Pasangkan kabel untuk memberi catu daya pada IC tersebut.
e. Susun rangkaian seperti pada gambar. Sinyal-sinyal masukan dihubungkan
dengan saklar-saklar masukan, dan sinyal-sinyal keluaran dengan peraga LED.
A3 A2 A1 A0 Y1 Y2
0 0
0 1
1 0
1 1
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
6.2 Encoder 4 to 2
A3 A2 A1 A0 Y1 Y2
0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
VII. Pembahasan
1. Encoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu sistem (bilangan
decimal, contohya) yang terdapat pada bagian masukan, menjadi sistem
bilangan biner yang terdapat pada bagian keluarannya. adalah suatu piranti
yang dapat mengubah suatu bilangan biner yang terdapat pada bagian
masukan, menjadi sistem bilangan lainnya (decimal, contohnya) yang
terdapat pada bagian keluarannya
2. Encoder dalam proses perubahannya disebut Encoding (penyandian atau
pengkodean). Sedangkan decoder dalam prosesnya disebut pengurai sandi
(kode) atau pengdekode sandi atau pengawa sandi.
3. Rangkaian encoder 4 to 2 menggunakan IC OR atau kodenya yaitu 74LS32.
Untuk inputnya menggunakan logictate dan outputnya menggunakan LED.
4. Rangkaian decoder 2 to 4 menggunakan IC AND (74LS08) dan IC NOT
(74LS04). Inputnya yaitu IC AND dan logicstate. Sedangkan outputnya yaitu
IC NOT dan LED.
DAFTAR PUSTAKA
Juan, Ronnie O Serfa., Kim, Hi Seok. (2015). Utilization of high-speed DSP algorithms
of cyclic redundancy checking (CRC-15) Encoder and Decoder for controller
area network. Jurnal Teknologi. Vol
Putrada, Aji Gautama. (2016). Pengembangan dan Analisa Enkoder dan Dekoder
Protocol Data Unit (PDU) pada Wireless interoperable Microwave Access
(WIMAX). Journal on Computing. Vol. 1(1), 25-36. ISSN 2460-9056
Prasetio, B.H., Maulana, Rizal., Syauqy, Dahnial. 2017. Desain Sistem Digital
menggunakan FPGA dan VDGL : Teori dan Aplikasi. Malang: UB Press
Wismal, Anggy K.D., Suwadi., Suryani, Titiek. (2014). Implementasi Encoder dan
Decoder Hamming pada DSK TMS320C6416T. JURNAL TEKNIK POMITS.
Vol. 3(1), 40-45. ISSN: 2337-3539
1. Percobaan Encoder 4 to 2
2. Percobaan Decoder 2 to 4