Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ELEKTRONIKA

ENCODER – DECODER DAN


MULTIPLEXER

Disusun oleh :

Jufenly Rumuat (22022024)


Agnes Sihotang (22022038)
Revando Mytchel Koloay (22022037)

TEKNIK ELEKTRO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah elektronika mengenai encoder – decoder
dan multiplexer

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai Sumber, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Forum Wikipedia.com dan Duckgo.com
2. Seluruh teman-teman Teknik Kom yang telah membantu kelancaran tersusunnya makalah
ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Manado, Februari 2023

-------------------
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman teknologi yang ada telah mencapai kemajuan yang
sangat pesat. Di segala bidang terjadi peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
manusia. Tidak terkecuali di bidang elektronika, berbagai hal telah ditemukan dalam bidang
ini, mulai dari penemuan elektron yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronis hingga ke
rangkaian rumit seperti TV, radio, komputer, dan lain sebagainya. Namun dalam ragkaian
yang dikategorikan sebagai rangkaian arus kuat tersebut, terdapat rangkaian sederhana
sebagai penyusunnya. Untuk memahami jenis-jenis rangkaian tersebut maka perlulah mata
kuliah elektronika, dimana kali ini kami akan memberikan penjelasan mengenai rangkaian
encoder dan decoder.
Encoder dan decoder sangat erat hubungannya dengan rangkaian digital, karena
rangkaian ini bekerja dengan kondisi 0 atau 1, dimana encoder berfungsi merubah kode suatu
bilangan digital menjadi bilangan digital lain sedangkan decoder mempunyai fungsi
kebalikan dari encoder yaitu untuk mengembalikan kode yang telah diubah menjadi kode
asalnya.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan ditulisnya makalah ini mengenai encoder – decoder dan multiplexer
adalah:

a. Mengerti fungsi dari encoder dan decoder


b. Memahami proses kerja encoder dan decoder
c. Mengetahui jenis-jenis encoder dan decoder
d. Mengetahui Fungsi Multiplexer
e. Mengerti Rangkaian Multiplexer

1.3. Rumusan Masalah

Berikut rumusan yang dibawa dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud dengan encoder – decoder dan multiplexer


b. Bagaimana proses kerja encoder dan decoder
c. Apa sajakah jenis-jenis encoder dan decoder
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Encoder
Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data
bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian
kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki
output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input
yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah
Encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi
untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan
biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line Encoder” yang berarti
rangkaian Encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).

Gambar 1. Digital Encoder


Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded Decimal) yaitu
rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD. Dalam mendesain suatu
encoder kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi encoder yang diinginkan yaitu dengan :
a. Membuat tabel kenenaran dari encoder yang ingin dibuat.
b. Membuat persamaan logika encoder yang diinginkan pada tabel kebenaran
menggunakan K-Map.
c. Mengimplemenstasikan persamaan logika encoder dalam bentuk rangkaian gerbang
logika digital.
Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah
menentukan tabel kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian
mengimplementasikan dalam gerbang logika digital seperti berikut.
Tabel 1. Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD

Berdasarkan table kebenaran di atas, maka didapat persamaan logika output encoder
Desimal (10 Line) ke BCD sebagaimana berikut.
 Y3 = X8 + X9
 Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
 Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
 Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Maka, dari persamaan tersebut akan dapat disusun rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2. Rangkaian Implementasi Encoder Desimal (10 line) ke BCD Sesuai Tabel
Kebenaran
Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan
persamaan logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian
karena alasan efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka tidak akan
mengubah nilai output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder diatas
hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1 jalur input saja yang mendapat input, hal ini
karena rangkaian encoder diatas bukan didesain sebagai priority encoder.
Sebuah priority encoder adalah rangkaian encoder yang mempunyai fungsi prioritas.
Operasi dari rangkaian priority encoder yaitu jika ada dua lebih input bernilai “I” pada saat
yang sama, maka input yang mempunyai prioritas tertinggi yanga akan diambil.

2.2 Decoder
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang
kurang dikenal manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia.

Contoh :

2.2.1 Binary Decoding

Binary decoding berfungsi untuk mengkonversi sebuah n-bit code ke dalam sebuah output
yang aktif (High/Low). Rangkaiannya dapat dibentuk menggunakan AND atau OR gate.
Jumlah masukan (input) lebih kecil dari jumlah keluaran (output). Jika inputnya berjumlah n
maka outputannya berjumlah 2n. Hanya satu output yang aktif (high/low) dari banyak input
yang diberikan.
a. 1 to 2 Binary Decoder

b. 2 to 4 Binary Decoder

Dari tabel kebenaran 2 to 4 diperoleh persamaan : 2-variable minterm (X'Y', X'Y, XY', XY)
c. 3 to 8 binary decoder

Rangkaian penghasil output ‘3’ (active HIGH) untuk input 0 1 1


2.2.2 Decoder Biner ke Octal
Pada decoder dari biner ke oktal ini terdapat tiga input yaitu A, B dan C yang mewakili suatu
bilangan biner tiga bit dan delapan output yang yaitu D0 sampai dengan D7 yang mewakili angka
oktal dari 0 sampai dengan

Dalam hal ini unsur informasinya adalah delapan angka oktal. Sandi untuk informasi diskrit
ini terdiri dari bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. Kerja dekorder ini dapat lebih jelas tampak
dari hubungan input dan output yang ditunjukan pada tabel kebenaran dibawah ini. Tampak bahwa
variabel outputnya itu hanya dapat mempunyai sebuah logika 1 untuk setiap kombinasi inputnya.
Saluran output yang nilainya sama dengan 1 mewakili angka oktal yang setara dengan bilangan biner
pada saluran inputnya

.
BAB III

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

3.1 Contoh Soal Encoder

Buat rangkaian 8-to-3 binary encoder

Penyelesaian :

Diagram Blok

Rangkaian 8-to-3 encoder


3.2 Contoh Soal Decoder

Rancang rangkaian untuk mengubah kode biner 2 bit menjadi desimal, jika diinginkan
output active low !

Penyelesaian :

Input Output
B A Y3 Y Y1 Y0
2

0 0 1 1 1 0
0 1 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1

Decoder binary to decimal

Persamaan output decoder :

Y0 = B’A + BA’ + BA = B + A

Y1 = B’A’ + BA’ + BA = A’ + B

Y2 = B’A’ + B’A + BA = B’ + A

Y3 = B’A’ + B’A + BA’ = B’ + A’


Rancangan decoder :
BAB IV

4.1 Multiplexer

Multiplexer adalah rangkaian digital yang tersusun dari gerbang logika berkecepatan tinggi.
Dimana perangkat tersebut merupakan komponen yang terdiri dari jalur input, terminal
pengendali, dan juga jalur output.

Mux juga dikenal dengan istilah data selector atau perangkat pemilih data. Hal tersebut
dikarenakan multiplexer memang bekerja seperti pada saklar rotary. Yaitu bertugas untuk
memisahkan sinyal multiplex lalu kemudian memprosesnya dan menghubungkannya menjadi
satu yaitu menuju  jalur output.

Jadi, sinyal yang masuk pada input, baik yang terdiri dari sinyal analog ataupun digital
berkecepatan rendah nantinya akan digabungkan. Setelah itu baru bisa dipilih hingga
kemudian ditransmisikan sehingga menjadi kombinasi logika dengan kecepatan yang lebih
tinggi. Untuk tahapan selanjutnya yakni dapat dialihkan menuju jalur output sesuai dengan
logika awal.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah tentang multiplekser dan demultiplekser
ini adalah :

a. Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data
bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian
kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan
memiliki output sedikit dalam format bilangan biner
b. Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang
kurang dikenal manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia.

4.2 Saran
Adapun saran yang diperlukan dalam pengembangan makalah ini adalah agar mahasiswa
lebih mengenal lebih dalam fungsi serta kegunaan dari encoder dan decoder dalam kehidupan
sehari-hari serta dapat mengaplikasikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Tocchi, Ronald. 2007. “Digital Systems Principles and Applications”. New York : Pearson
Prentice Hall

Anonim. 2012. “Digital Encoder”. http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/digital-


encoder/ (diakses tanggal 16 Mei 2014)

Komarudin, Muhammad. 2013. http://mkomarudin29.files.wordpress.com/2013/03/bab-vi-


decoder-encoder.doc. (diakses tanggal 16 Mei 2014)

EEPIS-ITS. 2012. http://lecturer.eepis-its.edu/ ~prima/ elektronika% 20digital/


elektronika_digital1/bahan_ajar/Bab8a_Decod%20Encod.pdf. (diakses tanggal 16 Mei
2014)

Anda mungkin juga menyukai