Anda di halaman 1dari 21

ENCORDER DAN DECORDER

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9

NAMA : Riski Hidayat (5202131005)

Zihan Syabila (5203131029)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Arif Rahman, M.Pd

MATA KULIAH : TEKNIK DIGITAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala Berkat
rahmatnya yang telah diberikan , sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
MK Teknik Digital dari dosen Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak atas tugas yang diberikan sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan dengan MK ini.

Semoga makalah ini dapat berguna buat kami dan pembaca untuk dipergunakan salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Dalam pembuatan makalah ini kami mengakui banyak kekurangan dari makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan kepada pembaca dan juga bapak dosen untuk
memberikan kritik atau saran yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini.

Sekian dan terimakasih,

Medan, 21 April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................3

C. TUJUAN...................................................................................................................................3

D. MANFAAT...............................................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................................4

1. DEKODER................................................................................................................................4

A. Pengertian Dekoder...............................................................................................................4
B. Jenis-Jenis Dekoder...............................................................................................................5

C. Contoh Ic Decoder.................................................................................................................8

2. ENCODER..............................................................................................................................10

A. Pengertian Encoder..............................................................................................................10
B. Cara Kerja Encoder..............................................................................................................11
C. Pentingnya Sebuah Encoder.................................................................................................12
D. lustrasi Digital Encoder........................................................................................................13
E. Rangkaian Encoder Desimal (10 line) ke BCD....................................................................13
BAB III APLIKASI DECODER ENCORDER DAN PEMBAHASAN.............................................15

A. APLIKASI..........................................................................................................................15

BAB IV PENUTUP............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman teknologi yang ada telah mencapai


kemajuan yang sangat pesat. Di segala bidang terjadi peningkatan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Tidak terkecuali di bidang elektronika,berbagai hal telah
ditemukan dalam bidang ini, mulai dari penemuan elektron yang mengalir dalam suatu
rangkaian elektronis hingga ke rangkaian rumit seperti TV, radio, komputer, dan lain
sebagainya. Namun dalam ragkaian yang dikategorikan sebagai rangkaian arus kuat
tersebut, terdapat rangkaian sederhana sebagai penyusunnya.
Encoder dan decoder sangat erat hubungannya dengan rangkaian digital,karena
rangkaian ini bekerja dengan kondisi 0 atau 1, dimana decoder mempunyai fungsi
kebalikan dari encoder yaitu untuk mengembalikan kode yangtelah diubah menjadi kode
asalnya.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan encorder decoder?
b. Bagaimana cara kerja encorder dan decoder?
c. Apa sajakah jenis-jenis encorder dan decoder?

C. TUJUAN
a. Mengerti fungsi dari encorder dan decoder
b. Memahami proses kerja encorder dan decoder
c. Mengetahui jenis-jenis encorder decoder

D. MANFAAT
a. Bagi dosen, sebagai bahan tambahan dalam proses pembelajaran
b. Bagi taruna, sebagai media pembelajaran terkait encorder dan decoder
c. Bagi pembaca, sebagai media penambah pengetahuan terkait encorder decoder

3
BAB II

LANDASAN TEORI

1. DEKODER

A. Pengertian Dekoder

Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk


mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada outputnya. Decoder
juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang merubah bilangan biner
menjadi bilangan decimal dimana Rangkaian logika decoder menerima input-input dalam
bentuk biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya.
Pada dasarnya decoder merupakan kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat
digunakan sebagai pembangkit fungsi. Pada umumnya Decoder biasanya memiliki saluran
enable. Saluran enable berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifka decoder. Didalam
Decoder Terdapat 2 jenis pengkaktifan yaitu: aktif high dan aktif low. Pada decoder dengan
saluran enable aktif high, jika enable = 0 maka decoder off. Berarti semua saluran
output akan bernilai nol. Jika enable = 1 maka decoder on dan sesuai dengan inputnya,
saluran output yang aktif akan 1, dan yang lainnya 0.

 Binary Decoding
Binary decoding berfungsi untuk mengkonversi sebuah n-bit code ke dalam sebuah
output yang aktif (High/Low). Rangkaiannya dapat dibentuk menggunakan AND atau OR
gate. Jumlah masukan (input) lebih kecil dari jumlah keluaran (output). Jika inputnya
berjumlah n maka outputannya berjumlah 2n

4
. Hanya satu output yang aktif (high/low) dari banyak input yang diberikan.

Gambar 2.1. Blok Diagram Decoder


.

B. JENIS-JENIS DEKODER

 2 1 to 2 Binary Decoder

Gambar 2.2. Blok Diagram 1-to-2 Binary Decoder

Gambar 2.3. Rangkaian 1-to-2 Binary Decoder

5
Gambar 2.4. Tabel Kebenaran 1-to-2 Binary Decoder

 2 to 4 Binary Decoder

Gambar 2.5. Blok Diagram 2-to-4 Binary Decoder

6
Gambar 2.6. Rangkaian 2-to-4 Binary Decoder

Gambar 2.7. Tabel Kebenaran 2-to-4 Binary Decoder

 3 to 8 Binary Decoder

Gambar 2.8. Blok Diagram 2-to-4 Binary Decoder

7
Gambar 2.9. Rangkaian 3-to-8 Binary Decoder

Gambar 2.10. Tabel Kebenaran 3-to-8 Binary Decoder

 2 to 4 Decoder dengan Enable Input

8
Gambar 2.11. Rangkaian 2-to-4 Decoder dengan Enable Input

Gambar 2.11. Tabel Kebenaran 2-to-4 Decoder dengan Enable Input

C. CONTOH IC DECODER

Pengertian decoder dapat di bentuk dari susunan gerbang logika dasar atau
menggunakan IC yang banyak jual di pasaran, seperti decoder 74LS48, 74LS154, 74LS138,
74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC, kita dapat merancang sebuah
decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang di inginkan. Contohnya adalah dengan
merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC decoder 8 saluran keluaran.

a) IC 74LS48

9
b) IC 74LS138

c) IC 74LS155

2. ENCODER

A. Pengertian Encoder

Encoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode
yang lebih dikenal oleh manusia ke dalam kode yang kurang dikenal manusia.
Contoh :

10
 Encoder Oktal ke Biner
Encoder oktal ke biner ini terdiri dari delapan input, satu untuk masing-masing dari
delapan angka itu, dan tiga output yang menghasilkan bilangan binernya yang
sesuai.Rangkaian itu terdiri dari gerbang OR.

Tabel kebenarannya :

Diandaikan hanya ada satu saluran input dengan logik 1 untuk setiap kalinya, seelain
dari itu input tersebut tidak mempunyai arti. Tampak bahwa rangkaian itu
mempunyai delapan input yang dapat memberikan 2 kemungkinan kombinasi, tetapi hanya
delapan kombinasi yang mempunyai arti.

B. Cara Kerja Encoder

11
Secara sederhana, cara kerja sebuah Encoder adalah menggunakan berbagai jenis teknologi
untuk menghasilkan sinyal, termasuk: mekanik, magnetik, resistif, dan optik (ini yang paling
umum). Dalam pengindraan optik, encoder memberikan umpan balik berdasarkan gangguan
cahaya.

Gambar di atas menguraikan bagaimana sebuah konstruksi dasar dari incremental rotary
encoder  menggunakan teknologi optik. Sinar cahaya yang dipancarkan dari LED melewati Code
Disk, yang berbentuk dengan garis-garis buram (seperti jari-jari pada roda sepeda). 

Saat poros enkoder berputar, sinar cahaya dari LED terputus oleh garis-garis buram pada
Code Disk sebelum diambil oleh Fotodetektor Assembly. Ini akan menghasilkan sinyal pulsa
dengan: Menyala = on, tidak menyala = off. Sinyal selanjutnya akan dikirim ke counter atau
pengontrol, yang kemudian akan mengirim sinyal untuk menghasilkan fungsi yang diinginkan.

C. Pentingnya Sebuah Encoder

Seperti yang telah dijelaskan encoder adalah perangkat yang dapat mengubah gerakan
menjadi sinyal listrik yang dapat dibaca oleh beberapa jenis perangkat kontrol dalam sistem
kontrol gerak, seperti counter atau PLC. Encoder adalah peralatan yang dapat mengirimkan

12
sinyal umpan balik yang dapat digunakan untuk menentukan posisi, jumlah, kecepatan maupun
arah.

Perangkat kontrol dapat menggunakan informasi ini untuk mengirim perintah untuk
fungsi tertentu. Sebagai contoh:

1. Dalam aplikasi peralatan pemotong otomatis, sebuah encoder dengan roda pengukur dapat
memberi tahu perangkat kontrol berapa banyak bahan yang telah diumpankan, sehingga
perangkat kontrol tahu kapan harus memotong.
2. Dalam sistem aplikasi label servo presisi, sinyal encoder digunakan oleh PLC untuk
mengontrol waktu dan kecepatan rotasinya.
3. Dalam aplikasi percetakan, umpan balik atau feedback dari encoder mengaktifkan print
head untuk membuat tanda pada lokasi tertentu.
4. Pada sebuah crane, encoder yang dipasang pada poros motor dapat memberikan umpan
balik posisi sehingga crane tahu kapan harus mengambil atau melepaskan bebannya.
5. Dan masih banyak lagi, seperti pada penggunaan encoder pada observatorium, rel kereta
api, tangga berjalan, dll.

D. lustrasi Digital Encoder

Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded Decimal) yaitu
rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD. Dalam mendesain suatu encoder
kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi encoder yang diinginkan yaitu dengan :

1. Membuat tabel kenenaran dari encoder yang ingin dibuat


2. Membuat persamaan logika encoder yang diinginkan pada tabel kebenaran menggunakan
K-Map

13
3. Mengimplemenstasikan persamaan logika encoder dalam bentuk rangkaian gerbang logika
digital

E. Rangkaian Encoder Desimal (10 line) ke BCD

Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah menentukan
tabel kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian mengimplementasikan
dalam gerbang logika digital seperti berikut.

Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD

Persamaan logika output encoder Desimal (10 Line) ke BCD

 Y3 = X8 + X9
 Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
 Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
 Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9

Rangkaian implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD

14
Sesuai tabel kebenaran Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel
kebenaran diatas dan persamaan logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke
rangkaian karena alasan efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka tidak
akan mengubah nilai output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder diatas
hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1 jalur input saja yang mendapat input, hal ini
karena rangkaian encoder diatas bukan didesain sebagai priority encoder.

BAB III

APLIKASI DECODER ENCORDER DAN PEMBAHASAN

A. APLIKASI
Dekoder BCD ke 7 segment jenis TTL adalah rangkaian yang berfungsi untuk
mengubah kode bilangan biner BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data tampilan untuk
penampil/display 7 segment yang bekerja pada tegangan TTL (+5 volt DC). Dalam artikel ini

15
dekoder BCD ke 7 segmen yang digunakan adalah jenis TTL. Decoder BCD ke 7 segmen
jenis TTL ada beberapa macam diantaranya keluarga IC TTL 7447 dan keluarga IC TTL
7448. Kedua IC TTL: tersebut memiliki fungsi yang sama namun peruntukannya berbeda IC
7447 digunakan untuk driver 7 segment common anoda sedangkan IC 7448 digunakan untuk
driver dispaly 7 segment common cathode. IC dekoder BCD ke 7 segment sering juga
dikenal sebagai driver display 7 segment karena selalu digunakan untuk memberikan
driver sumber tegangan ke penampil 7 segment.

Gambar 3.1. Blok Diagram BCD to & Segment Decoder Konfigurasi Pin IC Dekoder
BCD Ke 7 Segmen 7447 Dan 7448

 Jalur input data BCD, pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data
BCD dengan sebutan jalur input A, B, C dan D.
 Jalur ouput 7 segmen, pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data
pengkodean ke penampil 7 segmen. Pin output dekoder BCD ke 7 segmen ini ada 7
pin yang masing-masing diberi nama a, b, c, d, e, f dan g. 9
 Jalur LT (Lamp Test) yang berfungsi untuk menyalakan semua LED pada penampil
7 segmen, jalur LT akan aktif pad saat diberikan logika LOW pad jalut LT tersebut.
 Jalur RBI (Riple Blanking Input) yang berfungsi untuk menahan sinyal input
(disable input), jalur RBI akan aktif bila diberikan logika LOW.
 Jalur RBO (Riple blanking Output) yang berfungsi untuk menahan data output ke
penampil 7 segmen (disable output), jalur RBO ini akan aktif pada sat diberikan logika
LOW.

16
Dalam aplikasi decoder, ketiga jalur kontorl (LT, RBI dan RBO) harus
diberikan logika HIGH dengan tujuan data input BCD dapat masuk dan penampil 7 segmen
dapat menerima data tampilan sesuai data BCD yang diberikan pada jalur input.

A. Rangkaian Aplikasi Dekoder BCD Ke 7 Segmen Common Anoda (IC 7447)


Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin
ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan
diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.

B. Rangkaian Aplikasi
Dekoder BCD Ke 7 Segmen Common Cathoda (IC 7448)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin
ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control
Signal) akan diberikan kepada masing-masing. Kaki Anoda Segmen LED

17
Gambar 3.2 Rangkaian dan Truth Table BCD to 7 Segmen

18
BAB IV

PENUTUP

B. KESIMPULAN
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang mengubah suatu kode input biner
N-bit menjadi M buah jalur-jalur output sedemikian rupa sehingga setiap jalur output hanya
akan diaktifkan oleh salah satu dari kemungkinan kombinasi- kombinasi input.
Rangkaian decoder ini dapat kita gunakan untuk mengkonversi BCD ke 7-segment. Fungsi
Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah
sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen.
Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder.
Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan
2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua
buah 3-to-8 decoder.

C. SARAN
Adapun saran yang diperlukan dalam pengembangan makalah ini adalah agar
Taruna-taruni dapat lebih mengerti tentang jenis-jenis dekoder beserta fungsi dan
kegunaan dari dekoder dalam kehidupan sehari-hari serta dapat mengaplikasikannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Wijakarna N., Wijaya. 2006. Teknik Digital. Penerbit Erlangga: Jakarta.


Ibrahim, KF. 2009. Teknik Digital. Andi Publishing. Diakses 12 Desember 2015.
https://www.alldatasheet.com
https://www.academia.edu/9899933/Decoder
http://ecee.colorado.edu/~mcclurel/sn74ls155rev5.pdf
http://www.electronics-tutorials.ws/combination/comb_6.html
http://electrofriends.com/articles/electronics/microcontroller-electronics-
articles/8051-8951/interfacing-7-segment-display-using-7447-decoder/
http://prima.lecturer.pens.ac.id/ElkaDigit1/Topik9.pdf
http://prima.lecturer.pens.ac.id/ElkaDigit1/Modul13.pdf
http://www.semi-shop.com/shopping/imageproduct/05/TTL-CMOS.htm

20

Anda mungkin juga menyukai