GEOFISIKA
PROGRAM STUDI INSTRUMENTASI
TUGAS MAKALAH TEKNIK DIGITAL II
DECODER
INSTRUMENTASI 3 B / KELOMPOK 4
1. BAYU SANTOSO 41.13.0033
2. DEYGESIS MENDROFA 41.13.0035
3. DODI BOY SITUMEANG 41.13.0036
4. FAJAR GIRI SUSENO 41.13.0040
5. M. SOEHARTO D.P.R 41.13.0047
6. SAIFUDIN ZUKHRI 41.13.0058
DECODER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah Teknik Digital II: Dekoder.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
ii
ABSTRAK
Zaman terus maju dan berkembang. Teknologi menjadi hal yang sangat
penting di zaman yang maju ini. Bukan hanya untuk memudahkan kehidupan
manusia, bahkan untuk hiburan pun teknologi diperlukan. Oleh karena itu manusia
mengembangkan berbagai macam hal dalam bidang teknologi. Dalam bidang
teknologi, elektronika mengambil peranan besar. Hampir setiap saat manusia
selalu berkutat dengan peralatan elektronik. Di setiap barang elektronik yang kita
gunakan, selalu terdiri dari rangkaian yang sederhana yang digabung untuk
menghasilkan rangkaian yang lebih kompleks dan menciptakan peralatan
elektronik. Rangkaian digital dalam peralatan elektronik yang digunakan selalu
terdiri dari input, pemroses, dan output. Salah satu rangkaian dasar adalah
decoder. Rangkaian decoder ini digunakan untuk mengubah input yang ada
menjadi menjadi kode kode biner yang dapat dipahami oleh alat digital.
iii
DAFTAR ISI
1.2
1.3
TUJUAN ............................................................................................................................ 1
1.4
MANFAAT ......................................................................................................................... 1
PENGERTIAN .................................................................................................................. 2
2.1.1.
Dekoder ..................................................................................................................... 2
2.1.2.
Binary Decoding....................................................................................................... 2
2.2.
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3
2.2.4.
2.3.
2.3.1
IC 74LS48 ................................................................................................................. 6
2.3.2
IC 74LS138 ............................................................................................................... 7
2.3.3
IC 74LS155 ............................................................................................................... 7
APLIKASI .......................................................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................................................. 12
PENUTUP ....................................................................................................................................... 12
4.1
KESIMPULAN ................................................................................................................ 12
4.2
SARAN ............................................................................................................................ 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
a. Mengerti fungsi dari decoder
b. Memahami proses kerja decoder
c.
1.4 MANFAAT
a. Bagi dosen, sebagai bahan tambahan dalam proses pembelajaran
b. Bagi taruna, sebagai media pembelajaran terkait decoder
c.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN
2.1.1. Dekoder
Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk
mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada outputnya.
Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang merubah
bilangan biner menjadi bilangan decimal dimana Rangkaian logika decoder
menerima input-input dalam bentuk biner dan mengaktifkan salah satu outputnya
sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada dasarnya decoder
merupakan
decoder. Didalam
Decoder
Terdapat 2 jenis pengkaktifan yaitu: aktif high dan aktif low. Pada decoder dengan
saluran enable aktif high,
saluran output akan bernilai nol. Jika enable = 1 maka decoder on dan sesuai
dengan inputnya, saluran output yang aktif akan 1, dan yang lainnya 0.
2.1.2. Binary Decoding
Binary decoding berfungsi untuk mengkonversi sebuah n-bit code ke dalam
sebuah output yang aktif (High/Low). Rangkaiannya dapat dibentuk menggunakan
AND atau OR gate. Jumlah masukan (input) lebih kecil dari jumlah keluaran
(output). Jika inputnya berjumlah n maka outputannya berjumlah 2 n. Hanya satu
output yang aktif (high/low) dari banyak input yang diberikan.
2.3.2 IC 74LS138
2.3.3 IC 74LS155
BAB III
APLIKASI DECODER DAN PEMBAHASAN
3.1 APLIKASI
Dekoder BCD ke 7 segment jenis TTL adalah rangkaian yang berfungsi
untuk mengubah kode bilangan biner BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data
tampilan untuk penampil/display 7 segment yang bekerja pada tegangan TTL (+5
volt DC). Dalam artikel ini dekoder BCD ke 7 segmen yang digunakan adalah jenis
TTL. Decoder BCD ke 7 segmen jenis TTL ada beberapa macam diantaranya
keluarga IC TTL 7447 dan keluarga IC TTL 7448. Kedua IC TTL: tersebut memiliki
fungsi yang sama namun peruntukannya berbeda IC 7447 digunakan untuk driver
7 segment common anoda sedangkan IC 7448 digunakan untuk driver dispaly 7
segment common cathode. IC dekoder BCD ke 7 segment sering juga dikenal
sebagai driver display 7 segment karena selalu digunakan untuk memberikan
driver sumber tegangan ke penampil 7 segment.
Jalur input data BCD, pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit
data BCD dengan sebutan jalur input A, B, C dan D.
Jalur ouput 7 segmen, pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data
pengkodean ke penampil 7 segmen. Pin output dekoder BCD ke 7 segmen
ini ada 7 pin yang masing-masing diberi nama a, b, c, d, e, f dan g.
Jalur LT (Lamp Test) yang berfungsi untuk menyalakan semua LED pada
penampil 7 segmen, jalur LT akan aktif pad saat diberikan logika LOW pad
jalut LT tersebut.
Jalur RBI (Riple Blanking Input) yang berfungsi untuk menahan sinyal
input (disable input), jalur RBI akan aktif bila diberikan logika LOW.
Jalur RBO (Riple blanking Output) yang berfungsi untuk menahan data
output ke penampil 7 segmen (disable output), jalur RBO ini akan aktif pada
sat diberikan logika LOW.
Dalam aplikasi decoder, ketiga jalur kontorl (LT, RBI dan RBO) harus
diberikan logika HIGH dengan tujuan data input BCD dapat masuk dan penampil 7
segmen dapat menerima data tampilan sesuai data BCD yang diberikan pada jalur
input.
A.
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada
semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda
akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang
terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal
Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda
Segmen LED.
B.
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada
semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda
akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang
terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground
sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing
Kaki Anoda Segmen LED.
10
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang mengubah suatu kode input
biner N-bit menjadi M buah jalur-jalur output sedemikian rupa sehingga setiap jalur
output hanya akan diaktifkan oleh salah satu dari kemungkinan kombinasikombinasi input. Rangkaian decoder ini dapat kita gunakan untuk mengkonversi
BCD ke 7-segment.
Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven
segmen. Itu lah sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat
menyalakan seven segmen. Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat
kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat
dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat
membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
4.2 SARAN
Adapun saran yang diperlukan dalam pengembangan makalah ini adalah
agar Taruna-taruni dapat lebih mengerti tentang jenis-jenis dekoder beserta
fungsi dan
mengaplikasikannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Wijakarna N., Wijaya. 2006. Teknik Digital. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Ibrahim, KF. 2009. Teknik Digital. Andi Publishing. Diakses 12 Desember 2015.
https://www.alldatasheet.com
https://www.academia.edu/9899933/Decoder
http://ecee.colorado.edu/~mcclurel/sn74ls155rev5.pdf
http://www.electronics-tutorials.ws/combination/comb_6.html
http://electrofriends.com/articles/electronics/microcontroller-electronicsarticles/8051-8951/interfacing-7-segment-display-using-7447-decoder/
http://prima.lecturer.pens.ac.id/ElkaDigit1/Topik9.pdf
http://prima.lecturer.pens.ac.id/ElkaDigit1/Modul13.pdf
http://www.semi-shop.com/shopping/imageproduct/05/TTL-CMOS.htm
LAMPIRAN
vi