Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 6

KALKULATOR PENGURANGAN

DOSEN PENGAJAR
MOHAMMAD
LUQMAN

DISUSUN OLEH
AHMAD AINUR
ROFIK
NIM: 2031110074

POLITEKNIK NEGERI
MALANG JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO D3 TEKNIK
ELEKTRONIKA 2020/2021
A. Tugas :
Rancang dan bangun rangkaian kalkulator yang bisa melakukan OPERASI
PENGURANGAN dua buah angka BCD dan menampilkan hasilnya dalam bentuk angka
desimal

B. Dasar Teori :

1. Pengurangan Biner
Pengurangan biner pada prinsipnya hampir sama dengan penjumlahan biner, jika pengurang lebih besar
dari bilangan yang dikurangi maka perlu adanya pinjaman (borrow) pada bilangan disebelahnya. Aturan
dalam pengurangan bilangan biner dapat dilihat pada rumus berikut:

Sama halnya dengan penjumlahan yang melibatkan carry in, maka pada pengurangan biner kita
juga akan melibatkan borrow in seperti terlihat pada rumus dan pola pengurangan berikut ini:
Berikut merupakan contoh pengurangan bilangan biner:

2. Half Adder
Half adder atau penambahan setengah adalah merupakan penambahan dari dua bilangan biner dan

dan hasil dari operasi Half adder ini akan menghasilkan dua buah keluaran, yaitu keluaran jumlah dan

keluaran pindahan (carry), seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.2.. Rangkaian penambah
setengah mempunyai dua masukan yang dinyatakan dengan A dan B, dan juga dua keluaran yang

dinyatakan dengan Σ (jumlah) (pindahan atau carry out).

Dari gambar 2.3. dibawah, bentuk Boolean yang diperlukan untuk keluaran adalah, A . B

= , dengan demikian akan dibutuhkan dua gerbang AND dua-masukan untuk membuat keluaran .

Untuk Bentuk Boolean dari jumlah keluaran (Σ) dari rangkaian Half adder yang telah

disederhanakan menjadi . Dengan kata lain, hanya memerlukan satu gerbang XOR 2

masukan untuk menghasilkan keluaran jumlah tersebut. Bentuk simbol logika dari rangkaian Half

adder dapat dilihat pada gambar 2.3.

3. BCD (Binary Coded Desimal)


Komputer atau kalkulator yang melaksanakan operasi aritmatika langsung dalam sistem
bilangan desimal mewakili bilangan desimal dalam bentuk sandi biner. Suatu penjumlah semacam itu
harus menggunakan rangkaian aritmatika yang menerima bilangan desimal yang disandikan dan
memberikan hasilnya dalam sandi yang telah disetujui. Untuk penjumlahan biner, untuk setiap kalinya
cukup ditinjau sepasang bit yang berarti dan suatu bawaan sebelumnya. Suatu penjumlah
desimalmemerlukan sekurang-kurangnya sembilan masukan dan lima keluaran karena empat bit
diperlukan untuk menyandikan masing-masing bilangan desimal dan rangkaian itu harus mempunyai
sebuah bawaan masukan dan sebuah bawaan keluaran. Tentu saja, terdapat berbagai macam rangkaian
penjumlah desimal yang dapat dibuat, tergantung pada sandi yang dipergunakan untuk mewakili
angka desimal itu. Rancangan suatu rangkaian kombinasi sembilan masukan, lima keluaran menurut
metoda klasik akan memerlukan suatu tabel kebenaran dengan 29=512 isian. Banyak di antara
kombinasi masukan itu adalah keadaan tak acuh, karena masing-masing masukan andi biner
mempunyai enam kombinasi yang tidak terpakai. Fungsi Boole yang disederhanakan untuk rangkaian
itu dapat diperoleh dengan suatu cara tabel yang dihasilkan oleh komputer, dan hasilnya mungkin
akan merupakan suatu hubungan antar gerbang dengan pola yang tidak teratur. Suatu prosedur lainnya
adalah menjumlah bilangan itu dengan rangkaian penjumlah penuh, dengan memperhitungkan
kenyataan bahwa enam kombinasi dalam masing-masing maukan 4 bit itu tidak terpakai. Keluarannya
harus disesuaikan sedemikian hingga hanya kombinasi biner yang merupakan kombinasi untuk sandi
decimal itu saja yang dihasilkan. Dalam bagian ini akan ditinjau suatu penjumlahan aritmatika dua
angka decimal dalam BCD, bersama-sama dengan suatu bawaan yang mungkin dari suatu tingkat
sebelumnya. Karena masing-masing angka masukan itu tidak melebihi 9, jumlah keluarannya tidak
dapat lebih dari 9 + 9 +1 = 19, 1 dalam jumlah itu adalah bawaan masukan. Penjumlah itu membentuk
jumlah dalam bentuk biner dan menghasilkan suatu hasil yang dapat berkisar dari 0 sampai dengan
19. Bilangan biner tersebut diberikan dalam tabel 8.2 dan diberi tanda dengan lambang K, Z8, Z4, Z2,
dan Z1. K adalah bawaan, dan subskrip di bawah huruf Z mewakili bobot 8, 4, 2, dan 1 yang dapat
diberikan ke empat bit dalam sandi BCD. Kolom pertama dalam tabel itu memberikan jumlah biner
sebagaimana yang muncul pada keluaran suatu penjumlah biner 4 bit. Jumlah keluaran dua angka
desimal harus diwakili dalam BCD dan harus muncul dalam bentuk yang diberikan dalam kolom
kedua pada tebel itu. Masalahnya adalah mencari suatu aturan sederhana sehingga bilangan biner
dalam kolom pertama dapat diubah menjadi perwakilan bilangan itu dalam angka BCD yang benar
pada kolom kedua.

Dalam memeriksa isitabel itu, tampak bahwa bila jumlah biner itu sama dengan atau kurang
dari 1001, bilangan BCD yang bersesuaian identik, dan oleh karenanya tidak diperlukan perubahan.
Bila jumlah biner itu lebih besar dari 1001, didapatkan suatu perwakilan BCD yang tidak sah.
Penambahan biner 6 (0110) ke jumlah biner itu mengubahnya menjadi perwakilan BCD yang
benar dan juga menghasilkan bawaan keluaran yang diperlukan.

4. Decorder

Decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga
kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Decoder juga dapat di artikan sebagai rangkaian
logika yang ditugaskan untuk menerima input biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai
dengan urutan biner tersebut. Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan
sevensegmen. Itu lah sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan
seven segmen. Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika
kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder.
Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.

Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah decoder jenis
3 x 8 (3 bit input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCDto Decimal (4
bit input dan 10 output line) dan decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8 output
line). Khusus untuk pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen mempunyai prinsip kerja
yang berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana kombinasi setiap inputnya dapat
mengaktifkan beberapa output linenya. Pengertian decoder dapat di bentuk dari susunan
gerbang logika dasar atau menggunakan IC yang banyak jual di pasaran, seperti decoder
74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC, kita
dapat merancang sebuah decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang di inginkan.
Contohnya adalah dengan merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC
decoder 8 saluran keluaran. Kebalikan dari decoder adalah encoder.

5. Encoder
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder.
Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan
dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi
gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output
sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang
aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder
seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk
mengkodekan

line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD
(Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti rangkaian encoder
dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas
dan persamaan logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke
rangkaian karena alasan efisiensi komponen, hal ini karena apabilainput X0 ditekan maka
tidak akan mengubah nilai output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian
encoder diatas hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1 jalur input saja yang
mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder diatas bukan didesain sebagai priority
encoder.
6. Dekoder BCD 7 Segment
Dekoder merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menampilkan kode-kode
biner menjadi karakter yang dapat dipahami secara visual. Decoder BCD ke 7 segment merupakan
rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah kode BCD menjadi karakter tampilan angka
desimal yang dapat dilihat secara visual. Ilustrasi dekoder BCD ke 7 segment dapat dipahami dari
gambar berikut : Dekoder BCD Ke 7 Segment Data BCD 4 bit diubah menjadi tampilan visual
angkadesimal 0-9 menggunakan rangkaian logika dasar digital (AND, OR dan NOR).
Tabel Kebenaran

C. Perancangan :

Dari soal yang diberikan maka dapat disusun tabel kebenaran sebagai berikut :
Rangkaian kalkulator pengurang dirancang hampir sama dengan rangkaian kalkulator penjumlah,
yaitu dengan menggunakan 2 BCD sebagai input. Dimana pada BCD yang pertama disambungkan
kaki A1-A4 pada IC 4 Bit Full Adder atau IC 7483, selanjutnya pada BCD ke dua diberikan rangkaian
half adder dan yang digunakan hanya pada rangkaian output Summary yang kemudian disambungkan
pada kaki B1-B4 pada IC 4 Bit half Adder atau IC 7483.

1. Tabel Kebenaran

2. Persamaan Alajabar
3. Penyederhanaan Rangkaian

Setelah rangkaian Half Adder dibuat, selanjutnya rangkaian Kalkulator Pengurangan dibuat
menggunakan IC 4 Bit Full Adder atau IC 7483 yang kaki input A1
A4 diperoleh dari BCD yang pertama dan kaki input B1 B4 diperoleh dari BCD yang kedua
dengan menyambungkannya ke rangkaian Half Adder pada masing masing kaki sehingga
rangkaian terlihat seperti yang ditunjukan pada gambar rangkaian.

D. Gambar Rangkaian

Hasil pengurangan dua angka BCD pada rangkaian diatas hanya mampu
menjumlahkan maksimal angka 15(F). Dikarenakan output maksimum dari rangkaian
Full Adder 4-bit adalah 15(desimal) atau 1111(biner), output maksimum tersebut
belum termasuk Carry out, dan jumlah 7SEGMEN LED hanya berjumlah
satu.Namun, pada rangkaian di atas terdapat Logicstate yang bisa menunjukkan
pernjumlahan hingga angka 30(decimal) atau 11110(biner).

E. Daftar Komponen
No Deskripsi Komponen Jumlah
1 NAND 2 Input 7400 12
2 NOT 7404 5
3 4 Bit Binary Full
7483 1
Adder
4 BCD 7 Segment 7447 3
5 Resistor 100 Ω 21
6 7 Seg-COM - AN 7 Segment Common
3
Anoda

F. Simulasi dan Pembahasan


Dikarenakan pengurangan biner 4-bit dimulai dari angka paling kanan ke kiri
(A0-A1- A2-A3), maka Input pada A0 menunjukkan angka biner 4-bit yang
paling kanan, sedangkan Input A3 menunjukkan angka biner 4-bit yang
paling kiri.Hal ini juga berlaku dengan Input B0-B3.

Pada gambar 1 menunjukan input A memiliki nilai 1 (0001) dan input B memiliki nilai 1
(0001), sehingga hasil dari pengurangan dari kedua bilangan tersebut adalah 0 (0000).
Pada gambar 2 menunjukan input A memiliki nilai 3 (0011) dan input B memiliki nilai 1
(0001), sehingga hasil dari pengurangan dari kedua bilangan tersebut adalah 2 (0010)

Pada gambar 3 menunjukan input A memiliki nilai 3 (0011) dan input B memiliki nilai 2
(0010), sehingga hasil dari pengurangan dari kedua bilangan tersebut adalah 1 (0001)

G. Kesimpulan

Pengurangan dua BCD ini menggunakan prinsip full adder dimana hasil Caryout
pada pengurangan 4-bit pertama atau pengurangan angka paling kanan akan ditampung
ke dalam inputan Caryin pada pengurangan 4-bit kedua.Hal ini akan berlanjut hingga
pengurangan 4-bit ketiga dan pengurangan 4-bit keempat, sehingga Caryout pada
pengurangan 4-bit terahir merupakan hasil penampungan bit carry tersebut.

H. Data Sheet
a. Data Sheet 7400
b. Data Sheet 7404
c. Data Sheet 7483
d. Data Sheet 7447
Vcc 6A 6Y 5A SY 4A 4Y
14 13 12 11 10

1A 1Y 2A 2Y 3A 3Y GND

A2
S2

4— BitFullAdder

6
7

7447
BCD IO 7— Segment
Decoder/Driver with (1 NVQ
Open Coll ect or OuTpUt

Anda mungkin juga menyukai