Disusun Oleh:
Lisa Rahmawati
12 / 2031110005
2B - D3 Teknik Elektronika
❖ Prinsip kerja
Prinsip kerja Successive Approximation type ADC ini beroperasi dengan membagi secara
berturut-turut rentang teganga nmenjadi setengahnya, dengan membangkitkan pertanyaan-
pertanyaan yang pada intinya berupa tebakan nilai digital terhadap nilai tegangan analog yang
dikonversi. Apabila resolusi ADC tipe ini adalah 2^n maka diperlukan maksimal n kali
tebakan.
• MSB awalnya diset ke 1 dan 3 bit sisanya ditetapkan menjadi 000. Tegangan ekivalen digital
dibanding dengan tegangan input analog yang tidak diketahui.
•Apabila tegangan input analog lebih tinggi asal tegangan ekivalen digital, MSB dipertahankan
sebagai 1 dan MSB ke 2 diatur ke 1. Apabila jika tidak, MSB diatur ke 0 dan MSB kedua diatur
ke 1.
❖ Sistem Konversi
Waktu konversi adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah tegangan input analog ke
output digital. Kebanyakan tipe ADC menggunakan proses multi tingkat dalam mengkonversi
sehingga sinyal analog yang diubah tidak muncul menjadi digital dengan spontan. Biasanya,
butuh waktu dalam mikro detik sampai skala detik untuk tiap pengubahan. Waktu
pengkonversiannya berkaitan dengan jumlah bit, dimana semakin besar bit maka waktu
konversi akan semakin lama.
Successive approximation ADC proses konversinya menggunakan rangkaian counter yang
disebut successive-approximation register, yaitu dengan melalui Successive Approximation
dapat untuk menemukan nilai yang paling perfect. Perlu diketahui juga bahwasannya
Successive approximation ini tidak mencacah mulai dari 0 seperti halnya pada ADC tipe
counter tetapi juga dapat menghitung dengan mencoba semua nilai bit mulai dari most-
significant bit (MSB) dan berakhir pada least-significant bit.
Selama proses perhitungan, register akan memonitor output komparator untuk menentukan
apakah hitungan biner kurang atau lebih besar dari input sinyal analog. Perlu diketahui cara
penghitungan oleh type Successive approximation ini hampir mirip dengan metode trial-and-
fit dalam pengkonversian bilangan desimal ke biner, dimana nilai-nilai yang berbeda dari bit-
bit diujikan dari Most Significant Bit sampai dengan Least significant bit untuk memperoleh
sebuah bilangan biner yang sama dengan bilangan desimal asli.
❖ Perhitungan
Simulasi rangkaian SAR ADC 3 bit dibuat dengan menggunakan Software Livewire dengan
hasil pengujian PCB sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.
6,10−0,99
= = 0,64
23
Keterangan:
– VRFS = Voltage Range Full Scale (Rentang tegangan yang dapat terukur oleh rangkaian)
– Vref High = Tegangan input maksimum yang dapat diukur rangkaian
– Vref Low = Tegangan input minimum yang dapat diukur rangkaian
– N = Jumlah bit rangkaian A
Terdapat waktu tunda sekitar 0.5 detik untuk mengubah input analog menjadi keluaran digital.
Sementara itu sampling rate untuk selang 0,1 Hz hingga 500 kHz masih memberikan hasil
konversi yang baik pada rangkaian.
2 Tipe Integrating
❖ Prinsip Kerja
Cara kerja dari integrating ADC atau dual slope ADC terletak di proses charging dan
discharging asal kapasitor. Dimana waktu proses charging terhadap kapasitor sinyal inputnya
akan membawa sinyal noise kedalam sistem ADC. Sedangkan waktu kapasitor melakukan
proses discharging sistem counter akan melakukan penghitungan terhadap output bit ADC.
Semakin lama waktunya yang dibutuhkan buat proses dischargingnya akan menaikkan hasil
output digital ADC. Kelebihan dari dual slope ADC adalah mempunyai akurasi yang tinggi
serta memiliki resolusi yang baik dan juga akan menekan frekuwensi noise didalam sinyal
inputnya. namun menggunakan menekan frekuwensi noise tersebut akan menurunkan sampel
convert yaitu kurang lebih 30 sampel per detik. Dual slope ADC bisa dioperasikan buat sample
rate yang tinggi tetapi semakin meningkat sample rate pula akan menurunkan noise imumnity.
❖ Sistem Konversi
Output dari integrator yang terhubung ke terminal negatif komparator dan terminal positif
komparator terhubung ke ground. Pada awal konversi, tegangan input dihubungkan ke
integrator. Integrator mengintegrasikannya ke arah negatif. apabila dibandingkan dengan
ground, terminal pembalik negatif terhadap terminal non-pembalik sehingga output dari
komparator menjadi tinggi. Sama seperti kemiringan tunggal, sinyal AND kemudian
memberikan pulsa clock ke pencacah n-bit dan mulai menghitung dari nol hingga overflow
mencapai 1. Penghitung membutuhkan 2^n jam untuk mengintegrasikan sinyal input. Ketika
luapan terdeteksi, sakelar secara otomatis beralih dan bergabung dengan tegangan referensi
negatif. Karena tegangan referensi negatif, integrator mulai berintegrasi ke arah positif dan
proses yang sama diulang. ketika output dari komparator menjadi rendah counter akan berhenti
menghitung .
Pada saat itu, keluaran biner dari pencacah n-bit akan berbanding lurus dengan waktu
T2. Dengan cara ini, ADC dual-slope melakukan konversi.
Total waktu konversi ADC ini diberikan oleh
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2𝑛 𝑥 𝑇𝑐 + 𝑇2
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2𝑛 𝑥 𝑇𝑐 + 𝑛 𝑥 𝑇𝑐2
Dimana Tc adalah durasi clock. Jika kedua kemiringan sama atau kita katakan tegangan input
sama dengan tegangan referensi, waktu totalnya menjadi 2𝑛+1 𝑥𝑇𝑐.
❖ Perhitungan
Jika tegangan keluaran adalah V1 dan T1 adalah waktu yang dibutuhkan maka V1 diberikan
sebagai:
1
𝑉𝑜 = − 𝑥 𝑉𝑖𝑛 𝑑𝑡
𝑅𝐶
𝑉𝑖𝑛
𝑉1 = −𝑇1 𝑥
𝑅𝐶
Setelah waktu T1, sakelar akan terhubung ke tegangan referensi dan tegangan masing-masing
terintegrasi. Diagram menunjukkan bahwa tegangan referensi yang diberikan adalah negatif
namun biasanya lebih besar dari tegangan input.
Saat referensi negatif diterapkan, integrator terintegrasi ke arah positif dan terus berintegrasi
hingga output sama dengan tegangan nol. Waktu yang dibutuhkan diwakili oleh T2.
Setelah waktu T1, keluaran integrator adalah
−1
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑟𝑒𝑓 𝑑𝑡 + 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑅𝐶
Dimana untuk waktu T2 dapat ditulis sebagai
(−𝑉𝑟𝑒𝑓)
𝑉𝑜 = −𝑇2 𝑥 + 𝑉1
𝑅𝐶
Dimana V1 adalah tegangan awal melintasi kapasitor dan VO adalah tegangan keluaran total
melintasi integrator dalam waktu total T1 + T2.
Jika kita mengganti V1 dengan nilainya dalam persamaan di atas maka
𝑉𝑟𝑒𝑓 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜 = 𝑇2 𝑥 + (−𝑇1)𝑥
𝑅𝐶 𝑅𝐶
Output akan sama dengan nol setelah T1+T2. persamaan menjadi
𝑉𝑟𝑒𝑓 𝑉𝑖𝑛
𝑇2 𝑥 + (−𝑇1)𝑥 =0
𝑅𝐶 𝑅𝐶
𝑉𝑖𝑛
𝑇2 = 𝑇1 𝑥
𝑉𝑟𝑒𝑓
Pada ADC dual-slope, T1 dan tegangan referensi adalah konstan yang memberikan hasil bahwa
waktu T2 berbanding lurus dengan tegangan input. Jika tegangan input berubah, T2 juga
berubah.
❖ Prinsip Kerja
ADC jenis Counter ini akan mencacah mulai dari 0 hingga nilai yang setara dengan masukan
analog. Hasil perhitungan ini diubah menjadi analog menggunakan DAC untuk dibandingkan
dengan masukan analog. sehingga jika nilai pencacahan lebih besar dari masukan analog
Pencacahan yang dilakukan oleh counter akan berhenti. Nilai hitungan yang terakhir ini
merupakan hasil konversi yang nilainya setara masukan analog.
Binary counter (Penghitung biner) akan mendapatkan masukan clock secara terus-menerus dan
hitungannya akan bertambah atau berkurang tergantung pada apakah kontrol pencacah sedang
naik (up counter) atau apakah sedang turun (down counter). jenis ini tidak menguntungkan
untuk digunakan dalam sistem yang memerlukan waktu konversi masukan yang keluaran
singkat, akan tetapi pada bagian masukan pada tipe ini tidak memerlukan rangkaian sample
hold. ADC jenis counter ini sangat bergantung pada kecepatan clock pencacah, semakin tinggi
nilai clock yang digunakan, maka akan semakin singkat proses konversi.
Pada Counter Ramp ADC didalamnya tedapat DAC yang diberi masukan dari counter,
masukan counter dari sumber Clock dimana sumber Clock dikendalikan dengan cara meng
AND kan dengan output dari komparator. Pada awal konversi, penghitung diatur ulang dan
disetel ke nol. Karena ini output dari konverter digital ke analog juga sama dengan nol.
Awalnya, tegangan input yang diberikan lebih tinggi dari tegangan DAC output yang
memenuhi kondisi keadaan tinggi komparator .komparator akan membandingkan antara
tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC. Karena penghitung terus
menambah hitungannya, output dari konverter digital ke analog juga meningkat secara
bertahap. Output DAC ini terus-menerus dibandingkan dengan tegangan input.Apabila
tegangan input yang dikonversi tidak sama dengan tegangan output DAC, maka keluaran
comparator = 1 sehingga Clock dapat memberikan masukan (input) counter dan hitungan pada
counter akan naik.
Sistem konversi
Demikian pula, dengan membagi tegangan, kita dapat menemukan tegangan referensi dari
masing-masing komparator.
• V3: V3= 3Vref/8
• V4: V4 = 4Vref / 8
• V5: V5= 5Vref/8
• V6: V6=6Vref/8
• V7: V7= 7Vref/8
•
Tegangan referensi dari setiap komparator ini menunjukkan bahwa ada perbedaan satu bit
paling signifikan di antara masing-masing tegangan referensi.
1 LSB = Vref/8
Dengan demikian, setiap komparator membandingkan tegangan input dengan tegangan
referensi. Inilah dua kasus.
Jika tegangan input lebih kecil dari tegangan referensi komparator maka output dari
komparator rendah. Sedangkan jika tegangan input lebih besar dari tegangan referensi
komparator tertentu maka outputnya akan tinggi.
Encoder prioritas bergantung pada pembanding ini. Output dari komparator memutuskan kode
biner yang dihasilkan oleh encoder.
Untuk memahami sepenuhnya cara kerja Flash ADC, kami mengambil contoh referensi dan
tegangan input masing-masing yaitu Vref=8V dan Vin=3.3V.
Untuk software yang saya gunakan untuk mengecek plagiasi menggunakan website:
https://www.check-plagiarism.com/