Anda di halaman 1dari 10

JENIS KONVERTER ADC (Analog To Digital Converter)

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Kendali Digital”


Dosen pengampu: Dinda Ayu Permatasari, S.ST., M.T

Disusun Oleh:

Lisa Rahmawati

12 / 2031110005

2B - D3 Teknik Elektronika

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
JENIS KONVERTER ADC (Analog To Digital Converter)

1 Tipe Successive Approximation (PendekatanBerturut- turut)

❖ Prinsip kerja
Prinsip kerja Successive Approximation type ADC ini beroperasi dengan membagi secara
berturut-turut rentang teganga nmenjadi setengahnya, dengan membangkitkan pertanyaan-
pertanyaan yang pada intinya berupa tebakan nilai digital terhadap nilai tegangan analog yang
dikonversi. Apabila resolusi ADC tipe ini adalah 2^n maka diperlukan maksimal n kali
tebakan.
• MSB awalnya diset ke 1 dan 3 bit sisanya ditetapkan menjadi 000. Tegangan ekivalen digital
dibanding dengan tegangan input analog yang tidak diketahui.
•Apabila tegangan input analog lebih tinggi asal tegangan ekivalen digital, MSB dipertahankan
sebagai 1 dan MSB ke 2 diatur ke 1. Apabila jika tidak, MSB diatur ke 0 dan MSB kedua diatur
ke 1.
❖ Sistem Konversi
Waktu konversi adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah tegangan input analog ke
output digital. Kebanyakan tipe ADC menggunakan proses multi tingkat dalam mengkonversi
sehingga sinyal analog yang diubah tidak muncul menjadi digital dengan spontan. Biasanya,
butuh waktu dalam mikro detik sampai skala detik untuk tiap pengubahan. Waktu
pengkonversiannya berkaitan dengan jumlah bit, dimana semakin besar bit maka waktu
konversi akan semakin lama.
Successive approximation ADC proses konversinya menggunakan rangkaian counter yang
disebut successive-approximation register, yaitu dengan melalui Successive Approximation
dapat untuk menemukan nilai yang paling perfect. Perlu diketahui juga bahwasannya
Successive approximation ini tidak mencacah mulai dari 0 seperti halnya pada ADC tipe
counter tetapi juga dapat menghitung dengan mencoba semua nilai bit mulai dari most-
significant bit (MSB) dan berakhir pada least-significant bit.
Selama proses perhitungan, register akan memonitor output komparator untuk menentukan
apakah hitungan biner kurang atau lebih besar dari input sinyal analog. Perlu diketahui cara
penghitungan oleh type Successive approximation ini hampir mirip dengan metode trial-and-
fit dalam pengkonversian bilangan desimal ke biner, dimana nilai-nilai yang berbeda dari bit-
bit diujikan dari Most Significant Bit sampai dengan Least significant bit untuk memperoleh
sebuah bilangan biner yang sama dengan bilangan desimal asli.
❖ Perhitungan
Simulasi rangkaian SAR ADC 3 bit dibuat dengan menggunakan Software Livewire dengan
hasil pengujian PCB sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.

Untuk mendapatkan tingkat resolusi

6,10−0,99
= = 0,64
23
Keterangan:
– VRFS = Voltage Range Full Scale (Rentang tegangan yang dapat terukur oleh rangkaian)
– Vref High = Tegangan input maksimum yang dapat diukur rangkaian
– Vref Low = Tegangan input minimum yang dapat diukur rangkaian
– N = Jumlah bit rangkaian A
Terdapat waktu tunda sekitar 0.5 detik untuk mengubah input analog menjadi keluaran digital.
Sementara itu sampling rate untuk selang 0,1 Hz hingga 500 kHz masih memberikan hasil
konversi yang baik pada rangkaian.
2 Tipe Integrating
❖ Prinsip Kerja
Cara kerja dari integrating ADC atau dual slope ADC terletak di proses charging dan
discharging asal kapasitor. Dimana waktu proses charging terhadap kapasitor sinyal inputnya
akan membawa sinyal noise kedalam sistem ADC. Sedangkan waktu kapasitor melakukan
proses discharging sistem counter akan melakukan penghitungan terhadap output bit ADC.
Semakin lama waktunya yang dibutuhkan buat proses dischargingnya akan menaikkan hasil
output digital ADC. Kelebihan dari dual slope ADC adalah mempunyai akurasi yang tinggi
serta memiliki resolusi yang baik dan juga akan menekan frekuwensi noise didalam sinyal
inputnya. namun menggunakan menekan frekuwensi noise tersebut akan menurunkan sampel
convert yaitu kurang lebih 30 sampel per detik. Dual slope ADC bisa dioperasikan buat sample
rate yang tinggi tetapi semakin meningkat sample rate pula akan menurunkan noise imumnity.

❖ Sistem Konversi

Output dari integrator yang terhubung ke terminal negatif komparator dan terminal positif
komparator terhubung ke ground. Pada awal konversi, tegangan input dihubungkan ke
integrator. Integrator mengintegrasikannya ke arah negatif. apabila dibandingkan dengan
ground, terminal pembalik negatif terhadap terminal non-pembalik sehingga output dari
komparator menjadi tinggi. Sama seperti kemiringan tunggal, sinyal AND kemudian
memberikan pulsa clock ke pencacah n-bit dan mulai menghitung dari nol hingga overflow
mencapai 1. Penghitung membutuhkan 2^n jam untuk mengintegrasikan sinyal input. Ketika
luapan terdeteksi, sakelar secara otomatis beralih dan bergabung dengan tegangan referensi
negatif. Karena tegangan referensi negatif, integrator mulai berintegrasi ke arah positif dan
proses yang sama diulang. ketika output dari komparator menjadi rendah counter akan berhenti
menghitung .
Pada saat itu, keluaran biner dari pencacah n-bit akan berbanding lurus dengan waktu
T2. Dengan cara ini, ADC dual-slope melakukan konversi.
Total waktu konversi ADC ini diberikan oleh
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2𝑛 𝑥 𝑇𝑐 + 𝑇2
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2𝑛 𝑥 𝑇𝑐 + 𝑛 𝑥 𝑇𝑐2
Dimana Tc adalah durasi clock. Jika kedua kemiringan sama atau kita katakan tegangan input
sama dengan tegangan referensi, waktu totalnya menjadi 2𝑛+1 𝑥𝑇𝑐.

❖ Perhitungan

Jika tegangan keluaran adalah V1 dan T1 adalah waktu yang dibutuhkan maka V1 diberikan
sebagai:
1
𝑉𝑜 = − 𝑥 𝑉𝑖𝑛 𝑑𝑡
𝑅𝐶
𝑉𝑖𝑛
𝑉1 = −𝑇1 𝑥
𝑅𝐶

Setelah waktu T1, sakelar akan terhubung ke tegangan referensi dan tegangan masing-masing
terintegrasi. Diagram menunjukkan bahwa tegangan referensi yang diberikan adalah negatif
namun biasanya lebih besar dari tegangan input.
Saat referensi negatif diterapkan, integrator terintegrasi ke arah positif dan terus berintegrasi
hingga output sama dengan tegangan nol. Waktu yang dibutuhkan diwakili oleh T2.
Setelah waktu T1, keluaran integrator adalah
−1
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑟𝑒𝑓 𝑑𝑡 + 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑅𝐶
Dimana untuk waktu T2 dapat ditulis sebagai
(−𝑉𝑟𝑒𝑓)
𝑉𝑜 = −𝑇2 𝑥 + 𝑉1
𝑅𝐶
Dimana V1 adalah tegangan awal melintasi kapasitor dan VO adalah tegangan keluaran total
melintasi integrator dalam waktu total T1 + T2.
Jika kita mengganti V1 dengan nilainya dalam persamaan di atas maka
𝑉𝑟𝑒𝑓 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜 = 𝑇2 𝑥 + (−𝑇1)𝑥
𝑅𝐶 𝑅𝐶
Output akan sama dengan nol setelah T1+T2. persamaan menjadi
𝑉𝑟𝑒𝑓 𝑉𝑖𝑛
𝑇2 𝑥 + (−𝑇1)𝑥 =0
𝑅𝐶 𝑅𝐶
𝑉𝑖𝑛
𝑇2 = 𝑇1 𝑥
𝑉𝑟𝑒𝑓
Pada ADC dual-slope, T1 dan tegangan referensi adalah konstan yang memberikan hasil bahwa
waktu T2 berbanding lurus dengan tegangan input. Jika tegangan input berubah, T2 juga
berubah.

3 Tipe Counter (ADC Tipe Digital Ramp)

❖ Prinsip Kerja

ADC jenis Counter ini akan mencacah mulai dari 0 hingga nilai yang setara dengan masukan
analog. Hasil perhitungan ini diubah menjadi analog menggunakan DAC untuk dibandingkan
dengan masukan analog. sehingga jika nilai pencacahan lebih besar dari masukan analog
Pencacahan yang dilakukan oleh counter akan berhenti. Nilai hitungan yang terakhir ini
merupakan hasil konversi yang nilainya setara masukan analog.
Binary counter (Penghitung biner) akan mendapatkan masukan clock secara terus-menerus dan
hitungannya akan bertambah atau berkurang tergantung pada apakah kontrol pencacah sedang
naik (up counter) atau apakah sedang turun (down counter). jenis ini tidak menguntungkan
untuk digunakan dalam sistem yang memerlukan waktu konversi masukan yang keluaran
singkat, akan tetapi pada bagian masukan pada tipe ini tidak memerlukan rangkaian sample
hold. ADC jenis counter ini sangat bergantung pada kecepatan clock pencacah, semakin tinggi
nilai clock yang digunakan, maka akan semakin singkat proses konversi.
Pada Counter Ramp ADC didalamnya tedapat DAC yang diberi masukan dari counter,
masukan counter dari sumber Clock dimana sumber Clock dikendalikan dengan cara meng
AND kan dengan output dari komparator. Pada awal konversi, penghitung diatur ulang dan
disetel ke nol. Karena ini output dari konverter digital ke analog juga sama dengan nol.
Awalnya, tegangan input yang diberikan lebih tinggi dari tegangan DAC output yang
memenuhi kondisi keadaan tinggi komparator .komparator akan membandingkan antara
tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC. Karena penghitung terus
menambah hitungannya, output dari konverter digital ke analog juga meningkat secara
bertahap. Output DAC ini terus-menerus dibandingkan dengan tegangan input.Apabila
tegangan input yang dikonversi tidak sama dengan tegangan output DAC, maka keluaran
comparator = 1 sehingga Clock dapat memberikan masukan (input) counter dan hitungan pada
counter akan naik.
Sistem konversi

• Sinyal (conversion request) dikirimkan ke konverter dan pencacah di reset ke NOL.


• Sinyal clock membuat pencacah mulai menghitung sampai tegangan referensi yang
dihasilkan DAC, lebih besar dari input analog menjadi output kemudian output menjadi
logika 1 kontrol logika membuat pencacah berhenti
• Nilai pencacah = nilai digital

• untuk Vin <Vdac


Jika tegangan keluaran dari konverter digital ke analog lebih tinggi dari tegangan input,
keadaan pembanding akan menjadi rendah. Tidak ada pulsa yang akan dapat diterapkan ke
konter. Sebaliknya, output rendah dari pembanding pergi ke sirkuit kontrol yang sebagai
imbalannya kait output counter dan counter akan diatur ulang. sehingga dapat disimpulkan
bahwa output yang terentang berbanding lurus dengan tegangan input. Ini adalah seluruh
prosedur dan setelah selesai, sekali lagi tegangan input diambil sampelnya dan konversi baru
dimulai. Penghitung diatur ulang untuk setiap konversi baru yaitu penghitung memulai
penghitungan dari nol dan seterusnya di setiap konversi.
• untuk Vin > Vdac
Selama tegangan masukkan lebih besar dari tegangan output DAC, keluaran komparator tinggi
dan counter dilengkapi dengan pulsa clock untuk melakukan perhitungan. Akibatnya, output
digital ke analog meningkat perlahan secara bertahap.
❖ Perhitungan
Jika akan dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan mengasumsikan counter reset, sehingga
keluaran pada DAC juga 0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik dari 0000
ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu keluaran
Comparator = 1, karena mendapatkan kombinasi biner dari counter 0001 maka tegangan
keluaran DAC naik dan dibandingkan lagi dengan tegangan masukan demikian seterusnya nilai
counter naik dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga suatu saat tegangan masukan dan
tegangan keluaran DAC sama yang mengakibatkan keluaran komparator = 0 dan Clock tidak
dapat masuk. Nilai counter saat itulah yang merupakan hasil konversi dari analog yang
dimasukkan.
Rumus umum waktu konversi maksimum :
Tc(maks) = (2𝑛 − 1)Tclk
Dimana N adalah jumlah bit konverter analog ke digital dan Tclk adalah durasi pulsa clock.
Contoh : Misalnya, jika N=8 bit dan Tclk=T maka waktu konversi maksimum adalah
Tc(maks) = (28 − 1)T
Tc(maks) = (256 − 1)T
Tc(maks) = 255T
Tegangan input menjadi sama dengan tegangan output skala penuh DAC jika semua bit input
adalah 1. Untuk ini, pencacah membutuhkan pulsa clock 2𝑛 − 1 untuk mencapai dari semua
bit nol ke semua bit satu. Persamaan waktu konversi ini menunjukkan ketergantungannya pada
resolusi dan frekuensi clock. Resolusi jenis ADC ini didasarkan pada DAC-nya. Jika bit
konverter digital ke analog meningkat, resolusi ADC tipe penghitung meningkat yang pada
akhirnya meningkatkan waktu konversi. Jadi ada trade-off antara resolusi dan waktu konversi.
Peningkatan frekuensi clock dapat mengurangi waktu konversi tetapi juga dibatasi oleh waktu
respons komponen konverter analog ke digital.
4 Tipe Pararel
❖ Prinsip Kerja
Flash ADC juga dikenal sebagai parallel A/D Converter sebagai rangkaian ADC yang paling
mudah dipelajari. Flash ADC dimana dibentuk dari serangakaian komparator yang
membandingkan sinyal input dengan tegangan referensi menggunakan op-amp. Resistor yang
dipergunakan disini harus menggunakan resistor yang bertoleransi tinggi supaya lebih akurat.
output dihubungkan ke input dari sebuah priority encoder, akan menghasilkan output biner.
Pertama, rangkaian sample & hold mengambil sampel tegangan input untuk ADC 4-bit
pertama. ADC ini memberikan kode biner yang akan menjadi MSB dari keluaran biner akhir.
Ini dimasukkan ke DAC yang mengubah sinyal kembali ke sinyal analog untuk digunakan
sebagai tegangan referensi. Output dari subtractor adalah input dari ADC kedua dan
memberikan LSB dari output biner akhir. Oleh karena itu, resolusi yang sama dicapai hanya
dengan 30 pembanding
Prinsip kerja rangkaian flash ADC 3 bit,Vref merupakan tegangan stabil yang disediakan oleh
regulator tegangan presisi yangmenjadi bagian dari rangkaian converter-nya. apabila input
analognya melebihi tegangan referensi, output komparator akan menghasilkan kondisi tinggi
secara beruntun. sehingga priority encoder akan menghasilkan kondisi tinggi secara beruntun.
Priority encoder akan membangkitkan bilangan biner berdasarkan input atau masukan yang
diterima.
❖ Sistem Konversi
Tipe ini dapat menunjukkan konversi secara lengkap pada kecepatan 100 MHz dengan
rangkaian kerja sederhana. serangakaian resistor mengatur input inverting dari tiap-tiap
konverter ke tegangan yang lebih tinggi dari konverter sebelumnya .jadi jika tegangan masukan
Vin denagn full scale range, komparator dengan bias di bawah Vin akan menghasilkan keluaran
yang rendah.
Keluaran komparator ini bukan dalam bentuk biner murni. sebuah dekoder
diperlukan untuk menghasilkan suatu keluaran biner. Beberapa komparator berkecepatan
tinggi, dengan waktu tunda (delay) kurang dari 6 ns banyak dipergunakan oleh karena itu
dihasilkan kecepatan konversi yang sangat tinggi. Jumlah komparator yang dibutuhkan untuk
suatu konversi n bit adalah 2n-1.
Dalam system flash adc parallel ini memiliki 3 komponen utama untuk mengubah input analog
menjadi digital. Berikut 3 komponen utama flash adc:
• Rangkaian Pembagi Tegangan Resistor
Pembagi tegangan resistif seperti namanya adalah rangkaian rangkaian resistor sederhana yang
dihubungkan secara seri dengan tegangan input untuk menurunkan tegangannya. Itu terjadi
karena distribusi tegangan input di antara semua resistor. Rangkaian ini digunakan untuk
menghasilkan tegangan referensi atau untuk menurunkan besarnya tegangan tinggi. Rumus
umum untuk rangkaian diturunkan menggunakan Hukum Kirchoff. Jika 2 buah resistor
dirangkai secara seri maka
Vout= R2 x Vin / R1+R2
• pembanding
Komparator adalah penguat operasional dasar yang digunakan untuk membandingkan dua
tegangan analog atau tegangan input dengan tegangan referensi. Kemudian mengeluarkan
sinyal biner. Komparator sebagian besar merupakan bagian dari perangkat yang membutuhkan
digitalisasi tegangan inputnya. Cara kerja komparator cukup sederhana. Tegangan input
dihubungkan ke ujung positif sedangkan tegangan lain atau tegangan referensi dihubungkan ke
ujung negatif komparator.
Jika V+ > V- maka Vout akan menjadi 1 dan vout akan ditarik rendah jika V+ < V-.
• Enkoder Prioritas
Encoder adalah rangkaian logika yang dilengkapi dengan 2 input N bertenaga. Ini memberikan
kode biner sehubungan dengan input tinggi yang sesuai. Ini menghasilkan kesalahan jika lebih
dari satu input dalam keadaan tinggi. Jadi, untuk mengatasi masalah ini, ADC flash dibuat
menggunakan encoder prioritas. Encoder prioritas tidak menghasilkan hasil yang ambigu
bahkan jika dua atau lebih input berada dalam status tinggi secara bersamaan. Sebaliknya, ia
memberikan kode biner berdasarkan prioritas input tertinggi. Mekanisme prioritas bisa naik
atau turun.
❖ Perhitungan
Mari kita misalkan V1 diterapkan pada komparator pertama maka V1 ini dapat dihitung
sebagai:
V1= RxVref/R+7R
V1 = Vref/8
Sekarang pertimbangkan V2 sebagai tegangan referensi untuk komparator nomor 2. Jadi V2
akan menjadi
V2= (R+R)xVref/8R
V2 = 2Vref/8

Demikian pula, dengan membagi tegangan, kita dapat menemukan tegangan referensi dari
masing-masing komparator.
• V3: V3= 3Vref/8
• V4: V4 = 4Vref / 8
• V5: V5= 5Vref/8
• V6: V6=6Vref/8
• V7: V7= 7Vref/8

Tegangan referensi dari setiap komparator ini menunjukkan bahwa ada perbedaan satu bit
paling signifikan di antara masing-masing tegangan referensi.
1 LSB = Vref/8
Dengan demikian, setiap komparator membandingkan tegangan input dengan tegangan
referensi. Inilah dua kasus.
Jika tegangan input lebih kecil dari tegangan referensi komparator maka output dari
komparator rendah. Sedangkan jika tegangan input lebih besar dari tegangan referensi
komparator tertentu maka outputnya akan tinggi.
Encoder prioritas bergantung pada pembanding ini. Output dari komparator memutuskan kode
biner yang dihasilkan oleh encoder.
Untuk memahami sepenuhnya cara kerja Flash ADC, kami mengambil contoh referensi dan
tegangan input masing-masing yaitu Vref=8V dan Vin=3.3V.

Dengan pengukuran spesifik, V1 ternyata menjadi


V1 = Rx8V/R+7R
V1 = 8Vf/8
V1 = 1V

Semua tegangan referensi dihitung menggunakan rumus pembagi tegangan yang


sama. Karenanya,
V2 = 3V
V3 = 3V
V4 = 4V
V5 = 5V
V6 = 6V
V7 = 7V
Hasil Check Plagiasi

Untuk software yang saya gunakan untuk mengecek plagiasi menggunakan website:

https://www.check-plagiarism.com/

Anda mungkin juga menyukai