Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

RANGKAIAN KOMBINASIONAL

Decoder, Encoder, dan Multiplekser

Asisten : 1. Ramadhani Aisyah

2. Dwi Hasifah

Nama : Saukir Rahman

NIM : 172410103007

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS JEMBER

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum materi rangkaian kombinasional
adder dan substraktor yaitu :
1. Mampu menyusun table kebenaran berdasarkan rangkaian digitalnya.
2. Mampu memahami dan menggunakan rangkaian decoder, encoder dan
multiplekser

1.2. Dasar Teori

1.2.1. Gerbang Logika


Gerbang logika (Gerbang Logik) adalah suatu entitas dalam
elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau
beberapa masukan logika menjadi sebuah sinyal keluaran logika.
Terdapat 3 gerbang logika dasar yaitu : Gerbang AND, Gerbang OR,
dan Gerbang NOT, ketiga gerbang tersebut menghasilkan gerbang
lainnya yaitu : Gerbang NAND, Gerbang NOR, Gerbang XOR dan
Gerbang XNOR.

1.2.2. Rangkaian Kombinasional


Rangkaian Kombinasi/ Rangkaian Terintegrasi adalah
rangkaian aplikasi yang terbentuk dari berbagai macam gerbang
logika dan dapat merupakan kombinasi dari satu jenis gerbang logika
atau lebih. Penyederhanaan rangkaian terintegrasi dapat
menggunakan, Aljabar Boolean, Karnaugh Map, Diagram Venn, dan
Quinne -Mc.Cluskey. Salah satu contoh rangkaian kombinasional
yang akan kita pelajari adalah rangkaian kombinasional decoder,
encoder dan multiplekser.
1.2.3. Decoder
Pengertian Decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat
mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat melihat atau
menerima informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat
diartikan sebagai rangkaian logika yang ditugaskan untuk menerima
input bilangan biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai
dengan urutan biner tersebut. Kebalikan dari decoder
adalah encoder.
Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam
menyalakan seven segmen. Hal tersebut yang menyebabkan kita
menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven
segmen. Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita
bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita
buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Berikut ini
adalah table kebenaran dan gambar rangkaian decoder.
1.2.4. Encoder
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan
dengan dekoder. Encoder berfungsi sebagai rangkaian untuk
mengkodekan data input menjadi data bilangan dengan format
tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi
gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input
dan memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder
akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode
bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder
seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian
digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah
line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD
(Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder”
yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line
(3 bit BCD).
1.2.5. Multiplekser
Multiplekser atau disingkat MUX adalah alat atau komponen
elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan
ke bagian output (keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih
akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol (kendali)
Select. Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX ini disebut
Demultiplekser (DEMUX). Pada DEMUX, jumlah masukannya
hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian
input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana
tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Langkah Kerja


Langkah-langkah yang dilakukan saat melakukan praktikum :
1. Berdasarkan contoh pada table kebenaran 1 dan gambar 1 diatas
buatlah table kebenaran dan rangkaian decoder 2 to 4.
2. Berdasarkan contoh pada gambar 2 buatlah rangkaian encoder 4 line
dengan output 2.
3. Uji coba inputan bilangan biner 01 pada hasil rangkaian langkah kerja
1, sebutkan nilai output yang dihasilkan.

2.2. Hasil dan Pembahasan


1. Tabel kebenaran dan rangkaian decoder 2 to 4
INPUT OUTPUT
X1 X2 Y0 Y1 Y2 Y3
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1

Rangkaian
2. Rangkaian Encoder 4 line dengan output 2

3. Uji coba inputan bilangan biner 01 pada no. 1

Nilai output yang dihasilkan yaitu D1 atau Y1


Input X = 0
Y=0
Output Y0 = 1
Y1 = 0
Y2 = 0
Y3 = 0
Input X = 1
Y=0
Output Y0 = 0
Y1 = 1
Y2 = 0
Y3 = 0
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Prinsip kerja dari rangkaian decoder adalah rangkaian logika yang mengubah
masukan kode biner N-bit ke M saluran keluaran sedemikian rupa sehingga setiap
saluran keluaran hanya satu yang akan diaktifkan dari keberapa kemungkinan
kombinasi masukan. Setiap N masukan dapat berisi 0 atau 1, ada 2^N
kemungkinan kombinasi dari masukan atau kode-kode. Untuk setiap kombinasi
masukan ini hanya satu dari M (N adalah bilangan bulat dan M adalah bilangan
bulat yang lebih kecil atau sama dengan 2^N) keluaran yang akan aktif (High),
sedangkan keluaran yang lain adalah Low. Beberapa decoder didesain untuk
menghasilkan keluaran Low pada keadaan aktif, dimana hanya keluaran yang di
pilih adalah Low sementara keluaran yang lain adalah High. 2.
DAFTAR PUSTAKA

http://dedyristiyanto.web.ugm.ac.id/2015/03/10/decoder-encoder-multiplekser-
dan-demultiplexer-praktikum-ii/

http://katonkasep.blogspot.co.id/2015/03/bab-2-decoder-encoder-multiplekser-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai