Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER, DAN


DEMULTIPLEXER

Nama : Fatihah Kusuma Rani

NIM : 225090807111010

Kelompok : 11

Tanggal Praktikum: 15 November 2023

Nama Asisten : Mohammad Meico Praswinanda

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DIGITAL
ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER, DAN DEMULTIPLEXER

Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________


Pukul : _____________________________________________________

Korektor Asisten

...... CO Asisten
(Nama Asisten)

Catatan: (Ariq Hafizh Baiquny)

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________


Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Praktikum percobaan encoder, decoder, multiplexer, dan demultiplexer dilakukan


agar dapat dipahami operasi dan penggunaan dari encoder, decoder, multiplexer, dan
demultiplexer serta dapat dipahami operasi dan penggunaan dari seven-segment.

1.2 DASAR TEORI

Pada sistem digital diperoleh data dan informasi dengan kode biner yang kemudian
dioperasikan dengan operasi tertentu. Beberapa operasinya antara lain yaitu encoding,
decoding, multiplexer, dan demultiplexer. Semua operasi tersebut telah difasilitasi oleh
ketersediaan banyak IC dalam kategori MSI (integrasi skala menengah) (Tocci, dkk.,
2007).

Encoder dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat yang memiliki kemampuan


untuk mengkonversi suatu bilangan dalam sistem tertentu (misalnya sistem bilangan
desimal) yang terdapat pada bagian inputnya menjadi bilangan biner yang terdapat pada
bagian outputnya. Encoder juga dapat didefinisikan sebagai suatu serangkaian komponen
yang memiliki fungsi untuk mengubah data pada maksimal 2n input menjadi data pada n
output. Dalam konteks rangkaian digital, encoder merujuk pada rangkaian kombinasi
gerbang digital yang memiliki banyak input dalam bentuk line input dan menghasilkan
sedikit output dalam bentuk bilangan biner (Ali dan Ariadie, 2018).

Encoder berfungsi sebagai rangkaian untuk mengonversi data input menjadi data
dalam format bilangan tertentu. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif
menjadi kode bilangan biner yang sesuai. Di dalam teori digital, terdapat berbagai istilah
dalam encoder, misalnya "Desimal to BCD Encoder" yang merujuk pada rangkaian digital
yang digunakan untuk mengkodekan jalur masukan desimal menjadi kode bilangan biner
4-bit dalam format BCD (Binary Coded Decimal), atau "8 line to 3 line encoder" yang
mengacu pada rangkaian encoder dengan 8 jalur input dan 3 jalur output (Ali dan Ariadie,
2018).
Gambar 1.2.1 Ilustrasi digital encoder (Ali dan Ariadie, 2018).

Selanjunya adalah decoder. Decoder merupakan sebuah rangkaian logika yang


menerima sekelompok masukan yang mewakili bilangan biner, dan hanya mengaktifkan
keluaran yang sesuai dengan bilangan biner tersebut. Dengan kata lain, rangkaian decoder
akan mengevaluasi masukan yang diberikan, mengidentifikasi bilangan biner yang ada,
dan mengaktifkan satu keluaran yang sesuai dengan bilangan tersebut; sementara keluaran
lain tetap tidak aktif. Setiap kombinasi masukan memiliki kemungkinan kode yang
berbeda, di mana hanya satu dari keluaran yang akan aktif (tinggi), sementara keluaran
lainnya tetap rendah. Banyak decoder dirancang untuk menghasilkan keluaran yang aktif
rendah, di mana hanya keluaran yang dipilih yang akan rendah, sedangkan keluaran lainnya
akan tinggi. Keadaan ini ditunjukkan dengan adanya simbol lingkaran kecil pada jalur
keluaran dalam diagram decoder (Tocci, dkk., 2007).

Gambar 1.2.2 Diagram decoder (Tocci, dkk., 2007).

Berikutnya yaitu multiplexer. Multiplexer juga dikenal sebagai pemilih data, adalah
sebuah rangkaian kombinasional yang memiliki beberapa jalur masukan, satu jalur
keluaran, dan beberapa jalur pilihan. Terdapat beberapa IC (Integrated Circuit) multiplexer
yang menyediakan output komplementer. Selain itu, multiplexer dalam bentuk IC
umumnya dilengkapi dengan input ENABLE atau STROBE, yang harus aktif agar
multiplexer dapat berfungsi sesuai yang diinginkan. Multiplexer berfungsi untuk memilih
informasi biner dari salah satu jalur masukan, tergantung pada status logika dari input
pilihan, dan mengarahkannya ke jalur keluaran. Jika terdapat n jalur pilihan, maka jumlah
maksimum jalur masukan yang dapat digunakan adalah 2n, dan multiplexer tersebut
disebut sebagai multiplexer 2n-ke-1 atau multiplexer 2n ×1 (Maini, 2007).

Gambar 1.2.3 Rangkaian multiplexer dasar 4-to-1 (Maini, 2007).

Kemudian terdapat demultiplexer. Demultiplexer adalah sebuah rangkaian logika


yang berfungsi untuk mengarahkan data dari input ke salah satu outputnya menggunakan
sinyal pemilih atau kontrol. Demultiplexer juga dikenal sebagai penyalur data atau data
distributor, dan fungsinya merupakan kebalikan dari fungsi multiplexer. Jumlah output
pada demultiplexer adalah 2n, di mana n merupakan jumlah bit pada sinyal pemilih.
Sebagai contoh, terdapat demultiplexer 1 ke 2 dengan 1-bit sinyal pemilih, demultiplexer
1 ke 4 dengan 2-bit sinyal pemilih, demultiplexer 1 ke 8 dengan 3-bit sinyal pemilih, dan
seterusnya. Dalam operasinya, demultiplexer akan mengalirkan data masukan ke salah satu
output sesuai dengan kombinasi bit pada sinyal pemilih. Dengan demikian, demultiplexer
berperan dalam membagi data dari input ke beberapa output yang berbeda, tergantung pada
sinyal pemilih yang aktif (Muchlas, 2020).

Gambar 1.2.4 Diagram demultiplexer (Muchlas, 2020).


BAB II

METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN

Praktikum percobaan encoder, decoder, multiplexer, dan demultiplexer digunakan


alat dan bahan berupa papan uji rangkaian, sumber tegangan, oscilloscope, generator clock,
8 buah switch logika, counter biner 4 bit, 4 buah gerbang AND, 6 buah gerbang OR, 2 buah
gerbang NOT, BCD to seven-segment decoder, 4 buah LED logic indicator, 7 buah tahanan
330 Ohm, dan beberapa kabel penghubung.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN

2.2.1 ENCODER

Dibuat rangkaian encoder dengan gerbang OR dengan empat masukan yang dapat dibuat
dengan digunakan dua buah gerbang OR dua masukan. Kemudian masing-masing masukan
dari enconder tersebut dihubungkan pada switch logika dan masing-masing keluaran dari
encoder dihubungkan ke LED logic indicator

Sumber tegangan dihubungkan ke IC OR, kaki no. 14 ke VCC = +5 V, kaki no.7 ke ground,
kemudian sumber tegangan dihidupkan

Nilai keluaran 20, 21 dan 22 untuk nilai masukan dianalisa
X0X1X2X3X4X5X6X7 = 1 0 0 0 0 0 0 0
X0X1X2X3X4X5X6X7 = 0 1 0 0 0 0 0 0
X0X1X2X3X4X5X6X7 = 0 0 1 0 0 0 0 0
dan seterusnya sampai
X0X1X2X3X4X5X6X7 = 0 0 0 0 0 0 0 1
Selanjutnya sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas

2.2.2 DECODER

Dibuat rangkaian decoder 2 bit. Kemudian masukan 20 dan 21 dari rangkaian tersebut
dihubungkan pada switch logika dan keluaran Y0, Y1, Y2, dan Y3 masing-masing
dihubungkan ke LED logic indicator

Sumber tegangan dihubungkan ke IC AND dan NOT, kaki no. 14 ke VCC = +5 V, kaki no.7
ke ground, kemudian sumber tegangan dihidupkan

Nilai keluaran Y0, Y1, Y2, dan Y3 dianalisa untuk semua nilai kemungkinan dari masukan 20
dan 21. Selanjutnya sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas

2.2.3 MULTIPLEXER

Dibuat rangkaian full 4-to-1 multiplexer. Dibuat juga rangkaian counter



Masing-masing keluaran dari counter (QA, QB, QC, dan QD) dihubungkan ke saluran
masukan dari multiplexer
QA dihubungkan pada saluran masukan ke-0
QB dihubungkan pada saluran masukan ke-1
QC dihubungkan pada saluran masukan ke-2
QD dihubungkan pada saluran masukan ke-3

Masukan 20 dan 21 dihubungkan ke switch logika dan keluaran multiplexer (Y)
dihubungkan pada osciloscope

Sumber tegangan dihubungkan ke IC counter, kaki no. 5 ke VCC = +5 V, kaki no.10 ke
ground. Pada IC gerbang AND, OR, dan NOT, kaki no. 14 ke VCC = +5 V, kaki no.7 ke
ground, kemudian sumber tegangan dihidupkan

Keluaran generator clock dihubungkan pada masukan clock dari counter, frekuensi clock
dipilih nilai sebesar 1 kHz. Kemudian generator clock dihidupkan. Berikutnya nilai
keluaran dari rangkaian tersebut dianalisa untuk semua nilai kemungkinan dari masukan 20
dan 21. Selanjutnya sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas

2.2.4 DEMULTIPLEXER

Dibuat rangkaian full 4-to-1 demultiplexer. Kemudian masukan 20 dan 21 dihubungkan


pada switch logika

Sumber tegangan dihubungkan ke IC AND dan NOT, kaki no. 14 ke VCC = +5 V, kaki no.7
ke ground, kemudian sumber tegangan dihidupkan

Keluaran generator clock dihubungkan pada masukan demultiplexer, frekuensi clock dipilih
nilai sebesar 1 kHz. Kemudian generator clock dihidupkan.

Sumber tegangan dihubungkan ke IC counter, kaki no. 5 ke VCC = +5 V, kaki no.10 ke
ground. Pada IC gerbang AND, OR, dan NOT, kaki no. 14 ke VCC = +5 V, kaki no.7 ke
ground, kemudian sumber tegangan dihidupkan

Keluaran generator clock dihubungkan pada masukan clock dari counter, frekuensi clock
dipilih nilai sebesar 1 kHz. Kemudian generator clock dihidupkan. Berikutnya nilai
keluaran dari rangkaian tersebut (Y0, Y1, Y2, dan Y3) dianalisa untuk semua nilai
kemungkinan dari masukan 20 dan 21. Sinyal keluaran dari rangkaian tersebut dapat dilihat
pada oscilloscope dengan Y0, Y1, Y2, dan Y3 dihubungkan secara bergantian. Selanjutnya
sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas

2.2.5 SEVEN-SEGMENT

Dibuat rangkaian pendekode angka BCD untuk ditampilkan pada seven-segment dengan
digunakan IC decoder 7447 dan seven-segment common-anode. Kemudian masing-masing
masukan decoder dihubungkan pada switch logika

Sumber tegangan dihubungkan pada seven segment, kaki no. 1 ke VCC = +5 V. Pada IC
decoder, kaki no. 16 ke VCC = +5 V, kaki no.8 ke ground, kemudian sumber tegangan
dihidupkan

Nilai keluaran dari sevent-segment dianalisa untuk semua nilai kemungkinan dari masukan
pada decoder. Selanjutnya sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas
2.3 GAMBAR PERALATAN PERCOBAAN

Gambar 2.3.1 Peralatan percobaan

Gambar 2.3.2 Papan uji rangkaian


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad dan Ariadie Chandra Nugraha. 2018. Teknik Digital Teori dan Aplikasi
Dilengkapi dengan Contoh Simulasi Rangkaian. Yogyakarta: UNY Press

Maini, Anil K. 2007. Digital Electronics Principles, Devices and Applications. Southern Gate,
Chichester: John Wiley & Sons, Ltd

Muchlas, M. T. 2020. Buku Teknik Digital. Yogyakarta: Ahmad Dahlan Press

Tocci, Ronald J., Neal S. Widmer, Gregory L. Moss. 2007. Digital Systems Principles and
Aplications Tenth Edition. Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.
LAMPIRAN

(Ali dan Ariadie, 2018).


(Maini, 2007).
(Muchlas, 2020).
(Tocci, dkk., 2007).

Anda mungkin juga menyukai