Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

SISTEM DIGITAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

 SANDRINA FERANI AISYAH PUTRI (2108561060)


 RIDHO ATTHORIQ (2108561061)
 MADE DHANDY SATRIA MAHAGANGGA (2108561065)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
TUGAS 2

Soal
1. Jelaskan secara detail konsep-konsep rangkaian berikut ini :
a. Encoder
b. Decoder
c. Multiplekser
d. Demultiplekser
Sertakan penjelasan anda dengan contoh-contoh, semakin lengkap pemaparan konsep
akan semakin bagus.
2. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian dengan
menggunakan sebuah selector didalamnya. Jika selector bernilai 1 maka operasi yang
dijalankan adalah adder sedangkan jika 0 maka substraktor.
3. Buatlah rangkaian kombinasi yang mampu merubah 3 bit inputan biner menjadi suatu
bilangan dengan keluaran hasil yang besarnya adalah pangkat dua dari bilangan yang
dimasukan ditambah satu (n2+1). Pada rangkaian dilengkapi dengan indikator, jika hasil
ganjil maka sebuah indikator akan bernilai 1 dan jika genap maka indikator bernilai 0.
4. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian dimana
terdapat sebuah magnitude comparator sebagai selector operasi pada rangkaian. Jika
bilangan pertama < bilangan kedua atau bilangan pertama = bilangan kedua maka operasi
yang dijalankan untuk kedua operand adalah penjumlahan, sedangkan jika bilangan
pertama > bilangan kedua maka operasi yang dijalankan untuk kedua operand adalah
pengurangan. Rangkaian dilengkapi dengan indikator, jika hasil ganjil maka sebuah
indikator akan bernilai 1 dan jika genap maka indikator bernilai 0.
Catatan :
1. Untuk soal nomor 2,3 dan 4 jawaban soal tidak hanya berupa
rangkaian saja, melainkan juga menyertakan analisis dan
dokumentasi perancangan rangkaian.
2. Persiapkan file softcopy rangkaian (.ckt) untuk keperluan
demo.
Jawaban

1. Berikut ini merupakan penjelasan konsep dari masing-masing rangkaian :


a) Encoder
Definisi

Encoder adalah rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk mengubah atau


mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi keluaran kode biner. Sirkuit
digital bernama encoder ini bisa dibilang merupakan integrated circuit (IC)
dengan skala medium. Karena pada dasarnya, Encoder meminimalkan jumlah
saluran data dengan meringkasnya menjadi kode biner. Enkoder dapat dibangun
menggunakan AND atau OR gate.

Prinsip cara kerja

Proses pengubahan sinyal desimal menjadi biner disebut encoding. Encoder


mengonversi 2n input dan dikeluarkan ke dalam bentuk n bit output sehingga
jumlah masukan (input) > jumlah keluaran.

Blok diagram Encoder

Jenis Encoder
Rangkaian encoder memiliki beberapa jenis berdasarkan jumlah input dan
outputnya. Misalnya jenis 4 to 2, 8 to 3, dan 10 to 4 Encoder.

 4 to 2 Encoder.
Artinya, yaitu 4 menyatakan jumlah input pada encoder sebanyak 4 angka
desimal, yaitu 0, 1, 2, dan 3. Kemudian 2 pada output menyatakan jumlah
kombinasi untuk menyusun bilangan digital sebanyak 2 bit. Berikut
merupakan blok diagram, skema rangkaian dan tabel kebenaran dari 4 to 2
encoder.

Blok diagram

Tabel Kebenaran
Jadi, persamaan logika untuk masing-masing output A1 dan A0 adalah
A1 = Y3 + Y2
A0 = Y3 + Y1
Jika diimplementasikan ke dalam rangkaian logika menggunakan 2
gerbang OR, maka akan jadi rangkaian seperti di bawah ini:

 8 To 3 Encoder (Octal To Binary)


Jenis encoder 8 to 3 line maksudnya yaitu 8 menyatakan jumlah input pada
encoder sebanyak 8 angka desimal, yaitu 0-7. Kemudian 3 pada output
menyatakan jumlah kombinasi untuk menyusun bilangan digital sebanyak
3 bit. Berikut merupakan blok diagram, skema rangkaian dan tabel
kebenaran dari 8 to 3 encoder.

Blok diagram

Tabel Kebenaran
Persamaan logika untuk setiap output A1, A2 dan A0 adalah sebagai
berikut:
A2 = Y7 + Y6 + Y5 + Y4
A1 = Y7 + Y6 + Y3 + Y2
A0 = Y7 + Y5 + Y3 + Y1
Persamaan di atas dapat dikonversi ke rangkaian logika menggunakan 3
gerbang OR, sebagai berikut:

 Decimal To BCD Encoder (10 To 4 Encoder)


Decimal to BCD Encoder ini terdiri dari 10 input dan 4 output. Setiap
input mewakili bilangan desimal tertentu dan 4 outputnya mewakili kode
BCD (kode biner untuk bilangan desimal) yang sesuai dengan masukan
yang diberikan input. Berikut merupakan blok diagram, skema rangkaian
dan tabel kebenaran dari 10 to 4 encoder.

Blok diagram

Tabel Kebenaran
Persamaan logika untuk masing-masing output A3, A2, A1 dan A0 adalah
sebagai berikut:
A3 = Y9 + Y8
A2 = Y7 + Y6 + Y5 +Y4
A1 = Y7 + Y6 + Y3 +Y2
A0 = Y9 + Y7 +Y5 +Y3 + Y1

Persamaan di atas dapat diimplementasikan ke dalam rangkaian logika


menggunakan empat gerbang OR, seperti berikut:
 Priority Encoder
Priority Encoder adalah rangkaian Encoder yang mempunyai fungsi
prioritas. Jadi, jika di waktu yang sama ada dua atau lebih input bernilai
“1”, maka output hanya akan menghasilkan keluaran sesuai dengan input
yang mempunyai prioritas tertinggi. Sebagai contoh, encoder memiliki 4
saluran input: Y3, Y2, Y1 & Y0 dan 2 output: A1 & A0. Urutan
prioritasnya adalah Y3 memiliki prioritas tertinggi dan Y0 merupakan
yang terendah.

Dengan menggunakan tabel kebenaran akan didapat fungsi Boolean 4-


input priority encoder, sebagai berikut :
X = D2 + D3
Y = D3 + D1D’2
V = D0 + D1 + D2 + D3
Dengan demikian akan dihasilkan rangkaian logika sebagai berikut :

Keberadaan dari priority encoder ini merupakan solusi dari kekurangan


encoder normal yang jika semua outputnya bernilai 0 menjadi ambigu dan
jika lebih dari satu input bernilai 1, maka encoder akan menghasilkan
output yang bisa jadi kurang tepat. Kondisi seperti ini dapat dianggap
sebagai “don”t care”
Contoh IC Encoder :
 IC 74147
Encoder 10 line (desimal) ke BCD 74147 adalah sebuah chip IC yang
berfungsi untuk mengokdekan 10 line jalur input (desimal) menjadi data
dalam bentuk BCD (Binary Coded decimal). IC encoder 74147 merupakan
encoder data desimal menjadi data BCD dengan input aktif LOW dan
output 4 bit BCD aktif LOW. IC encoder 74147 merupakan IC dalam
keluarga TTL yang bekerja dengan tegangan sumber + 5 volt DC.
 IC 74148
IC 74148 merupakan chip IC 8 line to 3 line priority encoder dengan 8
jalur input dan 3 bit jalur output. Setiap tombol pada keypad ini telah
dikodekan menggunakan encoder IC 74148 menajdi data output 3 bit
BCD. Encoder IC 74148 merupakan priority encoder dengan karakter aktif
LOW untuk jalur input maupun data outputnya.
 IC MC 14532B
IC MC 14532 dibangun dengan MOS komplementer (CMOS) perangkat
tambahan modus. Fungsi utama dari prioritas encoder adalah untuk
memberikan alamat biner untuk input aktif dengan prioritas tertinggi.
Delapan input data (D0 melalui D7) dan mengaktifkan input (Ein)
disediakan. Lima output yang tersedia, tiga adalah output (Q0 melalui Q2),
satu kelompok (GS) dan satu memungkinkan output (Eout).

Aplikasi Encoder
Rangkaian encoder dapat diaplikasikan dalam beberapa alat yang biasa kita
temui sehari-hari, diantaranya :
 Keypad
Keypad dapat dibuat dengan beberapa metode, salah satunya
menggunakan
sebuah encoder. Encoder sendiri berfungsi untuk mengkodekan jalur input
atau terminal menjadi data dalam format bilangan biner. Encoder yang
digunakan untuk membuat keypad ini adalah priority encoder IC 74148.
Rangkaian keypad menggunakan encoder ini lebih mudah diaplikasikan
pada rangkaian digital TTL maupun rangkaian mikrokontroler. Berikut
adalah gambar rangkaian keypad menggunakan encoder yang dimaksud.

 Anemometer
Dalam anemometer, encoder yang digunakan yaitu rotary encoder. Rotary
encoder adalah divais elektromekanik yang dapat memonitor gerakan dan
posisi. Rotary encoder umumnya menggunakan sensor optik untuk
menghasilkan serial pulsa yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi,
dan arah. Sehingga posisi sudut suatu poros benda berputar dapat diolah
menjadi informasi berupa kode digital oleh rotary encoder untuk
diteruskan oleh rangkaian kendali.

b) Decoder
Definisi
Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk
mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada outputnya.
Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang merubah
bilangan biner menjadi bilangan decimal dimana Rangkaian logika decoder
menerima input-input dalam bentuk biner dan mengaktifkan salah satu outputnya
sesuai dengan urutan biner inputnya. Rangkaiannya dapat dibentuk menggunakan
AND dan OR gate.

Prinsip Kerja Decoder


Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa decoder adalah kebalikan dari encoder.
Decoder adalah rangkaian kombinasi yang memiliki jalur input ‘n’ dan
maksimum jalur output 2n sehingga jumlah masukkan (input) < jumlah keluaran
(output).

Blok Diagram Decoder.


Pada umumnya Decoder biasanya memiliki saluran enable. Saluran enable
berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan decoder. Didalam Decoder
Terdapat 2 jenis pengkaktifan yaitu: aktif high dan aktif low. Pada decoder
dengan saluran enable aktif high, jika enable = 0 maka decoder off. Berarti semua
saluran output akan bernilai nol. Jika enable = 1 maka decoder on dan sesuai
dengan inputnya, saluran output yang aktif akan 1, dan yang lainnya 0. Dengan
kata lain bahwa decoder adalah rangkaian yang mampu mendeteksi kode tertentu.
Output dari decoder tidak lain adalah syarat minimum dari baris variabel input
‘n’, ketika diaktifkan.
Jenis Decoder
Adapun tipe atau jenis decoder adalah sebagai berikut:
1) Decoder 2 to 4
Merupakan jenis decoder yang memiliki 2 input 4 output. Kita misalkan 2
input yaitu A1 dan A0 dan 4 output yaitu Y3, Y2, Y1 dan Y0. Maka
diagram blok decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Salah satu dari empat output ini akan menjadi '1' untuk setiap kombinasi
input saat diaktifkan, E adalah '1'. Adapun Tabel Kebenaran dari decoder 2
ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Dari tabel kebenaran diatas, kita dapat menulis fungsi Boolean untuk
setiap output decoder tersebut
Y3=E.A1.A0
Y2=E.A1.A0′
Y1=E.A1′.A0
Y0=E.A1′.A0′
Berikut adalah gambar rangkaian logika decoder 2 to 4

Oleh karena itu, output dari decoder adalah "min terms" dari dua variabel
input A1 & A0, ketika aktif, E adalah 1. Jika tidak diaktifkan, E adalah
nol, maka semua output decoder adalah sama dengan nol.
2) Decoder 3 to 8
Pada decoder 3 ke 8 memiliki 3 input yaitu A2, A1 & A0 dan 8 input yaitu
Y7 to Y0. Maka diagram blok decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.

Namun, untuk merancang decoder yang lebih tinggi dapat menggunakan


decoder yang lebih rendah dengan menggunakan rumus berikut :
M2/M1
Dimana:
M1 adalah Jumlah ouput decoder yang lebih rendah.
M2 adalah Jumlah ouput decoder yang lebih tinggi.
Maka, M1 = 4 dan M2 = 8. Dengan menggunakan rumus diatas maka
jumlah pengatur urutan yang lebih rendah diperlukan sebanyak 2. Dengan
kata lain, diperlukan 2 decoder 2 ke 4 untuk merancang 1 decoder 3 ke 8.
Berikut ini adalah diagram bloknya.
Input paralel A1 & A0 diterapkan pada setiap decoder 2 ke 4. Komplemen
input A2 langsung terhubung aktif, E dengan decoder 2 ke 4 yang bawah
untuk mendapatkan output, Y3 sampai Y0. Ini adalah 4 min terms rendah.
Input A2 langsung terhubung aktif, E dari decoder 2 ke 4 yang atas
didapatkan output berupa Y7 ke Y4. Ini adalah 4 min terms tinggi.
Berikut merupakan rangkaian 3-to-8 Binary Decoder.

Berikut merupakan tabel kebenaran dari rangkaian 3-to-8 Binary Decoder.

3) Decoder 4 to 16
Untuk merancang decoder 4 ke 16 maka dapat digunakan decoder 3 ke 8.
Seperti yang diketahui Decoder 3 ke 8 memiliki tiga input A2, A1 dan A0
dan delapan output, Y7 ke Y0. Sedangkan decoder 4 ke 16 Decoder
memiliki 4 input yaitu A3, A2, A1 dan A0 dan 16 ouput yaitu Y15 hingga
Y0. Dengan menggunakan rumus M2/M1, subtitusikan M1 = 8 dan M2 =
16 maka dibutuhkan sebanyak 2 buah decoder yang lebih rendah. Dengan
kata lain, diperlukan 2 decoder 3 ke 8 untuk merancang 1 decoder 4 ke 16.
Berikut ini adalah diagram bloknya.

Berikut merupakan rangkaian 4-to-16 Binary Decoder.

Berikut merupakan table kebenaran 4-to-16 Binary Decoder.


Decoder biner dapat dibangun menggunakan gerbang NAND untuk
outputnya yang didekodekan, contoh decoder 4 to 16. Hal ini dikarenakan
gerbang NAND lebih murah untuk diproduksi daripada AND sehingga
membutuhkan lebih sedikit transistor untuk diimplementasikan dalam
desain. Namun, penggunaan gerbang NAND sebagai elemen decoding,
menghasilkan output "RENDAH" atau logika "0" juga hanya karena
semua inputnya adalah logika "1" sehingga semua output lainnya menjadi
TINGGI atau logika "1". Jadi, gerbang NAND menghasilkan operasi
AND dengan output terbalik, decoder NAND terlihat dengan tabel
kebenaran terbalik seperti gambar berikut.

Berikut rangkaian logika dengan gerbang NAND.

Contoh IC Decoder
Pengertian decoder dapat di bentuk dari susunan gerbang logika dasar atau
menggunakan IC yang banyak jual di pasaran, seperti decoder 74LS48, 74LS154,
74LS138, 74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC, kita dapat
merancang sebuah decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang di inginkan.
Contohnya adalah dengan merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC
decoder 8 saluran keluaran.
Aplikasi Decoder
 Pada setiap komunikasi nirkabel, keamanan data adalah salah satu
perhatian utama. Disini decoder dirancang untuk memberikan keamanan
pada komunikasi data dengan membangun enkripsi standar dan algoritma
dekripsi.
 Decoder digunakan dalam sistem audio untuk mengubah audio analog
menjadi data digital.
 Digunakan sebagai dekompresor yaitu mengubah data terkompresi seperti
gambar dan video ke dalam bentuk dekompresi.
 Decoder juga digunakan sebagai rangkaian elektronik yang mengubah
instruksi komputer menjadi sinyal kontrol CPU.
c) Multiplexer (MUX)
Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu rangkaian kombinasi yang
mempunyai banyak input dan hanya mempunyai satu output. Dengan
menggunakan selektor, dapat dipilih salah satu inputnya untuk dijadikan output.
Oleh karena itu, MUX memiliki fungsi sebagai pengontrol digital. Dapat
dikatakan bahwa multiplexer ini mempunyai 2n-input, n-selector, dan 1 output.
Jadi rumus jumlah input = 2n dimana n menunjukkan jumlah selector.

ILUSTRASI :
Adapun jenis dari multiplexer ini adalah sebagai berikut:
o Multiplexer 2x1 atau 2 to 1 multiplexer
MUX 2 kanal 1 bit menunjukkan MUX dengan 2 kanal input (I0 dan I1 ) dan 1
selektor (S) dan 1 bit Output Y.

Blok Diagram Tabel Kebenaran

Persamaan Output(Y)
Y = S’I0 + SI1

Rangkaiannya

o Multiplexer 4x1 atau 4 to 1 multiplexer


MUX 4 kanal 1 bit menunjukkan MUX dengan 4 kanal input (I0, I1, I2, dan I3 )
dan 2 selektor (S0 dan S1) dan 1 bit Output Y.

Blok Diagram
Tabel Kebenaran Rangkaian Logika

o Multiplexer 8x1 atau 8 to 1 multiplexer


MUX 8 kanal 1 bit menunjukkan MUX dengan 8 kanal input (I0, I1, I2, I3, I4, I5,
I6 dan I7 ) dan 2 selektor (S0 dan S1) dan 1 bit Output Z.

Blok Diagram

Tabel Kebenaran Persamaan Logika Z :


Z = S2’S1’S0’I0 + S2’S1’S0I1 + S2’S1S0’I2 +
S2’S1S0I3 + S2S1’S0’I4 + S2S1’S0I5 + S2S1S0’I6
+ S2S1S0I7

Rangkaiannya
Multiplexer 8 × 1 menggunakan multiplexer 4 × 1 dan 2 × 1.
Kita dapat mengimplementasikan multiplexer 8×1 menggunakan multiplexer
orde rendah. Untuk mengimplementasikan multiplexer 8×1, kita
membutuhkan dua multiplexer 4×1 dan satu multiplexer 2×1. Multiplexer
4×1 memiliki 2 jalur seleksi, 4 input, dan 1 output. Multiplexer 2×1 hanya
memiliki 1 jalur seleksi. Untuk mendapatkan 8 input data, kita membutuhkan
dua buah multiplexer 4×1. Multiplexer 4x1 menghasilkan satu output. Jadi,
untuk mendapatkan hasil akhir, kita membutuhkan multiplexer 2x1. Berikut
diagram blok multiplexer 8×1 menggunakan multiplexer 4×1 dan 2×1.

o Multiplexer 16x1 atau 16 to 1 multiplexer


MUX 16 kanal 1 bit menunjukkan MUX dengan 16 kanal input (I0, I1, I2, I3, I4,
I5, I6, I7, I8, I9, I10, I11, I12, I13, I14 dan I15 ) dan 2 selektor (S0 dan S1) dan 1 bit
Output Y.

Blok Diagram
Tabel Kebenaran

Y=A0.S0'.S1'.S2'.S3'+A1.S0'.S1'.S2 '.S3+A2.S0'.S1'.S2.S3'+A3.
S0'.S1 '.S2.S3+A4.S0'.S1.S2'.S3'+A5.S0 '.S1.S2'.S3+A6.S1.S2.S
3'+A7.S0 '.S1.S2.S3+A8.S0.S1'.S2'.S3'+A9 .S0.S1'.S2'.S3+Y10.S
0.S1'.S2.S3 '+A11.S0.S1'.S2.S3+A12.S0.S1.S2 '.S3'+A13.S0.S1.S2
'.S3+A14.S0.S1 .S2.S3'+A15.S0.S1.S2'.S3

Rangkaian Logika

Multiplexer 16×1 menggunakan multiplexer 8×1 dan 2×1.


Kita dapat mengimplementasikan multiplexer 16×1 menggunakan
multiplexer orde rendah. Untuk mengimplementasikan multiplexer 8×1, kita
membutuhkan dua multiplexer 8×1 dan satu multiplexer 2×1. Multiplexer 8x1
memiliki 3 jalur seleksi, 4 input, dan 1 output. Multiplexer 2×1 hanya
memiliki 1 jalur seleksi. Untuk mendapatkan 16 input data, kita
membutuhkan dua multiplexer 8 × 1. Multiplexer 8x1 menghasilkan satu
output. Jadi, untuk mendapatkan hasil akhir, kita membutuhkan multiplexer
2x1. Diagram blok multiplexer 16×1 menggunakan multiplexer 8×1 dan 2×1
diberikan di bawah ini.

Penggunaan Multiplexer
 Sistem Komunikasi
- Sistem yang memungkinkan komunikasi seperti Sistem
transmisi, Relai dan Stasiun Tributary, dan jaringan
komunikasi. Efisiensi sistem komunikasi dapat ditingkatkan
dengan menggunakan multiplekser.
- Multiplekser memungkinkan proses transmisi berbagai jenis
data seperti Audio, Video pada saat yang sama menggunakan
Saluran Transmisi Tunggal.
 Jaringan Telepon
- Sinyal Audio terintegrasi pada satu saluran untuk transmisi
dengan bantuan multiplekser. Beberapa sinyal Audio dapat
diisolasi dan akhirnya, Sinyal audio keinginan mencapai
penerima yang dituju.
 Seleksi data
 Data routing (perjalanan data) yang biasanya menentukan perjalanan
data dari satu sumber data diantara beberapa sumber ke satu tujuan
 Operation sequencing (pengurutan operasi)
 Konversi parallel ke seri
 Menghasilkan bentuk gelombang
 Menghasilkan fungsi log
d) Demultiplekser (De-Mux)
Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. Demultiplekser
merupakan kebalikan dari Multiplexer. Sebuah Demultiplexer adalah rangkaian
logika yang menerima satu input data dan mendistribusikan input tersebut ke
beberapa output yang tersedia. Jadi jumlah masukan (1 Input) <Jumlah Keluaran
(Output). Selektor input menentukan ke output mana input data akan
didistribusikan. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal output, yaitu
selektor sebanyak "n" saluran dapat menyeleksi 2n saluran keluaran.

Diagram umum dari demultiplekser

ILUSTRASI :
Adapun jenis dari demultiplekser ini adalah sebagai berikut:
 1-to-2 Demultiplexer
Demultiplexer 1-ke-2 terdiri dari satu jalur input, dua jalur output, dan satu
jalur pilih. Sinyal pada jalur pilih membantu untuk mengalihkan input ke
salah satu dari dua output. Gambar di bawah menunjukkan diagram blok
demultiplexer 1-ke-2 dengan input aktifkan tambahan.

Blok Diagram Tabel Kebenaran

Persamaan Output(Y)
Y0=S0'.A
Y1=S0.A
Rangkaiannya

Pada gambar, hanya ada dua cara yang mungkin untuk menghubungkan input
ke jalur output, sehingga hanya satu sinyal pilih yang cukup untuk melakukan
operasi demultiplexing. Ketika input pilih LOW, maka input akan diteruskan
ke Y0 dan jika input pilih HIGH, maka input akan diteruskan ke Y1.

 1 to 4 Demultiplexer
Pada 1 to 4 d-multiplexer, ada total empat output, yaitu, Y0, Y1, Y2, dan Y3,
2 jalur seleksi, yaitu, S0 dan S1 dan input tunggal, yaitu A. Berdasarkan
kombinasi dari input yang hadir pada jalur seleksi S0 dan S1, input
dihubungkan ke salah satu output. Diagram blok dan tabel kebenaran
multiplexer 1x4 diberikan di bawah ini.

Blok Diagram Tabel Kebenaran

Persamaan Output(Y)
Y0=S1' S0' A
y1=S1' S0 A

y2=S1 S0' A
y3=S1 S0 A
Rangkaiannya

 1 to 8 Demultiplexer
Pada 1 to 8 demultiplexer, ada total delapan output, yaitu, Y0, Y1, Y2, Y3,
Y4, Y5, Y6, dan Y7, 3 jalur seleksi, yaitu, S0, S1 dan S2 dan input tunggal,
yaitu, A. Berdasarkan kombinasi input yang ada pada jalur seleksi S0, S1 dan
S2, input akan dihubungkan ke salah satu output ini. Diagram blok dan tabel
kebenaran de-multiplexer 1x8 diberikan di bawah ini.

Blok Diagram Tabel Kebenaran

Persamaan Output(Y)
Y0=S0'.S1'.S2'.A
Y1=S0.S1'.S2'.A

Y2=S0'.S1.S2'.A
Y3=S0.S1.S2'.A

Y4=S0'.S1'.S2 A
Y5=S0.S1'.S2 A

Y6=S0'.S1.S2 A
Y7=S0.S1.S3.A
Rangkaiannya
 1 to 16 Demultiplexer
1×16 de-multiplexer, terdapat total 16 output yaitu Y0, Y1, …, Y16, 4
jalur seleksi yaitu S0, S1, S2, dan S3 dan input tunggal yaitu A.
Berdasarkan kombinasi input yang ada pada jalur seleksi S0, S1, dan S2,
input tersebut akan dihubungkan ke salah satu output tersebut. Diagram
blok dan tabel kebenaran de-multiplexer 1x16 diberikan di bawah ini.

Blok Diagram Tabel Kebenaran


Persamaan Output(Y)
Y0=A.S0'.S1'.S2'.S3'
Y1=A.S0'.S1'.S2'.S3

Y2=A.S0'.S1'.S2.S3'
Y3=A.S0'.S1'.S2.S3

Y4=A.S0'.S1.S2'.S3'
Y5=A.S0'.S1.S2'.S3

Y6=A.S0'.S1.S2.S3'
Y7=A.S0'.S1.S2.S3
Y8=A.S0.S1'.S2'.S3'
Y9=A.S0.S1'.S2'.S3

Y10=A.S0.S1'.S2.S3'
Y11=A.S0.S1'.S2.S3

Y12=A.S0.S1.S2'.S3'
Y13=A.S0.S1.S2'.S3

Y14=A.S0.S1.S2.S3'
Y15=A.S0.S1.S2'.S3

Rangkaiannya
Contoh pengaplikasian Demultiplekser adalah sebagai berikut:
1. Sistem Komunikasi
 Sistem Komunikasi menggunakan Multiplekser untuk
membawa data seperti audio, video, dan bentuk data lainnya
menggunakan untuk transmisi. Proses membuat transmisi lebih
mudah.
 Demultiplekser menerima sinyal output multiplekser dan
mengubahnya kembali ke bentuk asli dari data penerima.
Multiplekser dan demultiplekser bekerja sama untuk
melaksanakan proses transmisi dan penerimaan data.
2. ALU ( Arithmetic Logic Unit )
 Output dari ALU disimpan dalam beberapa Register atau Unit
Penyimpanan dengan bantuan Demultiplekser.
 Output dari ALU dimasukkan sebagai input data ke
Demultiplekser. Setiap output demultiplekser terhubung ke
Register yang tersimpan sebagai Data.
3. Konverter Serial ke Paralel
 Konverter Serial ke Paralel digunakan untuk merekonstruksi
Data Paralel dari aliran Data Serial. Dan Data Serial dari aliran
Data Paralel yang masuk diberikan sebagai input data ke
demultiplekser pada interval reguler.
 Penghitung dipasang pada input kontrol demultiplekser.
Penghitung mengarahkan sinyal data ke output
demultiplekser dimana sinyal data disimpan.
 Ketika semua sinyal data telah disimpan, output
demultiplekser dapat diambil dan dibaca secara paralel.
2. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian dengan
menggunakan sebuah selector didalamnya. Jika selector bernilai 1 maka operasi yang
dijalankan adalah adder sedangkan jika 0 maka substraktor.
3. Buatlah rangkaian kombinasi yang mampu merubah 3 bit inputan biner menjadi suatu
bilangan dengan keluaran hasil yang besarnya adalah pangkat dua dari bilangan yang
dimasukan ditambah satu (n2+1). Pada rangkaian dilengkapi dengan indikator, jika hasil
ganjil maka sebuah indikator akan bernilai 1 dan jika genap maka indikator bernilai 0.
4. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian dimana
terdapat sebuah magnitude comparator sebagai selector operasi pada rangkaian. Jika
bilangan pertama < bilangan kedua atau bilangan pertama = bilangan kedua maka operasi
yang dijalankan untuk kedua operand adalah penjumlahan, sedangkan jika bilangan
pertama > bilangan kedua maka operasi yang dijalankan untuk kedua operand adalah
pengurangan. Rangkaian dilengkapi dengan indikator, jika hasil ganjil maka sebuah
indikator akan bernilai 1 dan jika genap maka indikator bernilai 0.

Anda mungkin juga menyukai