Anda di halaman 1dari 27

Encoder and Fig.

II

Decoder
Kelompok 5 :
Fig
. I

Venu
s

Wina Aulia Nugrasari (2109106118)


Abdullah Mustaqim (2109106134)
M.Ihsan Fauzan (2109106135)
Febyola Pappang Allo (2109106137)
Andi Ari Wardana (2109106146)
Encoder - Decoder

BAB I Pengertian Encoder


BAB II Pengertian Decoder
BAB III Perbedaan Decoder dan Encoder
BAB IV Jenis-Jenis Encoder beserta Fungsinya
BAB V Jenis-Jenis Decoder
Fig. IV

BAB I Fig. V

Pengertian
Encoder Venu
s
ENCODER

Secara umum, Encoder adalah sebuah perangkat atau proses yang mengubah
data dari satu format menjadi format lainnya. Dalam dunia elektronika digital
encoder merupakan sebuah rangkaian yang yang berfungsi untuk menerjemahkan
bahasa input menjadi menjadi bit-bit biner yang dimengerti oleh perangkat
pemroses data. Encoder terdiri dari beberapa input line, akan tetapi hanya salah satu
dari input tersebut yang diaktifkan dalam waktu tertentu yang selanjutnya akan
menghasilkan kode output berupa jumlah bit biner. Secara sederhana encoder dapat
diartikan membuat kode atau sandi. 
CONTOH ENCODER

Sebagai contoh encoder


oktal ke biner dimana encoder
tersebut memiliki delapan Fig. I

buah jalur input atau masukan


yang akan menghasilkan tiga
buah jalur output atau keluaran
seperti gambar di samping ini :
Pluto
Dengan encoder oktal ke biner tersebut
kita dapat melihat tabel kebenarannya.
Berikut tabel kebenaran dari encoder
tersebut.

Moon
Fig. VI

BAB II
Fig. V
II

PENGERTIAN
“Venus is the
DECODER Saturn

second planet
from the Sun”
Setelah melalui proses encoding atau pengkodean, maka
diperlukan pula proses atau rangkaian yang digunakan untuk
mengembalikan kode-kode bit dalam biner menjadi informasi yang
dapat dimengerti. Untuk melakukan proses tersebut dibutuhkan sebuah
rangkaian yang disebut decoder. Decoder adalah rangkaian logika yang Fig. VI
II
menerima input-input biner dan mengaktifkan salahsatu outputnya
sesuai dengan input kode binernya. Secara sederhana decoder dapat
dikatakan sebagai pemecah sandi atau kode.
CONTOH ENCODER

Sebagai contoh seperti


encoder diatas, decoder biner
ke oktal yang memiliki 3 buah Fig. I

jalur input atau masukan dan 8


buah jalur output atau keluaran.
Tabel kebenaran decoder biner
ke oktal adalah sebagai Pluto

berikut :
BAB III
Fig. IV

Fig. V
Perbedaan
Decoder dan
Venu
s
Encoder
PERBEDAAN DECODER - ENCODER

DER DECODE
R
CO
EN
Fig. VII
 Encoder adalah mesin yang mengubah data
 Decoder adalah mesin yang mengambil

biner menjadi bentuk yang didekodekan. dalam bentuk decode dan mengubahnya
 Encoder mengubah informasi dari satu menjadi data biner.
bentuk ke bentuk lain (biasanya format  Decoder melakukan proses sebaliknya
kode). Rangkaian digital yang dapat yang memungkinkan pengambilan
mengubah bilangan decimal menjadi biner.
informasi asli.
Fig. VI

BAB IV
Fig. V
II

Jenis-Jenis Encoder
Beserta Contohnya Saturn
a. 4 to 2 Encoder

Encoder 4 to 2 ini terdiri dari 4 input Y3, Y2, Y1 dan Jadi, persamaan logika untuk masing-masing
Y0 dan dua output A1 dan A0. Di mana setiap salah output A1 dan A0 adalah
satu dari input mendapat logic 1 maka akan
menghasilkan kondisi kedua output tertentu. Berikut A1 = Y3 + Y2
truth table atau tabel kebenaran dari tipe encoder 4 to A0 = Y3 + Y1
2:
Jika diimplementasikan ke dalam rangkaian logika menggunakan 2 gerbang OR, maka
akan jadi rangkaian seperti di bawah ini:

I
Fig. V
b. 8 to 3 Encoder (Octal to Binary)
Tabel kebenaran dari encoder 8 to 3 adalah
sebagai berikut:

Seperti namanya, encoder 8 to 3 memiliki 8 input


yang dimulai dari Y0,Y1,Y2 sampai Y7 dan 3 output
A2, A1 dan A0. Setiap satu input mewakili satu digit
oktal dan tiga output menghasilkan kode biner yang
sesuai dengan nilai inputnya.
Persamaan logika untuk setiap output A1, A2 dan A0 adalah sebagai berikut:
A2 = Y7 + Y6 + Y5 + Y4
A1 = Y7 + Y6 + Y3 + Y2
A0 = Y7 + Y5 + Y3 + Y1

Persamaan di atas dapat dikonversi ke rangkaian logika menggunakan 3 gerbang OR, sebagai
berikut:
c. Decimal to BCD Encoder (10 to 4 Encoder)

Berikut tabel kebenaran untuk decimal to


BCD encoder:

Decimal to BCD Encoder ini terdiri dari 10 input dan


4 output. Setiap input mewakili bilangan desimal
tertentu dan 4 outputnya mewakili kode BCD (kode
biner untuk bilangan desimal) yang sesuai dengan
masukan yang diberikan input.
Persamaan logika untuk masing-masing output A3, A2, A1 dan A0 adalah sebagai berikut:

 A3 = Y9 + Y8

 A2 = Y7 + Y6 + Y5 +Y4

 A1 = Y7 + Y6 + Y3 +Y2

 A0 = Y9 + Y7 +Y5 +Y3 + Y1

Persamaan di atas dapat diimplementasikan ke dalam rangkaian logika menggunakan empat gerbang OR, seperti
berikut:

Fig.
VI
d. Priority Encoder Tabel kebenaran dari priority encoder adalah sebagai
berikut:
Priority Encoder adalah rangkaian
Encoder yang mempunyai fungsi
prioritas. Jadi, jika di waktu yang s sama
ada dua atau lebih input bernilai “1”,
maka output hanya akan menghasilkan
keluaran sesuai dengan input yang
mempunyai prioritas tertinggi.

Priority Encoder ini memiliki 4 input:


Y3, Y2, Y1 & Y0 dan 2 output: A1 & A0.
Urutan prioritasnya adalah Y3 memiliki
prioritas tertinggi dan Y0 merupakan
yang terendah.
Persamaan K-Map dari Table Kebenaran Priority Encoder
Dua persamaan logika dari output di atas bisa
diimplementasikan ke rangkaian sebagai berikut:

Keberadaan dari priority encoder ini


merupakan obat dari kekurangan encoder
normal yang jika semua outputnya
bernilai 0 menjadi ambigu dan jika lebih
dari satu input bernilai 1, maka encoder
akan menghasilkan output yang bisa jadi
kurang tepat.

Rangkaian Gerbang logika priority encoder


Fig. VI

BAB V
Fig. V
II

Jenis-Jenis
Decoder Saturn
a. Decoder Biner 2 ke 4

Decoder biner 2 ke 4 memiliki 2 input biner dan 4 output berkode. Diagram blok dan diagram rangkaiannya
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. A dan B adalah dua input dan output yang dihasilkan adalah salah
satu dari kedua input tersebut.
Diagram rangkaian memiliki dua inverter, yang akan menyediakan kelengkapan dari
dua input A dan B. Setiap gerbang AND akan menghasilkan salah satu properti input
sebagai output.

Ketika enable (EN) diatur pada logika 1, salah satu output (Y, Y 1, Y2, Y3) akan aktif
untuk input yang diberikan. Output yang lainnya akan mempunyai logika 0 atau LOW.
b. Decoder Bertingkat

Decoder biner dapat ditumpuk bersama untuk


membentuk rangkaian decoder yang lebih
besar. Menggunakan dua decoder 2 input, 4
decoder input dapat dibangun, dengan
menggabungkan nya satu sama lain.
Demikian pula, dengan menggabungkan dua
decoder 3 ke 8, decoder biner 4 ke 16 dan
seterusnya dapat dibangun.

Mari kita lihat contoh desain dari decoder 4


ke 16 dengan menggabungkan dua decoder 3
ke 8 pada gambar di samping ini.
c. Decoder Dengan Output Yang Sedikit

Sebelumnya kita telah mempelajari bahwa decoder memiliki output sebanyak


2n. Tapi pada praktiknya, terdapat beberapa aplikasi yang hanya menggunakan
output yang sedikit. Tentu saja hal ini bisa terjadi karena sesuai kebutuhan dari
aplikasi tersebut.

Contoh dari aplikasi ini adalah pada Binary Coded Decimal atau BCD ke dalam
decoder 7 segmen. Decoder ini padahal memiliki 4 input yang artinya bisa
menghasilkan output sebanyak 24 atau 16 output. Tetapi pada decoder ini hanya
menggunakan 7 output aktif untuk mengatur display. Hal ini tidak seperti yang
kita bayangkan, contoh komponen yang menggunakannya adalah TTL7447.
TERIMA Fig. I

KASIH
Pluto

Anda mungkin juga menyukai