Anda di halaman 1dari 27

PERCOBAAN III

DEKODER, ENKODER, FLIP-FLOP DAN PISO

I. Tujuan percobaan
1. Mengerti dan memahami sifat dan operasional decoder dan encoder
2. Mengerti dan memahami sifat dan operasional JK flip flop
3. Mengerti dan memahami sifat dan operasional paralel to serial shift
register

II. Alat-alat Percobaan


1. Board Percobaan 3
2. Multimeter digital

III. Dasar Teori


III.1 Decoder
Decoder adalah rangkaian digital yang dapat mengubah bilangan biner
menjadi bilangan desimal, dimana rangkaian ini akan menghasilkan output high (1)
pada jalur yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh selector. Artinya input decoder
merupakan bilangan biner, dan outputnya pun berbentuk biner. Namun akan
menunjukkan bilangan decimal, yaitu menentukan ouput manakah yang aktif (Y0,
Y1, Y2, atau Y3). Kebalikan dari decoder adalah encoder. Fungsi Decoder adalah
untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah sebabnya kita
menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen.
Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n
decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder
menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder
dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder. Beberapa rangkaian decoder yang
sering kita jumpai saat ini adalah decoder jenis 3 x 8 (3 bit input dan 8 output line),
decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line)
dan decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8 output line).
Khusus untuk pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen mempunyai
prinsip kerja yang berbeda dengan decoder lainnya, di mana kombinasi setiap
inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya. Salah satu jenis IC decoder
yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8
output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari ke 8 jenis kombinasi
inputnya. Jika kita perhatikan, pengertian decoder sangat mirip dengan
demultiplexer dengan pengecualian yaitu decoder yang satu ini tidak mempunyai
data input. Sehingga input hanya di gunakan sebagai data control. Pengertian
decoder dapat di bentuk dari susunan gerbang logika dasar atau menggunakan IC
yang banyak jual di pasaran, seperti decoder 74LS48, 74LS154, 74LS138,
74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC, kita dapat merancang sebuah
decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang di inginkan. Contohnya adalah
dengan merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC decoder 8 saluran
keluaran.
Gambar 3.1 Decoder 3 to 8 line

Gambar 3.2 Decoder 2 to 4


III.2 Encoder
Encoder merupakan rangkaian logika kombinasional yang berfungsi untuk
mengubah atau mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi keluaran kode
biner. Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input
menjadi data bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital
adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam
bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder
akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner.
Dalam teori digital banyak ditemukan istilah Encoder seperti “Desimal to BCD
Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line
input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit
BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line Encoder” yang berarti
rangkaian Encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan
dekoder. Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input
mejadi data bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital
adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam
bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder
akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner.
Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD
Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line
input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit
BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti
rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD). Encoder
merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi mengubah data yang ada pada
inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya. Contoh encoder oktal ke biner
atau disebut juga encoder 8 ke 3, berfungsi mengubah data bilangan oktal pada
inputnya menjadi kode biner 3-bit pada outputnya.
Pada umumnya encoder menghasilkan kode 2-bit, 3-bit atau 4-bit. Encoder
n bit memiliki 2n saluran input. Enkoder disusun dari gerbang-gerbang logika yang
menghasilkan keluaran biner sebagai hasil tanggapan adanya dua atau lebih
variabel masukan. Hasil keluarannya dinyatakan dengan aljabar boole, tergantung
dari kombinasikombinasi gerbang yang digunakan.

Gambar 3.3 Ilustrasi Digital Encoder

Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Variabel m


adalah kombinasi masukan dan n adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder. Satu
kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Perhatikan contoh tabel fungsi keluaran Enkoder berikut
Tabel 3.1 Fungsi Keluaran Encoder 8 ke 3
INPUT OUTPUT
I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 Y2 Y1 Y0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

Dari tabel diatas, dapat dibuat fungsi keluaran sebagai berikut :


Y0 = I1 + I3 + I5 + I7
Y1 = I2 + I3 + I6 + I7
Y2 = I4 + I5 + I6 + I7
Dari persamaan tersebut, maka rangkaian gerbangnya dapat dibuat seperti
pada gambar berikut :
Gambar 3.4 Rangkaian Gerbang Encoder 8 ke 3

Sebagai contoh encoder 2 bit memiliki 22 saluran input.

Gambar 3.5 Encoder 2-bit

Apabila salah satu dari ke-4 saluran input aktif maka encoder akan
menghasilkan kode biner sesuai dengan salurannya. Apabila lebih dari satu saluran
input diaktifkan/semua maka outputnya tidak dapat didefinisikan. Untuk kondisi
seperti ini, kita dapat mengganggap “don’t care” tetapi pada umumnya hal ini dapat
diatasi dengan mengggunakan priority encoder.
Priority encoder adalah rangkaian encoder yang memiliki fungsi prioritas.
Hal ini berarti, jika dua atau lebih input sama dengan 1 pada saat yang sama, input
yang memiliki subscript number yang tinggi adalah mempunyai prioritas yang
tinggi.
Sebagai contoh jika D3 adalah 1 berapapun saluran input yang lain maka
outputnya adalah 3 yaitu 11. Jika semua input 0, maka tidak ada input yang valid.
Untuk mendeteksi situasi ini maka kita membuat output ke 3 dengan nama V. V =
0 jika semua input adalah 0 dan bernilai 1 jika inputnya sesuai dengan situasi pada
tabel kebenaran.
Dengan menggunakan tabel kebenaran dan K-map (gambar 3.6) kita akan
mendapatkan fungsi boolean 4-input (or 2-bit) priority encoder, sebagai berikut:
X = D2 + D3
Y = D3 + D1D’2
V= D0 + D1 + D2 + D3
Dengan demikian akan dihasilkan rangkaian logika untuk 2 bit priority encoder
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.6

Gambar 3.6 K-map untuk 2 bit Priority Encoder

Gambar 3.7 Rangkaian logika untuk 2 bit priority encoder

Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded
Decimal) yaitu rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD.
Dalam mendesain suatu encoder kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi
encoder yang diinginkan yaitu :
1. Membuat tabel kenenaran dari encoder yang ingin dibuat
2. Membuat persamaan logika encoder yang diinginkan pada tabel kebenaran
menggunakan K-Map
3. Mengimplemenstasikan persamaan logika encoder dalam bentuk rangkaian
gerbang logika digital
III.3 Flip-flop
Flip-flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu
bit secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau
mengganti isi dari bit yang disimpan. Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu
komponen elektronika dasar seperti transistor, resistor dan dioda yang dirangkai
menjadi suatu gerbang logika yang dapat bekerja secara sekuensial. Nama lain dari
flip-flop adalah multivibrator bistabil.

Gambar 3.8 Keluaran dari Pembangkit Pulsa yang Digunakan Sebagai Deretan

Pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem digital sekuensial Lebor pulsa tp


diandaikan kecil terhadap T. Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang
bekerja atas dasar gerbang logika dan logika kombinasi, keluarannya pada saat
tertentu hanya tergantung pada harga-harga masukan pada saat yang sama. Sistem
seperti ini dinamakan tidak memiliki memori. Disamping itu bahwa sistem tersebut
menghafal hubungan fungsional antara variabel keluaran dan variabel masukan.
Sedangkan fungsi rangkaian flip-flop yang utama adalah sebagai memori
(menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit. Selain itu flip-flop
juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register, rangkaian Counter dan lain
sebagainya.

1. RS Flip-flop
RS Flip-flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan keluar Q
dan Q (atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada jalan keluar selalu
berlawanan satu dengan yang lain. RS-FF adalah flip-flop dasar yang memiliki dua
masukan yaitu R (Reset) dan S (Set). Bila S diberi logika 1 dan R diberi logika 0,
maka output Q akan berada pada logika 0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi
logika 1 dan S diberi logika 0 maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada
pada logik 1 dan Q not pada logika 0.
Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat menempati
salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh saat Q =1 dan Q not = 0,
stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not = 1 yang diperlihatkan pada gambar
berikut:

Gambar 3.9 RS-FF yang Disusun dari Gerbang NAND


Tabel 3.2 Tabel Kebenaran RS-FF yang Disusun Dari Gerbang NAND
S R Q Qnot
0 0 1 1
0 1 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0

Keterangan:
memory = 1/0
dont care = Q dan Qnot nilainya 1 atau 0
Q = 0 [reset]
Q = 1 [set]
Yang dimaksud kondisi terlarang yaitu keadaaan yang tidak diperbolehkan
kondisi output Q sama dengan Q not yaitu pada saat S=0 dan R=0. Yang dimaksud
dengan kondisi memori yaitu saat S=1 dan R=1, output Q dan Qnot akan
menghasilkan perbedaan yaitu jika Q=0 maka Qnot=1 atau sebaliknya jika Q=1
maka Q not =0.

2. CRS Flip-flop

Gambar 3.10 CRS Flip-Flop

Tabel 3.3 Tabel Kebenarannya CRS Flip-Flop


C R S Q Qnot
0 0 0 1/0 1/0
0 0 1 1/0 1/0
0 1 0 1/0 1/0
0 1 1 1/0 1/0
1 0 0 1/0 1/0
1 0 1 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 1 1

Keterangan:
1 / 0 = memory
Q = 0 [reset]
Q = 1 [set]
CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan sebuah
terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan Set dan Reset.
Bila pulsa clock berlogik 0, maka perubahan logik pada input R dan S tidak akan
mengakibatkan perubahan pada output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa clock
berlogik 1, maka perubahan pada input R dan S dapat mengakibatkan perubahan
pada output Q dan Q not.

3. D Flip-Flop
D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer pada
reset inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) dan pulsa clock
berlogik 1, maka output Q akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0, maka
D flip-flop akan berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.

Gambar 3.11 D Flip-Flop

Tabel 3.4 Tabel Kebenaran D Flip-Flop


C D Q Qnot
0 0 1/0 1/0
0 1 1/0 1/0
1 0 0 1
1 1 1 0

4. T Flip-Flop

Gambar 3.12 T Flip-Flop

Tabel 3.5 Tabel Kebenaran T Flip-Flop


T Q
0 0
1 0
0 1
1 1
0 0
1 0
0 1
1 1
Rangkaian T flip-flop atau Toggle flip-flop dapat dibentuk dari modifikasi
clocked RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai sebuah terminal input T dan
dua buah terminal output Q dan Qnot. TFF banyak digunakan pada rangkaian
Counter, frekuensi deviden dan sebagainya.

5. J-K Flip-Flop
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave
JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master
Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan
IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah
JK flip-flop dimana lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc
IC). Kelebihan JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai
kondisi terlarang artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan
terjadi perubahan pada output.

Gambar 3.13 JK Flip-Flop

Tabel 3.6 Tabel Kebenaran JK Flip-Flop


J K Q Qnot
0 0 0/1 0/1
0 1 0 1
1 0 1 0
1 1 Toggle Toggle

III.4 Register Geser PISO


Register Geser PISO adalah register geser dengan masukan data secara
paralel dan dikeluarkan secara deret/serial. Gambar rangkaian register PISO
menggunakan D-FF adalah sebagai berikut:

Gambar 3.14 Register Geser PISO


Rangkaian diatas merupakan register geser dengan panjang kata 4 bit.
Semua jalan masuk clock dihubungkan jajar. Data-data yang ada di A, B, C, D
dimasukkan ke flip-flop secara serempak, apabila dijalan masuk Data Load diberi
logik 1.
Cara Kerja:
Mula-mula jalan masuk Data Load = 0, maka semua pintu NAND
mengeluarkan 1, sehingga jalan masuk set dan rerset semuanya 1 berarti bahwa
jalan masuk set dan reset tidak berpengaruh.
Jika Data Load = 1, maka semua input paralel akan dilewatkan oleh NAND. Misal
jalan masuk A=1, maka pintu NAND 1 mengeluarkan 0 adapun pintu NAND 2
mengeluarkan 1. Dengan demikian flip-flop diset sehingga menjadi Q=1. Karena
flip-flop yang lainpun dihubungkan dengan cara yang sama, maka mereka juga
mengoper informasi pada saat Data Load diberi logik 1. Setelah informasi berada
didalam register, Data Load diberi logik 0. Informasi akan dapat dikeluarkan dari
register dengan cara memasukkan denyut lonceng, denyut-demi denyut keluar
deret/seri. Untuk keperluan ini jalan masuk D dihubungkan kepada keluaran Q.

Gambar 3.15 Shift Register SISO atau PIPO

Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO


Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO
Tabel 3.7 Sift Register SISO atau PIPO
Data IC Preset Reset
0 1 1 0
1 1 0 1
0 0 1 1
1 0 1 1

Gambar 3.16 Sift Register SISO atau PIPO

Rangkaian lengkapnya terdapat pada gambar 3.18:


Gambar 3.17 Rangkaian Sift Register SISO atau PIPO
Catatan:
Jika IC=0, maka input yang dimasukan ke D0, D1, D2, D3 tidak
mempengaruhi keadaan output QA, QB, QC, QD tetapi yang mempengaruhinya
adalah data yang dimasukkan ke input D-FF secara serial, maka pada kondisi ini
rangkaian akan bekerja senagai register geser SISO. Jika IC=1, maka input yang
dimasukkan ke gate D seri tidak akan mempengaruhi output, tetapi output
dipengaruhi oleh data paralel (D0, D1, D2, D3). Input dimasukkan secara serempak
dan keluaran ditunjukkan secara serempak begitu pulsa clock berguling dari 1 ke 0,
maka pada kondisi ini rangkaian akan bekerja sebagai registeer geser PIPO.

IV. Langkah-langkah Percobaan


IV.1 Percobaan Decoder 2 To 4
Perhatikan gambar 3.23 Input Decoder 2 To 4 terdiri dari 2 yaitu A dan B
serta enable E. Semua indikator untuk input menggunakan LED dan output
menggunakan LED juga. Jika LED menyala berarti logika ‘1’ dan bila padam
berarti logika ‘0’.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan Percobaan ini adalah :
1. Hubungkan catu daya dengan menancapkan konektor ke board dan
nyalakan
2. Kemudian isilah tabel berikut, dengan mengatur saklar input A dan B sesuai
dengan tabel 3.2.
Tabel 3.8 Percobaan decoder 2 ke 4
-E B A Y3 Y2 Y1 YO
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 X X
3. Pindahkan jumper E ke 1 seperti pada baris terakhir, apa yang terjadi saat
saklar input diubah-ubah, catat hasilnya (sesuai dengan 4 kondisi di
atasnya), total ada 8 baris kombinasi input
4. Tipe IC apa yang anda pakai percobaan

Gambar 3.18 Decoder 2 to 4 74LS139

IV.2 Percobaan Decoder 3 ke 8

Gambar 3.19. Decoder 3 To 8 74LS138


Perhatikan gambar 3.19. Input Decoder 3 To 8 terdiri dari 3 yaitu A, B dan
C serta enable -E1, -E2 dan E3. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan Percobaan ini adalah :
1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)
2. Atur posisi saklar sesuai dg tabel 3.9 dan catat hasilnya
3. Lakukan dari 000 sd 111
4. Perhatikan dan catat tipe IC yang anda pakai percobaan

Tabel 3.9 Percobaan Dekoder 3 ke 8


-E1 -E2 E3 C B A Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0
1 1 0 X X X
1 1 1 X X X
0 1 1 X X X
0 1 0 X X X
1 0 0 X X X
1 0 0 X X X
0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 1 0
0 0 1 0 1 1
0 0 1 1 0 0
0 0 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1

IV.3 Percobaan Decoder 4 ke 16


Perhatikan gambar 3.20. Input Decoder 4 To 16 terdiri dari 6 yaitu A, B, C
dan E serta STR dan INH. Semua indikator untuk input menggunakan LED dan
output menggunakan LED juga. Jika LED menyala berarti logika ‘1’ dan bila
padam berarti logika ‘0’.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan Percobaan ini adalah :
1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)
2. Atur posisi saklar sesuai dg tabel 3.10.
3. Kemudian isilah tabel 3.10. (ambil data dari 0000 sd 1111)

Tabel 3.10 Percobaan decoder 4 ke 16


STR -INH D C B A Y15 Y14 Y13 … Y3 Y2 Y1 Y0
1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1
1 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1
1 0 0 1 0 0
1 0 0 1 0 1
1 0 0 1 1 0
1 0 0 1 1 1
1 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 1
1 0 1 0 1 0
1 0 1 0 1 1
1 0 1 1 0 0
1 0 1 1 0 1
1 0 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1

Gambar 3.20. Decoder 4 To 16 4514

3. Tukar posisi pin INH pada data 1111 dan catat apa yang terjadi
4. Tukar posisi pin STR untuk data 1111, dan catat apa yang terjadi
5. Amati tipe IC yang anda pakai percobaan

IV.4 Percobaan JK Flip FLop


Perhatikan gambar 3.21. JK Flip-Flop menggunakan IC 74LS73. Input
terdiri dari J, K dan CLOCK serta output Q dan - Q. Semua indikator untuk input
dan output menggunakan LED. Untuk input CLOCK menggunakan monostable
multivibrator agar terjadi keadaan pasti pada saat rising edge.. Jika LED menyala
berarti logika ‘1’ dan bila padam berarti logika ‘0’.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan Percobaan ini adalah:
1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)
2. Atur posisi saklar sesuai dg tabel 3.11 dan isilah tabelnya

Tabel 3.11 Percobaan JK flip flop


RST J K CLK Q -Q
0 X X X
1 0 0 ON
1 0 1 ON
1 1 0 ON
1 1 1 ON
1 1 1 ON
CLK ON : Tombol CLOCK ditekan kemudian dilepas
3. Pindahkan pin RST ke 0 beri trigger lagi untuk data 11, apa yang terjadi pada
Q
4. Amati tipe IC yang anda pakai percobaan

Gambar 3.21. JK FF

IV.5 Percobaan encoder 8 ke 3


Perhatikan gambar 3.22. Input encoder 8 ke 3 terdiri dari 8 tombol push
button yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7 dan enable E1. Semua indicator untuk input dan output
menggunakan LED.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan Percobaan ini adalah :
1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)
2. Atur posisi sakalr sesuai tabel 3.12 dan isilkan tabel.
3. Kondisi input X bisa 0 atau 1
Tabel 3.12 Hasil percobaan encoder 8 ke 3
INPUT OUTPUT
EI 0 1 2 3 4 5 6 7 C B A GS EO
1 X X X X X X X X
0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 X X X X X X X 0
0 X X X X X X 0 1
0 X X X X X 0 1 1
0 X X X X 0 1 1 1
0 X X X 0 1 1 1 1
0 X X 0 1 1 1 1 1
0 X 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1

Gambar 3.22 Enkoder 8 ke 3 74LS148

4. Amati tipe IC yang anda pakai percobaan

IV.6 Percobaan komparator


Perhatikan gambar 3.23. Input komparator terdiri dari 16 dipswitch yaitu
P0 – P7 dan Q0 – Q7 dan enable G. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan Percobaan ini adalah :
1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)
2. Atur posisi saklar sesuai tabel 3.13 dan isikan tabelnya.
3. Cobalah 2 kombinasi saklar input lainnya dan amati outputnya.
4. Amati tipe IC yang anda pakai percobaan
Gambar 3.23 Rangkaian Komparator 74LS688

Tabel 3.13 Percobaan Komparator


G P P P P P P P P Q Q Q Q Q Q Q Q P=
0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 Q
1 X X X X X X X X X X X X X X X X
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 : close, 1 : open

IV.7 Percobaan Paralel To serial Shift Register


Untuk menggunakan modul ini, lakukan langkah-langkah berikut:
1. CLK1 pada posisi CLK
2. CLK2 pada posisi 0
3. PL = 0 kemudian pindah ke 1 (SH/-PL)
4. Buat serial input = 0
5. Buat. D7 = 0, D6 = 1, D5 = 0, D4 = 1, D3 = 0, D2 = 1, D1 = 0, D0 = 1
6. Tekan trigger 1x , kemudian lihat Q dan –Q dan tekan trigger lagi dan
seterusnya sampai 8 x. Catat hasil pengamatan anda
7. Catat hasilnya pada tabel 3.14
8. Coba 2 kombinasi input data lainnya (data2 dan data3) yaitu 11100000 dan
00001010
9. Perhatikan data paralel mana yang keluar pertama pada output (Q)

Tabel 3.14 Percobaan PISO


clk Data1 Data2 Data3
(01010101) (11100000) (00001010)
1
2
3
4
5
6
7
8
10. Amati tipe IC yang anda pakai percobaan

Gambar 3.24 Rangkaian PISO 74LS165

V. Pertanyaan dan Jawaban


1. Dari percobaan IV.1 buatlah diagram logic untuk decoder 2 ke 4
2. Berikan gambar rangkaiannya, cara agar IC 74LS139 menjadi decoder 3 ke
8, jelaskan jawaban anda
3. Dari percobaan IV.2 buatlah diagram logic untuk decoder 3 ke 8, jelaskan
cara operasional IC ini.
4. Apa fungsi pin INH dan STR pada percobaan IV.3
5. Reset (-RD) adalah input asinkron pada percobaan IV.4 apa maksudnya
6. Dari percobaan encoder 8 ke 3 gambarkan diagram logikanya dan berikan
persamaan aljabarnya
7. Berikan 2 perbedaan encoder dan decoder
8. Apa fungsi pin –EO dan - GS pada percobaan IV.5
9. Komparator bisa menunjukkan persamaan dan pertidaksamaan, jelaskan
hubungannnya dengan percobaan IV.6 yang anda lakukan
10 Ada 2 mode operasi pada percobaan IV.7, sebutkan dan berikan
penjelasannya masing-masing
VII. Data Hasil Percobaan
VII.1 Percobaan Decoder 2 To 4
Tabel 3.15 Percobaan Decoder 2 ke 4
-E B A Y3 Y2 Y1 YO
0 0 0 1 1 1 0
0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1
0 1 1 0 1 1 1
1 X X 1 1 1 1

VII.2 Percobaan Decoder 3 ke 8


Tabel 3.16 Percobaan Decoder 3 ke 8
-E1 -E2 E3 C B A Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0
1 1 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
VII.3 Percobaan Decoder 4 to 16
Tabel 3.17 Hasil Percobaan Decoder 4 ke 16

-
S
I Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
T D C B A
N 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
R
H
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
VII.4 Percobaan JK Flip FLop
Tabel 3.18 Hasil Percobaan JK Flip Flop
RST J K CLK Q -Q
0 X X X 0 1
1 0 0 ON 0 1
1 0 1 ON 0 1
1 1 0 ON 1 0
1 1 1 ON 0 1
1 1 1 ON 1 0
VII.5 Percobaan Encoder 8 ke 3
Tabel 3.19 Hasil Percobaan Encoder 8 ke 3
INPUT OUTPUT
EI 0 1 2 3 4 5 6 7 C B A GS EO
1 X X X X X X X X 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 X X X X X X X 0 0 0 0 0 1
0 X X X X X X 0 1 0 0 1 0 1
0 X X X X X 0 1 1 0 1 0 0 1
0 X X X X 0 1 1 1 0 1 1 0 1
0 X X X 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1
0 X X 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
VII.6 Percobaan Komparator
Tabel 3.20 Hasil Percobaan Komparator
G P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 P=Q
1 X X X X X X X X X X X X X X X X 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
VII.7 Percobaan Parallel To Serial Shift Register
Tabel 3.21 Hasil Percobaan PISO
CLK Data1 Data2 Data3
(01010101) (11100000) (00001010)
Q -Q Q -Q Q -Q
1 1 0 1 0 0 1
2 0 1 1 0 0 1
3 1 0 0 1 0 1
4 0 1 0 1 1 0
5 1 0 0 1 0 1
6 0 1 0 1 1 0
7 1 0 0 1 0 1
8 0 1 0 1 0 1

VIII. Analisis Data Percobaan


VIII.1 Percobaan Decoder 2 To 4
Decoder 2 to 4 memiliki 2 input yaitu A dan B, enable -E dan output
menggunakan LED. Jika LED menyala berarti hasilnya bernilai 1 dan apabila LED
mati maka hasilnya bernilai 0. Berikut merupakan tabel hasil percobaan decoder 2
to 4.
Tabel 3.22 Percobaan decoder 2 ke 4
-E B A Y3 Y2 Y1 YO
0 0 0 1 1 1 0
0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1
0 1 1 0 1 1 1
1 X X 1 1 1 1

Berdasarkan tabel 3.22, jika -E bernilai 0 dan input B dan A bernilai 0 maka
salah satu outputnya akan bernilai 0 . jika -E bernilai 1 sedangkan input B dan A
diabaikan, maka output Y0,Y1,Y2, dan Y3 bernilai 1, begitu juga selanjutnya. Jadi
apabila -E bernilai 1 maka semua output akan bernilai 1, sedangkan apabila -E
bernilai 0 maka salah satu outputnya akan ada yang berniai 0.
Berdasarkan hasil percobaan jika dibandingkan dengan datasheet IC
74LS139 yang dapat dilihat pada lampiran, percobaan yang dilakukan telah sesuai
dengan tabel kebenaran pada datasheet tersebut.

VIII.2 Percobaan Decoder 3 ke 8


Decoder 3 to 8 memiliki 3 input yaitu A, B, dan C, enable -E1, -E2, -E3 dan
outputnya yang terdiri dari Y0,Y1,Y2,Y3,Y4,Y5,Y6, dan Y7. Semua indikator
input dan output menggunakan LED, apabila LED menyala berarti hasilnya bernilai
1 dan jika LED mati maka hasilnya akan bernilai 0. Berikut merupakan tabel dari
hasil percobaan decoder 3 ke 8.

Tabel 3.23 Percobaan dekoder 3 ke 8


-E1 -E2 E3 C B A Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0
1 1 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Berdasarkan tabel 3.23, jika -E1,E2,E3 bernilai 0 atau 1 dan input A,B,C
diabaikan maka output yang diperoleh adalah semua bernilai 1. Apabila -E1 bernilai
0, -E2 bernilai 0, dan E3 bernilai 1 serta input A,B,C bernilai 0 atau 1 sesuai urutan
bilangan biner, maka salah satu output pada decoder 3 ke 8 yan dihasilkan akan ada
yang bernilai 0.

VIII.3 Percobaan Decoder 4 ke 16


Decoder 4 to 16 memiliki 6 input yaitu A,B,C, dan D serta STR dan -INH
yang outputnya terdiri dari Y0, Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11,
Y12, Y13, Y14, dan Y15. Semua indikator input dan output menggunakan LED,
jika LED menyala maka hasilnya bernilai 1 dan sebaliknya jika LED mati maka
hasilnya bernilai 0. Berikut merupakan tabel dari hasil percobaan decoder 4 to 16.
Tabel 3.24 Percobaan Decoder 4 ke 16
-
S Y Y Y Y Y Y
I Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
T D C B A 1 1 1 1 1 1
N 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
R 5 4 3 2 1 0
H
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel 3.24, jika SCR dan -INH bernilai 1 dan 0, input D, C, B,
A bernilai 0 atau 1 sesuai urutan bilang biner, maka akan menghasilkan output yang
bernilai 1 disetiap urutan deretannya.
Berdasarkan data hasil percobaan tersebut telah sesuai dengan tabel
kebenaran pada datasheet IC yang digunakan yaitu HCT4514 dan dapat dilihat pada
lampiran
VIII.4 Percobaan JK Flip Flop
Percobaan JK flip-flop menggunakan IC 74LS73 yang memiliki input J, K
dan CLOCK serta output Q dan -Q. Indikator input dan output menggunakan LED,
jika LED menyala maka hasilnya bernilai 1 dan sebaliknya jika LED mati maka
hasilnya akan bernilai 0. Berikut merupakan tabel hasil percobaan JK flip-flop.
Tabel 3.25 Percobaan JK flip flop
RST J K CLK Q -Q
0 X X X 0 1
1 0 0 ON 0 1
1 0 1 ON 0 1
1 1 0 ON 1 0
1 1 1 ON 0 1
1 1 1 ON 1 0

Berdasarkan tebel 3.25, jika input J, K dan CLOCK diabaikan atau don’t
care maka output Q bernilai 0 dan output -Q bernilai 1 (kebalikan dari nilai output
Q). Pada saat CLOCK pada keaadan ON, jika input J dan K bernilai rendah atau 0
maka akan menghasilkan output Q bernilai 0, pada saat input K bernilai tinggi dan
input J bernilai rendah maka akan menghasilkan output Q bernilai 0. Tetapi ada saat
input J bernilai tinggi dan K bernilai rendah maka akan menghasilkan output Q
yang tinggi. Jika kedua input J dan K bernilai tinggi maka akan mengasilkan output
toggle yang berarti kebalikan dari output sebelumnya yang mana pada output
sebelumnya menghasilkan Q yang tinggi, selanjutnya menghasilkan output Q yang
rendah dan selanjutnya pula akan mengasilkan output Q yang rendah.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan tabel
kebenaran IC 74LS73 yang dapat dilihat pada lampiran
VIII.5 Percobaan Encoder 8 to 3
Encoder 8 to 3 memiliki 8 input yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 serta enable E1
dan output A, B, C, GS dan EO. Indikator untuk input dan output menggunkan
LED, jika LED menyala berarti bernilai “1” sebaliknya jika LED padam maka
bernilai “0” berikut tabel hasil percobaan encoder 8 to 3:
Tabel 3.26 Hasil Percobaan Encoder 8 ke 3
INPUT OUTPUT
EI 0 1 2 3 4 5 6 7 C B A GS EO
1 X X X X X X X X 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 X X X X X X X 0 0 0 0 0 1
0 X X X X X X 0 1 0 0 1 0 1
0 X X X X X 0 1 1 0 1 0 0 1
0 X X X X 0 1 1 1 0 1 1 0 1
0 X X X 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1
0 X X 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 X 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

Berdasarkan data hasil percobaan telah sesuai dengan datasheet IC 74LS148


pada lampiran yang dimana pada saat terdapat 1 lampu yang menyala maka akan
menghasilkan bilangan biner 1 dan seterusnya sampai terdapat 7 lampu menyala
dan menghasilkan bilangan biner 111 pada outputnya
VIII.6 Percobaan Komparator
Komparator terdiri dari switch yaitu P0-P2 dan Q0-Q2 dan enable G serta
output P=Q. Indikator input dan output menggunakan LED. Jika LED menyala
maka bernilai “1” dan bila LED mati maka bernilai “0”. Berikut tabel hasil
percobaan komparator:
Tabel 3.27 Percobaan Komparator
G P P P P P P P P Q Q Q Q Q Q Q Q P=
0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 Q
1 X X X X X X X X X X X X X X X X 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

Pada data hasil percobaan IC 74LS688 memiliki kondisi ouput P=Q yang
aktif low maka pada percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan datasheet yang
ada. Pada saat semua input P dan Q sama maka menghasilkan output P=Q bernilai
0 dan pada saat input P7 dan Q0 saja bernilai tinggi maka menghasilkan output P=Q
yang bernilai 1

VIII.7 Percobaan Pararel To Serial Shift Register


Percobaan Pararel To Serial Shift Register, CLK 1 berada pada posisi CLK
dan CLK 2 pada posisi 0. PL yang awalnya 0 kemudian di rubah menjadi “1”. Untuk
D7= 0, D6= 0, D5= 0, D4= 1, D3= 0, D2= 1, D1= 0, dan D0= 1. Output yang digunakan
pada percobaan ini adalah Q dan -Q yang akan muncul setiap trigger ditekan.
Berikut tabel percobaan pararel to serial shift register:
Tabel 3.28 Percobaan PISO
Data1 Data2 Data3
CLK
(01010101) (11100000) (00001010)
1 1 0 0
2 0 0 1
3 1 0 0
4 0 0 1
5 1 0 0
6 0 1 0
7 1 1 0
8 0 1 0

Berdasarkan percobaan 3.28 dapat disimpulkan bahwa pararel to serial shift


register adalah register geser dengan input serentak dan keluaran seri berurutan.
IX. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari percobaan yang telah dilakukan di dapat


kesimpulan sebagai berikut:
1. Percobaan Decoder 2 to 4
Pada percobaan decoder 2 to 4 memiliki 2 input yaitu “A” dan “B” serta
enable -E dan output yang terdiri dari Y0, Y1, Y2, dan Y3 sama indikator input dan
output menggunakan LED. Jika LED menyala berarti bernilai “1” dan sebaliknya
apabila LED mati berarti bernilai “0”.
2. Percobaan Decoder 3 to 8
Pada percobaan decoder 3 to 8 memiliki input yaitu A, B, dan C serta enable
-E1, -E2, dan E3 dan outputnya yang terdiri dari Y0, Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, dan Y7.
Semua indikator input dan output menggunakan LED. Apabila LED menyala
berarti bernilai “1” dan jika LED mati maka bernilai “0”.
3. Percobaan Decoder 4 to 16
Pada percobaan decoder 4 to 16 memiliki 6 input yaitu A, B, C, dan D serta
STR dan INH dan outputnya terdiri dari Y0, Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11,
Y12, Y13, Y14, dan Y15. Indikator input dan output menggunakan LED. Jika LED
menyala maka bernilai “1’ dan apabila LED mati maka bernilai “0”.
4. Percobaan JK Flip Flop
Pada percobaan JK Flip Flop dapat disimpukan jika input J, K bernilai “1”
, maka output Q dan -Q akan berubah dalam ini RST bernilai “0” dan trigger
ditekan.
5. Percobaan Encoder 8 to 3
Pada percobaan encoder 8 to 3 memiliki input yang terdiri dari 8 tombol
input dan enable. Indikator untuk input dan output menggunkan LED, jika LED
menyala berarti bernilai “1” sebaliknya jika LED padam maka bernilai “0”.
6. Percobaan Komparator
Pada percobaan komparator dapat disimpulkan bahwa komparator memiliki
switch yaitu P0-P2 dan Q0-Q2 dan enable G serta output P=Q. Indikator input dan
output menggunakan LED. Jika LED menyala maka bernilai “1” dan bila LED mati
maka bernilai “0”.
7. Percobaan Pararel To Serial Shift Register
Pada percobaan Pararel To Serial Shift Register dapat disimpilkan bahwa
Shift Register memiliki CLK 1 berada pada posisi CLK dan CLK 2 pada posisi 0.
Output yang digunakan pada percobaan ini adalah Q dan -Q yang akan muncul
setiap trigger ditekan. Posisi -Q akan berubah pada trigger yang ke 8.
Daftar Pustaka

Decoder dan Encoder.


http://tentangelektro1.blogspot.co.id/2014/05/encoder-dan-decoder.html.
Diakses pada tanggal 28 April 2017
Digital Encoder.
http://elektronika-dasar.web.id/digital-encoder/. Diakses pada tanggal 28
April 2017
Decoder Materi Kuliah System Digital.
http://kampungsharing.blogspot.co.id/2012/06/decoder-materi-kuliah-
system-digital.html. Diakses pada tanggal 28 April 2017
Flip – Flop Electronics.
https://en.wikipedia.org/wiki/Flip-flop_(electronics). Diakses pada tanggal
28 April 2017
Register.
http://tkj-eldilog.blogspot.co.id/2010/05/register.html. Diakses pada
tanggal 29 April 2017

Anda mungkin juga menyukai