Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

ENCODER PRIORITY 8 TO 3

OLEH
NAMA: Ridho Shofwan Rasyid

NIM : 221331027

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2023-2024
KETERANGAN

1. Kelompok :5
2. Judul Praktek : Praktikum Encoder priority 8 to 3
3. Tanggal Praktek : 5 Mei 2023
4. Tanggal Pengumpulan Laporan : 7 Mei 2023
5. Nama Praktikan : Ridho Shofwan Rasyid
6. Nama Partner :-
7. Nama Dosen : Mina Naidah Gani, DUT, ST, M.Eng
Rifa Hanifatunnisa, SST, MT

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

i
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
DAFTAR ISI

KETERANGAN....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
I. TUJUAN PRAKTIKUM...................................................................................................5
II. DASAR TEORI.................................................................................................................5
III. ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN......................................................................9
IV. LANGKAH KERJA........................................................................................................9
V. TABEL HASIL DAN FOTO PERCOBAAN.....................................................................12
VI. ANALISA DATA..........................................................................................................19
VII. KESIMPULAN............................................................................................................28
VIII. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................29

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari rangkaian Encoder


2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian Encoder Priority 8 to 3
3. Mahasiswa mampu membuktikan dengan tabel kebenaran

II. DASAR TEORI


A. ENCODER PRIORITY 8 TO 3

Encoder adalah kebalikan dari decoder. Jika decoder mengubah input yang
bentuknya kurang dimengerti manusia menjadi bentuk yang lebih familiar untuk
manusia, maka encoder yang merupakan kebalikannya akan mengubah input yang
dimengerti oleh manusia menjadi bentuk binary yang notabene bukan bahasa
manusia.
Encoder Priority adalah rangkaian Encoder yang mempunyai fungsi prioritas.
Jadi, jika di waktu yang sama ada dua atau lebih input bernilai “1”, maka output
hanya akan menghasilkan keluaran sesuai dengan input yang mempunyai prioritas
tertinggi.
Sirkuit digital bernama encoder ini bisa dibilang merupakan integrated circuit
(IC) dengan skala medium. Karena pada dasarnya, Encoder meminimalkan jumlah
saluran data dengan meringkasnya menjadi kode biner.
Prinsip cara kerja encoder yakni, dari semua input yang terpasang hanya satu
kaki input yang diberikan logic 1 atau high dalam satu waktu. Dan encoder akan
mengubah signal tersebut ke format kode bit-bit biner dengan tiap-tiap kaki input
memiliki output kode tertentu.
Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode
bilangan biner dengan konfigurasi 2^n input dan n output. Dia akan mengubah
informasi dari 2^n input tersebut menjadi kode binary sejumlah n yang ekuivalen
dengan inputnya.
Dari sini kita bisa memahami beberapa jenis Encoder berdasarkan jumlah
input dan outputnya. Secara umum Encoder populer diketahui adalah 4 to 2 Encoder,
8 to 3 Encoder alias oktal to Binary encoder, 10 to 4 Encoder alias Decimal to BCD
Encoder dan juga priority encoder.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


Gambar 1 Encoder 8 to 3
Seperti namanya, encoder 8 to 3 memiliki 8 input yang dimulai dari Y0,Y1,Y2
sampai Y7 dan 3 output A2, A1 dan A0. Setiap satu input mewakili satu digit oktal
dan tiga output menghasilkan kode biner yang sesuai dengan nilai inputnya.

Tabel kebenaran dari Encoder priority 8 to 3 adalah sebagai berikut:


INPUT OUTPUT
I7 I6 I5 I4 I3 I2 I1 I0 A2 A1 A0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 X 1 1 0
1 1 1 1 1 0 X X 1 0 1
1 1 1 1 0 X X X 1 0 0
1 1 1 0 X X X X 0 1 1
1 1 0 X X X X X 0 1 0
1 0 X X X X X X 0 0 1
0 X X X X X X X 0 0 0

Berdasarkan output dari Tabel Kebenaran di atas, dibuat rangkaian encoder yang
merupakan aplikasi dari gerbang OR, seperti ditunjukkan pada gambar -2.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


B. SEVEN SEGMENT

Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk


menampilkan angka / bilangan desimal. Seven segment ini terdiri dari 7 batang LED
yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT
MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda).

Gambar 2.1 Seven segment display


Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa
karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam
seven segment. Untuk mempermudah pengguna seven segment, umumnya
digunakan sebuah decoder atau sebuah seven segment driver yang akan mengatur
aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang
diberikan.
Agar peraga 7-segmen dapat menampilkan suatu angka (desimal), maka
diperlukan rangkaian pengendali untuk menterjemahkan keadaan logika masukan
BCD menjadi angka yang sesuai. Rangkaian pengendali itu disebut dekoder BCD ke
peraga 7 segmen.
Decoder BCD to Sevent segment adalah decoder yang mengubah nila biner
BCD ke dalam tujuh bit data sevent segment untuk ditampilkan nilai desimalnya
secara visual Bagan Decoder BCD to seven segment dan tampilan display sevent
segment.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


(7448 )

Gambar 2.2 Decoder BCD to 7 Segment


Dekoder BCD ke 7 segmen jenis TTL ada beberapa macam diantaranya
keluarga IC TTL 7447 dan keluarga IC TTL 7448. Kedua IC TTL tersebut memiliki
fungsi yang sama namun peruntukannya berbeda IC 7447 digunakan untuk driver 7
segment common anoda sedangkan IC 7448 digunakan untuk driver dispaly 7
segment common cathode. IC dekoder BCD ke 7 segment sering juga dikenal sebagai
driver display 7 segment karena selalu digunakan untuk memberikan driver sumber
tegangan ke penampil 7 segmen.
Konfigurasi Pin IC Dekoder BCD Ke 7 Segmen 7447 Dan 7448 Jalu input
data BCD, pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data BCD dengan
sebutan jalur input A, B, C dan D. Jalur ouput 7 segmen, pin output ini berfungsi
untuk mendistribusikan data pengkodean ke penampil 7 segmen. Pin output dekoder
BCD ke 7 segmen ini ada 7 pin yang masing-masing diberi nama a, b, c, d, e, f dan g.
Adapun data keluaran Decoder BCD to sevent segment ditunjukkan pada tabel
dibawah ini.

Tabel 2.1 BCD to 7 Segment Display Decoder


Setiap kombinasi nilai DCBA akan menampilkan simbol nilai desimal pada
sevent segment. Jika logika DCBA adalah '0000' maka seven segment akan
menampilkan angka '0'. Jika nilai DCBA adalah '0001' maka sevent segment akan
menampilkan angka '1'. Dan seterusnya. Selengkapnya sevent segment akan
menampilkan visual nilai. IC TTL decoder BCD to sevent segment dimuat pada IC
TTL 7447 dan 7448.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


III. ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN
1. Protoboard
2. Power supply: Charger HP 5V
3. 7 buah resistor 330 Ω
4. Kabel jumper
5. IC: 7404, 7448 dan 74148
6. 1 buah Seven Segment
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan komponen yang akan di gunakan

2. Membuat gambar rangkaian Multiplexer-Demultiplexer

Gambar 3 Rangkaian dari Encoder priority 8 to 3 - Decoder

3. Melakukan percobaan diprotoboard sesuai dengan gambar rangkaian yang telah


dibuat

4. Menghubungkan setiap output dengan resistor 330 dan sevent-segment

5. Untuk mengetahui apakah sesuai atau tidak dengan cara memasukkan kabel
jumper input ke sumber positif(Vcc) dan negative(GND) sesuai kombinasi yang
telah dibuat di tabel kebenaran
6. Lalu, catat hasil data praktikum pada Tabel 3 Hasil Percobaan Encoder priority
8 to 3 - Decoder

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


V. TABEL HASIL DAN FOTO PERCOBAAN
1. TABEL HASIL PERCOBAAN
INPUT OUTPUT
I I I I
I6 I4 I2 I1 A2 A1 A0 D C B A a b c d e f g
7 5 3 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 X 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 X X 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 0 X X X 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 0 X X X X 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 X X X X X 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 X X X X X X 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
0 X X X X X X X 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Tabel 3 Hasil percobaan Multiplexer - Demultiplexer


2. FOTO PERCOBAAN
OUTPUT Gambar Rangkaian
a b c d e f g

1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 0 0 0 0

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


1 1 0 1 1 0 1

1 1 1 1 0 0 1

0 1 1 0 0 1 1

1 0 1 1 1 1 1

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


1 1 1 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


VI. ANALISA DATA
Pada praktikum kali ini kita akan mencoba 3 rangkaian percobaan, yaitu rangkaian
multiplexer-demultiplexer(mux-demux), rangkaian multiplexer 4 to 1 dan rangkaian
multiplexer 8 to 1. Pada percobaan kali ini kita akan mengunakkan 4 buah IC yaitu IC
gerbang OR (7432), IC gerbang AND (7408), IC gerbang NOT (7404) dan IC Multiplexer
(74153).

Pada percobaan pertama, untuk rangkaian mux-demux kita akan membuat rangkaian mux
terlebih dahulu kemudian ouput yang dihasilkan dari multiplexer ke rangkaian multiplexer.
Untuk analisis data dari rangkaian multiplexer dan demultiplexer kita akan melihat dari tabel
kebenaran multiplexer-demultiplexer.

Berikut tabel kebenaran multiplexer-demultiplexer:

Input Output
S I1 I0 Y Y0 Y1
0 0 0 0 0
0 1 1 1 0
0
1 0 0 0 0
1 1 1 1 0
0 0 0 0 0
0 1 0 0 0
1
1 0 1 0 1
1 1 1 0 1
Tabel 3 Hasil percobaan Multiplexer - Demultiplexer

Dari tabel kebenaran Mux-Demux diatas kita akan membuat persamaan SOP dengan
cara memilih output yang bernilai 1 pada tabel, Ada 4 output Y pada tabel yang bernilai
1, yaitu minterm 1, minterm 2, minterm 6 dan minterm 7 dengan tabel berikut ini:

Minterm
S I1 I0
Suku Lambang
0 0 1 S . I 1. I 0 m1

0 1 1 S . I 1. I 0 m3

1 1 0 S . I 1. I 0 m6

1 1 1 S . I 1. I 0 m7
Tabel 9 Minterm dari persamaan SOP Multiplexer

Dari tabel diatas didapatkan persamaan SOP dari Multiplexer berikut:

Y =S . I 1 . I 0+ S . I 1. I 0+ S . I 1. I 0+S . I 1. I 0
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Y =S . I 0+ S . I 1

Dan untuk output demultiplexer ada 2 output Y0 pada tabel yang bernilai 1, yaitu
minterm 1 dan minterm 2 dan ada 2 output Y1 pada tabel yang bernilai 1, yaitu minterm
6 dan minterm 7 dengan tabel berikut ini:

Y Minterm
S
Suku Lambang
0 1 S.Y m1

0 1 S.Y m3

1 1 S .Y m6

1 1 S .Y m7
Tabel 10 Minterm dari persamaan SOP Multiplexer

Dari tabel diatas didapatkan persamaan SOP dari Demultiplexer berikut:

Y 0=S . Y + S . Y Y 1=S . Y + S . Y
Y 0=S . Y Y 1=S . Y

Kemudian kita akan membuat gambar dari kedua persamaan SOP dari multiplexer
dan demultiplexer yang telah dibuat, berikut gambar rangkaian dari mux-demux:

I1
Y
Y0
Y1
I0

Mux 2-1 Demux 1-2


Gambar 9 Rangkaian dari Multiplexer - Demultiplexer

Kemudian untuk mengimplementasikan gambar rangkaian persamaan mux-demux


diatas, kita akan merangkai diatas protoboard dengan menggunakkan 1 buah IC 7408, 1 buah
IC 7404 dan 1 buah IC 7432. Sebelum membuat rangkaian dari persamaan kita hubungkan
terlebih dahulu Vcc setiap IC dengan +5V dari tegangan sumber dan menghubungkan GND
setiap IC dengan GND pada tegangan sumber. Dan untuk memudahkan dalam membuat

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


rangkaian dari persamaan SOP dariY =S . I 0+ S . I 1 dan SOP dari Y 0=S . Y dan Y 1=S . Y
kita akan mencoba mintermnya satu per satu.

1. Untuk persamaan SOP dari Multiplexer yaitu S . I 0+ S . I 1,

Input S dihubungkan dengan gerbang logika NOT pada kaki 1 kemudian output
yang dihasilkan dari kaki 2 dan input I1 dihubungkan dengan gerbang logika AND,
output dari kaki 2 pada kaki 1 dan input I1 pada kaki 2. Kemudian hasil output dari
kaki 3 gerbang logia AND dihubungkan dengan gerbang logika OR pada kaki 1

Input S dan input I0 dihubungkan dengan gerbang logika AND, input S pada kaki 4
dan input I0 pada kaki 5. Kemudian hasil output dari kaki 6 gerbang logia AND
dihubungkan dengan gerbang logika OR pada kaki 2

Kemudian hasil output dari gerbang OR pada kaki 3 dihubungkan dengan LED
sebagai penanda hasil outputnya. Jika LED menyala, menandakan output yang
dihasilkannya bernilai 1 dan jika LED padam, mennandakan output yang
dihasilkannya bernilai 0.

2. Untuk persamaan SOP dari Demultiplexer S . Y dan S .Y ,


Input S dihubungkan dengan gerbang logika NOT pada kaki 1 kemudian output yang
dihasilkan dari kaki 2 dan output dari kaki 3 gerbang OR dihubungkan dengan gerbang
logika AND, output dari kaki 2(Not) pada kaki 13(AND) dan output dari kaki 3 gerbang OR
pada kaki 12(AND). Kemudian hasil output dari kaki 11 gerbang logika AND dihubungkan
dengan dengan LED sebagai penanda hasil outputnya. Jika LED menyala, menandakan
output yang dihasilkannya bernilai 1 dan jika LED padam, mennandakan output yang
dihasilkannya bernilai 0.
Input S dan output dari kaki 3 gerbang OR dihubungkan dengan gerbang logika AND, input
S pada kaki 10 dan output dari kaki 3 gerbang OR pada kaki 9. Kemudian hasil output dari
kaki 8 gerbang logika AND dihubungkan dengan LED sebagai penanda hasil outputnya.
Jika LED menyala, menandakan output yang dihasilkannya bernilai 1 dan jika LED padam,
mennandakan output yang dihasilkannya bernilai 0.

Output yang dihasilkan dari rangkaian multiplexer yaitu ketika selector dan
inputnya bernilai 000 outputnya benilai 0. Ketika dalam kondisi 001, outputnya bernilai
1. Ketika dalam kondisi 010, outputnya bernlai 0 dan ketika dalam kondisi 011,
outpunya benilai 1. Selanjutnya, ketika selector dan inputnya bernilai 100, outputnya
bernilai 0. Ketika dalam kondisi 101, outputnya bernilai 0. Ketika dalam kondisi 110,

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


outputnya bernilai 1 dan ketika dalam kondisi 111, outputnya bernilai. Hal tersebut
membuktikan bahwa output yang dihasilkan dari rangkaian multiplexer itu ditentukan
berdasarkan selektornya. Jika selectornya bernilai 0, maka outputnya akan sama dengan
input yang pertama (I0) dan ketika selectornya bernilai 1, maka outputnya akan sama
dengan input yang kedua (I1).

Kemudian output dari rangkaian demultiplexer, ketika selector dan inputnya


dalam kondisi 00, output pertama dan kedua bernilai 0. Ketika dalam kondisi 01, input
pertama bernilai 1 dan input kedua bernilai 0. Kemudian, ketika selector dan inputnya
dalam kondisi 10, output pertama dan kedua akan bernilai 0. Selanjutnya ketika dalam
kondisi 11, output pertama bernilai 0 dan output kedua bernilai 1. Hal tersebut
membuktikan bahwa untuk rangkaian demultiplexer ketika output pertamanya (Y0)
akan bernilai 1 jika inputnya bernilai 1 dan selectornya bernilai 0. Kemudian, output
kedua (Y1) akan bernilai 1 jika input dan selectornya bernilai 1.

Dan Ketika kedua rangkaian digabung output yang dihasilkan output pertama
(Y0) akan sama dengan input pertama (I0) jika kedua selectornya bernilai 0. Output
kedua akan sama dengan input pertama jika selector demuxnya bernilai 1 dan selector
muxnya bernilai 0. Kemudian, output pertama akan sama dengan input kedua jika
selector demuxnya bernilai 0 dan selectornya muxnya bernilai 1. Dan output kedua
akan sama dengan input kedua jika kedua selectornya bernilai 1.

Pada percobaan kedua untuk rangkaian Multiplexer 4 to 1 kita akan membuat rangkaian
dengan menggunakkan 1 buah IC 74153(Mux 4to1). Untuk analisis data dari rangkaian
multiplexer 4 to 1 kita akan melihat dari tabel kebenarannya.

Berikut tabel kebenaran multiplexer 4 to 1:

Outpu
Input
t
S0 S1 D I0 I1 I2 I3 Y
0 0 0 0 1 0 1 0
0 1 0 0 1 0 1 1
1 0 0 0 1 0 1 0
1 1 0 0 1 0 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 1 1 0 0 1 0
1 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 0 1 1
Tabel 4 Hasil Percobaan Mux 4 to 1

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


Kemudian kita akan membuat gambar dapat dilihat dari dasar teori dari multiplexer 4
to 1, berikut gambar rangkaian dari multiplexer 4 to 1:

Gambar 10 Rangkaian Multiplexer 4 to 1

Kemudian untuk mengimplementasikan gambar rangkaian persamaan full adder


diatas, kita akan merangkai diatas protoboard hanya dengan menggunakkan 1 buah IC 74153
karena IC 74153 memiliki 2 gerbang multiplexer 4 to 1. Untuk multiplexer 4 to 1 ini
menggunakkan 1 gerbang pada IC 74153 ini dan sebelum membuat rangkaian dari persamaan
kita hubungkan terlebih dahulu Vcc setiap IC dengan +5V dari tegangan sumber dan
menghubungkan GND setiap IC dengan GND pada tegangan sumber. Dan untuk
memudahkan dalam membuat rangkaian dari gambar 10 rangkaian multiplexer 4 to 1.

Untuk input D:

input D0 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 6,

input D1 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 5,

input D2 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 4,

input D3 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 3,

Untuk input S:

input S0 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 14,

input S1 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 2,

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


Untuk strobe G dihubungkan ke ground dari kaki 1

Kemudian output yang dihasilkan dari gerbang mux 4 to 1 ini dari kaki 7 dihubungkan
dengan LED sebagai penanda hasil outputnya. Jika LED menyala, menandakan output
yang dihasilkannya bernilai 1 dan jika LED padam, mennandakan output yang
dihasilkannya bernilai 0.

Output yang dihasilkan dari rangkaian multiplexer 4 to 1 yaitu;

 Ketika selector S1=0, S0=0 D=0 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S1=0, S0=1 D=0 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S1=1, S0=0 D=0 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S1=1, S0=1 D=0 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S1=0, S0=0 D=1 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S1=0, S0=1 D=1 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S1=1, S0=0 D=1 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S1=1, S0=1 D=1 dan input I0=0, I1=1, I2=0, I3=1 outputnya benilai 1.

Pada percobaan ketiga, untuk rangkaian Multiplexer 8 to 1 kita akan membuat


rangkaian dengan menggunakkan 1 buah IC 7404(NOT), 1 buah IC 7408(AND), 1 buah IC
7432(OR) dan 1 buah IC 74153(Mux 4to1). Untuk analisis data dari rangkaian multiplexer 4
to 1 kita akan melihat dari tabel kebenarannya.

Berikut tabel kebenaran multiplexer 4 to 1:

Input Output
D D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 S2 S1 S0 Y
1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
0
1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
Tabel 5 Hasil Percobaan Mux 8 to 1

Kemudian kita akan membuat gambar dapat dilihat dari dasar teori dari multiplexer 8 to
1, berikut gambar rangkaian dari multiplexer 8 to 1:

Gambar 11 Rangkaian Multiplexer 8 to 1

Kemudian untuk mengimplementasikan gambar rangkaian persamaan full adder diatas,


kita akan merangkai diatas protoboard dengan menggunakkan 1 buah IC 7404, 1 buah IC
7408 1 buah IC 7432 dan 1 buah IC 74153 karena IC 74153 memiliki 2 gerbang multiplexer
4 to 1, untuk multiplexer 8 to 1 menggunakkan kedua gerbang IC 74153 dan sebelum
membuat rangkaian dari persamaan kita hubungkan terlebih dahulu Vcc setiap IC dengan
+5V dari tegangan sumber dan menghubungkan GND setiap IC dengan GND pada tegangan
sumber. Dan untuk memudahkan dalam membuat rangkaian dari Gambar 11 rangkaian
multiplexer 8 to 1.

Untuk input D:

input D0 dari input gerbang logika NOT pada kaki 1 dihubungkan dengan gerbang
pertama IC 74153 pada kaki 6,

input D1 dari output gerbang logika NOT pada kaki 2 dihubungkan dengan gerbang
pertama IC 74153 pada kaki 5,

input D2 dari output gerbang logika NOT pada kaki 2 dihubungkan dengan gerbang
pertama IC 74153 pada kaki 4,

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


input D3 dari input gerbang logika NOT pada kaki 1dihubungkan dengan gerbang
pertama IC 74153 pada kaki 3,

input D4 dari input gerbang logika NOT pada kaki 1 dihubungkan dengan gerbang kedua
IC 74153 pada kaki 10,

input D5 dari output gerbang logika NOT pada kaki 2 dihubungkan dengan gerbang
kedua IC 74153 pada kaki 11,

input D6 dihubungkan dengan gerbang kedua IC 74153 pada kaki 12 dihubungkan


langsung dengan ground,

input D7 dihubungkan dengan gerbang kedua IC 74153 pada kaki 13 dihubungkan


langsung dengan VCC

Untuk input S:

input S0 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 2,

input S1 dihubungkan dengan gerbang pertama IC 74153 pada kaki 14,

strobe 1G dari kaki 1 dan strobe 2G kaki 15 dihubungkan ke ground

Input S2 dihubungkan dengan gerbang logika NOT pada kaki 3 kemudian output yang
dihasilkan dari kaki 4 dan output dari gerbang 74153 dari kaki 7 dihubungkan dengan
gerbang logika AND, output dari kaki 4(7404) pada kaki 1 dan output dari gerbang 74153
dari kaki 7(74153) pada kaki 2. Kemudian hasil output dari kaki 3 gerbang logia AND
dihubungkan dengan gerbang logika OR pada kaki 1

Input S dan output dari gerbang 74153 dari kaki 9 dihubungkan dengan gerbang logika
AND, input S pada kaki 4 dan output dari gerbang 74153 dari kaki 9 pada kaki 5.
Kemudian hasil output dari kaki 6 gerbang logika AND dihubungkan dengan gerbang
logika OR pada kaki 2

Kemudian hasil output dari gerbang OR pada kaki 3 dihubungkan dengan LED sebagai
penanda hasil outputnya. Jika LED menyala, menandakan output yang dihasilkannya bernilai
1 dan jika LED padam, mennandakan output yang dihasilkannya bernilai 0.

Output yang dihasilkan dari rangkaian multiplexer 8 to 1 yaitu;

 Ketika selector S2= 0, S1=0, S0=0 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 0.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
 Ketika selector S2= 0, S1=0, S0=1 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S2= 0, S1=1, S0=0 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S2= 0, S1=1, S0=1 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S2= 1, S1=0, S0=0 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S2= 1, S1=0, S0=1 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S2= 1, S1=1, S0=0 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S2= 1, S1=1, S0=1 D=0 dan input D7=1, D6=0, D5=1, D4=0, D3=0,
D2=1, D1=1, D0=0 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S2= 0, S1=0, S0=0 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S2= 0, S1=0, S0=1 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S2= 0, S1=1, S0=0 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S2= 0, S1=1, S0=1 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S2= 1, S1=0, S0=0 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 1.
 Ketika selector S2= 1, S1=0, S0=1 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S2= 1, S1=1, S0=0 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 0.
 Ketika selector S2= 1, S1=1, S0=1 D=1 dan input D7=1, D6=0, D5=0, D4=1, D3=1,
D2=0, D1=0, D0=1 outputnya benilai 1.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
 Pada rangkaian Multiplexer output nya ditentukan oleh selectornya, jika selector 0
maka output pada rangkaian akan sama dengan input yang pertama ( I 0) sedangkan
jika selector 0 maka output pada rangkaian akan sama dengan input yang kedua (I1).
 Pada rangkaian Demultiplexer output pertama (Y0) akan bernilai 1 jika inputnya
bernilai 1 dan selectornya bernilai 0. Kemudian, output kedua (Y1) akan bernilai 1
jika input dan selectornya bernilai 1.
 Pada rangkaian Multiplexer-Demultiplexer, output pertama (Y0) akan sama dengan
input pertama (I0) jika kedua selectornya bernilai 0. Output kedua akan sama dengan
input pertama jika selector demuxnya bernilai 1 dan selector muxnya bernilai 0.
Kemudian, output pertama akan sama dengan input kedua jika selector demuxnya
bernilai 0 dan selectornya muxnya bernilai 1. Dan output kedua akan sama dengan
input kedua jika kedua selectornya bernilai 1.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


VIII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Kodrat, "Multiplexer (Multiplekser) : Pengertian dan Cara Kerjanya," Centipedia, Januari
2020. [Online]. [Accessed 5 April 2023].

[2] M. N. Gani, "Multiplexer dan Demultiplexer," in Elektronika Digital, Bandung, 2023.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai