,k
Percobaan 5. Decoder
NIM : 1102192024
A. TUJUAN
B. PENGANTAR
1. Decoder
Berikut ini adalah contoh table kebenaran untuk Decoder 2X4 dengan output
aktif low:
2. 7 Segment Decoder
C. DASAR
1. Pengertian Decoder
Decoder adalah rangkaian yang mengubah kode menjadi satu set sinyal.
Disebut sebagai decoder karena dapat melakukan kebalikan dari pengkodean. Dalam
proyek elektronika digital, decoder memiliki peran yang cukup penting karena
decoder adalah salah satu teknik transfer data dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Definisi lain untuk decoder juga bisa dibentuk melalui sebuah susunan dari
gerbang logika dasar maupun juga yang menggunakan IC dan dijual banyak di
pasaran. Beberapa jenis decoder tersebut antara lain: 74LS154, 74LS155, 74LS48,
74LS138, dan lain sebagainya. Dengan adanya IC ini, maka Anda bisa dengan mudah
ketika hendak merangkai decoder yang memiliki bit dan keluaran sesuai dengan yang
Anda inginkan. Contohnya, ketika Anda hendak merancang decoder dengan 32
output line dengan IC decoder yang memiliki 8 output line.
Dengan kata lain bahwa decoder adalah rangkaian yang mampu mendeteksi kode
tertentu. Output dari decoder tidak lain adalah syarat minimum dari baris variabel
input ‘n’, ketika diaktifkan.
Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah decoder
jenis 3 x 8 (3 bit input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCD to
Decimal (4 bit input dan 10 output line) dan decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit
input dan 8 output line). Khusus untuk pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen
mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana
kombinasi setiap inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya.
Fungsi dari decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven
segment. Itulah yang menyebabkan Anda harus menggunakan decoder agar dengan
cepat bisa menyalakan seven segment. Output dari decoder maksimum adalah 2n.
Jadi Anda dapat membentuk n-to-2n decoder. Jika Anda ingin merangkai decoder
Anda dapat membuat dengan 3-to-8 decoder dengan menggunakan 2-to-4 decoder.
Sehingga terbentuklah 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8
decoder.
DECODER 2 TO 4
DECODER 3 TO 8
DECODER 4 TO 10
TUGAS MODUL
Hubungkan input ABCD pada inputan dan isilah tabel kebenaran di bawah ini
D C B A a b c d e f g Tampilan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1
2. Untuk pengetesan BI/RBO, RBI, LT lakukan percobaan di bawah ini:
Jawab: Kaki RBI berfungsi sebagai masukan kontrol Riple Blanking Input. Kaki LT
berfungsi sebagai masukan kontrol Lamp Test. Kaki BI/RBO berfungsi sebagai
masukan kontrol Blanking Input atau Riple Blanking Output.
D C B A LT RBI BI/RBO Q
0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 X X 0
0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 1
3. Susunlah rangkaian dibawah ini. Hubungkan input A, B, dan C pada logic ‘1’. Q0
sampai dengan Q7 pada lampu indicator. Lakukanlah percobaan seperti pada table.
Jawab:
C B A Q Q Q Q Q Q Q Q Tampilan
7 6 5 4 3 2 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4. Hubungkan rangkaian seperti di bawah. Hubungkan kaki 6 pada pulser (push on)
sedangkan Q0-Q7ke lampu indikator. Hubungkan input A, B, C pada logic switch
Jawab:
PULSE C B A Q7 Q6 Q5 Q4 Q3 Q2 Q1 Q0 Tampilan
R
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
KESIMPULAN
1. https://www.webstudi.site/2019/11/Decoder-adalah.html
2. https://www.nesabamedia.com/pengertian-decoder/