Sidoarjo
Praktikum 3
BCD – Seven segment
I. Tujuan :
2. Cara Konversi Bilangan Desimal ke Kode Bilangan BCD (Binary Coded Decimal)
Dalam proses konversinya, setiap angka dari bilangan desimal dikonversikan satu per satu
menjadi 1 kelompok bilangan biner (4 bit) seperti contoh dibawah ini :
Pertama, pisahkan angka desimal sesuai dengan bobotnya kemudian tuliskan kode BCD yang
ekuivalen untuk mewakili setiap digit desimal yang bersangkutan.
Konversi Bilangan Desimal 48910 ke kode BCD :
4 = 0100
8 = 1000
9 = 1001 1
Bilangan desimal 48910 yang dikonversikan ke kode BCD adalah menjadi 0100 1000 1001 atau
010010001001BCD.
1001 = 9
0011 = 3
Jadi, kode bilangan BCD 1001 0011 yang dikonversi menjadi desimal adalah 9310.
Cara Pengkonversian ini sedikit berbeda dengan cara konversi bilangan desimal ke bilangan biner
pada umumnya. Untuk lebih jelas mengenai cara konversi Desimal ke Biner, silakan baca artikel :
Cara Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner.
Nilai tertinggi dari suku bilangan desimal adalah angka 9 yang diwakilkan oleh bilangan biner
1001. Dengan demikian, hanya bilangan biner 4 bit dari 0000 hingga 1001 yang digunakan. Tabel
dibawah ini menunjukan kode BCD. Masing-masing digit desimal (0 hingga 9) diwakili oleh
bilangan biner ekuivalennya. Karena 1 digit desimal bisa mencapai nilai tertingginya yaitu angka
9, maka diperlukan 4 bit untuk pengkodean BCD-nya.
Perlu diketahui bahwa setiap digit desimal pasti diberikan 4 bit bilangan biner meskipun bilangan
desimal yang diwakilkannya kurang dari 4 bit bilangan biner (contoh desimal 2 adalah sama 2
dengan 0010). Dengan cara ini, rangkaian digital yang menggunakan kode BCD selalu
menangani 1 kelompok bilangan biner yang terdiri dari 4 bit bilangan biner. Bila menggunakan
kode BCD, perlu diingat bahwa semua angka 0 harus dipertahankan, hal ini berbeda dengan
bilangan biner yang dapat menghilangkan angka 0 didepannya.
Kode BCD ini digunakan apabila diperlukannya transfer informasi desimal masuk dan keluar dari
rangkaian atau peralatan digital. Contoh-contoh rangkaian atau peralatan digital tersebut
diantaranya seperti Jam Digital, Kalkulator, Multimeter Digital dan Pencacah Frekuensi
(Frequency Counter).
4. IC 4511
Dekoder BCD ke penampil 7 segmen di pasaran dapat berasal dari keluarga IC TTL dan IC digital CMOS,
salah satu contoh dekoder BCD ke 7 segmen dari keluarga IC digital CMOS adalah tipe 4511. Fungsi dari
dekoder BCD ke 7 penampil 7 segmen ini adalah untuk mengubah data digital dalam format BCD untuk
ditampilkan dalam format angka desimal secara visual. Keluaran sistem digital pada umumnya berupa kode
BCD, agar dapat menampilkan nilai kode biner tersebut ke dalam tampilan desimal maka diperlukan
dekoder BCD ke tujuh segmen untuk menyalakan masing-masing segmen pada penampil. IC dekoder BCD
ke penampil 7 segmen tipe 4511 memiliki beberapa bagian internal dengan bentuk diagram blok
fungsionalnya ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar 3. IC 4511
3
Gambar 4. Datasheet IC 4511
5. Push button
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau penyambung arus listrik
dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan
start, stop reset dan saklar tekan untuk emergency.Push button memiliki kontak NC (normally
close) dan NO (normally open). Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan
normal tidak ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi
sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan
mematikan motor pada industry – industry.
Pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa
Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat
menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display
pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun
Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada
tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya
pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan
OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan)
dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven
Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau
elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring
ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven
Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.
Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs,
Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :
4
Gambar 5. Blok diagram LED seven segment
Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur yaitu “a”
sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga menghasilkan angka atau
digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan
menyala menjadi angka “7”. Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC
(Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input
Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan menanganinya
sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada
Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat
mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok
Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari
8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.
Sistem grounding pada peralatan kelistrikan dan elektronika adalah untuk memberikan perlindungan pada seluruh sistem.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa fungsi dari grounding:
a. Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi
kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding yang terpasang pada badan/sasis alat
elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita tersengat listrik saat rangkaian di dalam setrika bocor dan
menempel ke badan setrika.
b. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke
bumi. meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk pernangkal
petir pemasangannya harus terpisah.
5
c. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor
tegangan.
d. Grounding di dunia eletronika berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang
baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.
8. Generator DC
Generator DC memiliki komponen yang sama persis dengan motor listrik DC. Pada skema di
atas, rotor generator diskemakan dengan sebuah kawat angker penghantar listrik (armature) yang
membentuk persegi panjang. Pada kedua ujung kawat angker terpasang komutator berbentuk
lingkaran yang terbelah menjadi dua, komponen ini sering kita dengar dengan sebutan cincin
belah. Cincin belah termasuk bagian dari rotor, sehingga ia ikut berputar dengan rotor. Sedangkan
stator generator tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang saling berhadapan. Pada
bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator dilengkapi dengan sikat karbon yang
berfungsi untuk menghubungkan arus listrik yang dibangkitkan pada kawat angker ke rangkaian
di luar generator.
III. Peralatan
1. IC 4511 (keywords pada proteus 4511)
2. Push Button (keywords pada proteus button)
3. 7 segment (keywords 7SEG-COM-CATHODE)
4. Logic toggle
5. Ground (terminal mode)
6. DC (generator)
5. Atur tegangan pada generator DC dengan klik kanan pada dc, lalu pilih edit properties piih
5v
A B C D Angka
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 1
0 1 1 1
1 0 0 1
V. Tugas
1. Buat Laporan format berisi
a. Judul
b. Dasar Teori
c. Analisa data (4 paragraf, font : times new roman, size : 12, menggunakan bahasa yang
sopan dengan ejaan bahasa Indonesia yang benar)
d. Kesimpulan 8
2. Jelaskan fungsi masing – masing komponen yang digunakan
3. Kirimkan di google classroom pengumpulan tugas EM kelas dengan kelompok maksimal 3
siswa