Anda di halaman 1dari 9

LOGIKA INFORMATIKA

(RANGKAIAN DIGITAL)

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Logika Informatika yang
diampu oleh Bapak Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.

disusun oleh
Aam Muhammad Ramdhan Sanusi
1806423

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
A. Rangkaian Digital
Rangkaian Digital adalah rangkaian yang menggunakan signal digital
sebagai nilai diskrit. Signal digital merupakan signal yang terputus-putus.
Dalam sebuah sirkuit digital, biasanya dilambangkan dengan satu atau dua
macam kondisi yaitu 1 (high, aktive, true) dan 0 (low, nonactive, false).
Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan sedangkan notasi 0
melambangkan tidak terjadinya hubungan. Jika digambarkan dalam
tegangan 1 berarti tegangan maksimum (umumnya 5 volt atau 3 volt) dan
tegangan 0 minimum (umumnya 0 volt, tapi ada juga yang 2,5 volt).

Sebagai contoh yang paling gampang adalah saklar lampu. Pada saat
ditekan tombol ON maka langsung terjadi hubungan sehingga dinotasikan
sebagai angka 1. Ketikan kita menekan tombol OFF maka akan berlaku
sebaliknya atau tidak terjadi hubungan. Contoh lainnya yang akan kita
bahas adalah rangkaian BCD yang merupakan rangkaian logika
kombinasional. Rangkaian ini digunakan untuk mengkonversi suatu
bilangan desimal terkode biner ke pola segmen yang sesuai.

GAMBAR SKEMA RANGKAIAN DIGITAL


BCD (Binary Coded Decimal) adalah penulisan angka desimal yang
pada setiap digitnya akan di presentasikan dengan bilangan biner. BCD
juga biasanya dipresentasikan oleh 4 digit bilangan biner antara angka 0
sampai 9. COntoh dari penulisan BCD adalah
15 = 0001 0101
347 = 0011 0100 0111
Rangkaian Digital merupakan sebuah aplikasi yang banyak digunakan
pada berbagai bidang seperti handphone, komputer dan perangkat
elektronik lainnya. Mengapa Rangkaian Digital banyak digunakan pada
perangkat elektronik?? Karena digital mempunyai beberapa keuntungan.

Salah satu keuntungan dari penggunaan rangkaian digital adalah sistem


yang digunakan mempunyai perangkat antar muka yang mudah untuk
dikendalikan dengan komputer maupun perangkat lunak. Itu sebabnya
penyimpanan informasi yang dilakukan jauh lebih mudah dilakukan dalam
sistem digital dibandingkan dengan analog.

Namun, dibalik keuntungan tersebut, rangkaian ini juga memiliki


kekurangan antara lain energi yang digunakan setiap menggunakan
rangkaian ini cukup banyak, selain itu komponen yang digunakan lebih
mahal dan sangat mudah sekali rapuh. Demikian penjelasan singkat
tentang rangkaian digital dan beberapa jenis rangkaian elektronika digital.
Semoga rangkaian kali ini beguna dan bemanfaat bagi pembaca. Baca juga
artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Amplifier, Rangkaian RLC
dan Rangkaian Elektronika Sederhana.
B. Macam-macam rangkaian digital
Rangkaian digital sendiri dapat terbagi menjadi 2 sifat, yaitu rangkaian
kombinasional dan rangkaian sekuensial.
1. Rangkaian Kombinasional
adalah rangkaiaan yang terdiri dari gerbang logika yang memiliki
output yang selalu tergantung pada kombinasi input yang ada. Rangkaian
kombinasional melakukan operasi yang dapat ditentukan secara logika
dengan memakai sebuah fungsi boolean.Ada beberapa Rangkaian logika
kombinasional yang akan dibahas adalah Enkoder, Dekoder, Multiplexer,
dan Demultiplexer.

a. .Encoder
Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang berfungsi
untuk mengubah atau mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit
menjadi keluaran kode biner. Enkoder disusun dari gerbang-gerbang
logika yang menghasilkan keluaran biner sebagai hasil tanggapan
adanya dua atau lebih variabel masukan. Hasil keluarannya dinyatakan
dengan aljabar boolean, tergantung dari kombinasi – kombinasi
gerbang yang digunakan.
Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n .
Variabel m adalah kombinasi masukan dan n adalah jumlah bit
keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat
mewakili satu kombinasi keluaran.

b. Decoder

Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan


Enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit. Sebuah
dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m
adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit masukan. Satu
kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.

c. Multiplexer

Rangkaian logika kombinasional Multiplexer atau disingkat MUX


adalah alat atau komponen elektronika yang bisa memilih input
(masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran).
Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang
ada di bagian kontrol (kendali) Select.

d. Demultiplexer

Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX. Pada DEMUX,


jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak.
Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output
(channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.

2. RangkaianSekuensial
adalah rangkaian logika yang kondisi keluarannya dipengaruhi oleh
masukan dan keadaan keluaran sebelumnya atau dapat dikatakan
rangkaian yang bekerja berdasarkan urutan waktu. Ciri rangkaian
logika sekuensial yang utama adalah adanya jalur umpan balik
(feedback) di dalam rangkaiannya. Bentuk dasar dari sekuensial adalah
flip-flop. Beberapa jenis flip-flop yaitu : flip-flop R-S, flip-flop D, flip-
flop J-K, dan flip-flop T.
C. Rangkaian logika Digital

Ada tiga Gerbang Logika dasar yaitu Inverter, Gerbang AND, dan
Gerbang OR. Sementara itu ada empat Gerbang Logika lainnya yang
merupakan kombinasi dari dua atau lebih gerbang logika yaitu Gerbang
NAND, Gerbang NOR, Gerbang Exclusive OR, dan Gerbang Exclusive
NOR. Input dan Output dari gerbang logika ini ada dua kondisi yaitu biner
1 (Tinggi / High) dan biner 0 (Rendah / Low).

1. Gerbang NOT(inverter)
Inverter adalah gerbang logika yang akan menghasilkan output selalu
berlawanan dengan inputnya. Jika inputnya biner 1 maka outputnya akan
biner 0, dan sebaliknya

__
A

2. Gerbang AND
Gerbang AND adalah gerbang logika yang akan menghasilkan output
biner 0 jika salah satu saja atau semua inputnya biner 0, dan hanya akan
menghasilkan output biner 1 jika semua inputnya biner 1. Simbol dari
Gerbang AND yang memiliki dua input dapat dilihat pada gambar 3.2.a
sedangkan rangkaian ekuivalennya dapat dilihat pada gambar 3.2.b, di
mana cara kerjanya sebagai berikut : Jika kedua input diberikan biner 0
(ground), maka kedua dioda akan mendapat forward bias (conduct) dan
output akan terhubung ke ground melalui dioda sehingga tegangan output
akan sama dengan biner 0.
Namun jika input A diberikan biner 0 dan input B diberikan biner 1, maka
D1 akan mendapat forward bias dan D2 mendapat reverse bias. D1 akan
menghubungkan output dengan ground di kaki input A, sehingga tegangan
output akan sama dengan biner 0. Begitu pula sebaliknya jika input A
diberikan biner 1 dan input B diberikan biner, maka D2 akan mendapat
forwar bias dan menghubungkan output ke ground dan output akan biner
0.
Jika kedua input diberikan biner 1, maka kedua dioda tersebut mendapat
reverse bias dan hambatan di kedua dioda tersebut akan sangat besar
sehingga hampir semua tegangan VCC akan drop di kedua dioda tersebut.
Hal ini menyebabkan tegangan output akan sama dengan tegangan VCC
(biner 1).
Prinsip kerja dari Gerbang AND ini, juga dapat diandaikan bagai dua buah
saklar yang dipasang seri seperti gambar 3.2.c, di mana jika kedua saklar
ditutup maka lampu akan menyala, namun jika kedua atau salah satu
saklar terbuka maka lampu tidak akan menyala. Kondisi saklar ditutup
merupakan pemberian input biner 1 pada rangkaian, sedangkan kondisi
saklar dibuka merupakan pemberian input biner 0 pada rangkaian tersebut.

3. Gerbang OR
Gerbang OR adalah gerbang logika yang akan menghasilkan output biner 1 jika
salah satu saja atau semua inputnya biner 1, dan akan menghasilkan output
biner 0 hanya jika semua inputnya biner 0.
A
Y=A+B
B

4. Gerbang NAND

Gerbang NAND berasal dari NOT AND, yang berarti gerbang AND yang dihubungkan
dengan inverter seperti pada gambar 3.4.b dan simbolnya dapat dilihat pada gambar
3.4.a. Gerbang NAND ini adalah suatu gerbang logika yang akan menghasilkan
output biner 1 jika salah satu saja atau semua inputnya adalah biner 0 dan akan
menghasilkan output biner 0 hanya jika semua inputnya biner 1.
Y=A.B
A ____ A ____
Y= A.B Y= A.B
B B

5. Gerbang NOR
Gerbang NOR berasal dari NOT OR, yang berarti gerbang OR yang dihubungkan
dengan inverter seperti pada gambar 3.5.b dan simbolnya dapat dilihat pada
gambar 3.5.a. Gerbang NOR ini adalah suatu gerbang logika yang akan
menghasilkan output biner 1 hanya jika semua inputnya adalah biner 0 dan akan
menghasilkan output biner 0 jika salah satu saja atau semua inputnya biner 1.
Rangkaian ekuivalen dari gerbang NOR dapat dilihat pada gambar 3.5.c, di mana
cara kerjanya adalah sebagai berikut : Jika kedua input A dan B diberikan biner 0
(ground) maka base – emitter transistor Q1 dan Q2 tidak mendapat forwar bias
yang menyebabkan kedua transistor akan cut off (open), sehingga hampir
semua tegangan Vcc akan drop di Q1 dan Q2 dan tegangan output akan sama
dengan biner 1.
Y=A+B
A ____ A ____
Y= A+B Y= A+B
B B

6. Gerbang exclusive OR
Gerbang EX-OR adalah suatu gerbang logika yang akan menghasilkan output
biner 1 hanya jika hasil penjumlahan inputnya adalah bilangan ganjil dan akan
menghasilkan output biner 0 hanya jika hasil penjumlahan inputnya adalah
bilangan genap. Dalam hal ini input bilangan 0 dianggap sama dengan bilangan
genap. Simbol

7. Gerbang Exclusive NOR


Gerbang EX-NOR adalah gerbang EX-OR yang outputnya dihubungkan dengan
inverter seperti gambar 3.7.b. Gerbang EX-NOR memiliki definisi yaitu suatu
gerbang logika yang akan menghasilkan output biner 0 hanya jika hasil
penjumlahan inputnya adalah bilangan ganjil dan akan menghasilkan output
biner 1 hanya jika hasil penjumlahan inputnya adalah bilangan genap (bilangan 0
dianggap bilangan genap).

A A
B B
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/14951032/RANGKAIAN_LOGIKA_DIGITAL

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196601
011991031-WAWAN_SETIAWAN/58._Sistem_Digital.pdf

https://www.slideshare.net/gandenggandeng/materi-rangkaian-digital-i

Anda mungkin juga menyukai