PENDAHULUAN
Operational Amplifier atau disingkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang
populer digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp populer yang
paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
Pada pokok bahasan kali ini akan dijelaskan aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu sebagai
pembanding tegangan (komparator).
Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian
memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari
konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op
Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran
masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada
satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi.
Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan
berikut adalah rangkaian komparator sederhana.
Pada praktikum op-amp sebagai komparator kali ini jenis IC yang digunakan adalah IC LM324. Berikut
adalah gambar bentuk fisik dan fungsi masing masing kaki IC LM324 :
2
Gambar 1.3 output kaki IC LM 324
1.5.2 Percobaan 2
3
5. Calibrasi osciloskop sebelum digunakan.
6. Atur frekuensi function generator pada 6 V pp.
7. Menghubungkan catu daya dengan rangkaian op-amp.
8. Mengubungkan probe positif function generator pada input positive rangkaian.
9. Mengubungkan output rangkaian pada osciloscop.
10. Mengatur potensiometer sampai tegangan input pada op-amp sesuai dengan yang tertera pada
modul (Vin(-) sebesar 1volt, 2 volt dan 3 volt).
11. Amati gelombang tegangan output rangkaian pada layar osciloscop.
12. Foto gelombang sebagai dokumentasi dan bukti data pada laporan.
1.5.3 Percobaan 3
BAB II
ANALISIS DATA
4
Gambar 2.1
Gambar rangkaian pecobaan 1
b. Tabel analisis
5
+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+
2 √
5V ≥ 2V → Vo = 5.65 V 5 V ≥ 2V → Vo = 5,5 – 10 V
6
+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+
2 √
5 V ≥ 2 V → Vo = 10 V 5 V ≥ 2V → Vo = 5,5 – 10 V
7
+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+
2 √
5 V ≥ 2 V → Vo = 10.53 V 5 V ≥ 2V → Vo = 5,5 – 10 V
8
Gambar 2.2
Simulasi rangkaian komparator dengan tegangan V in(-) 1 volt
9
kurang stabil atau IC yang kurang bersih sehingga masih ada arus yang keluar ketika
seharusnya arus terhenti dari input dan V+ dan V- ke Vout.
Gambar 2.4
Gambar rangkaian op-amp sebagai komparator
percobaan 2
10
Gambar 2.5
Bentuk gelombang Vout percobaan 2 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 1 volt
Gambar 2.6
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 2 dengan
tegangan input pada kaki input negtive sebesar 1 volt
11
Gambar 2.7
Bentuk gelombang Vout percobaan 2 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 2 volt
Gambar 2.8
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 2 dengan
tegangan input pada kaki input negtive sebesar 2 volt
12
Pada saat tegangan dikaki input negative IC sebesar 3 volt
Gambar 2.9
Bentuk gelombang Vout percobaan 2 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar3 volt
Gambar 2.10
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 2 dengan
tegangan input pada kaki input negtive sebesar 3 volt
13
Sama halnya dengan percobaan pertama yaitu Ketika Vin + > Vin – maka tegangan keluaran pa op-
amp adalah tegangan Vsat+ atau ketika Vin + <Vin – maka tegangan keluaran pada op-amp akan 0
atau tidak ada arus yang keluar. Pada percobaan 2 Vin+ dibuat stabil atau tetap dengan
menghubungkan ke kaki V+ yang hanya di batasi dengan resistor 330 ohm. Dan kaki Vin – denga
varibel resistor. Ketika Vin – pada posisi tengan 1V Dutycycle masih sekitar 50 % akan tetapi ketika
Vin – dibuat pada posisi 2-3V Dutycycle turun menjadi sekitar 20%-30% pada hasil praktikum.
Sedangkan pada hasil simulasi ketika Vin – pada posisi tengan 1V Dutycycle masih mencapai 95 %
akan tetapi ketika Vin – dibuat pada posisi 2-3V Dutycycle turun menjadi sekitar 70%-80%. Terjadi
perbedaan antara praktikum dan simulasi kemungkinan karena di praktikum powersupply kurang
stabil dan IC pada saat praktikum ada arus yang bocor.
Gambar 2.10
Rangkaian non inverting
Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran dengan menggunakan oscilloscope pada
tegangan masukan 6Vpp pada frekuensi 100 Hz dengan input pada kaki positive 1 volt, 2 volt dan 3
volt.
14
Pada saat tegangan pada kaki input positive IC sebesar 1 volt.
Gambar 2.11
Bentuk gelombang Vout percobaan 3 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 1 volt
Gambar 2.12
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 3 dengan
tegangan input pada kaki input positive sebesar 1 volt
15
Gambar 2.13
Bentuk gelombang Vout percobaan 3 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 2 volt
Gambar 2.14
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 3 dengan
tegangan input pada kaki input positive sebesar 2 volt
16
Gambar 2.15
Bentuk gelombang Vout percobaan 3 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 3 volt
Gambar 2.16
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 3 dengan
tegangan input pada kaki input positive sebesar 3 volt
17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
1. Ketika akan melakukan praktikum terlebih dulu periksa kondisi setiap alat dan komponen
yang hendak digunakan. Jika ada komponen atau alat yang kondisinya kurang baik maka ganti
dengan komponen atau alat yang kondisinya baik.
2. Cek kondisi IC sebelum digunakan, pastikan bahwa IC pada kondisi baik.
3. Periksa setiap komponen dan pastikan nilai setiap komponen sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Lakukan kalibrasi pada masing – masing kanal osciloscop sebelum menggunakannya.
5. Ketika mengukur tegangan pada rangkaian dengan multimeter pastikan selektor berada pada
posisi untuk mengukur tegangan.
6. Ketika mengukur tegangan pada rangkaian dengan multimeter pastikan multimeter
terhubung secara pararel dengan rangkaian.
7. Ketika merangkai rangkaian pastikan antara setiap komponen terhubung dengan benar satu
sama lain dan tidak ada yang terhubung singkat.
8. Sebelum melakukan praktikum pastikan bahwa catu daya atau power supply dapat berfungsi
dengan baik serta dapat digunakan sesuai kebutuhan.
9. Ketika melepas IC dari project board gunakan penjepit yang telah disediakan agar tidak terjadi
kerusakan pada IC.
10. Ketika melepas probe dari osciloscop jangan melepasnya dengan menarik kabel probe,
lepaskan probe dengan memutar ujung probe yang tertancap pada input kanal osciloscop.
11. Apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan praktikum jangan ragu atau malu untuk
bertanya dan meminta bantuan pada pembimbing praktikum (dosen atau teknisi
laboratorium).
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Andriana Kusuma (2016), modul 2 op-amp sebagai komparator . Malang : Universitas Negri
Malang
http://exsandc.blogspot.co.id/2012/12/op-amp-sebagai-komparator.html
https://www.academia.edu/3704794/Elektronika_Lanjut_Bab_III_Op_Amp_by_Sunomo
19