Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat mearngkai rangakain komparator sebagai aplikasi dari rangkaian OP AMP.
2. Mahasiswa dapat menganalisis karakteristik rangkaian komparator sebagai aplikasi rangkaian OP
AMP.

1.2. Batasan Malasah


Dalam pelaksanaan praktikum op-amp sebagai komparator yang telah kami laksanakan
sebelumya, beberapa hal yang kami lakukan adalah :

1. Membuat rangkaian op-amp sebagai komparator untuk membandingkan dua tegangan


frekuensi.
2. Memelakukan pengukuran pada Vin dan Vout.
3. Menganalisis bentuk gelombang Vin.
4. Mengidentifikasi hasil pengukuran pada Vin dan Vout serta gelombang output pada osiloscop,
kemudian membandingkan hasil pengukuran bentuk gelombang antara praktik, simulasi dan
perhitungan.

1.3. Dasar Teori

Operasional Amplifier (Op-amp) sebagai Komparator

Operational Amplifier atau disingkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang
populer digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp populer yang
paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
Pada pokok bahasan kali ini akan dijelaskan aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu sebagai
pembanding tegangan (komparator).
Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian
memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari
konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op
Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran
masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).

Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada
satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi.
Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan
berikut adalah rangkaian komparator sederhana.

Vref di Gambar 1.1 rangkaian komparator hubungkan ke +V supply,


kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi
tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :
1
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila
masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan –
Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan
menjadi sama dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika
sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang
sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp
dengan tipe LM324 yang banyak di pasaran.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua
buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik
dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi,
maka prinsip dasar dari komparator adalah
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan:
+Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
−Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)
Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)
Vsat− = Tegangan saturasi - (V)
Vo = Tegangan output (V)

Pada praktikum op-amp sebagai komparator kali ini jenis IC yang digunakan adalah IC LM324. Berikut
adalah gambar bentuk fisik dan fungsi masing masing kaki IC LM324 :

Gambar 1.2 IC LM324

2
Gambar 1.3 output kaki IC LM 324

1.4. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya DC 12 volt 1 buah
2. Resistor 330 ohm 2 buah
3. Potentio meter 50 kilo ohm 2 buah
4. IC LM 741 1 buah
5. Kabel jumper secukupnya
6. Multimeter digital 1 buah
7. Osciloscop 2 kanal 1 buah
8. Function generator 1 buah
9. Project board 1 buah
10. Penjepit(untuk melepas dan memasang IC) 1buah

1.5 LANGKAH KERJA


1.5.1 Percobaan satu

1. Mempersiapkan alat dan bahan, termasuk modul praktikum.


2. Mengecek kondisi alat dan bahan kerja
3. Merangkai rangkaia sesuai dengan gambar rangkaian pada modul atau yang telah diberikan dosen.
4. Menghidupkan sumber tegangan DC, kemudian mengaturnya agar output yang dihasilkan 12 volt.
5. Menghubungkan catu daya dengan rangkaian op-amp.
6. Mengatur potensiometer sampai tegangan input pada op-amp sesuai dengan yang tertera pada
modul (Vin(+) = 5 volt dan Vin(-) sesuai dengan tabel pada modul).
7. Menghitung Vout dengan menggunakan multimeter pada setiap masing – masing perubahan
tegangan Vin(-) yang dilakukan.
8. Catat setiap hasil pengukuran pada tabel yang terdapat pada modul praktikum.

1.5.2 Percobaan 2

1. Mempersiapkan alat dan bahan, termasuk modul praktikum.


2. Mengecek kondisi alat dan bahan kerja
3. Merangkai rangkaia seperti pada gambar
4. Menghidupkan sumber tegangan DC, kemudian mengaturnya agar output yang dihasilkan
sebesar 12 volt.

3
5. Calibrasi osciloskop sebelum digunakan.
6. Atur frekuensi function generator pada 6 V pp.
7. Menghubungkan catu daya dengan rangkaian op-amp.
8. Mengubungkan probe positif function generator pada input positive rangkaian.
9. Mengubungkan output rangkaian pada osciloscop.
10. Mengatur potensiometer sampai tegangan input pada op-amp sesuai dengan yang tertera pada
modul (Vin(-) sebesar 1volt, 2 volt dan 3 volt).
11. Amati gelombang tegangan output rangkaian pada layar osciloscop.
12. Foto gelombang sebagai dokumentasi dan bukti data pada laporan.

1.5.3 Percobaan 3

1. Mempersiapkan alat dan bahan, termasuk modul praktikum.


2. Mengecek kondisi alat dan bahan kerja
3. Merangkai rangkaia seperti pada gambar
4. Menghidupkan sumber tegangan DC, kemudian mengaturnya agar output yang dihasilkan
sebesar 12 volt.
5. Calibrasi osciloskop sebelum digunakan.
6. Atur frekuensi function generator pada 6 V pp.
7. Menghubungkan catu daya dengan rangkaian op-amp.
8. Mengubungkan probe positif function generator pada input negative rangkaian.
9. Mengubungkan output rangkaian pada osciloscop.
10. Mengatur potensiometer sampai tegangan input pada op-amp sesuai dengan yang tertera pada
modul (Vin(-) sebesar 1volt, 2 volt dan 3 volt).
11. Amati gelombang tegangan output rangkaian pada layar osciloscop.
12. Foto gelombang sebagai dokumentasi dan bukti data pada laporan.

BAB II
ANALISIS DATA

2.1 Op-amp sebagai


komparator percobaan 1

4
Gambar 2.1
Gambar rangkaian pecobaan 1

a. Tabel data pengukuran, perhitungan dan simulasi

Tabe 2.1 Data hasil praktikum rangkaian op-amp sebagai komrator


pecobaan 1
TEGANGAN VIN (+) TEGANGAN VIN (-) TEGANGAN VOUT
NO
PRAKT/SIMULASI/PERH PRAKT/SIMULASI/PERH PRAKTIKUM PERHITUNGAN SIMULASI
1 5 VOLT 1 VOLT 5.65 V 10-11 V 10.53 V
2 5 VOLT 2 VOLT 5.66 V 10-11 V 10.53 V
3 5 VOLT 3 VOLT 5.66 V 10-11 V 10.53 V
4 5 VOLT 4 VOLT 5.66 V 10-11 V 10.53 V
5 5 VOLT 5 VOLT 2.1 mV 0V - 84.64 mV
6 5 VOLT 6 VOLT 2.1 mV 0V -84.64 mV
7 5 VOLT 7 VOLT 2.1 mV 0V -84.64 mV
8 5 VOLT 8 VOLT 2.1 mV 0V -84.64 mV
9 5 VOLT 9 VOLT 2.1 mV 0V -84.64 mV
10 5 VOLT 10 VOLT 2.1 mV 0V -84.64 mV

b. Tabel analisis

Tabe 2.2 tabel analisis hasil praktikum dengan teori


HASIL PERBANDINGAN
No HASIL PERCOBAAN TEORI
SESUAI TIDAK

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


1 √
5V ≥ 1V → Vo = 5.65 V 5 V ≥ 1V → Vo = 5,5 – 10 V

5
+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+
2 √
5V ≥ 2V → Vo = 5.65 V 5 V ≥ 2V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


3 √
5V ≥ 3V → Vo = 5.65 V 5 V ≥ 3V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


4 √
5V ≥ 4V → Vo = 5.65 V 5 V ≥ 4V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


5 √
5V < 5V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 5V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


6 √
5V < 6V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 6V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


7 √
5V < 7V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 7V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


8 √
5V < 8V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 8V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


9 V
5V < 9V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 9V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


10 √
5V < 10V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 10V → Vo = 0 V

Tabe 2.3 tabel analisis hasil perhitungan dengan teori


HASIL PERBANDINGAN
No HASIL PERHITUNGAN TEORI
SESUAI TIDAK

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


1 √
5 V ≥ 1 V → Vo = 10 V 5 V ≥ 1V → Vo = 5,5 – 10 V

6
+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+
2 √
5 V ≥ 2 V → Vo = 10 V 5 V ≥ 2V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


3 √
5 V ≥ 3 V → Vo = 10 V 5 V ≥ 3V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


4 √
5 V ≥ 4 V → Vo = 10 V 5 V ≥ 4V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


5 √
5 V < 5 V → Vo = 0 V 5 V < 5V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


6 √
5 V < 6 V → Vo = 0V 5 V < 6V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


7 √
5 V < 7 V → Vo = 0 V 5 V < 7V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


8 √
5 V < 8 V → Vo = 0 V 5 V < 8V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


9 √
5 V < 9 V → Vo = 0 V 5 V < 9V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


10 √
5 V < 10 V → Vo = 0 V 5 V < 10V → Vo = 0 V

Tabe 2.4 tabel analisis hasil simulasi dengan teori


HASIL PERBANDINGAN
No HASIL PERCOBAAN TEORI
SESUAI TIDAK

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


1 √
5 V ≥ 1 V → Vo = 10.53 V 5 V ≥ 1V → Vo = 5,5 – 10 V

7
+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+
2 √
5 V ≥ 2 V → Vo = 10.53 V 5 V ≥ 2V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


3 √
5 V ≥ 3 V → Vo = 10.53 V 5 V ≥ 3V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+ +Vin ≥ −Vin → Vo = Vsat+


4 √
5 V ≥ 4 V → Vo = 10.53 V 5 V ≥ 4V → Vo = 5,5 – 10 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


5 √
5 V < 5 V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 5V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


6 √
5 V < 6 V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 6V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


7 √
5 V < 7 V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 7V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


8 √
5 V < 8 V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 8V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


9 √
5 V < 9 V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 9V → Vo = 0 V

+Vin < −Vin → Vo = Vsat+ +Vin < −Vin → Vo = Vsat-


10 √
5 V < 10 V → Vo = - 84.64 mV 5 V < 10V → Vo = 0 V

c. Simulasi rangkian komparator percobaan 1

8
Gambar 2.2
Simulasi rangkaian komparator dengan tegangan V in(-) 1 volt

d. Hasil perhitungan inverting DC Gambar 2.3


Ketika Vin + > Vin Simulasi
– maka tegangan
rangkaiankeluaran pa op-amp
komparator adalah tegangan
dengan tegangan Vsat+ atau ketika
Vin(-) 6 volt
Vin + <Vin – maka tegangan keluaran pada op-amp akan 0 atau tidak ada arus yang keluar.

e. Analisis data inverting DC :


Hasil analisis perhitungan yang dilakukan ketika Vin+ > Vin- maka akan mengakibatkan output
bernilai tegangan senilai Vsat+(ada tegangan). Begitu pula dengan hasil yang diperoleh dari
praktikum ,memberikan hasil yang sama yaitu Vin+ >Vin- = Vo =V sat+ sehingga antara
perhitungan,teori dan simulasi memberikan hasil yang sesuai atau mendekati ,terjadi
perbedaan yang sangat kecil kurang lebih dibawah 80 mV. Ini dikarenakan power suply yang

9
kurang stabil atau IC yang kurang bersih sehingga masih ada arus yang keluar ketika
seharusnya arus terhenti dari input dan V+ dan V- ke Vout.

2.2 Op-amp sebagai komparator percobaan 2

Gambar 2.4
Gambar rangkaian op-amp sebagai komparator
percobaan 2

a. Bentuk gelombang op-amp sebagai komparator percobaan 2

Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran dengan menggunakan oscilloscope


.......pada tegangan masukan 6Vpp pada frekuensi 100 Hz dengan input pada kaki negative 1 volt, 2
volt dan 3 volt.

 Pada saat tegangan dikaki input negative IC sebesar 1 volt.

10
Gambar 2.5
Bentuk gelombang Vout percobaan 2 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 1 volt

Gambar 2.6
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 2 dengan
tegangan input pada kaki input negtive sebesar 1 volt

 Pada saat tegangan dikaki input negative IC sebesar 2 volt

11
Gambar 2.7
Bentuk gelombang Vout percobaan 2 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 2 volt

Gambar 2.8
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 2 dengan
tegangan input pada kaki input negtive sebesar 2 volt

12
 Pada saat tegangan dikaki input negative IC sebesar 3 volt

Gambar 2.9
Bentuk gelombang Vout percobaan 2 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar3 volt

Gambar 2.10
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 2 dengan
tegangan input pada kaki input negtive sebesar 3 volt

b. Analisis data op-amp sebagai komparator percobaan 2 :

13
Sama halnya dengan percobaan pertama yaitu Ketika Vin + > Vin – maka tegangan keluaran pa op-
amp adalah tegangan Vsat+ atau ketika Vin + <Vin – maka tegangan keluaran pada op-amp akan 0
atau tidak ada arus yang keluar. Pada percobaan 2 Vin+ dibuat stabil atau tetap dengan
menghubungkan ke kaki V+ yang hanya di batasi dengan resistor 330 ohm. Dan kaki Vin – denga
varibel resistor. Ketika Vin – pada posisi tengan 1V Dutycycle masih sekitar 50 % akan tetapi ketika
Vin – dibuat pada posisi 2-3V Dutycycle turun menjadi sekitar 20%-30% pada hasil praktikum.
Sedangkan pada hasil simulasi ketika Vin – pada posisi tengan 1V Dutycycle masih mencapai 95 %
akan tetapi ketika Vin – dibuat pada posisi 2-3V Dutycycle turun menjadi sekitar 70%-80%. Terjadi
perbedaan antara praktikum dan simulasi kemungkinan karena di praktikum powersupply kurang
stabil dan IC pada saat praktikum ada arus yang bocor.

2.3 Op-amp sebagai kompaator percobaan 3

Gambar 2.10
Rangkaian non inverting

a. Bentuk gelombang op-amp sebagai komparator percobaan 3

Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran dengan menggunakan oscilloscope pada
tegangan masukan 6Vpp pada frekuensi 100 Hz dengan input pada kaki positive 1 volt, 2 volt dan 3
volt.

14
 Pada saat tegangan pada kaki input positive IC sebesar 1 volt.

Gambar 2.11
Bentuk gelombang Vout percobaan 3 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 1 volt

Gambar 2.12
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 3 dengan
tegangan input pada kaki input positive sebesar 1 volt

 Pada saat tegangan pada kaki


input positive IC sebesar 2 volt

15
Gambar 2.13
Bentuk gelombang Vout percobaan 3 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 2 volt
Gambar 2.14
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 3 dengan
tegangan input pada kaki input positive sebesar 2 volt

 Pada saat tegangan pada kaki input positive IC sebesar 1 volt.

16
Gambar 2.15
Bentuk gelombang Vout percobaan 3 dengan tegangan input pada
kaki neative sebesar 3 volt
Gambar 2.16
Hasil simulasi rangkaian komparator percobaan 3 dengan
tegangan input pada kaki input positive sebesar 3 volt

b. Analisis data op-amp sebagai komparator percobaan 3 :


Sama halnya dengan percobaan pertama yaitu Ketika Vin + > Vin – maka tegangan keluaran pa op-
amp adalah tegangan Vsat+ atau ketika Vin + <Vin – maka tegangan keluaran pada op-amp akan 0
atau tidak ada arus yang keluar. Pada percobaan ketiga sinyal masukan di Vin – dan Vin + diberi
variabel resistor agar bisa dibah teganganya. Terjadi perbedaan antara simulasi dan praktikum ketika
V+ di ubah teganya pada praktikum mempengarui amplitodo gelombang out put sedang pada
simulasi mempengarui frekuensi pada bentuk gelombang output meskipun pada dasarnya bentuk
gelombangnya sama. Ini dikarena IC pada praktikum kurang normal.

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :


1. Rangkaian komparator merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian op-amp.
2. Komparator berfungsi untuk membandingkan bentuk gelombang dua tegangan.
3. Rangkaian komparator merupakan rangkaian op-amp yang inputannya ada 2, yaitu pada
kaki input negative dan positive dimana satu dari dua tegangan input befungsi sebagai
tegangan refrensi.
4. Pada rangkaian komparator tidak terdapat umpan balik.
5. Tegangan refrensi digunakan sebagai pembanding tegangan input.
6. Pada saat besar tegangan pada V in0+) lebih besar dari tegangan V in(-) , maka besar tegangan
output sama dengan tegangan saturasi positive. Contohnya jika tegangan V in0+) sebesar 5
volt dan Vin(-) kurang dari 5 volt maka besar tegangan output akan lebih dari 5 volt.
7. Pada saat besar tegangan pada Vin0+) lebih kecil dari tegangan Vin(-) , maka besar tegangan
output sama dengan tegangan saturasi negative atau diasumsikan sama dengan 0.
Contohnya jika tegangan Vin0+) sebesar 5 volt dan Vin(-) kurang dari 5 volt maka besar
tegangan output akan kurang adri dari 5 volt dan akan berbilai mendekati nol.
18
8. Tegangan saturasi negative atau positive akan selaelu sama meski tegangan input pada
kaki negative dirubah.
9. Ketika input berupa gelombang AC atau meimiliki frekuensi maka bentuk gelombang
output berbeda sesuai dengan letak tegangan inputnya (pada kaki input positive atau
negative.

3.2. SARAN

1. Ketika akan melakukan praktikum terlebih dulu periksa kondisi setiap alat dan komponen
yang hendak digunakan. Jika ada komponen atau alat yang kondisinya kurang baik maka ganti
dengan komponen atau alat yang kondisinya baik.
2. Cek kondisi IC sebelum digunakan, pastikan bahwa IC pada kondisi baik.
3. Periksa setiap komponen dan pastikan nilai setiap komponen sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Lakukan kalibrasi pada masing – masing kanal osciloscop sebelum menggunakannya.
5. Ketika mengukur tegangan pada rangkaian dengan multimeter pastikan selektor berada pada
posisi untuk mengukur tegangan.
6. Ketika mengukur tegangan pada rangkaian dengan multimeter pastikan multimeter
terhubung secara pararel dengan rangkaian.
7. Ketika merangkai rangkaian pastikan antara setiap komponen terhubung dengan benar satu
sama lain dan tidak ada yang terhubung singkat.
8. Sebelum melakukan praktikum pastikan bahwa catu daya atau power supply dapat berfungsi
dengan baik serta dapat digunakan sesuai kebutuhan.
9. Ketika melepas IC dari project board gunakan penjepit yang telah disediakan agar tidak terjadi
kerusakan pada IC.
10. Ketika melepas probe dari osciloscop jangan melepasnya dengan menarik kabel probe,
lepaskan probe dengan memutar ujung probe yang tertancap pada input kanal osciloscop.
11. Apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan praktikum jangan ragu atau malu untuk
bertanya dan meminta bantuan pada pembimbing praktikum (dosen atau teknisi
laboratorium).

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Andriana Kusuma (2016), modul 2 op-amp sebagai komparator . Malang : Universitas Negri
Malang

http://exsandc.blogspot.co.id/2012/12/op-amp-sebagai-komparator.html

https://www.academia.edu/3704794/Elektronika_Lanjut_Bab_III_Op_Amp_by_Sunomo

19

Anda mungkin juga menyukai