Disusun Oleh :
KELAS/KEL : TT-5A/0A
2.1 Pengalamatan IP
2.1.1 IPV4
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di
internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena
merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan
menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi
setiap interface komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface
(misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address
untuk komputer tersebut masing- masing untuk setiap interfacenya. IPv4 terdiri
dari 32 bit bilangan biner yang terbagi dalam 4 oktet masing-masing oktet terdiri
dari 8 bit (1 byte). Setiap byte dituliskan dalam bilangan desimal antara 0 – 255
(28-1).
2.2 Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi
masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya
melakukan subnetting. Esensi dari subunetting adalah "memindahkan" garis
pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa
bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network.
Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa
subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi
jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting juga
dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan
dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan
media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network
yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat
mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu
perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam
mengatur keseluruhan network.
1 2 3 4
Subnet
192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Pertama
Host
192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Terakhir
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti pada
Tabel 6. Silakan dicoba menghitung seperti cara diatas untuk subnet mask
lainnya.
Tabel 6. CIDR untuk IP Class C
Subnet Mask Nilai
CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Contoh Soal 1
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai
dari yang menggunakan subnet mask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh
network address 172.16.0.0/18.
Analisa:
-172.16.0.0 berarti Class B
-/18 berarti memiliki binary 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
a. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet
terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
(11111111.11111111.11000000.00000000)
b. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0
pada 2 oktet terakhir (untuk IP class B). Jadi jumlah host per subnet adalah
214 – 2 = 16.382 host (11111111.11111111.11000000.00000000)
c. Blok Subnet = 256 – (nilai pada oktet terakhir subnet mask “dalam bentuk
desimal”, berarti 256- 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64+ 64 = 128,
dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
d. Alamat host dan broadcast yang valid
1 2 3 4
Subnet
172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Pertama
Host 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Terakhir
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16.255.255
Contoh Soal 2
Berikutnya mencoba mengerjakan soal untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnet mask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address
172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.5.130 berarti Class B
/25 merupakan subnet masking yang mempunyai nilai binari
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
a. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
b. Menentukan subnet -> (11111111.11111111.11111111.10000000)
c. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
d. Menentukan Host -> 11111111.11111111.11111111.10000000
Blok Subnet (network address) = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah
(0, 128)
e. Alamat host dan broadcast yang valid
1 2 3 … 512
Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
1 2 … 255 256
Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Pertama
Host
10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Terakhir
Contoh Soal 2
Tentukan subnet mask, Jumlah Host, Ip Network dan broadcast pada Ip
10.85.30.2 /12
Analisa:
IP address 10.85.30.2 termasuk IP Kelas A
/12 adalah subnet mask dari (255.240.0.0) atau
(11111111.11110000.00000000.00000000)
a. Jumlah Subnet = 24 = 16 subnet
(11111111.11110000.00000000.00000000)
b. Jumlah Host per Subnet = 220 – 2 = 1.048.576 host
(11111111.11110000.00000000.00000000)
c. Blok Subnet = 256 – 240 = 16. Jadi subnet selengkapnya:
0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, 240
d. Alamat host dan broadcast yang valid =
1 2 3 4 5 6
Subnet
10.0.0.0 10.16.0.0 10.32.0.0 10.48.0.0 10.64.0.0 10.80.0.0
Host
10.0.0.1 10.16.0.1 10.32.0.1 10.48.0.1 10.64.0.1 10.80.0.1
Perta
ma
Host
10.0.255.2 10.31.255. 10.47.255. 10.63.255. 10.79.255. 10.95.255.
Tera
54,, 254 254 254 254 254
khir
2.3.1 Konektor RJ 45
Konektor RJ 45 adalah konektor yang terbuat dari mika, atau plastik semi
kaca yang keras dan di dalamnya terdapat 8 pin. Konektor ini digunakan untuk
menghubungkan kabel dengan kartu jarinagan.
Gambar 2 konektor RJ 45
2.3.2 Kabel Straight
Kabel straight adalah istilah untuk kabel yang menggunakan standar yang
sama pada kedua ujung kabelnya, bisa EIA/TIA 568A atau EIA/TIA 568B pada
kedua ujung kabel. Sederhananya, urutan warna pada kedua ujung kabel sama.
Pada kabel straight, pin 1 di salah satu ujung kabel terhubung ke pin 1 pada ujung
lainnya, pin 2 terhubung ke pin 2 di ujung lainnya, dan seterusnya.
Cara kerja dari bridge mode ini dengan dengan membuat dua jaringan
individu dalam satu internet untuk dua grup. Bridge mode ini menggunakan
jaringan nirkabel dan menyebarnya dengan menggunakan SSID serta password
yang sama. Bridge mode ini mendukung tempat-tempat seperti restoran,kantor
bahkan rumah yang menyediakan layanan internet tanpa harus menggunakan
sandi.
5. Klik Advanced Setting lalu ceklist pada share this folder lalu ok
6. klik Share kemudian add Everyone lalu klik Share
7. Done
8. Buka file explorer kemudian ketikan \\192.168.1.1 untuk masuk ke folder yang di
share dari laptop 1
4.4 Setting Acces Point Sebagai Bridge
1. Hubungkan Acces Point (port LAN) dengan kabel UTP ke komputer.
2. Ketik IP di browser, kemudian masukkan user dan password. Secara
default IP sudah tertera di dus box atau di bagian bawah AP, disertakan
juga user dan passwordnya. Namun jika dus box sudah hilang, kita bisa
googling merk dan seri Access Point tersebut untuk mencari IP dan
user/pass default.
3. Setelah itu akan muncul fitur Acces Point kita pilih range extander untuk
membuat access point sebagai bridge
4. Setelah itu akan muncul beberapa jaringan, kita pilih jaringan yang kita.
5. Setting Wireless
SSID : Nama Wifi yang muncul ketika perangkat akan terhubung
dengan Access Point.
Enable SSID Broadcast : Pilih opsi ini, jika kita ingin
menampilkan nama Wifi pada saat akan terhubung.
Wireless Security : Password yang akan digunakan untuk masuk
ketika akan terhubung dengan wireless. Disini saya memilih mode
WPA2-PSK dengan enkripsi AES.
jea
kljakj
5 SOAL
1. Diketahui suatu IP 10.10.0.0/16 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet, host
per subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
2. Diketahui suatu IP 172.16.5.0/16 (Kelas B). Hitunglah jumlah subnet, host
per subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
3. Diketahui suatu IP 192.168.100.0/24 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet,
host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
4. Dengan menggunakan metode VLSM dan IP 192.168.1.0/25, hitunglah
jumlah host per subnet, prefix per jaringan dan buat tabelnya untuk LAN1
50 host, LAN2 20 host, LAN3 115 host.
JAWABAN
1. JUMLAH SUBNET
Netmask = /16 : 255.255.0.0
Bilangan Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 28 : 256 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 216 – 2 : 65534 host
BLOK SUBNET
256-255 : 1
Blok Subnet = 0,1,2,3,4,...
Subnet 10.10.0.0 10.10.1.0 … 10.10.254.0 10.10.255.0
Host Pertama 10.10.0.1 10.10.1.1 … 10.10.254.1 10.10.255.1
Host Terakhir 10.10.0.254 10.10.1.254 … 10.10.254.254 10.10.255.254
Broadcast 10.10.0.255 10.10.1.255 … 10.10.254.255 10.10.255.255
2. JUMLAH SUBNET
Netmask = /27 : 255.255.255.224
Bilangan Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 211 : 2048 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 25 – 2 : 30 host
BLOK SUBNET
256-224 : 32
Blok Subnet = 0,32
Subnet 172.16.5.0 172.16.5.32
Host Pertama 172.16.5.1 172.16.5.33
Host Terakhir 172.16.5.30 172.16.5.254
Broadcast 172.16.5.31 172.16.5.255
3. JUMLAH SUBNET
Netmask = /24 : 255.255.255.0
Bilangan Biner = 11111111.11111111.11111111.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 216 : 65536 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 28 – 2 : 254 host
BLOK SUBNET
256-255 : 1
Blok Subnet = 0,1,2,3,4,...
Subnet 192.168.100.0 192.168.100.1 … 192.168.100.254
Host 192.168.100.1 192.168.100.2 … 192.168.100.255
Pertama
Host 192.168.100.254 192.168.100.254 … 192.168.100.254
Terakhir
Broadcast 192.168.100.255 192.168.100.255 … 192.168.100.255
4. MENGHITUNG RANGE IP
LAN1
a. Mengitung jumlah Host.
50 ≤ 2^n-2
50≤64-2
50≤62 (62 adalah jumlah Host LAN1)
b. Menghitung Prefix
32-n
32-6 = 26 (Net masknya 192.168.1.192/26)
LAN 2
a. Mengitung jumlah Host.
20≤ 2^n-2
20≤32-2
20≤30 (30 adalah jumlah Host LAN2)
b. Menghitung Prefix
32-n
32-5= 27 (Net masknya 192.168.1.224/27)
LAN 3
a. Mengitung jumlah Host.
115≤ 2^n-2
115≤128-2
20≤126 (126 adalah jumlah Host LAN2)
b. Menghitung Prefix
32-n
32-7= 25 (Net masknya 192.168.1.128/27)
Tabel Pembagian IP Address
LA IP SUBNET IP HOST1 IP HOST N IP PREFI
N BROADCA X
ST
3 192.168.1.0 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.12 /25.
26 7
1 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.19 /26
28 29 90 1
2 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.2 192.168.1.22 /27
92 93 22 3
6 ANALISA DATA
Kabel straight digunakan untuk menghubungkan peralatan berbeda jenis
misalnya menghubungkan PC dengan hub, switch dengan router, switch dengan
PC dan sebagainya. Pada pembuatan kabel straight susunan warnanya sama antara
unjung kabel satu dengan yg lain.
Kabel cross digunakan untuk menghubungkan peralatan sejenis, misalnya
menghubungkan PC dengan PC, hub dengan hub dan sebagainya. Pada
pembuatan kabel cross susunan warna berbeda untuk satu ujung kabel dengan
ujung kabel lainnya.
Pada saat pembuatan kabel UTP yang paling diperhatikan yaitu urutan warna
pada jenis kabel yang akan dibuat cross atau straight lalu konektor RJ-45 apakah
sudah terpasang dengan kuat dengan kabel agar pada saat di crimping tidak terjadi
kesalahan. Pada pengetesan ping, salah satu PC terjadi loss itu disebabkan
penggunaan IP static yang mungkin ada kesamaan di jaringan lain.
4. KESIMPULAN
Kabel straight digunakan untuk menghubungkan peralatan berbeda jenis,
untuk membuat kabel straight susunan warnanya sama antara unjung kabel satu
dengan yg lain. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan peralatan sejenis
untuk membuat kabel cross susunan warna berbeda untuk satu ujung kabel dengan
ujung kabel lainnya. Pada saat crimping harus diperhatikan susunan kabel dan
konekter yang terpasang pada kabel. Repeater digunakan untuk menambah
jaringan baru di jaringan lama sedangkan bridge untuk memperluas jaringan
wireless disuatu tempat.
DAFTAR PUSTAKA
Bakti. 2014 . Fungsi Access Point dan Cara Kerjanya dalam Koneksi Internet.
www.baktikominfo.id. 3 Oktober 2019
Miftahuddin.2017. Konsep Subnetting. www.academia.edu. 3 Oktober 2019
Wardhana, Aswendy. 2014. Laporan Hasil Praktikum Komputer Jaringan.
www.academia.edu. 3 Oktober 2019