Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA

DASAR-DASAR JARINGAN PENGKABELAN DAN


SUBNETTING CLASS IP

Disusun Oleh :

1. MAULANA YULIATI (1317030013)


2. M. ADRIANDI AKBAR (1317031211)
3. NANDIKA VADYA P. (1317030019)

KELAS/KEL : TT-5A/0A

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2019
1 TUJUAN ..................................................................................................................... 3
2 DASAR TEORI .......................................................................................................... 3
2.1 Pengalamatan IP.................................................................................................. 3
2.1.1 IPV4 ............................................................................................................ 3
2.2 Subnetting ........................................................................................................... 6
2.2.1 Perhitungan Subnetting ............................................................................... 6
2.2.2 Perhitungan Subnetting Pada Ip Address Class C....................................... 8
2.2.3 Subnetting Pada Ip Address Class B ........................................................... 9
2.2.4 Subnetting Pada Ip Address Class A ......................................................... 12
2.3 Kabel UTP ........................................................................................................ 14
2.3.1 Konektor RJ 45 ......................................................................................... 14
2.3.2 Kabel Straight ........................................................................................... 15
2.3.3 Kabel Cross ............................................................................................... 15
2.4 Remote Dekstop ................................................................................................ 15
2.5 File Transfer ...................................................................................................... 16
2.6 Router sebagai Bridge ....................................................................................... 16
2.7 Router sebagai Repeater.................................................................................... 16
3 ALAT YANG DIGUNAKAN .................................................................................. 16
4 LANGKAH DAN DATA PERCOBAAN ................................................................ 17
4.1 Pembuatan kabel staright dan cross .................................................................. 17
4.1.1 Pembuatan kabel staright .......................................................................... 17
4.1.2 Pembuatan kabel Cross ............................................................................. 18
4.1.3 Melakukan pengetesan kabel cross menggunakan LAN tester. ................ 20
4.1.4 Ping antar PC ............................................................................................ 20
4.2 Remote Dekstop ................................................................................................ 21
4.3 File Transfer ...................................................................................................... 25
4.4 Setting Acces Point Sebagai Bridge.................................................................. 28
4.5 Router Sebagai Repeater ................................................................................... 31
5 SOAL ........................................................................................................................ 31
6 ANALISA DATA ..................................................................................................... 34
4. KESIMPULAN ......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 36
1 TUJUAN
a. Mengetahui konsep subnetting class IP
b. Mengetahui perbedaan class IP
c. Dapat melakukan subnetting sesuai class IP
d. Mengetahui bagaimana cara pengkabelan straight dan cross
e. Mengetahui perbedaan antara pengkabelan straight dan cross
f. Dapat melakukan pengkabelan straight dan cross
g. Melakukan File Transfer dan Remote Desktop menggunakan kabel cross
h. Melakukan setting router sebagai bridge dan repeater menggunakan kabel
straight
2 DASAR TEORI

2.1 Pengalamatan IP

Syarat pertama memahami IP address, kamu harus kenal beberapa istilah


yang nantinya akan sering kita gunakan, diantaranya sebagai berikut:
a. Bit: bilangan biner, nilainya 1 (on) atau 0 (off). Jika masih belum paham
bilangan biner, silakan belajar dulu.
b. Byte: sama dengan 8 bit.
c. Oktet: 1 oktet terdiri dari 8 bit, sama dengan byte, dan IP address terdiri
dari 4 oktet.
d. Network address: alamat network (seperti alamat perumahan, maupun
blok perumahan)
e. Host address: alamat host (seperti alamat aktual sebuah rumah di
perumahan)
f. Broadcast address: sebuah alamat yang digunakan untuk mengirim pesan
ke semua host.
g. subnet atau subdivided network: diilustrasikan seperti ada di perumahan
yaitu, ada blok A, blok B, atau Cluster Anggrek, Cluster Kamboja, dll.
Jadi, subnet adalah sebuah alamat network yang dibagi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil. Sesuai dengan namanya, sub(divided)-network.

2.1.1 IPV4
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di
internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena
merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan
menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi
setiap interface komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface
(misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address
untuk komputer tersebut masing- masing untuk setiap interfacenya. IPv4 terdiri
dari 32 bit bilangan biner yang terbagi dalam 4 oktet masing-masing oktet terdiri
dari 8 bit (1 byte). Setiap byte dituliskan dalam bilangan desimal antara 0 – 255
(28-1).

2.1.1.1 Format Ip Address


IP address V4 tersusun dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh
tanda titik setiap 8 bitnya (1 Byte). Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP
address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx
Octet 1 . Octet2 . Octet 3 . Octet 4

Jadi IP address mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000. 00000000


sampai 11111111. 11111111. 11111111. 11111111. 11111111. Notasi IP address
dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis
dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang
lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal
merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address
dalam format biner dan desimal :
Tabel 1. Hubungan IP Address dalam Format Biner dan Desimal
Desimal 172 16 254 1
Oktet 1 2 3 4
Biner 10101100 00010000 11111110 00000001
2.1.1.2 Pembagian Class Ip Address
IP Address didesign menjadi beberapa Class, tujuannya agar lebih mudah
disesuaikan dengan kebutuhan. Ada Class IP address yang menyediakan ruang
untuk network yang banyak, tapi ruang untuk hostnya sedikit. Sebaliknya, ada
juga Class IP address yang ruang networknya sedikit, tapi ruang untuk hostnya
banyak. Itulah konsep sederhana pengClassan ip address, kalau digambarkan,
seperti ini Class ip address yang dibagi menjadi: Class A, Class B, Class C, Class
D, dan Class E.

Gambar1. Class Ip Address


Tabel 2. Pembagian Class Ip Address
Class Format Range Alamat Jumlah Host
Mask
A N.H.H.H 1.0.0.0 – 126.0.0.0 2^24 - 2
B N.N.H.H 128.1.0.0 – 191.254.0.0 2^16 - 2
C N.N.N.H 192.0.1.0 – 223.255.254.0 2^8 - 2
D Multicast 224.0.0.0 – 239.255.255.255 –
E Research 240.0.0.0 – 254.25.255.255 –
Keterangan : N = Alamat jaringan, H = Alamat Host

2.1.1.3 IP Address Khusus


Alamat IP Khusus / IP Private adalah Ip yang bersifat tidak umum, yang
hanya dikenali oleh jaringan lokal saja. Agar dapat terhubung ke internet
dibutuhkan beberapa server yang bisa digunakan untuk mengkonversi alamat kita
sehingga terhubung kedalam internet. Berikut adalah pembagian Ip Private dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Pembagian Ip address Private
Class IP Address Private
A 10.0.0.0-10.255.255.255
B 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192.168.0.0-192.168.255.255
D –
E –

2.2 Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi
masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya
melakukan subnetting. Esensi dari subunetting adalah "memindahkan" garis
pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa
bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network.
Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa
subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi
jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting juga
dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan
dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan
media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network
yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat
mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu
perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam
mengatur keseluruhan network.

2.2.1 Perhitungan Subnetting


Setelah memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda
mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa
dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang
lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar
di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan
Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP
address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. mengapa demikian,
karena “/24” diambil dari penghitungan tabel subnet mask yang ber-binary 1
adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini
yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet mask yang dapat digunakan untuk melakukan subnetting,
ditunjukkan pada Tabel 4 classless Inter-Domain Routing (CIDR).
Tabel 4. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Jumlah Jumla
Subnet Mask CID Subnet CID h
R Host Mask R
Host
255.128.0.0 /9 8388608 255.255.240.0 /20 4096
255.192.0.0 /10 4194304 255.255.248.0 /21 2048
255.224.0.0 /11 2097152 255.255.252.0 /22 1024
255.240.0.0 /12 1048576 255.255.254.0 /23 512
255.248.0.0 /13 524288 255.255.255.0 /24 256
255.252.0.0 /14 262144 255.255.255.128 /25 128
255.254.0.0 /15 131072 255.255.255.192 /26 64
255.255.0.0 /16 65536 255.255.255.224 /27 32
255.255.128.0 /17 32768 255.255.255.240 /28 16
255.255.192.0 /18 16384 255.255.255.248 /29 8
255.255.224.0 /19 8192 255.255.255.252 /30 4
2.2.2 Perhitungan Subnetting Pada Ip Address Class C
Hitung Subnetting IP address pada 192.168.1.0/26? Analisa:192.168.1.0
berarti Class C dengan /26 merupakan subnet masking yang mempunyai nilai
binari 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu: Jumlah Subnet, Jumlah
Host per Subnet, Blok Subnet, Alamat IP host dan IP broadcast yang valid. Jadi
kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
a. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet
terakhir subnet mask (1 Oktet terakhir untuk Class C, 2 oktet terakhir
untuk Class B, dan 3 oktet terakhir untuk Class A). Jadi Jumlah Subnet (
11111111.11111111.11111111.11000000 ) adalah 22 = 4 subnet.
b. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0
pada oktet terakhir subnet (1 Oktet terakhir untuk Class C, 2 oktet terakhir
untuk Class B, dan 3 oktet terakhir untuk Class A). Jadi jumlah host per
subnet ( 11111111.11111111.11111111.11000000 ) adalah 26 – 2 = 62
host.
c. Blok Subnet = 256 – (nilai pada oktet terakhir subnet mask “dalam bentuk
desimal”), berarti 256-192= 64. Subnet berikutnya adalah kelipatan 64
maka 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,
64, 128, 192.
d. Alamat host dan broadcast yang valid, langsung dibuat dalam Tabel 5.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Tabel 5. Blok Alamat Host dan broadcast pada setiap blok Subnetting

1 2 3 4
Subnet
192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Pertama
Host
192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Terakhir
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti pada
Tabel 6. Silakan dicoba menghitung seperti cara diatas untuk subnet mask
lainnya.
Tabel 6. CIDR untuk IP Class C
Subnet Mask Nilai
CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

2.2.3 Subnetting Pada Ip Address Class B


Untuk melakukan perhitungan subnetting untuk IP address class B yang
harus dilakukan yaitu Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
Class B adalah seperti tabel 9.6. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah
kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang
“dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. Perhitungan CIDR /17 sampai /24
caranya sama dengan subnetting IP Class C, hanya blok subnetnya di masukkan
langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet
keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“masukan/diubah” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(counter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Nilai Subnet Nilai
Mask CIDR Mask CIDR
255.255.128.0 /17 255.255.255.128 /25
255.255.192.0 /18 255.255.255.192 /26
255.255.224.0 /19 255.255.255.224 /27
255.255.240.0 /20 255.255.255.240 /28
255.255.248.0 /21 255.255.255.248 /29
255.255.252.0 /22 255.255.255.252 /30
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24

Contoh Soal 1
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai
dari yang menggunakan subnet mask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh
network address 172.16.0.0/18.
Analisa:
-172.16.0.0 berarti Class B
-/18 berarti memiliki binary 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
a. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet
terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
(11111111.11111111.11000000.00000000)
b. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0
pada 2 oktet terakhir (untuk IP class B). Jadi jumlah host per subnet adalah
214 – 2 = 16.382 host (11111111.11111111.11000000.00000000)
c. Blok Subnet = 256 – (nilai pada oktet terakhir subnet mask “dalam bentuk
desimal”, berarti 256- 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64+ 64 = 128,
dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
d. Alamat host dan broadcast yang valid
1 2 3 4
Subnet
172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Pertama
Host 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Terakhir
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16.255.255

Contoh Soal 2
Berikutnya mencoba mengerjakan soal untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnet mask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address
172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.5.130 berarti Class B
/25 merupakan subnet masking yang mempunyai nilai binari
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
a. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
b. Menentukan subnet -> (11111111.11111111.11111111.10000000)
c. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
d. Menentukan Host -> 11111111.11111111.11111111.10000000
Blok Subnet (network address) = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah
(0, 128)
e. Alamat host dan broadcast yang valid
1 2 3 … 512

Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128

Host Pertama
172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129

Host 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254


Terakhir

Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

2.2.4 Subnetting Pada Ip Address Class A


Konsep perhitungan subnet pada Class A sama dengan konsep perhitungan
pada Class C dan B. Hanya saja yang perlu harus diteliti dalam melakukan
perhitungan yaitu selalu membedakan OKTET mana kita mainkan pada blok
subnet antara Class A, B dan C adalah di. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir),
Class B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3
oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Contoh Soal
Tentukan subnet mask, Jumlah Host, Ip Network dan broadcast pada Ip
10.0.0.0/16
Analisa:
IP address 10.0.0.0 termasuk IP Kelas A /16 adalah subnet mask dari
(255.255.0 .0) atau ( 11111111.11111111.00000000.00000000)
a. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
(11111111.11111111.00000000.00000000)
b. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
(11111111.11111111.00000000.00000000)
c. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet selengkapnya: 0, 1, 2, 3, 4,.…,
253, 254, 255
d. Alamat host dan broadcast yang valid =

1 2 … 255 256

Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0

Host
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Pertama
Host
10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Terakhir

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Contoh Soal 2
Tentukan subnet mask, Jumlah Host, Ip Network dan broadcast pada Ip
10.85.30.2 /12
Analisa:
IP address 10.85.30.2 termasuk IP Kelas A
/12 adalah subnet mask dari (255.240.0.0) atau
(11111111.11110000.00000000.00000000)
a. Jumlah Subnet = 24 = 16 subnet
(11111111.11110000.00000000.00000000)
b. Jumlah Host per Subnet = 220 – 2 = 1.048.576 host
(11111111.11110000.00000000.00000000)
c. Blok Subnet = 256 – 240 = 16. Jadi subnet selengkapnya:
0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, 240
d. Alamat host dan broadcast yang valid =

1 2 3 4 5 6

Subnet
10.0.0.0 10.16.0.0 10.32.0.0 10.48.0.0 10.64.0.0 10.80.0.0

Host
10.0.0.1 10.16.0.1 10.32.0.1 10.48.0.1 10.64.0.1 10.80.0.1
Perta
ma

Host
10.0.255.2 10.31.255. 10.47.255. 10.63.255. 10.79.255. 10.95.255.
Tera
54,, 254 254 254 254 254
khir

Broadca 10.15.255. 10.31.255. 10.47.255. 10.63.255. 10.79.255. 10.95.255.


st 255 255 255 255 255 255

2.3 Kabel UTP


Kabel UTP (“Unshielded Twisted Pair”) adalah kabel yang terdiri dari 4
pasang dan dipilih sedemikian rupa. Memiliki 4 warna yaitu coklat, orange, hijau,
dan biru. Adapun pasangannya ada yang berwarna putih atau campuran, misalnya
kabel coklat putih dan sebagainya.
Fungsi kabel UTP yaitu digunakan sebagai kabel jaringan LAN (Local
Area Network) pada sistem jaringan komputer, dan biasanya kabel UTP
mempunyai impedansi kurang lebih 100 ohm, serta dibagi menjadi beberapa
kategori berdasarkan kemampuannya sebagai penghantar data. Dalam pemakaian
sehari-hari, kabel UTP sudah sangat baik digunakan sebagai kabel jaringan
komputer misalnya dalam kegunaan ruang kantor atau dalam sistem jaringan
suatu perusahaan. Mengenai beberapa kelemahan dan kekurangan kabel UTP
yang tidak tahan terhadap medan elektromagnetik dan kerusakan benturan benda
keras, masih bisa diatasi dengan memasang pelindung luar misalnya seperti pipa
plastik.

2.3.1 Konektor RJ 45
Konektor RJ 45 adalah konektor yang terbuat dari mika, atau plastik semi
kaca yang keras dan di dalamnya terdapat 8 pin. Konektor ini digunakan untuk
menghubungkan kabel dengan kartu jarinagan.

Gambar 2 konektor RJ 45
2.3.2 Kabel Straight
Kabel straight adalah istilah untuk kabel yang menggunakan standar yang
sama pada kedua ujung kabelnya, bisa EIA/TIA 568A atau EIA/TIA 568B pada
kedua ujung kabel. Sederhananya, urutan warna pada kedua ujung kabel sama.
Pada kabel straight, pin 1 di salah satu ujung kabel terhubung ke pin 1 pada ujung
lainnya, pin 2 terhubung ke pin 2 di ujung lainnya, dan seterusnya.

Gambar 3. kabel straight

2.3.3 Kabel Cross


Untuk tipe cross itu digunakan untuk menyambungkan langsung antar dua PC,
atau yang umumnya digunakan untuk menyambungkan antar hub. (misalnya
karena colokan di hubnya kurang).

Gambar 4. kabel cross

2.4 Remote Dekstop


Remote access dengan segala kecanggihan fungsinya memungkinkan para
pengguna komputer dapat mengakses komputer lain dari mana saja, asalkan
pengguna komputer tersebut dan komputer lain yang menjadi sasarannya
tersambung ke internet atau LAN. Dengan remote desktop seseorang tidak
hanya akan mendapatkan akses ke sebuah komputer saja, tetapi juga bisa
secara langsung melihat tampilan desktop dari komputer yang di-remote-nya.
Untuk dapat melakukan remote desktop dibutuhkan paling sedikit dua buah
komputer desktop, dimana komputer yang satu bertindak sebagai server yang
akan di-remote dan yang satu lagi bertindak sebagai client yang akan
melakukan remote.

2.5 File Transfer


LAN ( local area network) biasanya digunakan dikantor maupun rumah
yang gunanya untuk mengshare file ke semua komputer yang terhubung dengan
kabel LAN. Dengan kabel LAN kita bisa mentransfer file yang besar dengan
kecepatan tinggi. Dengan kabel LAN ini anda bisa mentransfer dengan kecepatan
10MB/s sehingga bisa mentransfer file yang besar dalam kurun waktu yang
singkat. Berikut langkah langkah tranfer file dengan kabel LAN

2.6 Router sebagai Bridge

Cara kerja dari bridge mode ini dengan dengan membuat dua jaringan
individu dalam satu internet untuk dua grup. Bridge mode ini menggunakan
jaringan nirkabel dan menyebarnya dengan menggunakan SSID serta password
yang sama. Bridge mode ini mendukung tempat-tempat seperti restoran,kantor
bahkan rumah yang menyediakan layanan internet tanpa harus menggunakan
sandi.

2.7 Router sebagai Repeater


Alat ini dipakai untuk menambah jangkauan nirkabel dengan SSID (Service
Set Identifier) dan keamanan yang serupa. Alat ini dipakai untuk memperkuat
sinyal pada tempat-tempat yang sudah memiliki jaringan wireless tapi
pemancaran sinyal kurang merata. Repeater mode ini hanya memiliki satu SSID
saja yang memungkinkan anda untuk mengakses di seluruh tempat
3 ALAT YANG DIGUNAKAN
a. 2 buah kabel UTP
b. Tang crimping
c. Tang pemotong
d. Connector RJ-45
e. LAN tester
f. 2 buah leptop
g. Router
4 LANGKAH DAN DATA PERCOBAAN

4.1 Pembuatan kabel staright dan cross

4.1.1 Pembuatan kabel staright


1. Mengupas ujung kabel sekitar 1,5 cm, sehingga kabel kecil-kecil yang ada
didalamnya terlihatan.
2. Memisahkan kabel-kabel tersebut dan luruskan, kemudian susun dan
rapikan berdasarkan warna yaitu Orange Putih, Orange, Hijau Putih, Biru,
Biru Putih, Hijau, Coklat Putih, dan Coklat. Setelah itu potong bagian
ujungnya sehingga rata satu sama lain.
3. Setelah kabel tersusun, mengambil Jack RJ-45. Jack RJ-45 ini terdiri dari
8 pin. Pin 1 dari jack ini adalah pin yang berada paling kiri jika posisi pin
menghadap kita berurut ke kanan adalah jack 2, 3, dan seterusnya.
Kemudian memasukkan kabel-kabel tersebut ke dalam Jack RJ-45 hingga
bagian ujungnya mentok di dalam jack. Urutan warna dan pin adalah
sebagai berikut:
 Orange Putih pada Pin 1
 Orange pada Pin 2
 Hijau Putih pada Pin 3
 Biru pada Pin 4
 Biru Putih pada Pin 5
 Hijau pada Pin 6
 Coklat Putih pada Pin 7
 Coklat pada Pin 8.
4. Memasukkan Jack RJ-45 yang sudah terpasang dengan kabel ke dalam
mulut tang crimping yang sesuai sampai bagian pin Jack RJ-45 berada di
dalam mulut tang. Menjepit jack dengan tang crimping hingga seluruh pin
menancap pada kabel. Biasanya jika pin jack sudah menancap akan
mengeluarkan suara “klik”.
5. Setelah selesai memasang jack RJ-45 pada ujung kabel pertama. Untuk
ujung kabel yang kedua, langkah-langkahnya sama dengan pemasangan
ujung kabel pertama tadi. Untuk itu, ulangi langkah-langkah 1-4 untuk
memasang Jack RJ-45 pada ujung kabel yang kedua.
6. Kalau sudah kemudian mengetest kabel menggunakan LAN tester.
Masukkan ujung ujung kabel ke alatnya, kemudian nyalakan, kalau lampu
led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 sampai 8 berarti
pembuatan kabal staright sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala
berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut ada masalah. Cara paling
mudah yaitu tekan (press) lagi menggunakan tang, kemungkinan pinnya
belum mentok ke bagian jasck. Kalau sudah ditekan tetapi masih tidak
menyambung, maka coba periksa korespondensinya antar pin.

4.1.2 Pembuatan kabel Cross


Untuk pembuatan kabel cross sama dengan pembuatan kabel straight, yang
membedakan adalah susunan warna pada setiap ujung kabel.
Untuk ujung kabel pertma :
1. Lakukan langkah 1 – 4 pada pembuatan kabel straight, untuk susunan
warna kabel sama, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

2. Untuk ujung kabel kedua :


a. Lakukan langkah 1 – 4 pada pembuatan kabel cross, tetapi untuk
susunan warnanya berbeda seperti gambar di bawah ini :
4.1.3 Melakukan pengetesan kabel cross menggunakan LAN tester.

LED Kiri LED Kanan


1 nyala 3 nyala
2 nyala 6 nyala
3 nyala 1 nyala
4 nyala 4 nyala
5 nyala 5 nyala
6 nyala 2 nyala
7 nyala 7 nyala
8 nyala 8 nyala

4.1.4 Ping antar PC


1. Membuka aplikasi command promt (cmd) pada windows. Caranya adalah
mengetik cmd pada fitur search.
2. Mengecek alamat IP masing – masing PC atau buat IP secara static lalu masukan
IP secara manual.
3. Setelah itu ping pada masing masing komputer.

Hasil Ping komputer

4.2 Remote Dekstop


1. Membuka aplikasi remote desktop, kemudian pilih posisi on
2. Masukkan IP address PC yang akan diremote lalu tekan remote

3. Masukkan password PC yang diremote


4.3 File Transfer
1. Hubungkan kedua laptop dengan kabel UTP cross
2. Masuk ke masuk ke Control panel->Network and Sharing Center-
>Change Adapter Setting lalu klik kanan pada Local Area Network-
>Properties pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4), Kemudian pilih
Properties.
3. Aturlah IP Addressnya jangan sama laptop 1 dan 2 misalkan kita akan
menggunakan kelas c. Laptop 1 IP Address : 192.168.1.1 dan Laptop 2 IP
Address : 192.168.1.1 langkah berikut ini pada laptop 2 ikutin langkah
gambar berikut ini lalu OK.
4. Klik kanan pada folder yang akan di share contohnya (laptop 2) akan
membagi folder gambar kemudian pilih properties.

5. Klik Advanced Setting lalu ceklist pada share this folder lalu ok
6. klik Share kemudian add Everyone lalu klik Share
7. Done

8. Buka file explorer kemudian ketikan \\192.168.1.1 untuk masuk ke folder yang di
share dari laptop 1
4.4 Setting Acces Point Sebagai Bridge
1. Hubungkan Acces Point (port LAN) dengan kabel UTP ke komputer.
2. Ketik IP di browser, kemudian masukkan user dan password. Secara
default IP sudah tertera di dus box atau di bagian bawah AP, disertakan
juga user dan passwordnya. Namun jika dus box sudah hilang, kita bisa
googling merk dan seri Access Point tersebut untuk mencari IP dan
user/pass default.

3. Setelah itu akan muncul fitur Acces Point kita pilih range extander untuk
membuat access point sebagai bridge
4. Setelah itu akan muncul beberapa jaringan, kita pilih jaringan yang kita.

5. Setting Wireless
 SSID : Nama Wifi yang muncul ketika perangkat akan terhubung
dengan Access Point.
 Enable SSID Broadcast : Pilih opsi ini, jika kita ingin
menampilkan nama Wifi pada saat akan terhubung.
 Wireless Security : Password yang akan digunakan untuk masuk
ketika akan terhubung dengan wireless. Disini saya memilih mode
WPA2-PSK dengan enkripsi AES.

6. Pada menu DHCP Server sebaiknya di-disable, karena DHCP server


sudah dibuatkan oleh router. Access Point disini hanya sebagai pemancar
signal saja. Jika di enable-kan dikhawatirkan nanti akan terjadi IP bentrok.
7. Save dan Reboot

8. Setelah itu kita uji jaringan yang di bridge

Hasil test ping tanpa repeater hanya sampai 10m


Setelah jaringan di bridge, sinyal sampai 30m

4.5 Router Sebagai Repeater \

jea

kljakj

5 SOAL
1. Diketahui suatu IP 10.10.0.0/16 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet, host
per subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
2. Diketahui suatu IP 172.16.5.0/16 (Kelas B). Hitunglah jumlah subnet, host
per subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
3. Diketahui suatu IP 192.168.100.0/24 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet,
host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
4. Dengan menggunakan metode VLSM dan IP 192.168.1.0/25, hitunglah
jumlah host per subnet, prefix per jaringan dan buat tabelnya untuk LAN1
50 host, LAN2 20 host, LAN3 115 host.
JAWABAN
1. JUMLAH SUBNET
Netmask = /16 : 255.255.0.0
Bilangan Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 28 : 256 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 216 – 2 : 65534 host
BLOK SUBNET
256-255 : 1
Blok Subnet = 0,1,2,3,4,...
Subnet 10.10.0.0 10.10.1.0 … 10.10.254.0 10.10.255.0
Host Pertama 10.10.0.1 10.10.1.1 … 10.10.254.1 10.10.255.1
Host Terakhir 10.10.0.254 10.10.1.254 … 10.10.254.254 10.10.255.254
Broadcast 10.10.0.255 10.10.1.255 … 10.10.254.255 10.10.255.255

2. JUMLAH SUBNET
Netmask = /27 : 255.255.255.224
Bilangan Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 211 : 2048 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 25 – 2 : 30 host

BLOK SUBNET
256-224 : 32
Blok Subnet = 0,32
Subnet 172.16.5.0 172.16.5.32
Host Pertama 172.16.5.1 172.16.5.33
Host Terakhir 172.16.5.30 172.16.5.254
Broadcast 172.16.5.31 172.16.5.255

3. JUMLAH SUBNET
Netmask = /24 : 255.255.255.0
Bilangan Biner = 11111111.11111111.11111111.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 216 : 65536 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 28 – 2 : 254 host
BLOK SUBNET
256-255 : 1
Blok Subnet = 0,1,2,3,4,...
Subnet 192.168.100.0 192.168.100.1 … 192.168.100.254
Host 192.168.100.1 192.168.100.2 … 192.168.100.255
Pertama
Host 192.168.100.254 192.168.100.254 … 192.168.100.254
Terakhir
Broadcast 192.168.100.255 192.168.100.255 … 192.168.100.255

4. MENGHITUNG RANGE IP
LAN1
a. Mengitung jumlah Host.
50 ≤ 2^n-2
50≤64-2
50≤62 (62 adalah jumlah Host LAN1)
b. Menghitung Prefix
32-n
32-6 = 26 (Net masknya 192.168.1.192/26)
LAN 2
a. Mengitung jumlah Host.
20≤ 2^n-2
20≤32-2
20≤30 (30 adalah jumlah Host LAN2)
b. Menghitung Prefix
32-n
32-5= 27 (Net masknya 192.168.1.224/27)
LAN 3
a. Mengitung jumlah Host.
115≤ 2^n-2
115≤128-2
20≤126 (126 adalah jumlah Host LAN2)

b. Menghitung Prefix
32-n
32-7= 25 (Net masknya 192.168.1.128/27)
Tabel Pembagian IP Address
LA IP SUBNET IP HOST1 IP HOST N IP PREFI
N BROADCA X
ST
3 192.168.1.0 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.12 /25.
26 7
1 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.19 /26
28 29 90 1
2 192.168.1.1 192.168.1.1 192.168.1.2 192.168.1.22 /27
92 93 22 3

6 ANALISA DATA
Kabel straight digunakan untuk menghubungkan peralatan berbeda jenis
misalnya menghubungkan PC dengan hub, switch dengan router, switch dengan
PC dan sebagainya. Pada pembuatan kabel straight susunan warnanya sama antara
unjung kabel satu dengan yg lain.
Kabel cross digunakan untuk menghubungkan peralatan sejenis, misalnya
menghubungkan PC dengan PC, hub dengan hub dan sebagainya. Pada
pembuatan kabel cross susunan warna berbeda untuk satu ujung kabel dengan
ujung kabel lainnya.
Pada saat pembuatan kabel UTP yang paling diperhatikan yaitu urutan warna
pada jenis kabel yang akan dibuat cross atau straight lalu konektor RJ-45 apakah
sudah terpasang dengan kuat dengan kabel agar pada saat di crimping tidak terjadi
kesalahan. Pada pengetesan ping, salah satu PC terjadi loss itu disebabkan
penggunaan IP static yang mungkin ada kesamaan di jaringan lain.

4. KESIMPULAN
Kabel straight digunakan untuk menghubungkan peralatan berbeda jenis,
untuk membuat kabel straight susunan warnanya sama antara unjung kabel satu
dengan yg lain. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan peralatan sejenis
untuk membuat kabel cross susunan warna berbeda untuk satu ujung kabel dengan
ujung kabel lainnya. Pada saat crimping harus diperhatikan susunan kabel dan
konekter yang terpasang pada kabel. Repeater digunakan untuk menambah
jaringan baru di jaringan lama sedangkan bridge untuk memperluas jaringan
wireless disuatu tempat.
DAFTAR PUSTAKA

Bakti. 2014 . Fungsi Access Point dan Cara Kerjanya dalam Koneksi Internet.
www.baktikominfo.id. 3 Oktober 2019
Miftahuddin.2017. Konsep Subnetting. www.academia.edu. 3 Oktober 2019
Wardhana, Aswendy. 2014. Laporan Hasil Praktikum Komputer Jaringan.
www.academia.edu. 3 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai