Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

BENGKEL ELEKTRONIKA II
RANGKAIAN AUTOMATIC LIGHT SWITCH
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bengkel Elektronika II

Dosen Pengampu Suryono, S.T., M. Eng.

Disusun Oleh :

Tasya Aulia Syifa Putri

3.32.19.3.25

EK-1D

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTORNIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi elektronika saat ini sudah sedmikian pesatnya yang


kadang-kdang berawal dari rangkaian rangkaian sederhana, salah satunya adalah
Rangkaian saklar cahaya.
Rangkaian saklar cahaya merupakan salah satu peralatan yang bekerja secara
elektronik yang menggunakan sistem digital dan sensor sederhana. Modul sensor
yang digunakan adalah sensor LDR (Light Dependent Resistor). Rangkaian ini
terdapat beberapa komponen yaitu resistor, diode, transistor, dan IC CA3140.
Rangkaian akan bekerja ketika mendapatkan supply tegangan DC. Sehingga
harus memanfaatkan relay jika beban keluarannya menggunkan tegangan AC.
Rangkaian ini dapat diaplikasikan pada modul lampu rumah saat tidak dihuni, serta
lampu taman otomatis.
1.2 TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat :
1. Mengetahui, cara kerja, fungsi, dan karakter setiap komponen dalam
rangkaian Saklar Cahaya
2. Mengetahui dan memahami skema rangkaian saklar cahaya
3. Mengetahui cara kerja rangkaian Saklar Cahaya
4. Mengatur tata letak setia komponen dengan rapi
5. Membuat layout pad PCB dengan benar dan rapi.
6. Melakukan troubleshooting jika rangkaian tidak bekerja secara normal

1.3 MANFAAT
Manfaat dari rangkaian Saklar Cahaya yaitu dapat digunakan sebagai :
1. Lampu penerangan jalan otomatis
2. Lampu emergency saat gelap
3. Modul lampu otomatis pada rumah yang sedang tidak dihuni.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Transistor sebagai Saklar

Pada transistor NPN sebagai saklar, terdapat dua karakteristik, yaitu cut-off
area dan saturation area

Karakteristik cut-off area

Yang dimaksud adalah, kondisi dimana input basis mendapat ground (V=0),
tegangan basis ke emitor <0,7 volt, dan arus yang lewat kolektor 0 A.

Gambar 2.1
Ilustrasi karakteristik cut-off

Arus masuk dari kaki basis adalah nol dan arus keluaran pada kaki kolektor
juga nol, dan tegangan maksimum berada di kaki kolektor. Kondisi diatas
membuat arus tidak bisa memasuki kolektor, maka transistor akan “full-off”
(tidak aktif secara penuh).

Karakteristik saturation area

Yang dimaksud adalah kondisi dimana input dan basis dihubungkan dengan
Vcc dan tegangan ke emitor > 0,7 Volt.
Gambar 2.2
Ilustrasi karakteristik
saturation area

Dalam kondisi ini arus basis dibuat maksimum sehingga menghasilkan arus
maksimum pada kaki kolektor dan membuat tegangan di kaki emitor mengecil
atau minimum. Hal ini yang membuat adanya arus yang mengalir dan transistor
dalam kondisi “full-on” (seperti saklar tertutup).

Keterangan :

No Vout Transistor Lampu Keterangan


1 0 Off Mati Terang
2 12 On Nyala Gelap

2.2 IC CA3140

IC CA3140 adalah penguat operasional sirkuit terpadu yang


menggabungkan kelebihan dari PMOS transistor tegangan tinggi dengan
tegangan tinggi transistor bipolar pada sebuah chip monolithic. Dalam
penggunaannya IC CA3140 dapat digunakan pada beberapa rangkaian penguat
dan komparator serta sebagai modul lampu otomatis.

Gambar 2.3

Simbol OP-AMP IC3140

Spesifikasi

Absolute Maximum Ratings :

DC Supply Voltage (Between V+ and V- 36V


Terminals)
Differential Mode Input Voltage 8V
DC Input Voltage (V+ = +8V) to (V- = -0,5V)
Input Terminal Current 1 mA
Output Short Circuit Duration ∞ (Note 2) Indefinite
Temperature Range -55 ̊C – 125 ̊C
Maximum Junction Temperatur (Plastic Package) 150 ̊C
Maximum Storage Temperatur Range -65 ̊C to 150 ̊C
Maximum Lead Temperature (Soldering 10s) 300 ̊C

OP-AMP (Operational Amplifier) adalah suatu komponen elektronika yang


mempunyai 2 buah input dengan penguatan open loup sangat besar ( A>>>)
Susunan dan Konfigurasi Kaki IC CA3140

Pin Fungsi
1 Nol offset
2 Input membalik (V-)
3 Input tidak membalik (V+)
4 -Vcc (0 Volt)
5 Nol offset
6 Vout (output)
7 + Vcc
8 Offset

Salah satu fungsi IC CA3140 adalah sebagai komparator atau pembanding


yaitu output iC merupakan hasil perbandingan antara input pin 2 (V-) dan pin 3
(V+). Berikut ketentuan perbandingan input yang mempengaruhi nilai tegangan
output.

Vout = A ( V+ - V- )

1. Jika V+ > V- , maka Vout = +Vcc


2. JIka V+ = V- , maka Vout = 0 volt
3. Jika V+ < V- , maka Vout = -Vcc (0 volt)
4. Jika – Vcc = 0 Volt, maka Vout = 0 volt
Catatan :

 Dimana Vcc adalah sumber tegangan IC, V- adalah tegangan pin 2, dan V+
adalah tegangan pin 3
 Karena IC tidak mungkin mengularkan tegangan negative, maka Vout
adalah 0 volt

2.3 LDR

LDR atau light dependent resistor adalah salah satu jenis resistor yang nilai
hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya. Besarnya nilai
hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh
LDR itu sendiri. Contoh penggunaannya adalah lampu taman dan lampu jalan
yang bisa menyala di malam hari dan di siang hari secara otomatis, serta lampu
pada teras rumah.

LDR memiliki dua karakteristik yaitu Laju recovery dan respon spektral.

a) Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan tertentu
ke dalam suatu ruangan yang gelap. Maka bisa kita amati bahwa nilai
resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan
ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai
harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery
merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam
waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tepi arus
harganya lebih besar dari 200K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari
level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah
sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang
sesuai dengan level cahaya 400 lux.
b) Respon Spektral
Sensor cahaya LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap
panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang
biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium,
baja, emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut lembaga merupakan
penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar
yang baik.

Perubahan Nilai Resistansi LDR

Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya


yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Nilai resistansi LDR sangat
dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya,
maka semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang
mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar,
sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat. Dalam keadaan gelap
resistansi LDR sekitar 10M Ω dan dalam keadaan terang sebesar 1K Ω atau
kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti cadmium sulfida.
Dengan bahan ini energy dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah
mengalami penurunan.

Gambar 2.5 Kurva LDR


Maka dari itu, fungsi LDR adalah sebagai saklar otomatis berdasarkan
cahaya. Jika cahaya yang diterima oleh LDR banyak, maka nilai resistansi LDR
akan menurun, dan listrik dapat mengalir (ON). Sebaliknya, jika cahaya yang
diterima LDR sedikit, maka nilai resistansi LDR akan menguat, dan aliran listrik
terhambat (OFF).

Prinsip kerja LDR tak jauh berbeda dari variabel resistor pada umumnya.
LDR dipasang pada sebuah rangkaian elektronika dan dapat memutus dan
menyambung aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang
mengenainya, semakin menurun nilai resistansinya. Dan jika cahaya yang
mengenainya sedikit (gelap), maka niali hambatannya menjadi semakin besar

V- = R1 : (R1 + RLDR) x VCC

VT- = [ R1 : (R1 + RLDR) ] x VCC VG- = [ R1 : (R1 + RLDR) ] x VCC


= [ 10K Ω : (10K Ω + 100 Ω) ] x 12 = [ 10K Ω : (10K Ω + 1 M Ω) ] x 12
= 11 Volt = 0,11 Volt
BAB III

PERANCANGAN

3.1 Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 Skema Rangkaian Automatic Light Switch

3.2 Daftar Komponen dan Bahan


3.2.1 Komponen

Nama Komponen Ukuran Model Jumlah Keterangan


Resistor 10K Ω - 4(empat) 0.5 Watt/5%
Resistor 4K7 Ω - 1(satu) 0.5 Watt/5%
Transistor - BD139 1(satu) NPN
Diode 1N4001 1A -
IC - CA3140 1(satu) OP AMP
Soket (kaki 8) - - 1(satu) -
Pinhead - - 6(enam) -
PCB - - 1(satu) 5 x 7 mm
3.2.2 Bahan

a. PCB uk. 70 mm x 50 mm
b. Tinnol secukupnya
c. Lotfet secukupnya
d. Kertas HVS 1 lembar
e. OHP Marker 1 buah
f. Air secukupnya
g. FeCl secukupnya

3.3 Alat yang digunakan


1. Tang potong 10. Mata bor 0,8 mm, 1 mm, 3 mm
2. Tang lancip 11. Mesin bor
3. Solder 12. Cutter
4. Atractor 13. Soffel
5. Software PCB proteus 14. Mika bening
6. Laptop 15. Catu daya
7. Baskom kecil 16. Modul Lampu
8. Amplas halus 17. Jumper
9. Gunting

3.4 Pembuatan Layout di Proteus


1. Buka aplikasi proteus di laptop
2. Pilih komponen yang dibutuhkan, kemudian buat skematiknya

3. Kemudian buat PCB Layoutnya dengan ukuran PCB 70x50 mm.


4. Letakkan komponen-komponen yang telah dipilih pada skematik tadi.
5. Hubungkan tiap kaki komponen sama seperti gambar skematiknya.
6. Tulis identitas pada bagian PCB yang tersisa, dan jangan lupa untuk di
mirror agar nama tidak terbalik saat ditempel pada PCB.
7. Teliti lagi ukuran-ukuran komponen tersebut, jalur yang berdekatan
8. Kemudian simpan file dalam bentuk pdf.

9. Kemudian print file di kertas foto dengan menggunakan printer laser.


3.5 Pembuatan layout di PCB

1. Tempelkan layout yang sudah dicetak menggunakan kertas HVS pada PCB
dengan menggunakan soffel, tekan dan gosok dengan uang logam agar lebih
cepat meresap pada PCB sehingga layout akan menempel dengan baik.
Proses ini kurang lebih 5-10 menit.
2. Jika dirasa layout sudah menempel, masukkan PCB tersebut pada air dingin
agar kertas dapat mengelupas dengan sendirinya.
3. Teliti lagi apakah ada jalur yang putus, jika ada sambung dengan spidol
permanen.
4. Selanjutkan siapkan baskom kecil, campur FeCl dengan air panas
didalamnya.
5. Masukkan PCB yang telah ditempeli layout tersebut kedalam baskom.
6. Goyang-goyangkan baskom agar PCB larut dengan sempurna.
7. Jika proses penglarutan sudah selesai, angkat PCB dari wadah dan cuci
dengan air bersih.
8. Kemudian PCB dikeringkan dan setelah itu diamplas sampai tinta pada PCB
menghilang.
9. Setelah itu , lakukan pengeboran untuk membuat lubang pada PCB agar
komponen bisa masuk. (mata bor yang digunakan adalah mata bor 0,8 mm;
1,0 mm ; dan 3,0 mm).
10. Setelah proses pengeboran selesai maka pasang komponen satu persatu
sesuai dengan letaknya pada skematik.
11. Lakukan penyolderan agar komponen dapat menempel pada papan PCB.
(sebelum disolder sebaiknya kaki-kaki komponen diberi lotfet agar tinnol
dapat menempel dengan mudah).
12. Setelah penyolderan selesai, potong kaki-kaki komponen agar rangkaian
terlihat rapi.
13. Pasang spaser pada sudut-sudut PCB yang sudah dibor.
14. Pembuatan rangkaian pada PCB telah selesai.
15. Rangkaian siap di uji coba.
3.6 Assembly
3.6.1 Gambar saat kertas akan ditempelkan pada PCB

3.6.2 Gambar PCB saat proses penglarutan

3.6.3 Gambar PCB setelah proses penglarutan


3.6.4 Gambar PCB setelah di bor

3.6.5 Gambar PCB setlah komponen dipasang

3.6.6 Gambar PCB setelah disolder


BAB IV

UJI COBA RANGKAIAN

4.1 Pengujian

1. Periksa rangkaian
2. Pasang IC 3140 pada soket
3. Hubungkan Output dengan modul lampu
4. Hubungkan LDR
5. Hubungkan catu daya 12 volt (Lampu mati)
6. Tutuplah LDR dengan tangan (Lampu nyala)
7. Saat lampu nyala dan mati, ukurlah tegangan pada V+, V-, dan Vout
8. Cata hasil percobaan pada tabel

Gambar a. Percobaan LDR Tertutup

Gambar b. Percobaan LDR Terbuka


4.2 Analisa Hasil

Tabel hasil pengamatan :

No Pin Lampu Nyala Lampu Mati


1. V in+ 7,2 V 4V
2. V in- 0,15 V 10,25 V
3. V out 9,5 V 0,02 V

1. Perhitungan Data Percobaan :


a) Lampu Nyala (keadaan gelap) = V out = A (V in+ - V in-)
= A (7,2 – 0,15)
= A (7,05)
= 12 V
b) Lampu Mati ( keadaan terang) = V out = A (V in+ - V in-)
= A (4 – 10,25)
= A (-6,25)
=0V

2. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Hasil Percobaan

Setelah dilakukan percobaan maka didapatkan hasil seperti pada tabel :

No LDR Keterangan V+ (volt) V-(volt) Vout (volt)


Pengukuran 4 10,25 -6,25
1 Terbuka (Mati)
Perhitungan 4 10,25 0
Pengukuran 7,2 0,15 7,05
2 Tertutup (Nyala)
Perhitungan 7,2 0,15 12
Setelah dilakukan percobaan, ternyata terjadi perbedaan waktu dari hasil
percobaan dengan hasil perhitungan. Ada beberapa hal (kesalahan) yang dapat
menyebabkan perbedaan hasil pengukuran dengan hasil perbedaan :
1. Adanya kerusakan pada komponen yang meyebabkan perbedaan hasil pada
percobaan dengan hasil perhitungan
2. Adanya kesalahan pembacaan hasil percobaan
3. Adanya kesalahan pada alat ukur
4. Adanya faktor lain yang dapat menyebabkan perbedaan hasil pada percobaan
dengan hasil perhitungan
BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. LDR adalah salah satu jenis resistor yang nilai hambatannya dipengaruhi
oleh cahaya yang diterima olehnya. Dalam percobaan ini membuktikan
bahwa : semakin besar cahaya yang mengenai LDR maka semakin turun
nilai resistansinya. Sedangkan, semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR
maka semakin besar nilai resistansinya.
2. Berikut ketentuan perbandingan input yang mempengaruhi nilai tegangan
output IC CA3140  Vout = A ( V+ - V- )
- Jika V+ > V- , maka Vout = +Vcc
- Jika V+ = V- , maka Vout = 0 volt
- Jika V+ < V- , maka Vout = -Vcc (0 volt)
- Jika – Vcc = 0 Volt, maka Vout = 0 volt
3. Rangkaian Saklar cahaya ini dapat digunakan dalam kehidupan sehari –
hari, contohnya : modul lampu rumah otomatis saat tidak dihuni, lampu
taman otomatis, dan lampu emergency otomatis pada saat gelap

1.2 Saran
1. Memahami skema rangkaian dengan benar sebelum melakukan praktikum
2. Penyolderan dimulai dari komponen pasif dan tahan terhadap suhu panas
terlebih dahulu lalu ke komponen pasif
3. Sebelum melakukan pengujian rangkaian, sebaiknya memeriksa rangkaian
baik dari input tegangan maupun tata letak komponen pada rangkaian
4. Menggunakan alat ukur dan komponen yang baik, serta melukan pembacaan
hasil percobaan dengan benar dalam percobaan ini untuk mengurangi
kesalahan (beda ukur) yang dapat terjadi pada percobaan ini
LAMPIRAN

1. Gambar Skematik dan daftar komponen Lampu Tanda


2. Layout jalur PCB Lampu Tanda
3. Datasheet IC CA3140
4. Datasheet Transistor BD139
5. Daftar Pustaka
1. Data sheet IC CA3140

Electrical Specifications VSUPPLY = ±15V, TA =


25oC
TYPICAL VALUES

CA3140 CA3140A
PARAMETER SYMBOL TEST CONDITIONS UNITS
Input Offset Voltage Adjustment Resistor Typical Value of Resistor 4.7 18 kΩ
Between Terminals 4 and 5 or 4 and 1 to
Adjust Max VIO

Input Resistance RI 1.5 1.5 TΩ

Input Capacitance CI 4 4 pF

Output Resistance RO 60 60 Ω

Equivalent Wideband Input Noise Voltage eN BW = 140kHz, RS = 1MΩ 48 48 µV


(See Figure 27)

Equivalent Input Noise Voltage (See Figure 35) eN RS = 100Ω f = 1kHz 40 40

nV/√Hz
f = 10kHz 12 12

nV/√Hz
Short Circuit Current to Opposite Supply IOM+ Source 40 40 mA

IOM- Sink 18 18 mA

Gain-Bandwidth Product, (See Figures 6, 30) fT 4.5 4.5 MHz

Slew Rate, (See Figure 31) SR 9 9 V/µs

Sink Current From Terminal 8 To Terminal 4 to 220 220 µA


Swing Output Low

Transient Response (See Figure 28) tr RL = 2kΩ Rise Time 0.08 0.08 µs
CL = 100pF

OS Overshoot 10 10 %

Settling Time at 10VP-P, (See Figure 5) tS RL = 2kΩ To 1mV 4.5 4.5 µs


CL = 100pF
Voltage Follower 1.4 1.4 µs
To 10mV

Electrical Specifications For Equipment Design, at


o
VSUPPLY = ±15V, TA = 25 C, Unless Otherwise Specified
CA3140 CA3140A

MIN TYP MAX MIN TYP MAX

PARAMETER SYMBOL UNITS


- 5 15 - 2 5 mV
Input Offset Voltage |VIO|

Input Offset Current - 0.5 30 - 0.5 20 pA


|IIO|
2. Data sheet transistor BD139
DAFTAR PUSTAKA

Wibawanto, Hari. 2013. Elektronika Dasar. Gramedia : Jakarta

Sri Widodo, Thomas. 2002. Elektronika Dasar. Salemba Teknika : Jakarta

https://www.academia.edu/7356106/lampu_otomatis_dengan_sensor_LDR

http://www.datasheetcatalog.com/datasheets_pdf/C/A/3/1/CA3140.shtml

https://elektroniks-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor/
1 Transistor T1 Semikonduktor BD 139 NPN
1 Dioda 1N4001 D1 1 A
1 Resistor R5 Film Karbon 4K7 Ω 0.5 Watt/5%
R1,R2,
4 Resistor Film Karbon 10K Ω 0.5 Watt/5%
R3,R4
1 IC C Semikonduktor CA3140 OP AMP
Jml Nama Komponen Posisi Bahan Ukuran Keterangan
PERUBAHAN Digambar Tasya 19-03-20
AUTOMATIC LIGHT SKALA Diperiksa Suryono

SWITCH 1: 1
No. Hal : Jmlh Hal :

POLITEKNIK NEGERI SMG EK BEK JOS


SEMARANG 20 14 25 02
GAMBAR TATA LETAK KOMPONEN

GAMBAR LAYOUT PCB

PERUBAHAN Digambar Tasya 19-03-20


SKALA Diperiksa Suryono
LAYOUT PCB 1: 1
No. Hal : Jmlh Hal :

POLITEKNIK NEGERI SMG EK BEK LAY


SEMARANG 20 14 25 02

Anda mungkin juga menyukai