Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang luar biasa cepat dibidang elektronika yang salah

satunya ditandai dengan munculnya peralatan modern disekitar kita yang dapat dioperasikan
secara otomatis. Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut penulis melakukan
percobaan yaitu SIRENE KICAUAN DAN LENGKINGAN, dimana dengan alat ini kita
dapat mengetahui tanda peringatan bahaya atau darurat.
Sirine merupakan salah satu teknologi yang canggih tetapi merupakan sebuah alat
sederhana, yaitu suatu alat yang dirangkai dari komponen-komponen seperti : transistor,
kapasitor, resistor, IC, dll. Yang semuanya merupakan dari jenis komponen elektronika yang
sangat sederhana, banyak dan mudah didapat. Rangkaian sirene ini merupakan rangkaian
elektronik yang mempunyai kemampuan mengeluarkan output dalam bentuk gelombang
suara atau bunyi, yang fungsinya sebagai suatu alat pemberitahuan yang sederhana, dan
dalam penyajian bentuk yang cukup mudah dimengerti oleh semua pengguna.
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri
dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, dipanaskan, ditempelkan dan
sebagainya akan menghasilkan suatu efek yang dapat menghasilkan suhu atau panas,
menangkap atau menggetarkan materi, merubah arus, tegangan, daya listrik dan lainnya.
1.2

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1.
2.
3.
4.

1.3

Apa yang dimaksud Sirene Kicauan dan Lengkingan?


Apa fungsi dari rangkaian Sirene Kicauan dan Lengkingan?
Bagaimana cara kerja dari rangkaian Sirene Kicauan dan Lengkingan?
Bagaiman proses pembuatan rangkaian Sirene Kicauan dan Lengkingan?

TUJUAN
Setelah melakukan project ini mahasiswa dapat :
1. Megetahui cara kerja dari rangkaian sirene kicauan dan lengkingan.
2. Megetahui dasar-dasar komponen yang digunakan pada rangkaian sirene kicauan
dan lengkingan.
3. Mendesain rangkaian sirene kicauan dan lengkingan menggunakan IC 556.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

PENGERTIAN SIRINE
Sirine adalah suatu alat penggetar yang menggunakan sumber arus listrik untuk

menghasilkan bunyi menderu terus menerus. Sirene tersusun atas sebuah piringan yang diberi
lubang dengan jumlah berbeda pada setiap jari-jarinya, kemudian diputar dengan cepat. Pada
saat piringan itu berputar, diembuskan udara dengan compressor ke arah lubang secara
bergantian sehingga terdengar bunyi yang menderu terus menerus dengan suara yang
bergantian pula.
Sirene merupakan salah satu teknologi yang canggih tetapi merupakan sebuah alat
sederhana, yaitu suatu alat yang dirangkai dari komponen-komponen seperti : trasistor,
kapasitor, dioda, resistor, IC, dll. Yang semuanya merupakan dari jenis komponen elektronika
yang sangat sederhana, banyak dan mudah didapat. Rangkaian sirene ini merupakan
rangkaian elektronik yang mempunyai kemampuan mengeluarkan output dalam bentuk
gelombang suara atau bunyi, yang fungsinya sebagai suatu alat pemberitahuan sederhana, dan
dalam penyajian bentuk yang cukup mudah dimengerti oleh semua pengguna, karena untuk
mengoperasikan alat ini juga cukup mudah dioprasiakan.
Sirine terdiri dari berbagai komponen elektronika. Komponen Elektronika biasanya
sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang
dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau
lebih bahan elektronika, yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan,
dipanaskan, ditempelkan dan sebagainya akan menghasilkan suatu efek yang dapat
menghasilkan suhu atau panas, menangkap atau menggetarkan materi, merubah arus,
tegangan, daya listrik dan lainnya.
Sirine memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan peringatan awal terhadap bahaya
yang akan terjadi sehingga pemilik dapat mengantisipasi dan meminimalisir korban jiwa dan
kerugian materil. Sirine merupakan alat yang mampu menyebabkan reaksi positif dan negatif
pada manusia. Namun, sirine juga memiliki kelebihan diantaranya dalam penggunaan alarm
yaitu dapat menyebabkan orang yang mendengar bunyi nyaring dari sirine tersebut
mengeluarkan reaksi panik dan menyelamatkan diri secara tidak rasional yang dapat
membahayakan dirinya.

2.2

PENGERTIAN IC NE556N
IC NE556N merupakan IC multivibrator rangkap astabel atau monostabel.

Multivibrator jenis ini mempunyai output dengan dua keadaan, yaitu keadaan tinggi
apabila tengangan output sama dengan tegangan batere 9V ( tegangan input ) dan keadaan
rendah apabila tegangan output sama dengan 0V.

Gambar Fisik dan Fungsi kaki IC NE556N


Multivibrator astabel atau free running tidak stabil dalam kedua keadaan karena itu
disebut astabel yang berarti tidak stabil melainkan berubah ubah dari keadaan yang satu ke
keadaa yang lain secara bergantian dan memberikan output gelombang siku. Multivibrator
monostabel atau one shot merupakan multivibrator yang stabil pada salah satu dari dua
keadaan output. Ketika dinyalakan triggered oleh sinyal masuk, tegangan output bergerak dari
keadaan rendah yang stabil ke keadaan tinggi yaitu dari tengangan 0 V ke tegangan 9
V. Kemudian setelah waktu tertentu akan kembali ke keadaan rendah sampai dipicu oleh
triggered kembali. Perubahan tegangan output ini menghasilkan satu pulsa pulsa gelombang
siku. IC 556 terdiri dari dua multivibrator yang terpisah ( tetapi mempunyai sambungan
tegangan yang sama ). Dan masing masing dapat digunakan multivibrator astabel atau
monostabel. Dengan output maksimum 200mA, multivibrator ini dapat menggerakkan leader
atau menggerakkan loudspaeaker atau menyalakan beberapa LED.
2.3

Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan

dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta
murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai
beberapa F, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi.
Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester

(polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene,


polycarbonate, metalized paper dan lainnya.
2.4

Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan

dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini
adalah kapasitor polar dengan tanda + dan di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat
memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga
terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.
Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium,
titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga
membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses
elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam
larutan elektrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit
diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidasi
permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan
Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.

Gambar Kapasitor Elektrolit


Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan
electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai
dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal
dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat
kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.
Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan
adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah aluminium.

Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung
radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai
contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.
Bahan electrolyte pada kapasitor tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat.
Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda
negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor
jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil.
Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama.
2.5

Sakelar
Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik,
atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau
pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga
dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu
rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus
(off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan
terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan
sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus
disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa
diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk
pengaturan rangkaian pengontrolan.

2.6

BUZZER
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik
ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma
secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer
biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan
pada sebuah alat (alarm).

BAB III
METODE REALISASI PERCOBAAN DAN PERANCANGAN
3.1

METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam percobaan ini, mahasiswa mengumpulkan data melalui eksperimen yang

mahasiswa lakukan. Selain itu, mahasiswa juga mengambil beberapa sumber dari sumber
pustaka dan Internet.
3.2

GAMBAR RANGKAIAN

3.3

PROSEDUR PERCOBAAN

3.3.1

ALAT DAN BAHAN


1. IC 556
2. Resistor 100k
3. Resistor 10k
4. Resistor 1k
5. Resistor 4,7k
6. Kapasitor Polar 4,7F
7. Kapasitor Polar 1F
8. Kapasitor Non Polar 0.01F
9. Transistor BC 337
10. Buzzer
11. Switch Toogle 3 kaki
12. Switch Geser 2 kaki
13. Socket IC 14 pin
14. Box ukuran 7x10
15. Protoboard
16. Papan PCB
17. Kabel Jumper

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

1 Buah
2 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
Secukupnya

3.3.2

LANGKAH PERCOBAAN
a. Solder semua komponen pada PCB yang telah dilayout dan dibor. Perhatikan
benar layout dan komponen agar tidak salah saat melakukan percobaan.
b. Hubungkan input baterai positif dan negatif dengan kabel jumper positif dan
negatif pada PCB ( jangan sampai terbalik)
c. Tekan S1 ( Switch ON OFF ) pada kondisi ON dan S2 ( Switch dua kutub ) ON.
d. Lihat dan periksa , jika S1 ON S2 ON maka buzzer akan mengeluarkan suara
atau berbunyi , jika tidak periksa kembali semua komponen dan rangkaian
e. Jika S1 ON S2 ON buzzer mengeluarkan bunyi, maka geser S2 ke kondisi OFF
f. Lihat dan periksa suara buzzer apakah suara buzzer kedua nya berbeda seperti
sirine polisi Inggris atau lengkingan sirine polisi Amerika, jika iya maka
rangkaian dapat dikatakan berhasil.

3.4

DIAGRAM BLOK RANGKAIAN

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1

GAMBAR TAMPAK ATAS DAN BAWAH PADA BOX RANGKAIAN


SIRINE KICAUAN DAN LENGKINGAN

Gambar tampak atas rangkaian sirine kicauan dan lengkingan

Gambar tampak bawah rangkaian sirine kicauan dan lengkingan

4.2 GAMBAR RANGKAIAN SIRINE KICAUAN DAN LENGKINGAN YANG


BELUM DI SOLDER

Gambar rangkaian pada saat belum di solder dan masih di protoboard

4.3 GAMBAR KEMASAN TAMPAK BAGIAN KANAN, TENGAH


DAN KIRI

Gambar tampak bagian kanan

Gambar tampak bagian tengah

Gambar tampak bagian kiri

4.4 PRINSIP KERJA ALAT


Bagian bawah dari IC 556 digunakan sebagai astabel cepat yang dapat
mnghasilkan pulsa lebih kurang 700 perdetik (ditentukan oleh nilai R1,R2 dan C3) frekuensi
pulsa itu 700 Hz. Bagian atas dari IC 556 bekerja sebagai astabel lambat menghasilkan
frekuensi lebih kurang 1 Hz (ditentukan oleh nilai R4, R5 dan C4).
Pada sebuah sirene ini diterapkan kenyaataan bahwa frekuensi pulsa output yang dapat
diubahubah secara bebas berdasarkan nilai R-C, dengan mengubah-ubah tegangan yang
dipasang pada sambungan tegangan pengatur.
a. nada kicauan, ketika saklar S2 pada posisi sebelah kiri, pulsa-pulsa output dari
astabel lambat: (pada kaki 9) dipasangkan pada terminal tegangan pengatur (kaki
3) dari astabel cepat melalui R3, bentuk gelombang pulsa-pulsa tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut :

Setiap pulsa membuat tegangan pada kaki 9 tetap sebesar 9 V untuk jangka waktu t1
dan kemudian tiba-tiba berubah menjadi 0V untuk nselang waktub yang kira-kira sama t2 (t1
+ t2 kira-kira = 1 detik). Dengan demikian output dari astabel cepat (pada kaki 5)
termodulasi frekuensi (frekuensi modulated), yaitu berubah tajam (cepat) dan kira-kira 700
Hz ke frekuensi yang lebih tinggi, dan kembali ke 700 Hz setiap selang waktu satu detik.
Keadaan ini menghasilkan kesan dua nada berulang-ulang, yang terdengar sebagai kicauan.
b. nada lengkingan, ketika S2 berada pada posisi sebelah kanan, pulsa-[ulsa
berbentuk gigi gergaji yang terjadi pada C4 dipasang pada basis Tr1 dan
kemudian melalui S2 dan R3 ke terminal tegangan pengatur (kaki 3) pada astabel
cepat.

Terjadi lagi modulasi frekuensi. Namun kali ini, karena berbentuk pulsa gigi-gergaji,
tegangan pengatur berubah lambat dan perubahanya tidak menyolok. Dengan demikian
frekuensi output astabel cepat meningkat perlahan-lahan dari suatu nilai rendah ke nilai
yang lebih tinggi dalam selang waktu t1 dan kemudian turun kembali perlahan-lahan ke nilai
rendah dalam waktu t2 (t1 + t2 kira-kira = 1 detik). Naik turunnya frekuensi nada berkisar
sekitar rata-rata 700 Hz. Kesan melengking diulang terus-menerus.
Tr1 bertindak sebagai suatu emitter follower yang berfungsi sebagai pengalih tegangan
pulsa gigifergaji maksimum dari astabel lambat ke astabel cepat.

4.5

PEMBAHASAN HASIL UJI ALAT


Pembahasan dari hasil uji alat yang telah dilakukan adalah pada rangkaian ini kita

menggunakan IC 556, yang dimana IC 556 merupakan multivibrator rangkap astabel atau
monostabel. Multivibrator jenis ini mempunyai output dengan dua keadaan, yaitu keadaan
tinggi apabila tengangan output sama dengan tegangan batere 9V ( tegangan input ) dan
keadaan rendah apabila tegangan output sama dengan 0V.
Bagian bawah dari IC 556 digunakan sebagai astabel cepat yang dapat mnghasilkan
pulsa lebih kurang 700 perdetik (ditentukan oleh nilai R 1,R2 dan C3) frekuensi pulsa itu 700
Hz. Bagian atas dari IC 556 bekerja sebagai astabel lambat menghasilkan frekuensi lebih
kurang 1 Hz (ditentukan oleh nilai R4, R5 dan C4). Pada sebuah sirene ini diterapkan
kenyaataan bahwa frekuensi pulsa output yang dapat diubahubah secara bebas berdasarkan
nilai R-C, dengan mengubah-ubah tegangan yang dipasang pada sambungan tegangan
pengatur.
Pada nada kicauan, ketika saklar S2 pada posisi sebelah kiri, pulsa-pulsa output dari
astabel lambat pada kaki 9 merupakan output dipasangkan pada terminal kaki 3 yang
merupakan tegangan pengatur dari astabel cepat melalui resistor 1k. Pada setiap pulsa
membuat tegangan pada kaki 9 tetap sebesar 9V untuk jangka waktu t1 dan kemudian tibatiba berubah menjadi 0V untuk selang waktu yang kira-kira sama t2 (t1 + t2 kira-kira = 1
detik). Dengan demikian, output dari astabel cepat pada kaki 5 termodulasi frekuensi
(frekuensi modulated), yaitu berubah tajam dan kira-kira 700 Hz ke frekuensi yang lebih
tinggi, dan kembali ke 700 Hz setiap selang waktu kira-kira satu detik. Keadaan ini
menghasilkan kesan dua nada berulang-ulang, yang terdengar sebagai kicauan
Pada nada lengkingan, ketika S2 berada pada posisi sebelah kanan, pulsa-[ulsa
berbentuk gigi gergaji yang terjadi pada C4 dipasang pada basis Tr1 dan kemudian melalui S2
dan R3 ke terminal tegangan pengatur (kaki 3) pada astabel cepat. Terjadi modulasi
frekuensi. Namun kali ini, karena berbentuk pulsa gigi-gergaji, tegangan pengatur berubah
menjadi lambat dan perubahanya tidak terlalu terlihat. Dengan demikian, frekuensi output
astabel cepat meningkat perlahan-lahan dari suatu nilai rendah ke nilai yang lebih tinggi
dalam selang waktu t1 dan kemudian turun kembali perlahan-lahan ke nilai rendah dalam
waktu t2 (t1 + t2 kira-kira = 1 detik). Naik turunnya frekuensi nada berkisar sekitar rata-rata
700 Hz. Kesan melengking diulang terus-menerus.

BAB V
KESIMPULAN
Pada project yang berjudul SIRINE KICAUAN DAN LENGKINGAN ini dapat
diambil kesimpulan bahwa komponen utama yang digunakan adalah IC 556, yang dimana IC
556 tersebut berfungsi sebagai pewaktu nada dan menggunakan switch yang berfungsi
sebagai pemilih nada sirine kicauan ataupun lengkingan. Agar alat ini berbunyi sesuai dengan
keinginan kita, ada komponen lain sebagai pendukung nya, seperti resistor, kapasitor,
transistor dan lainnya.
Pada nada kicauan, pada saat switch digeser kekiri rangkaian sirine tersebut akan
berbunyi, itu dikarenakan pulsa-pulsa dari kaki 9 output yang disambungkan ke kaki 3
tegangan pengatur. Setiap tegangan dikeluarkan melalui kaki 9 sebesar 9V. Output dari
astable termodulasi frekuensi, yang berarti frekuensi berubah dari kira0kira 700Hz ke
frekunsi yang lebih tinggi, lalu ke 700Hz setiap selang waktu 1 detik. Hal itulah yang
membuat nada terdengar seperti kicauan.
Pada nada lengkingan, pada saat switch digeser kekanan rangkaian sirine tersebut
akan berbunyi, pulsa-pulsa pada nada lengkingan ini berbeda dengan bentuk pulsa pada nada
kicauan. Pada nada lengkingan pulsa yang dikeluarkan berbentuk gigi gergaji. Pulsa-pulsa
tersebut dikeluarkan melalui kapasitor 4,7F disambungkan ke transistor BC337 kemudian
melalui switch toogle 3 kaki dan resistor 1k yang disambung ke kaki 3 IC tegangan
pengatur pada astable. Saat itu terjadi modulasi frekuensi, Namun, karena pulsa berbentuk
gigi gergaji tegangan pengatur nya berubah lambat dan tidak terlalu kelihatan. Lalu, frekuensi
output astable meningkat perlahan dari suatu nilai rendah ke nilai yang tinggi dalam selang
waktu 1 detik, kemudian turun kembali secara perlahan. Naik dan turunnya frekuensi nada
berkisar 700Hz dan suara lengkingan akan keluar dan berulang secara terus-menerus.

Anda mungkin juga menyukai