SMOKE DETECTOR
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
CILEGON, BANTEN
2019
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian Smoke Detector .............................................................................................. 2
2.2 Jenis-jenis Smoke Detector ............................................................................................. 2
a. Photoelectric Smoke Detector (Detektor Asap Fotolistrik) ........................................ 2
b. Ionization Smoke Detector (Detektor Asap Ionisasi) .................................................. 3
c. Projected Beam Smoke Detector (Detektor Asap Terproyeksi Beam) ....................... 3
d. Aspirating Smoke Detector (Detektor Asap Aspiratif) ............................................... 4
e. Video Smoke Detector (Detektor Asap Video) ........................................................... 5
2.3 Prinsip Smoke Detector .................................................................................................... 5
2.3.1 Prinsip Kerja Ionization Smoke Detector ................................................................. 5
2.3.2 Prinsip Kerja Fire Alarm Smoke Detector Photoelectric ......................................... 7
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Photoelectric Smoke Detector ...........................................................................
Gambar 2.2 Ionization Smoke Detector ................................................................................ 3
Gambar 2.3 Projected Beam Smoke Detector ....................................................................... 3
Gambar 2.4 Aspirating Smoke Detector ................................................................................ 4
Gambar 2.5 Video Smoke Detector ....................................................................................... 4
Gambar 2.6 Prinsip Kerja Ionization Smoke Detector .......................................................... 5
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Smoke Detector Factor Udara .................................................... 6
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Light Scattering ........................................................................... 7
Gambar 2.9 Prinsip Kerja Light Obscuration ....................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi keamanaan sudah berkembang pesat salah sau
contohnya adalah teknologi Ionisasi dan Photoelectric Smoke Detector fire alarm system.
Inovasi dalam menghasilkan produk-produk fire alarm system terbaru, terus
dikembangkan akibat permintaan pasar dan kebutuhan. Kebakaran merupakan hal yang
paling dicegah oleh perusahaan-perusahaan sehingga mendorong perusahaan penyedia
proteksi kebakaran seperti fire alarm menciptakan teknologi terbaru untuk meminimalisir
bahaya yang tidak dapat diprediksi kaan akan terjadinya. Perusahaan proteksi telah
menawarkan beberapa jenis device yang dapat di gunakan untuk mendeteksi keberadaan
api dan asap yang tidak terkendali. Di antara produk fire protection tersebut adalah
detektor asap (smoke detector) yang akan berkerja sebagai untuk mendeteksi keberadaan
asap untuk kemudian di respon dengan cepat ke master control fire alarm untuk
mendapatkan respon. Smoke detector seharusnya di letakkan di atas plafon atau di langit-
langit bangunan untuk menangkap partikel-partikel hasil pembakaran yang melayang-
layang di udara dan memiliki sifat selalu naik keatas. Detektor asap (smoke detector)
independent untuk mempertinggi tingkat kemungkinan membangunkan penghuni yang
sedang tidur, biasanya pendeteksi asap dipasang di dekat kamar tidur.
1.3 Tujuan
1
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Smoke Detector
Smoke Detector atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Detektor
Asap adalah alat sejenis sensor yang dapat mendeteksi adanya segumpalan asap.
Smoke Detector atau Detektor Asap ini sangat berguna untuk rumah tangga, kantor,
sekolah dan industri untuk mendeteksi secara dini adanya segumpalan asap yang
berasal dari kerusakan-kerusakan mesin ataupun api sehingga dapat menghindari
terjadinya bencana kebakaran yang lebih besar. Smoke Detector pada dasarnya adalah
salah satu komponen dari sebuah sistem Pedeteksian Kebakaran (Fire Alarm System).
Sebuah sistem Pendeteksian Kebakaran pada umumnya terdiri dari beberapa
komponen utama yaitu Detector Devices (Perangkat Detector), Control Panel (Panel
Kendali), Notification Devices (Perangkat Notifikasi) dan Power Supply (Pencatu
Daya).
2
Gambar 2.1 Photoelectric Smoke Detector
3
cahaya memancarkan sinar cahaya tidak terlihat dan diterima oleh penerima
(receiver). Penerima atau Receiver dikalibrasi pada tingkat kepekaan tertentu
berdasarkan persentase dari seluruh kondisi pengaburan. Ketika ada asap yang
mengaburkan sinar tersebut, sinyal alarm akan diaktifkan.
Aspirating Smoke Detector atau Detektor Asap Aspiratif adalah detektor asap
yang sensor cahayanya sangat sensitif atau nephelameter. Smoke Detector jenis ini
bekerja secara dinamis menarik sampel udara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
kontaminasi tambahan udara melalui jaringan pipa ke chamber atau ruang sensor.
Komponen-komponen utama aspirating smoke detector adalah jaringan pipa kecil,
Filter partikel, ruang sensor, sumber cahaya yang terfokus dan penerima cahaya yang
sensitif. Ketika asap memasuki ruang sensor di sepanjar jalur sinar, beberapa cahaya
akan tersebar dan dikaburkan oleh partikel-partikel asap sehingga dapat dideteksi oleh
sensor cahaya yang sensitif tersebut dan memicu pengaktifan sinyal alarm.
4
e. Video Smoke Detector (Detektor Asap Video)
Video Smoke Detector (VSD) adalah jenis detektor asap yang beroperasi
berdasarkan pada analisis komputer dari gambar video yang disediakan oleh kamera
video standar (CCTV). Komponen-komponen utama Sistem Pendeteksi Asap Video
atau Video Smoke Detector (VSD) ini adalah satu atau lebih kamera video, komputer
dan perangkat lunak untuk menganalisis sinyal video. Komputer akan menggunakan
perangkat lunak tertentu untuk mengidentifikasi gerakan dan pola asap yang unik.
Sinyal unik ini diidentifikasi dan memicu alarm yang aktif.
Prinsip kerja Fire Alarm Smoke Detector berbeda untuk masing-masing tipe
,tipe Ionization Smoke Detector bekerja berdasarkan proses ionisasi molekul udara
oleh unsur radioaktif Am (Americium241). Kerja Fire Alarm Smoke Detector tipe
Photoelectric (Optical) Smoke Detector bekerja berdasarkan perubahan cahaya di
dalam ruang detector (chamber) disebabkan oleh adanya asap dengan kepadatan
tertentu Bahan ini digunakan sebagai pembangkit ion di dalam ruang detector.
Dalam detector terdapat dua plat yang masing-masing bermuatan postif dan
negatif. Ion bermuatan positif akan tertarik ke plat negatif, sedangkan ion negatif
tertarik ke plat positif. Proses ini akan menghasilkan sedikit arus listrik yang
dikatakan normal. Manakala asap kebakaran masuk, terjadilah tumbukan antara
5
partikel asap dengan molekul udara (yang terionisasi tadi). Sebagian partikel asap
akan dimuati oleh ion positif dan sebagian lagi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran
partikel asap lebih besar dan jumlahnya lebih banyak daripada molekul udara (yang
terionisasi tadi), maka arus ion yang sebelumnya normal, kini akan mengecil akibat
terhalang oleh partikel asap. Jika sudah melampaui batas ambangnya, maka terjadilah
kondisi alarm (Figure 3).
Oleh karena faktor kelembaban dan tekanan udara sering memberikan efek
yang sama seperti asap, sehingga dapat mengganggu kerja detector ini, maka
dibuatlah detector yang memakai dua ruang (dual chamber). Dual chamber terdiri dari
dua ruang, masing-masing dinamakan reference chamber yang berhubungan langsung
dengan udara luar dan sensing chamber yang berhubungan dengan Reference
Chamber seperti terlihat pada Figure 4. Rangkaian elektronik memonitor kondisi
6
kedua ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruangan tersebut stabil, maka dikatakan
kondisi normal. Kelembaban dan tekanan udara hanya terjadi di Reference Chamber
saja. Jika asap masuk ke sensing chamber, maka arus ion menjadi tidak seimbang. Ini
akan menyebabkan kondisi alarm. Kendati demikian, ada saja iasr yang ias
mengganggu kinerja detector dual chamber ini, diantaranya: debu, kelembaban
berlebih (kondensasi), aliran udara keras dan serangga kecil. Faktor tersebut ias salah
terbaca oleh detector, sehingga disangka sebagai asap.
Prinsip kerja Fire Alarm Smoke Detector tipe Photoelectric (optical) smoke
detector berdasarkan prinsip kerjanya, kita kenal dua jenis optical smoke, yaitu:
a. Light Scattering
Prinsip ini yang banyak dipakai oleh smoke detector saat ini. Terdiri atas light-
emitting diode (LED) sebagai sumber cahaya dan photodiode sebagai penerima
cahaya. LED diarahkan ke area yang tidak terlihat oleh photodiode (Figure 6).
Jika ada asap yang masuk, maka cahaya akan dipantulkan ke photodiode,
sehingga menyebabkan detector bereaksi
7
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Light Scattering
b. Light Obscuration
Prinsip ini mirip dengan cara kerja beam sensor pada alarm. Cahaya yang
terhalang oleh asap menyebabkan detector mendeteksi (Figure 8). Prinsip ini pula
yang digunakan pada smoke detector jenis infra red beam, sehingga bisa mencapai
panjang hingga 100m.
8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Smoke detector merupakan salah satu komponen fire alarm system yang sering
dijumpai dalam gedung-gedung perkantoran sekolah maupun perusahaan-perusahaan .
Smoke detector terdiri dari dua tipe yaitu, Ionization Smoke Detector dan Smoke
Detector Photoelectric. Pada dasarnya cara kerja smoke detector mendeteksi asap yang
masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin
memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas
kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas
(threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi
rangkaian elektronik, maka smoke detector memerlukan tegangan. Smoke detector
memiliki dua jenis tipe tegangan, yaitu tipe 2-Wire dan 4-Wire . Perbedaannya terletak
pada supply panelnya .
9
DAFTAR PUSTAKA
Shin-Juh Chen1 , Chris Hovde1 , Kristen A. Peterson1 , and André Marshall . 2007 . Fire
Detection Using Smoke and Gas Sensors . Paper No. 1298 . Manuscript No. U161 .
https://teknikelektronika.com/pengertian-smoke-detector-detektor-asap-jenis-jenis-smoke-
detector/ [Diakses pada 20 April 2019 pukul 05.27 WIB]
10