Anda di halaman 1dari 63

PENGUKURAN DAN PENGUJIAN KECEPATAN ANGIN

DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ANEMOMETER


BERBASIS ARDUINO UNO R3

LAPORAN TUGAS AKHIR

FANNIDA SHEILLA HARAHAP


152408016

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGUKURAN DAN PENGUJIAN KECEPATAN ANGIN DENGAN
MENGGUNAKAN SENSOR ANEMOMETER BERBASIS ARDUINO
UNO R3

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh


Ahli Madya

FANNIDA SHEILLA HARAHAP


152408016

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN

PERA PENGUKURAN DAN PENGUJIAN KECEPATAN ANGIN


DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ANEMOMETER BERBASIS
ARDUINO UNO R3

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2018

Fannida Sheilla Harahap


152408016

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGUKURAN DAN PENGUJIAN KECEPATAN ANGIN
DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ANEMOMETER BERBASIS
ARDUINO UNO

ABSTRAK

Semakin berkembangnya alat teklonogi maka setiap pengukuran pada


suatu masalah atau obyek di suatu daerah atau tempat sangatlah di butuhkan untuk
menjalankan aktivitas ,salah satunya pengukuran kecepatan angin.dengan
pengukuran kecepatan angin kita akan mengetahui kondisi cuaca pada suatu
daerah ,atau juga bisa mengetahui tegangan listrik yang keluar pada suatu daerah
atau tempat tinggal.untuk Mengetahui pengukuran kecepatan angin tersebut.Maka
dari itu, dirancang suatu peralatan instrumentasi berupa alat pegukuran kecepatan
angin menggunakan sensor Anemometer berbasis Ardunino Uno.sensor akan
mengukur berapa kecepatan angin di sekitar ruangan atau di luar ruangan dan
hasilnya akan ditampilkan pada LCD.Maka dari itu Sensor akan mengukur berapa
kecepatan angin yang keluar.dari sini sensor sebagai pengukur berapa putaran dan
kecepatan setiap angin ,kemudian berapa waktu yang di perlukan untuk mencapai
hasil yang maskimal mungkin .penelitian ini juga bertujuan agar mengetahui
setiap putaran angin berapa waktu yang di butuhkan ,dan juga mengetahui gejala-
gejala alam yang ada di sekitar,dan dapat memberi data pada bagian BMKG
untuk penelitian lebih lanjut.

Kata kunci : LCD, Mikrokontroller Arduino Uno R3, Sensor Anemometer

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEASUREMENT AND TESTING OF WIND SPEED
BY USING ARDUINO UNO ANEMOMETER SENSOR

ABSTRACT

The development of teklonogi tools so that every measurement on a problem or


object in an area or place is needed to run the activity, one of which is wind speed
measurement. With the measurement of wind speed we will know the weather
conditions in an area, or can also know the voltage out of an area or residence. To
know the measurement of wind speed tersebut.Maka than that, designed an
instrumentation instrument in the form of wind speed measuring instrument using
sensor Anamometer Ardunino Uno.sensor based will measure how much wind
speed around the room or outdoors and the results will be displayed on the LCD.
So from that Sensor will measure how the wind speed out. from here the sensor as
a measure of how much the speed and speed of each wind, then how much time is
needed to achieve the results that are maskimal possible. This research also aims
to know each puta ran wind how much time it takes, and also know the natural
phenomena that are around, and can provide data on the BMKG section for
further research.

Keywords :LCD ,Microcontroller Arduino Uno R3,anenometer sensor

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah swt atas segala keberkahan
dan rahmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang sangat
membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini sehingga dapat selesai.
Terima kasih kepada:
1. Ayah dan Mama tercinta yang senantiasa memberikan dukungan do’a, moril
dan material serta bimbingan yang sangat membantu penulis.
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Nursahara Paribu, M.Sc selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng, Sc selaku Ketua Program Studi D-3 Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
5. Bapak Dr.Kerista Tarigan,M.Eng.Sc selaku Dosen Pembimbing penulis, yang
telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Seluruh Staff Pengajar / Pegawai program studi D-3 Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
7. Abangda Ahmad Wahyudi yang telah memberikan bantuan berupa ilmu
dalam menyelesaikan Tugas Proyek
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan membangun dari
pembaca.
Akhir kata, penulis berharap Tugas Akhir ini tidak hanya sebagai
tanggung jawab perkuliahan saja namun dapat bermanfaat juga.
Medan, 30 April 2018

Penulis

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Proyek 2
1.5 Manfaat Proyek 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4


2.1 Angin 5
2.1.1 Kecepatan Angin 6
2.2 Mikrokontroller Arduino Uno 6
2.2.1 Daya (Power) 7
2.2.2 Memori 8
2.2.3 Input dan Output 8
2.2.4 Komunikasi 9
2.2.5 Programming 10
2.2.6 Bahasa Pemrograman Arduino 11
2.2.7 Reset Otomatis (Software) 12
2.2.8 Proteksi Arus Lebih USB 13
2.2.9 Karakteristik Fisik 13
2.3 Sensor 13
2.3.1 Sensor Anemometer 14
2.4 Liquid Crystal Display (LCD) 15
2.4.1 Konfigurasi LCD 2 x 16 16
2.4.2 Prinsip Kerja LCD 17
2.5 Adaptor 17
2.6 Xenon Stroboscoope 18

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 20


3.1 Perancangan Sistem 20
3.1.1 Blog Diagram 20
3.1.2 Penentuan Komponen Kecepatan Angin 21
3.1.3 Rangkaian Sensor Anemometer 22
3.1.4 Rangkaian LCD (Liquit Crystla Display) 23
3.1.5 Rangkaian Hubungan Keseluruhan Sistem Alat 24
3.1.6 Regulator 25

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.7 Flowchart 26

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 28


4.1 Pengujian Rangkaian Sumber Daya 28
4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Arduino Uno 28
4.3 Pengujian Rangkaian Sensor Anemometer 29
4.4 Data dan Pengujian Rangkaian Sensor Anemometer 41
4.4.1 Data sebelum kalibrasi 41
4.4.2 Data Setelah Kalibrasi 42
4.5 Pengujian Rangkaian LCD 43
4.6 Gambar Pengujian Alat 45
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 47
5.1 Kesimpulan 48
5.2 Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Arduino Uno 6
2.2 Sensor Anemometer 14
2.3 LCD 2X16 15
2.4 Xenon Stroboscoope 19
3.1 Diagram Blog 20
3.2 Hubungan Arduino dengan Sensor 22
3.3 Hubungan LCD 23
3.4 Rangkaian Keseluruhan 24
3.5 Rangkaian Regulator 25
3.6 Flow Chart 26
4.1. Informasi Signature Mikrokontroler Arduino Uno R3 28
4.2. Penulisan Program pada software Arsuino cc 35
4.3 Tampilan saat proses compile dan upload 36
4.4 Tampilan saat proses compile dan upload selesai 36
4.5 Grafik Hasil Hasil Pengujian kecepatan Angin terhadap Jarak 39
4.6 Pengujian Alat Kecepatan Angin 42

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Skala Beaufor 5
2.2 Deskripsi Arduino 7
2.3 Konfigurasi LCD 16
4.1 Penjelasan Program Perbaris 32
4.2 Hasil Pengujian Kecepatan Angin Terhadap 37
Jarak
4.3 Hasil Pengkonversi Frekuensi Angin ke RPM 43

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

1.Data Sheet Orbital Anemometer 47


2.Data Sheet Arduino Uno 48
3.Data Sheet IC 7805 49

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angin merupakan zat yang paling penting setelah air,udara,tanah dalam
memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan manfaat yang
sangat penting bagi kehidupan manusia.Angin juga bisa menjadi pengantar
ramalan cuaca,sumber energi listrik dan sebagai penggerak benda seperti
perahu,pompa irigasi dan sebagainya dan juga dan dapat menjadi media
penyebaran penyakit pada manusia.
Pengukuran kecepatan Angin sangatlah penting untuk ramalan cuaca di
setiap daerah tempat tinggal masyarakat tersebut. Dan sangatlah penting juga
untuk mengetahui berapa putaran angin atau kecepatannya jika kita mengukur
kecepatan angin di lingkungan sekitar
Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat signifikan, maka
diperlukanlah alat Pengukuran kecepatan angin agar mempermudah manusia
untuk mengetahui besar kecepatan angin yang keluar dan besar putaran yang di
hasilkan dari angin tersebut.
Dalam perancangan ini, Arduino berfungsi sebagai pusat pengendalian
proyek dalam berkerja, yang akan menampilkan hasil Pengukuran kecepatan
angin dari sensor Anemometer ke dalam LCD
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat
“Pengukuran Kecepatan Angin Dengan Menggunakan Sensor Anemometer
Berbasis Arduino Uno”. Sebagai pembahasan dalam Tugas Akhir yang dibuat
oleh penulis.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan utama pada penelitian ini antara lain bagaimana kerja sensor
Anemometer sebagai sensor pengukuran kecepatan angin.Ruang lingkup dari
penelitian ini untuk mengetahui berapa output yang keluar sebagai sensor
pengukuran kecepatan angin. Berdasarkan dari permasalahan yang ada, untuk
mengetahui besar kecepatan angin tersebut maka dirancanglah alat pengukuran

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kecepatan angin berbasis arduino uno sebagai pusat pengendalian program
dalam berkerja, yang akan menampilkan hasil pengukuran kecepatan angin
dari sensor Anemometer ke dalam LCD.

1.3 Batasan Masalah


Agar perancangan yang dibahas dalam tugas Proyek ini tidak terlalu
luas dan menyimpang dari topik yang telah ditentukan, maka penulis perlu
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Pembahasan tentang mikrokontroler Arduino Uno R3 hanya sebatas
yang berkaitan dengan perancangan ini.
2. Pembahasan mengenai komponen pendukung yang meliputi: sensor
Anemometer, LCD, Adaptor dan komponen lainnya hanya sebatas teori
umum dan yang berkaitan dengan perancangan alat.
3. Sensor kecepatan angin menggunakan Anemometer

1.4 Tujuan Penelitian


Agar perancangan yang dibahas dalam tugas akhir ini tidak terlalu luas
dan menyimpang dari topik yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program D-3 Fisika FMIPA
Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai pengembangan lebih lanjut dari mikrokontroler Arduino Uno
dalam bidang alat ukur dengan memanfaatkan sensor Anemometer
3. Untuk menenntukan frekuensi output RPM pada pengukuran kecepatan
angin dengan sensor Anemometer
4. Untuk mengetahui output kecepatan angin yang berada di sekitar

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang digunakan dalam menyusun dan
menganalisa proyek ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip kerja pengukuran kecepatan angin dengan
sensor Anemometer
2. Untuk mengetahui kecepatan yang keluar pada proses pengukuran kecepatan
angin
3. Untuk mengetahui perbandingan data pada satu daerah ke daerah lain pada
BMKG
4. Untuk mengetahui kondisi cuaca pada lingkungan

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi
(maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum). Perbedaan
tekanan udara di sebebabkan adanya perbedaan suhu udara. Apabila suhu
udaranya tinggi maka tekanan udaranya minimum, sedangkan apabila suhu
udaranya rendah maka tekanan udara maksimum. Alat utuk mengukur arah dan
kecepatan angin adalah anemometer.
Faktor Terjadinya Angin Dalam proses terjadinya angin dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang menyebabkan angin dapat ada dan muncul antara lain
sebagai berikut.Gradien Barometris, adalah bilang yang menampilkan adanya
perbedaan tekanan udara dari 2 isobar pada jarak 111 km. Dimana semakin besar
gradien barometris, maka semakin cepat juga tiupan angin. Letak Tempat, adalah
angin lebih cepat yang berada/dekat di garis khatulistiwa, dari pada yang jauh dari
khatulistiwa. Tinggi Tempat,Tinggi rendahnya tempat/lokasi dapat mempengaruhi
karena semakin tinggi tempat tersebut, maka semakin kencang angin bertiup, dan
sebaliknya, Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan
yang menghambat laju udara.
Di permukaan yang tidak merata seperti gunung, pohon dan tempat
lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Waktu, Disiang hari angin
bergerak lebih cepat dari pada di malam hari. Dalam klimatologi, angin memiliki
dua fungsi dasar yaitu : Pemindahan panas baik dalam bentuk yang dapat diukur
maupun yang tersimpan dari lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi dan akan
membuat setimbang neraca radiasi surya antara lintang rendah dan tinggi
Pemindahan uap air yang dievaporasikan dari laut ke daratan dimana sebagian
besar dikondensasikan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun kembali
sebagai hujan, kabut ataupun embun.fungsi angin secara umum juga adalah
Memindahkan uap air yang sudah terevaporasi dari laut ke daratan dan
mengalamu kondensasi yang selanjutnya menjadi hujan

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.1 Kecepatan Angin
Kecepatan Angin Besar kecilnya gradien-gradien barometik Ialah angka
yang menunjukan paerbedaan tekanan udara antara 2 isobar melalui garis lurus,
dihitung untuk tiap-tiap 111 km (jarak di daerah equator = 1 derajar) Relief
permukaan bumi.Jika relief bertuip di daerah yang reliefnya kecil (rata), berarti
rintangannya sedikit dan kecepatannya tidak terganggu maka anginakan
berhembus kencang, begitu pula sebaliknya. Ada tidaknya tumbuh-tumbuhan
Pohon-pohon yang tinggi ataupun lebra dapat menahan kecepatan
angin. Tingginya dari permukaan tanah Angin bertiup dekat permukaan bumi
akan mendapatkan hambatan karena begesekan dengan muka bumi, sedangkan
angin yang bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.
Kecepatan angin adalah kecepatan angin horisontal pada ketinggian 2 meter
dari permukaan tanah yang ditanami dengan rumput. Jadi jelas merupakan angin
permukaan yang kecepatannya dapat dipengaruhi oleh karakteristik permukaan
yang dilaluinya. Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan
tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagian faktor pendorong)
dan resistensi medan yag dilaluinya

Tabel 2.1 Skala Beaufor

Sumber Sugiharyanto (2007). Geografi dan Sosiologi

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Mikrokontroller Arduino Uno
Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328.
Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power,
kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller;
dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Gambar 2.1 Arduino Uno

Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board mikrokontroler


yang lain selain bersifat open source, arduino juga mempunyai bahasa
pemrogramannya sendiri yang berupa bahasa C. Selain itu dalam board arduino
sendiri sudah terdapat loader yang berupa USB sehingga memudahkan ketika
memprogram mikrokontroler didalam arduino. Sedangkan pada kebanyakan board
mikrokontroler yang lain yang masih membutuhkan rangkaian loader terpisah
untuk memasukkan program ketika kita memprogram mikrokontroler. Port USB
tersebut selain untuk loader ketika memprogram, bisa juga difungsikan sebagai
port komunikasi serial.
Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog dan
14 pin digital input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa juga difungsikan
sebagai output digital jika diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang
sudah tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup mengubah
konfigurasi pin pada program.
Dalam board kita bisa lihat pin digital diberi keterangan 0-13, jadi untuk
menggunakan pin analog menjadi output digital, pin analog yang pada keterangan

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
board 0-5 kita ubah menjadi pin 14-19. Dengan kata lain pin analog 0-5 berfungsi
juga sebagi pin output digital 14-16. Sifat open source arduino juga banyak
memberikan keuntungan tersendiri untuk kita dalam menggunakan board ini,
karena dengan sifat open source komponen yang kita pakai tidak hanya
tergantung pada satu merek, namun memungkinkan kita bisa memakai semua
komponen yang ada dipasaran. Bahasa pemrograman arduino merupakan bahasa
C yang sudah disederhanakan syntax bahasa pemrogramannya sehingga
mempermudah kita dalam mempelajari dan mendalami mikrokontroller. Deskripsi
Arduio UNO:

Tabel 2.2 Deskripsi Arduino

2.2.1 Daya (Power)


Arduino UNO dapat disuplai melalui koneksi USB atau dengan sebuah
power suplai eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Suplai eksternal
(non-USB) dapat diperoleh dari sebuah adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor
dapat dihubungkan dengan mencolokkan sebuah center-positive plug yang
panjangnya 2,1 mm ke power jack dari board. Kabel lead dari sebuah battery
dapat dimasukkan dalam header/kepala pin Ground (Gnd) dan pin Vin dari
konektor POWER. Board Arduino UNO dapat beroperasi pada sebuah suplai
eksternal 6 sampai 20 Volt. Jika disuplai dengan yang lebih kecil dari 7 V, kiranya
pin 5 Volt mungkin mensuplai kecil dari 5 Volt dan board Arduino UNO bisa

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi tidak stabil. Jika menggunakan suplai yang lebih dari besar 12 Volt,
voltage regulator bisa kelebihan panas dan membahayakan board Arduino UNO.
Range yang direkomendasikan adalah 7 sampai 12 Volt. Pin-pin dayanya adalah
sebagai berikut:
 VIN. Tegangan input ke Arduino board ketika board sedang menggunakan
sumber suplai eksternal (seperti 5 Volt dari koneksi USB atau sumber tenaga
lainnya yang diatur). Kita dapat menyuplai tegangan melalui pin ini, atau jika
penyuplaian tegangan melalui power jack, aksesnya melalui pin ini.
 5V. Pin output ini merupakan tegangan 5 Volt yang diatur dari regulator pada
board. Board dapat disuplai dengan salah satu suplai dari DC power jack (7-
12V), USB connector (5V), atau pin VIN dari board (7-12). Penyuplaian
tegangan melalui pin 5V atau 3,3V membypass regulator, dan dapat
membahayakan board. Hal itu tidak dianjurkan.
 3V3. Sebuah suplai 3,3 Volt dihasilkan oleh regulator pada board. Arus
maksimum yang dapat dilalui adalah 50 mA.
 GND. Pin ground.

2.2.2 Memori
ATmega328 mempunyai 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk
bootloader). ATmega 328 juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM
(yang dapat dibaca dan ditulis (RW/read and written) dengan EEPROM library).

2.2.3 Input dan Output


Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input dan
output, menggunakan fungsi pinMode(),digitalWrite(), dan digitalRead(). Fungsi-
fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat memberikan atau
menerima suatu arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah resistor pull-up
(terputus secara default) 20-50 kOhm. Selain itu, beberapa pin mempunyai fungsi-
fungsi spesial:
 Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan memancarkan
(TX) serial data TTL (Transistor-Transistor Logic). Kedua pin ini dihubungkan
ke pin-pin yang sesuai dari chip Serial Atmega8U2 USB-ke-TTL.

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk dipicu
sebuah interrupt (gangguan) pada sebuah nilai rendah, suatu kenaikan atau
penurunan yang besar, atau suatu perubahan nilai. Lihat fungsi
attachInterrupt() untuk lebih jelasnya.
 PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Memberikan 8-bit PWM output dengan fungsi
analogWrite().
 SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport
komunikasi SPI menggunakan SPI library.
 LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13. Ketika
pin bernilai HIGH LED menyala, ketika pin bernilai LOW LED mati.
Arduino UNO mempunyai 6 input analog, diberi label A0 sampai A5,
setiapnya memberikan 10 bit resolusi (contohnya 1024 nilai yang berbeda).
Secara default, 6 input analog tersebut mengukur dari ground sampai tegangan 5
Volt, dengan itu mungkin untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan
menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Di sisi lain, beberapa pin
mempunyai fungsi spesial:
 TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi TWI
dengan menggunakan Wire library
Ada sepasang pin lainnya pada board:
 AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan
analogReference().
 Reset. Membawa saluran ini LOW untuk mereset mikrokontroler. Secara
khusus, digunakan untuk menambahkan sebuah tombol reset untuk melindungi
yang memblock sesuatu pada board.

2.2.4 Komunikasi
Arduino UNO mempunyai sejumlah fasilitas untuk komunikasi dengan
sebuah komputer, Arduino lainnya atau mikrokontroler lainnya. Atmega 328
menyediakan serial komunikasi UART TTL (5V), yang tersedia pada pin digital 0
(RX) dan 1 (TX). Sebuah Atmega 16U2 pada channel board serial komunikasinya
melalui USB dan muncul sebagai sebuah port virtual ke software pada komputer.
Firmware 16U2 menggunakan driver USB COM standar, dan tidak ada driver

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
eksternal yang dibutuhkan. Bagaimanapun, pada Windows, sebuah file inf pasti
dibutuhkan. Software Arduino mencakup sebuah serial monitor yang
memungkinkan data tekstual terkirim ke dan dari board Arduino. LED RX dan
TX pada board akan menyala ketika data sedang ditransmit melalui chip USB-to-
serial dan koneksi USB pada komputer (tapi tidak untuk komunikasi serial pada
pin 0 dan 1). Sebuah Software Serial library memungkinkan untuk komunikasi
serial pada beberapa pin digital UNO. Atmega328 juga mensupport komunikasi
I2C (TWI) dan SPI.

2.2.5 Programming
Arduino UNO dapat diprogram dengan software Arduino (download).
Pilih “Arduino Uno dari menu Tools > Board(termasuk mikrokontroler pada
board). ATmega328 pada Arduino Uno hadir dengan sebuah bootloader yang
memungkinkan untuk mengupload kode baru ke ATmega328 tanpa menggunakan
pemrogram hardware eksternal. ATmega328 berkomunikasi menggunakan
protokol STK500 asli (referensi, file C header).
Dapat membypass bootloader dan program mikrokontroler melalui
kepala/header ICSP (In-Circuit Serial Programming. Sumber kode firmware
ATmega16U2 (atau 8U2 pada board revisi 1 dan revisi 2) tersedia.
ATmega16U2/8U2 diload dengan sebuah bootloader DFU, yang dapat diaktifkan
dengan:
 Pada board Revisi 1: Dengan menghubungkan jumper solder pada belakang
board (dekat peta Italy) dan kemudian mereset 8U2
 Pada board Revisi 2 atau setelahnya: Ada sebuah resistor yang menarik garis
HWB 8U2/16U2 ke ground, dengan itu dapat lebih mudah untuk meletakkan
ke dalam mode DFU. Dapat menggunakan software Atmel‟s FLIP (Windows)
atau pemrogram DFU (Mac OS X dan Linux) untuk meload sebuah firmware
baru. Atau dapat menggunakan header ISP dengan sebuah pemrogram
eksternal (mengoverwrite bootloader DFU)

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.6 Bahasa Pemrograman Arduino
Seperti yang telah dijelaskan diatas program Arduino sendiri
menggunakan bahasa C. walaupun banyak sekali terdapat bahasa pemrograman
tingkat tinggi (high level language) seperti pascal, basic, cobol, dan lainnya.
Walaupun demikian, sebagian besar dari para programer profesional masih tetap
memilih bahasa C sebagai bahasa yang lebih unggul, berikut alasan-alasannya:
 Bahasa C merupakan bahasa yang powerful dan fleksibel yang telah terbukti
dapat menyelesaikan program-program besar seperti pembuatan sistem operasi,
pengolah gambar (seperti pembuatan game) dan juga pembuatan kompilator
bahasa pemrograman baru.
 Bahasa C merupakan bahasa yang portabel sehingga dapat dijalankan di
beberapa sistem operasiyang berbeda. Sebagai contoh program yang ditulis
dalam sistem operasi windows dapat dikompilasi didalam sistem operasi linux
dengan sedikit ataupun tanpa perubahan sama sekali.
 Bahasa C merupakan bahasa yang sangat populer dan banyak digunakan oleh
programer berpengalaman sehingga kemungkinan besar library pemrograman
telah banyak disediakan oelh pihak luar/lain dan dapat diperoleh dengan
mudah.
 Bahasa C merupakan bahasa yang bersifat modular, yaitu tersusun atas rutin-
rutin tertentu yang dinamakan dengan fungsi (function) dan fungsi-fungsi
tersebut dapat digunakan kembali untuk pembuatan program-program lainnya
tanpa harus menulis ulang implementasinya.
 Bahasa C merupakan bahasa tingkat menengah (middle level language)
sehingga mudah untuk melakukan interface (pembuatan program antar muka)
ke perangkat keras.
 Struktur penulisan program dalam bahasa C harus memiliki fungsi utama, yang
bernama main(). Fungsi inilah yang akan dipanggil pertama kali pada saat
proses eksekusi program. Artinya apabila kita mempunyai fungsi lainselain
fungsi utama, maka fungsi lain tersebut baru akan dipanggil pada saat
digunakan. Oleh karena itu bahasa C merupakan bahasa prosedural yang
menerapakan konsep runtutan (program dieksekusi per baris dari atas ke bawah
secara berurutan), maka apabila kita menuliskan fungsi-fungsi lain tersebut

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dibawah fungsi utama, maka kita harus menuliskan bagian prototipe
(prototype), hal ini dimaksudkan untuk mengenalkan terlebih dahulu kepada
kompiler daftar fungsi yang akan digunakan di dalam program. Namun apabila
menuliskan fungsi-fungsi lain tersebut diatas atau sebelum fungsi utama, maka
tidak perlu lagi untuk menuliskan bagian prototipe diatas.

2.2.7 Reset Otomatis (Software)


Dari pada mengharuskan sebuah penekanan fisik dari tombol reset
sebelum sebuah penguploadan, Arduino Uno didesain pada sebuah cara yang
memungkinkannya untuk direset dengan software yang sedang berjalan pada pada
komputer yang sedang terhubung. Salah satu garis kontrol aliran hardware (DTR)
dari ATmega8U2/16U2 dihubungkan ke garis reset dari ATmega328 melalui
sebuah kapasitor 100 nanofarad. Ketika saluran ini dipaksakan (diambil rendah),
garis reset jatuh cukup panjang untuk mereset chip. Software Arduino
menggunakan kemampuan ini untuk memungkinkan mengupload kode dengan
mudah menekan tombol upload di software Arduino. Ini berarti bahwa bootloader
dapat mempunyai sebuah batas waktu yang lebih singkat, sebagai penurunan dari
DTR yang dapat menjadi koordinasi yang baik dengan memulai penguploadan.
Pengaturan ini mempunyai implikasi. Ketika Arduino Uno dihubungkan
ke sebuah komputer lain yang sedang running menggunakan OS Mac X atau
Linux, Arduino Uno mereset setiap kali sebuah koneksi dibuat dari software
(melalui USB). Untuk berikutnya, setengah-detik atau lebih, bootloader sedang
berjalan pada Arduino UNO.
Ketika Arduino UNO diprogram untuk mengabaikan data yang cacat/salah
(contohnya apa saja selain sebuah penguploadan kode baru) untuk menahan
beberapa bit pertama dari data yang dikirim ke board setelah sebuah koneksi
dibuka. Jika sebuah sketch sedang berjalan pada board menerima satu kali
konfigurasi atau data lain ketika sketch pertama mulai, memastikan bahwa
software yang berkomunikasi menunggu satu detik setelah membuka koneksi dan
sebelum mengirim data ini.
Arduino Uno berisikan sebuah jejak yang dapat dihapus untuk mencegah
reset otomatis. Pad pada salah satu sisi dari jejak dapat disolder bersama untuk

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengaktifkan kembali. Pad itu diberi label “RESET-RN” dapat menonaktifkan
reset otomatis dengan menghubungkan sebuah resistor 110 ohm dari tegangan 5V
ke garis reset.

2.2.8 Proteksi Arus lebih USB


Arduino UNO mempunyai sebuah sebuah sekring reset yang memproteksi
port USB komputer dari hubungan pendek dan arus lebih. Walaupun sebagian
besar komputer menyediakan proteksi internal sendiri, sekring menyediakan
sebuah proteksi tambahan. Jika lebih dari 500 mA diterima port USB, sekring
secara otomatis akan memutuskan koneksi sampai hubungan pendek atau
kelebihan beban hilang.

2.2.9 Karakteristik Fisik


Panjang dan lebar maksimum dari PCB Arduino UNO masing-masingnya
adalah 2.7 dan 2.1 inci, dengan konektor USB dan power jack yang memperluas
dimensinya. Empat lubang sekrup memungkinkan board untuk dipasangkan ke
sebuah permukaan atau kotak. Sebagai catatan, bahwa jarak antara pin digital 7
dan 8 adalah 160 mil. (0.16"), bukan sebuah kelipatan genap dari jarak 100 mil
dari pin lainnya.

2.3 Sensor
Sensor pada dasarnya dapat dipandang sebagai sebuah perangkat atau
device yang berfungsi mengubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik,
sehingga keluarannya dapat diolah dengan rangkaian listrik atau sistem digital.
Berdasarkan variabel yang diindranya, sensor dikatagorikan ke dalam dua jenis:
sensor fisika dan sensor kimia. Sensor Fisika merupakan jenis sensor yang
mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukum – hukum fisika, yaitu seperti sensor
cahaya, suara, gaya, kecepatan, percepatan, maupun sensor suhu. Sedangkan jenis
sensor kimia merupakan sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan
jalan mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik dimana didalamnya
dilibatkan beberapa reaksi kimia, seperti misalnya pada sensor pH, sensor
oksigen, sensor ledakan, dan sensor gas.

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.1 Sensor Anemometer
Anemometer merupakan sensor angin untuk mengukur kecepatan angin di
sekitaran-nya dan juga banyak digunakan pada stasiun pengukuran cuaca.
Pengukuran kecepatan/RPM angin yang bisa digunakan ada beberapa metode
yang digunakan, salah satunya menghitung waktu yang terjadi tiap munculnya
sinyal pulsa, namun perhitungan yang diterapkan pada percobaan ini didasarkan
atas konsep rotasi per menit, yakni menghitung jumlah rotasi yang dilakukan
peralatan selama satu menit, jumlah rotasi tersebut. pengukuran dilakukan tiap 1
menit (menggunakan Real time clock (RTC)) dengan faktor pengalian 6, sehingga
bisa didapatkan estimasi rotasi per 6 menit. Sensor yang digunakan akan
memberikan pulsa sebanyak 2 kali per 1 putaran, sehingga pulsa yang terhitung
dapat dibagi dua terlebih dahulu, atau dua pulsa dapat dihitung sebagai 1 pulsa.

Gambar 2.2 Sensor Anemometer


Di dalam terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan
anginnya. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan
suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Pada suatu wilayah daerah yang
menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang
lebih panas dari tekanan udara yang cenderung lebih rendah.
Sensor Anemometer Tegangan pengukuran dilakukan dengan
menggunakan rangkaian pembagi tegangan sederhana seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2. Resistor yang digunakan untuk ini adalah 10 KW. Sensor saat ini
telah dibuat dengan tegangan output rangkaian 0 sampai 5V, sehingga tidak tidak
memerlukan rangkaian eksternal lebih lanjut dan dapat dipasang langsung ke
Arduino. Kedua tegangan dan arus kemudian dikalibrasi terhadap multimeter.
Anemometer dihubungkan pada masukkan dari digital input/output (D2) pada
mikrokontroler, pembacaan dari D2 hanya berupa nilai pulsa pembacaan dari

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mikrokontroler. Putaran cangkir anemometer mengukur kecepatan angin dengan
menutup kontak sebagai magnet bergerak melewati switch. Jika kecepatan angin
1,492 MPH (2,4 km/h) maka menyebabkan saklar untuk menutup sekali per detik
Untuk mendapatkan pengukuran kecepatan angin tersebut maka digunakan
rangkaian pembangkit pulsa tambahan sederhana. Spesifikasi sensor Anemomete:
Spesifikasi :

 Vsuplai : DC 5V
 Menggunakan sensor optic tipe celah
 Output : Pulse Digital TTL
 Sensor terpasang pada pipa PVC 1/2″
 Diameter kincir : 17,5 cm
 Berat : 100 gr

Pengujian anemometer atau sensor kecepatan angin ini dilakukan dengan


membandingkan anemometer keluaran pabrikan merek Flowatch dengan
anemometer yang telah dirancang.

Untuk keterangan lebih lanjut tentang sensor Anemometer dapat dilihat pada
datasheet yang terdapat pada lampiran.

2.4 Liquid Crystal Display (LCD)


Liquid crystal display adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang
misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer.

Gambar 2.3 LCD 2x16

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan
untuk menampilkan status kerja alat. Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini
adalah:
 Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
 Mempunyai 192 karakter tersimpan.
 Terdapat karakter generator terprogram.
 Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
 Dilengkapi dengan back light.
2.4.1 Konfigurasi LCD 2 x 16

Tabel 2.3 Konfigurasi LCD

2.4.2 Prinsip Kerja LCD


Cara kerja LCD adalah Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah
“0”. Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang
digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table
diskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dimana hal ini sangat
memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke
LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data
dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit
LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk
memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk
mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan
kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan
data ke jalur data bus.
Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan
dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk
kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-
bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih
apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD.
Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat
dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim
ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.

2.5 Adaptor
Adaptor merupakan alat atau jembatan untuk menyambungkan sumber
tegangan DC. Tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian
elektronik untuk dapat dioperasikan. Seperti halnya adaptor/ power supply yang
digunakan pada hiasan lampu akrilik. Rangkaian inti dari adaptor/ power supply
adalah suatu rangkaian penyearah yaitu rangkaian yang mengubah sinyal bolak-
balik (AC) menjadi sinyal searah (DC). Proses pengubahan dimulai dari penye-
arah oleh diode, penghalusan tegangan kerut (Ripple Viltage Filter) dengan
menggunakan condensator dan pengaturan (regulasi) oleh rangkaian regulator.
Pengaturan meliputi pengubahan tingkat tegangan atau arus. Pada teknik regulasi
pada pembuatan adaptor, kita mengenal teknik regulasi daya linier dan teknik
regulasi switching. Sistem rangkaian penyearah ada 4 fungsi dasar yaitu:
 Tranformasi (travo) tegangan yang diperlukan untuk menurunkan tegangan
yang diinginkan.
 Rangkaian penyearah, rangkaian ini untuk mengubah tingkat tegangan arus
bolak balik ke arus searah.

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Filter (Condesator), merupakan rangkaian untuk memproses fluktuasi
penyearah yang menghasilkan keluaran tegangan DC yang lebih rata.
 Regulasi adalah parameter yang sangat penting pada adaptor dan regulator
tegangan dengan bahan bervariasi.
Pada teknologi modern saat ini adaptor/ power supply rata-rata sudah tidak
lagi menggunakan transformator step down, dimana tegangan AC diturunkan
terlebih dahulu melalui sebuah transformator step down keluaran trafo diserahkan
dengan diode dan diratakan dengan kapasitor elekronik (elco).
Adaptor/power supply umumnya menggunakan sistem switching, sinyal
AC dari tegangan jala-jala listrik 220V disearahkan lebih dahulu ketegangan DC
melalui sebuah rangkaian diode penyearah dan elco. Tegangan DC hasil
penyearah ini kemudian disaklar on-off secara terus menerus dengan frekuensi
tertentu sehingga memungkinkan nilai indikator dari trafo menjadi kecil. Hal ini
khususnya untuk memperkecil ukuran power supply.

2.6 Xenon Stroboscoope

dapat menemukan frekuensi rotasi dari jumlah maksimum rotasi dari stroboscope
per detik, yang menunjukkan lengan Anda beku hanya dalam satu posisi; lebih
posisi dan stroboscope berubah terlalu cepat.Meringkas: kecepatan yang benar
rotasi adalah kecepatan tertinggi yang „berhenti‟ objek. Frekuensi rotasi maka
jumlah rotasi dari stroboscope per detik dikalikan dengan jumlah celah di
stroboscope. Jika frekuensi flash sehingga n gambar diam terlihat maka kecepatan
rotasi yang diukur akan N = (kecepatan berkedip per menit) / n.

Kegunaan Stroboscoope adalah :

1 Wagon roda di layar bioskop.

2 Sebuah layar bioskop sendiri m

elalui stroboscope a.

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3 pencahayaan Fluorescent atau penerangan jalan melalui stroboscope
(menghitung frekuensi akan membutuhkan stroboscope tangan 24-celah.)

4 turntable Hi-fi (untuk kuno rekaman vinyl) berubah relatif lambat. Beberapa
model memiliki sejumlah besar bar putih radial ditandai dekat keliling. Ketika
kecepatan benar, setiap batang bergerak ke depan satu tempat untuk setiap flash
dari lampu listrik (100 flashes / detik).

5 Sebuah fan dengan beberapa pisau dapat „berhenti‟ dengan berbagai kecepatan
stroboscope. Jika salah satu blade memiliki penanda putih, bagaimanapun,
menjadi jelas bahwa banyak dari kecepatan ini tidak memberikan kecepatan yang
sebenarnya dari kipas angin.

6 Perhatikan roda belakang sepeda terbalik melalui stroboscope. Banyak


kecepatan stroboscope muncul untuk menghentikan roda jika jari-jari mirip.

Gambar 2.4 Xenon Stroboscoope

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1 Perancangan dan Pembuatan

Perancangan ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai April 2018
dirumah tinggal, dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
3.1.1 Blok Diagram

Dalam perancangan alat pendeteksi kadar gas buang sepeda motor,


mikrokontroler Arduino Uno digunakan sebagai komponen utama yang
mengatur komponen lainnya seperti: Sensor Anemometer , LCD,ini dirancang
agar mikrokontroler Arduino dapat menerima masukan dari sensor
ANEMOMETER, sehingga fungsi alat untuk mendeteksi kecepatan angin
tercapai. Hardware pendeteksi kecepatan angin dirancang sesuai diagram blok
yang terdapat pada gambar berikut.

Power Supply

LCD
Arduino
Sensor
UNO
Anemometer

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.2 Penentuan Komponen Kecepatan ngin

1. Satu set komputer berfungsi untuk pengelolaan data dan pemrograman


2. Solder berfungsi untuk mencairkan timah dan menyambungkan beberapa
komponen elektronik
3. Obeng berfungsi untuk memasang baut dan mur
4. Attractor berfungsi sebagai alat penyedot timah pada PCB
5. Mur dan baut berfungsi sebagai peguat dalam pemasangan komponen
pada papan triplek dan akrilik
6. Akrilik berfungsi sebagai pelindung komponen pada alat
9.Papan triplek berfungsi sebagai tempat meletakkan alat
10.Arduino Uno R3 berfungsi sebagai mikrokontroler
11.Sensor Anemometer berfungsi untuk pengukuran kecepatan angin
12.LCD (Liquid Crystal Display) berfungsi untuk menampilkan
status kerja alat
15.Adaptor berfungsi sebagai supply tegangan
16.IC 7805 berfungsi sebagai menunjukkan output tegangan
17.Xenon Stroboscoop berfungsi sebagai penentuan frekuensi pada sensor
kecepatan Angin
18.Kipas angin berfungsi sebagai sumber angin
19.Penggaris berfungsi untuk mengatur jarak antara alat dengan kipas angin
20.Trimpot 103 berfungsi sebagai pengatur insensitas cahaya pada LCD

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.3 Rangkaian Sensor Anemometer

Pada alat pengukuran kecepatan angin ini , sensor yang digunakan adalah
sensor ANEMOMETER . Dari datasheet, sensor ini mampu mengukur kecepatan
angin. Penggunaan sensor ANEMOMETER pada rangkaian alat tersebut ialah
sebagai bagian input, dan senyawa yang diuji dari sensor ANEMOMETER hanya
Angin saja . Sensor ANEOMETER ini akan memberikan peringatan melalui LCD
apabila kecepatan angin yang di keluarkan .

Gambar 3.2 Hubungan Arduino dengan Sensor Anemometer

Keterangan:
 Kaki A2 (analog output) pada sensor ANEMOMETER dihubungkan ke
pin A2 pada Arduino
 Kaki VCC pada sensor ANEMOMETER dihubungkan ke pin VCC pada
Arduino
 Kaki GND pada sensor ANEMOMETER dihubungkan ke pin GND pada
Arduino

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.4 Rangkaian LCD

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal
Display) 16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena arduino
dapat memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat
driver untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan
karakter. Pemasangan trimpot sebesar 10 KΩ untuk mengatur kontras karakter
yang tampil.
Pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter,
komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data
secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat
dikendalikan oleh Arduino Uno.

Gambar 3.3 Hubungan Arduino dengan LCD


Keterangan:
 Kaki RS pada LCD dihubungkan ke pin 11 pada Arduino
 Kaki RW pada LCD dihubungkan ke pin GND pada Arduino
 Kaki D4 pada LCD dihubungkan ke pin 5 pada Arduino
 Kaki D5 pada LCD dihubungkan ke pin 4 pada Arduino
 Kaki D6 pada LCD dihubungkan ke pin 3 pada Arduino
 Kaki D7 pada LCD dihubungkan ke pin 2 pada Arduino
 Kaki E (Enable) pada LCD dihubungkan ke pin 8 pada Arduino
 Kaki A (Anoda) pada LCD dihubungkan ke pin VCC pada Arduino
 Kaki K (Katoda) pada LCD dihubungkan ke pin GND pada Arduino

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.5 Rangkaian Hubungan Keseluruhan Sistem Alat

Rangkaian keseluruhan sistem dari alat pengukuran kecepatan angin

dibagi menjadi 3 bagian yaitu: power supply, bagian input (sensor) , dan bagian

output. Bagian power supply merupakan input tegangan dari Adaptor. Bagian

input terdiri dari 1 buah input yaitu sensor Anemometer. Bagian output terdiri dari

LCD.

Gambar 3.4 Rangkaian Hubungan Keseluruhan Sistem Alat

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.6 Regulator

Bagian power supply ini menggunakan IC regulator 7805 masukan 12 volt

menjadi keluaran sebesar 5 Volt yang dihubungkan dengan Arduino Uno R3.

Gambar 3.5 Rangkaian Regulator

Keterangan:

 Adaptor dihubungkan dengan Arduino menggunakan kabel downloader


Pada gambar diatas, IC Regulator berfungsi sebagai pemberi tegangan
pada alat pengukuran kecepatan angin yang terhubung dengan arduino melalui
kabel downloader.

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.7 Flowchart Pengukuran Kecepatan Angin

MULAI

INSIALISASI

MEMBACA
NILAI

RPM 0-10
Kipas
berputar

Putaran Kecepatan Frekuensi


RPM 10-20
Jarak
Kipas berputar
Angin (m/s) (Hz)
(cm) cepat
(RPM)
Putaran Kecepatan Frekuensi
Jarak 1600
RPM 20-dst (m/s)
Angin (Hz)
(cm)
30 1980
Kipas
(RPM)
berputar
2200
1600
19800
30 1980SELESAI
25 22800
2200
Putaran 23400
Kecepatan Frekuensi
19800
Jarak
Angin 21000 (m/s) (Hz)
25Flowchart
Gambar 3.6 22800Sistem Pengukuran kecepatan angin
(cm)
20
(RPM) 23400
23400
1600 25200
21000
30 1980 18600
20 23400
15
2200 20400
25200 26
19800 22800
18600 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

25 22800 21000
Alat pengukuran kecepatan angin akan aktif apabila diberi supply
tegangan dari IC Regulator 7805. Kemudian alat akan menginisialisasi port yang
ada pada Arduino (mengidentifikasi atau mengenali port-port Arduino yang
terhubung dengan komponen-komponen yang ada pada rangkaian). Sensor
Anemometer akan mendeteksi ketika diberi inputan berupa Angin . Jika Angin
yang dideteksi kencang atau lambat sensor akan menangkap angin dan
berputar.jika dengan 0-10 rmp maka kipas pada sensor beputar lambat ,jika dari
10-20rpm maka kipas pada sensor berputar cepat jika 20- dst rmp maka kipas
pada sensor berputar sangat cepat angin maka LCD akan membaca nilai sensor
dan akan menampilkan nilai output seperti kecepatan dan putaran.

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Rangkaian Sumber Daya

Untuk supply daya pada alat ini digunakan IC regulator7805 .IC regulator
7805 dengan k dan tegangan masukan sebesar 12 Volt tegangan keluaran 5 volt
dihubungkan pada arduino. Apabila rangkaian aktif (arus mengalir pada rangkaian
alat) maka IC regulator 7805 berhasil memberi masukan tegangan kedalam alat
ini. Dan dalam pengujian alat ini, adaptor yang digunakan dapat mengalirkan arus
kedalam alat pengukuran kecepatan angin
4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Arduino Uno
Pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming)
mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan
rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program Arduino.cc. P
ada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler
oleh program downloader yaitu Arduino Genuino/Uno.

Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler Arduino Uno R3

Apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu
singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler Arduino Uno R3 bekerja dengan
baik dengan mode ArduinoISP-nya.

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3 Pengujian Rangkaian Sensor Anemometer

Pengujian sensor ANEMOMETER dilakukan dengan cara memutar


penangkap angin yang kemudian akan dideteksi oleh sensor tersebut, dan
melihat hasil pembacaan sensor ANEMOMETER pada tampilan LCD.
Dilakukannya pengujian ini bertujuan, agar mengetahui kondisi baik atau tidaknya
sensor untuk digunakan. Pada alat ini, sensor ANEMOMETER diaplikasikan
sebagai pengukuran kecepatan angin.

#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(13, 12, 7, 6, 5, 4);

// Pin definitions
# define windPin 2 // Receive the data from sensor

// Constants definitions
const float pi = 3.14159265; // pi number
int period = 1000; // Measurement period (miliseconds)
int delaytime = 1000; // Time between samples (miliseconds)
int radio = 80; // Distance from center windmill to outer cup (mm)
int jml_celah = 22; // jumlah celah sensor

// Variable definitions
unsigned int Sample = 0; // Sample number
unsigned int counter = 0; // B/W counter for sensor
unsigned int RPM = 0; // Revolutions per minute
float speedwind = 0; // Wind speed (m/s)

void setup()
{
lcd.begin(16, 2);
// Set the pins

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pinMode(2, INPUT);
digitalWrite(2, HIGH);

// sets the serial port to 9600


Serial.begin(9600);

// Splash screen
Serial.println("ANEMOMETER");
Serial.println("**********");
Serial.println("Based on depoinovasi anemometer sensor");
Serial.print("Sampling period: ");
Serial.print(period/1000);
Serial.print(" seconds every ");
Serial.print(delaytime/1000);
Serial.println(" seconds.");
Serial.println("** You could modify those values on code **");
Serial.println();
}

void loop()
{
int sensorValue = analogRead(2);
// print out the value you read:
Serial.println(sensorValue);
//lcd.setCursor(0, 0);
//lcd.print("D3 FISIKA 2015);
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("RPM: ");
RPMcalc();
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print(RPM);
lcd.setCursor(8, 1);

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lcd.print("m/s ");
WindSpeed();
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print(speedwind);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("v:");
Sample++;
Serial.print(Sample);
Serial.print(": Start measurement…");
windvelocity();
Serial.println(" finished.");
Serial.print("Counter: ");
Serial.print(counter);
Serial.print("; RPM: ");
RPMcalc();
Serial.print(RPM);
Serial.print("; Wind speed: ");
WindSpeed();
Serial.print(speedwind);
Serial.print(" [m/s]");
Serial.println();
delay(1000);
}

// Measure wind speed


void windvelocity()
{
speedwind = 0;
counter = 0;
attachInterrupt(0, addcount, CHANGE);
unsigned long millis();
long startTime = millis();

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
while(millis() < startTime + period) {}

detachInterrupt(1);
}

void RPMcalc()
{
RPM=((counter/jml_celah)*60)/(period/1000)*0.0121794872; // Calculate
revolutions per minute (RPM)
}

void WindSpeed()
{
speedwind = ((2 * pi * radio * RPM)/60) / 1000; // Calculate wind speed on m/s
}

void addcount()
{
counter++;
}

Adapun penjelasan lengkap program dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Penjelasan Program Perbaris

PROGRAM KETERANGAN

#include <LiquidCrystal.h> Library untuk

menggunakan LCD

LiquidCrystal lcd(13, 12, , 7, 6, 5, 4); Pin-pin yang terhubung

ke Arduino

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
# define windPin 2 // menerima dari data

sensor pada pin 2

const float pi = 3.14159265; variable konstanta pi

int period = 1000; // variablepengukuran


dalam satu periode
miliseconds

int delaytime = 1000; // variable delay waktu

pengukuranmiliseconds

int radio = 80; // Distance from center

windmill to outer cup

mm

int jml_celah = 22; // jumlah celah sensor

unsigned int Sample = 0; // Sample number

variable sampel nomor

unsigned int counter = 0; Sample number

variable sampel

kecepatan

unsigned int RPM = 0; // Revolutions per minute variable pengukuran

satuan putaran per

menit

float speedwind = 0; // Wind speed (m/s) variable pengukuran


kecepatan angin

void setup()( memulai program yang

hanya dijalankan sekali

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
} Membuka program

yang berjalan sekali

lcd.begin(16, 2); menentukan pin 2


sebagai input
pinMode(2, INPUT); menentukan pin 2
sebagai input
digitalWrite(2, HIGH); mengirimkan arus 5v

ke pin 2 untuk aktif

Serial.begin(9600); serial port yang


digunakan adalah 9600
Serial.println("ANEMOMETER"); menampilkan karakter
“anemometer” pada
LCD
Serial.println("**********"); menampilkan karakter

pada LCD

Serial.println("Based on depoinovasi anemometer sensor"); menampilkan karakter

Anemometer pada

LCD

Serial.print("Sampling period: "); menampilkan karakter

“periode”

Serial.print(period/1000); menampilkan karakter

“periode 1000”

Serial.print(" seconds every "); menampilkan karakter

“setiap waktu”

Serial.print(delaytime/1000); menampilkan karakter

“delay waktu”

Serial.println(" seconds."); menampilkan karakter

“waktu”

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Serial.println("** You could modify those values on code **"); menampilkan karakter

kode

Serial.println(); mengakhiri program

penampilan karakter

pada LCD

} Mengakhiri program

void loop() memulai program

secara terus menerus

int sensorValue = analogRead(2); variable pembacaan

sensor, pada

pembacaan analog pin

Serial.println(sensorValue); menampilkan

pembacaan hasil

sensor

//lcd.setCursor(0, 0);( menentukan baris


cursor pada kolom 0
baris 0
//lcd.print("D3 FISIKA 2015); menampilkan karakter

pada LCD

lcd.setCursor(0, 0);( mentukan baris cursor

pada kolom 0 baris 0

mati

lcd.print("RPM: "); memanggil definisi

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
variable kecepatan

RPM

RPMcalc(); definisi variable

perhitungan RPMbaris

lcd.setCursor(4, 0); menentukan baris

cursor pada kolom 4

baris 0

lcd.print(RPM); manampilkan definisi

variable kecepatan

RPM

lcd.setCursor(8, 1);( menampilkan baris dan

cursor pada kolom 8

baris 1

lcd.print("m/s "); menampilkan hasil

pembacaan kecepatan

angin

WindSpeed(); memanggil definisi

kecepatan angin

lcd.setCursor(2, 1); menampilkan baris dan

kolom 2 baris 1

lcd.print(speedwind); menampilkan baris dan

kolom 0 baris 1

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lcd.print("v:");( menampilkan hasil

Serial.print(Sample); memanggil definisi

sample

Serial.print(": Start measurement…"); menampilkan karakter

“:start measurement..”

windvelocity(); pembacaan kecepatan

angin

Serial.println(" finished."); menampilkan karakter

“finished.”

Serial.print("Counter: "); menampilkan karakter

“tegangan.”

Serial.print(counter); memanggilkan hasil

dari counter

Serial.print("; RPM: "); menampilkan

karakterke LCD

RPMcalc(); definisi variable


perhitungan RPM
Serial.print(RPM); memanggil hasil dari

RPM

Serial.print("; Wind speed: "); Menampilkan karakter

kecepatan angin

WindSpeed(); pembacaan definisi

dari kecepatan angin

Serial.print(speedwind); memanggil definisi

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari kecepatan angin

Serial.print(" [m/s]"); menampilkan karakter


“[m/s]” pada LCD

Serial.println(); mencetak program

diatas ke serial monitor

delay(1000); jeda waktu 1000

millesecond

} Mengakhiri Program

void windvelocity() memulai program

pengukuran kecepatan

angin

{ Memulai Program Baru

speedwind = 0; deifinisi nomor

kecepatan angin 0

counter = 0; Tegangan = 0

void RPMcalc() memulai program

perhitungan kecepatan

RPM

RPM=((counter/jml_celah)*60)/(period/1000)*0.0121794872; rumus perhitungan dari

RPM

void WindSpeed() memulai program

perhitungan kecepatan

angin

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
speedwind = ((2 * pi * radio * RPM)/60) / 1000; // Calculate rumus perhitungan dari
wind speed on m/s
kecepatan angin

} Mengakhiri Program

Gambar 4.2. Penulisan program pada software arduino.cc

Setelah pengetikan program selesai langkah selajutnya adalah compile

program untuk memastikan apakah terdapat error atau warning pada program. Jika

tidak terjadi error maka upload program.

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.3 Tampilan saat proses compile dan upload

Gambar 4.4 Tampilan saat proses compile dan upload telah selesai

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.4 Data dan Pengujian Rangkaian Sensor Anemometer

4.4.1 Data sebelum kalibrasi

Tabel 4.2 Hasil Pengujian kecepatan Angin terhadap Jarak

Putaran Angin Kecepatan (m/s) Frekuensi (Hz)


Jarak (cm)
(RPM) Angin Angin

1600 14,585 6,5

30 1980 17,095 7

2200 18,105 8

19800 17,095 7,5

25 22800 19,605 8

23400 19.605 9.5

21000 17,595 7,5

20 23400 20,115 9

25200 20,615 10

18600 15,585 7,5

15 20400 17.505 8

22800 19,605 9

21000 17,595 7,5

10 22800 19,605 8

25200 21,115 9

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.4.2 Data sesudah kalibrasi

Putaran Angin Kecepatan (m/s) Rata-rata


Jarak (cm)
(RPM) Angin Angin

10 0,08

15 0,13 13,7
30

16 0,13

15 0,13

25 16 0,13 16,7

19 0,16

19 0,16 20

20 20 0,17

21 0,18

21 0,18 22

15 22 0,18

23 0,19

23 0,19 23,3

10 24 0,20

25 0,21

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5 Analisa Data

4.5.1 Mengkonversi Frekuensi menjadi RPM pada Tabel 4.2

Tabel 4.3 Hasil Pengkonversi Frekuensi Angin ke RPM

Jarak Putaran Angin Kecepatan (m/s) Frekuensi (Hz) Hasil Pengkonversi

(cm) (RPM) Angin Angin frekuensi ke RPM

1600 14,585 6,5 390

30 1980 17,095 7 420

2200 18,105 8 480

19800 17,095 7,5 450

25 22800 19,605 8 480

23400 19.605 9.5 540

21000 17,595 7,5 450

20 23400 20,115 9 540

25200 20,615 10 600

18600 15,585 7,5 450

15 20400 17.505 8 480

22800 19,605 9 540

21000 17,595 7,5 450

10 22800 19,605 8 480

25200 21,115 9 540

Tabel diatas dengan rumus dimana :

Hz = 1/detik (4.1)

Hz . 60 = RPM

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30

25 y = 0.498x + 9.22
R² = 0.9769
20
Series1
15
Series2
Linear (Series2)
10

0
0 10 20 30 40

Gambar 4.5 Grafik Hasil Hasil Pengujian kecepatan Angin terhadap Jarak

Keterangan :

Y = Putaran Angin (RPM)

X = Jarak (Cm)

Pengujian dilakukan pada kipas Angin dengan daya 30 W.pada grafik diatas

didapatkan dengan rumus sebagai berikut :

Rumus RPM antara lain :

N=F.120 :P (4.2)

Dimana :

N: Jumlah putaran (RPM)

F : frekuensi (Hz)

P : Jumlah Kutub

Pada dasarnya rpm secara teori 1 rpm sama dengan 16,67 mHz ,jika di

konversikan ke dalam bentuk satuan Hertz (Hz) 1 rpm adalah sama dengan 0.02

Hz.jika dalam kecepatan sudut 1 rpm sama dengan 6,28. dalam radian per menit.

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jadi dari grafik di atas adalah hasil dari kalibrasi antara nilai kecepatan

sebelumnya dengan frekuensi .terdapat pula rumus mengkalibrasi antara lain :

(4.3)

Dimana :

NS : Nilai Sebenarnya

NA :nilai Alat

Dimana nilai alat ialah nilai yang sebelum di kalibrasi

10 rpm=10 round per menit =10 putaran /60 detik =0,6 putaran/detik

Bergantung nilai jari-jari benda yg berputar, misal jari-jarinya r , maka

kelilingnya dapat dihitung dengan rumus

Satu kali putaran = π x 0,6 x r (4.3)

jadi konversinya adalah = 2 π r m/detik

4.6 Pengujian Rangkaian LCD

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang
berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa
keterangan. LCD dihubungkan langsung ke pin 12, 11, 10, 7, 6, 5 dan 4 dari
Arduino yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan
dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD.Display karakter pada LCD diatur
oleh pin EN, RS dan RW: Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk
memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk
mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low
“0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah
jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus
data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi
umum pin RW selalu diberi logika low (0).
Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam
untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke
mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai
berikut:

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(12, 11, 10, 9, 8, 7, 6);

void setup() {

lcd.begin(16, 2);

lcd.print("hello, world!");

void loop() {

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print(millis() / 1000);

}
Dengan dilakukannya pengujian pada alat ini, LCD yang digunakan
berhasil menampilkan kata hello, wo

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.7 Gambar Pengujian Alat

Gambar 4.6 Pengujian Alat Kecepatan Angin

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari perancangan dan pengujian alat pengukuran kecepatan angin dapat


diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. pengukuran kecepatan angin ini adalah sensor Anemometer bekerja secara
otomatis mengukur kecepatan angin .outpu kecepatan angin yang di dapatkan
adalah sekitar 10 RPM.sebab sudah di sinkronisasikan dengan Alat frekuensi
yaitu STROBOSCOOP
2. Untuk Hasil pengukuran kecepatan angin terlihat dalam grafik bahwa
garisnya linier walaupun tidak semuanya.
3. Untuk Mendapatkan Hasil perbandingan data yang sebeleum di kalibrasi
yaitu mengkonversikan data frekuensi kecepatan angin dan diuba ke RPM
dengan Rumus-Rumus yang telah di tetapkan.
4. Setelah dilakukan pengujian alat pengukuran kecepatan angin berbasis
arduino dengan memanfaatkan ANEMOMETER bekerja dengan baik
(berhasil) dalam mpengukuran kecepatan angin sesuai dengan perancangan
yang telah dibuat.

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2 Saran
Dari hasil Proyek ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karenanya penulis merasa
perlu untuk memberi saran sebagai berikut:

1. Penggunaan sensor ANEMOMETER yang lebih peka akan mempercepat


proses penemuan kecepatan angin yang terdapat pada daerah sekitar
2. Untuk pembuatan alat selanjutnya dapat dikembangkan dengan menambahkan
outpu-output lain pada alat
3. Bentuk design alat yang lebih minimalis sehingga dapat diletakkan sekitar
tempat tinggal

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

Bishop, Owen. 2004. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga

Budiharto,Widodo dan Sigit Firmansyah. 2010. Elektronika digital dan

mikroprosesor. Yogyakarta: ANDI

http://belajar-dasar-pemrograman.blogspot.co.id/2013/03/arduino-uno.html

Diakses pada Tanggal : 04/04/2018, Pukul : 11:11

http://cahaya14design.wordpress.com/2014/05/07/pengertian-fungsi-adaptor/

Diakses pada Tanggal : 05/04/2018, Pukul : 12:11

http://myhabitxxm.blogspot.co.id/2017/03/angin-pengertian-kecepatan-

pergerakan.html

Diakses pada Tanggal : 07/04/2018, Pukul : 10:11

http://www.leselektronika.com/2012/06/liguid-crystal-display-lcd-16-x-2.html

Diakses pada Tanggal : 08/04/2018, Pukul : 12:00

http://www.alamikan.com/2012/11/pengukuran-kecepatan-angin-dan-alatnya.html

Diakses pada Tanggal : 08/04/2018, Pukul : 12:00

http://electricityofdream.blogspot.co.id/2016/10/tutorial-arduino-mengukur-

kecepatan.html

Diakses pada Tanggal : 09/04/2018, Pukul : 10:00

http://depoinovasi.com/produk-517-sensor-anemometer.html

Diakses pada Tanggal : 10/04/2018, Pukul : 10:00

http://www.staffnew.uny.ac.id.Buku+PPK+2

Diakses pada Tanggal : 11/04/2018, Pukul : 10:11

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
http://www.pelajaransekolah.net/2016/01/pengertian-dan-prinsip-cara-kerja-

dinamo-generator-listrik.html

Diakses pada Tanggal 10/04/2018, Pukul : 10:12

https://ukurkadarair.com/kegunaan-teknologi-stroboskop-dalam-berbagai-bidang/

Diakses pada Tanggal 05/07/2018, Pukul : 01:39

https://brainly.co.id/tugas/4692607

Diakses pada Tanggal 20/07/2018, Pukul : 10:00

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/08/rumus-menghitung-

torsi-kecepatan-dan-daya-motor-listrik-serta-apa-hubungannya.html

Diakses pada Tanggal 20/07/2018, Pukul : 10:00

Woollard, Barry. 2003. Elektronika Praktis. Jakarta: Pradnya Paramita

Zulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Salemba Teknika

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai