Anda di halaman 1dari 60

RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH

MENGGUNAKAN SENSOR PASSIVE INFRARED BERBASIS


ARDUINO DENGAN ALARM BUZZER
SEBAGAI PERINGATAN

PROJEK AKHIR 2

WINDI WANDIRA
162411070

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH
MENGGUNAKAN SENSOR PASSIVE INFRARED BERBASIS
ARDUINO DENGAN ALARM BUZZER
SEBAGAI PERINGATAN

PROJEK AKHIR 2

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli


Madya

WINDI WANDIRA
162411070

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul :Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah


Menggunakan Sensor Passive Infrared Berbasis
Arduino Uno Dengan Alarm Buzzer Sebagai
Peringatan
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Windi Wandira
Nomor Induk Mahasiswa : 162411070
Program Studi : D3 Metrologi dan Instrumentasi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disetujui di,
Medan, 24 Juli 2019

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc Dr. Bisman Perangin-angin, M.Eng.Sc


NIP. 19660729 199203 2 002 NIP. 19560918 198503 1 002

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN


SENSOR PASSIVE INFRARED BERBASIS ARDUINO DENGAN
ALARM BUZZER SEBAGAI PERINGATAN

PROJEK AKHIR 2

Saya mengakui bahwa projek akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

ii

Universitas Sumatera Utara


RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN
SENSOR PASSIVE INFRARED BERBASIS ARDUINO DENGAN
ALARM BUZZER SEBAGAI PERINGATAN

ABSTRAK

Keamanan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan
adanya rasa aman maka orang tak akan merasa khawatir. Untuk itu dibutuhkan suatu
informasi keamanan yang cepat dan efektif agar mengetahui informasi apabila ada
tindakan pencurian pada ruangan yang diamankan. Alat ini dilengkapi sensor passive
infrared yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya pencaran sinyal inframerah yang
dikeluarkan oleh tubuh manusia, kemudian akan diproses oleh mikrokontroller
arduino. Pada alat ini juga menggunakan led sebagai indikator, buzzer sebagai alarm
peringatan dan lcd sebagai penampil teks notifikasi keadaan.

Kata Kunci : Sensor PIR, Arduino, Alarm

iii

Universitas Sumatera Utara


DESIGN A HOME SECURITY SYSTEM USING PASSIVE INFRARED
SENSOR BASED ARDUINO WITH A BUZZER ALARM AS A WARNING

ABSTRACT

Security is very important for human life. With a sense of security then people will
not feel worried. For that we need a quick and effective information security in order
to know information if there is a theft action in the room that is secured. This tool is
equipped with infrared passive sensor that serves as detector of infrared signal
transmission issued by the human body, then will be processed by arduino
microcontroller. In this tool also use led as indicator, buzzer as alarm warming and
lcd as state notivication text viewer.

Keywords: Sensor PIR, Arduino, Alarm

iv

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini. Sholawat dan salam
juga penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita
semua memperoleh syafaat di Yaumil Akhir kelak.
Laporan Projek Akhir ini berjudul Rancang Bangun Sistem Keamanan
Rumah Menggunakan Sensor Passive Infrared Berbasis Arduino Uno Dengan Alarm
Buzzer Sebagai Peringatan.
Dalam penyusunan Projek Akhir ini penulis tidak dapat lepas dari dukungan
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa
hormat dan mengucapkan terima kasih kepada,
1. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan moril maupun
materil.
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi dan
Instrumentasi dan juga sebagai Dosen Penguji.
4. Bapak Dr. Bisman Perangin-angin, M.Eng.Sc selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis.
5. Seluruh sahabat dan teman-teman yang senantiasa memberikan semangat kepada
Penulis.
Akhirnya diharapkan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan perkembangan dunia teknologi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN TUGAS AKHIR i
PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Penulisan 2
1.4 Batasan Masalah 2
1.5 Sistematika Penulisan 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sensor PIR 4
2.1.1 Bagian-Bagian Sensor PIR 4
2.1.2 Prinsip Kerja Sensor PIR 6
2.1.3 Jarak Pancar Sensor PIR 7
2.2 Arduino Uno 7
2.2.1 Perangkat Keras (Hardware) Arduino 8
2.2.2 Perangkat Lunak (Software) Arduino 10
2.3 Liquid Crystal Display (LCD) 12
2.3.1 Cara Kerja LCD Secara Umum 14
2.3.2 Karakter LCD 15
2.3.3 Pengamatan LCD 16
2.3.4 Fungsi Pin-Pin LCD 16
2.4 LED (Light Emiting Dioda) 17
2.4.1 Cara Kerja LED 18
2.4.2 Warna-Warna LED 19
2.4.3 Tegangan Maju LED 19
2.4.4 Kegunaan LED dalam Kehidupan Sehari-hari 20
2.5 Buzzer 18
2.6 Power Supply Adaptor (Catu Daya) 21
2.6.1 Jenis-Jenis Power Supply 22
2.7 Regulator 23
2.7.1 Regulator Tegangan Pada Power Supply 24
2.7.2 Jenis-Jenis Regulator Tegangan 25
2.7.3 Fungsi Regulator 26
2.8 Bahasa Pemrograman C 27

vi

Universitas Sumatera Utara


2.9 Kapasitor 28
2.9.1 Jenis-Jenis Kapasitor 28
2.9.2 Cara Kerja Kapasitor 28

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM


3.1. Diagram Blok Rangkaian 30
3.2. Rangkaian Skematik LCD (Liquid Crystal Display) 31
3.3. Perancangan pada Software Proteus 31
3.3.1 Rangkaian pada ISIS 31
3.3.2 Rangkaian pada ARES 32
3.4. Perancangan Perangkat Lunak 32
3.5. Diagram Alir (Flowchart) 34

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA


4.1 Pengujian PIR 35
4.2 Pengujian Buzzer dan LED 35
4.3 Pengujian Lampu, LED dan Buzzer 36
4.4 Pemograman 36
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 40

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel

2.1 Warna-Warna LED 19


2.2 Tegangan Maju LED 19
4.1 Data Percobaan 35

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar

2.1 Sensor PIR 4


2.2 Blok Diagram Sensor PIR 5
2.3 Hardware Arduino 8
2.4 Liquid Crystal Display (LCD) Character 2x16 13
2.5 Bentuk Fisik LED 18
2.6 Bentuk Fisik Buzzer 20
3.1 Diagram Blok Sistem 30
3.2 Rangkaian LCD 31
3.3 Rangkaian pada ISIS 7 Professional 31
3.4 Rangkaian pada ARES 32
3.5 Program arduino 1.6.6 untuk Void Setup 33
3.6 Program arduino 1.6.6 untuk Void Loop 33
3.7 Flowchart Cara Kerja Sistem 34

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lamp

1. Program Arduino 41
2. Datasheet Sensor Passive Infrared 44
3. Datasheet Arduino Uno 49
4. Datasheet LCD 54
5. Datasheet LED 63
6. Datasheet Buzzer 68

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi kebutuhan informasi
yang cepat sangat dibutuhkan dalam berbagai sektor kehidupan, sehingga menunjang
kinerja sektor-sektor tersebut, salah satunya adalah aspek keamanan. Aspek
keamanan sangat dibutuhkan dibutuhkan dalam berbagai sektor kehidupan saaat ini,
faktor privasi juga turut mempengaruhi akan pentingnya suatu sistem keamanan.
Banyak sarana yang dirancang secara otomatis untuk membantu kegiatan manusia
dalam mengatur keamanan lingkungan ataupun ruangan yang memerlukan tingkat
pengamanan yang lebih ketat. Terutama pada rumah bila ingin terhindar dari
kriminalitas seperti pencurian, perampokan, dan tindak kriminalitas lainnya, serta
musibah lain seperti kebakaran. Kemajuan teknologi elektronika turut membantu
dalam pengembangan sistem keamanan yang handal. Salah satunya aplikasi sistem
keamanan untuk pengamanan rumah.
Penelitian ini mengambil topik tentang rancang bangun sistem keamanan
rumah menggunakan sensor passive infrared berbasis arduino uno dengan alarm
buzzer sebagai peringatan. Pada alat ini dilengkapi sensor passive infrared yang
berfungsi sebagai pendeteksi adanya pencaran sinyal inframerah yang dikeluarkan
oleh tubuh manusia, kemudian akan diproses oleh mikrokontroller arduino. Pada alat
ini juga menggunakan led sebagai indikator, buzzer sebagai alarm peringatan dan lcd
sebagai penampil teks notifikasi keadaan. Cara kerja sistem ini bekerja dengan
sensor passive infrared akan mendeteksi adanya keberadaan orang atau tidak pada
ruangan yang diberi sistem keamanan untuk memerintahkan agar alarm berbunyi
serta memberikan teks notifikasi pada lcd bahwa adanya pergerakan pada ruangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan tersebut ke dalam bentuk Projek Akhir 2 dengan judul “RANCANG
BANGUN SISTEM KEMANAN RUMAH MENGGUNAKAN SENSOR PASSIVE

Universitas Sumatera Utara


2

INFRARED BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN ALARM BUZZER


SEBAGAI PERINGATAN”
Pada alat ukur ini akan digunakan sebuah Arduino, sensor passive
infrared serta komponen elektronika lainnya.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja dari sensor passive infrared.
2. Mengetahui jarak jangkauan sensor passive infrared.
3. Mengetahui aplikasi sensor passive infrared.

1.4 Batasan Masalah


Penulis membuat alat pendeteksi maling tersebut dengan menggunakan sensor pir
berbasis Arduino dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino.
2. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar
inframerah dalam suatu ruangan.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan projek akhir 2 ini, penulis membuat suatu
sistematika penulisan yang terdiri dari:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan
untuk pembahasan.
BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM
Bab ini membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara
keseluruhan.
BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Universitas Sumatera Utara


3

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan
spesifikasi alat dan lain-lain.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bab terakhir penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan
dari uraian bab-bab sebelumnya, dan penulis akan berusaha
memberikan saran yang mungkin bermanfaat.

Universitas Sumatera Utara


4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor PIR


Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya
sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar
infra merah dari luar.
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis
PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan
terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati
sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka
sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan
waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada
sensor.
Modul PIR hanya membutuhkan tegangan input DC 5V cukup efektif untuk
mendeteksi gerakan hingga jarak 5 meter, berikut bentuk fisik dari sensor PIR:

Gambar 2.1 Sensor PIR

2.1.1 Bagian-Bagian Sensor PIR


1. Fresnel Lens
Lensa Fresnel digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada
lampu mercusuar. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film,
tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang,
tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar
berkas cahaya.

Universitas Sumatera Utara


5

2. IR Filter
IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang
sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang
gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9
sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor, sehingga
Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
3. Pyroelectric sensor
Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat
celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada
lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap
oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga
menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari gallium nitrida, caesium
nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Arus listrik terjadi
karena adanya pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energy panas.
Material pyroelectic bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya
energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut.
4. Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada
material pyroelectric.
5. Comparator
Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh
comparator sehingga mengahasilkan output.

Gambar 2.2 Blok Diagram Sensor PIR

Universitas Sumatera Utara


6

2.1.2 Prinsip Kerja Sensor PIR


Pancaran inframerah masuk melalui lensa fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar inframerah mengandung energi panas maka sensor
pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan
gallium nitride (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium Tantalate (LiTaO3). Arus
listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor.
Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator
dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR
hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya
pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR didesain
dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-
14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas
nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat
celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor
yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor
yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus
listrik. Arus listrik terjadi karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa
energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar
matahari mengenai solar cell.
Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia karena disebabkan adanya IR
Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul
sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8
sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh
manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi
oleh sensor. Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap
pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki
suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric
bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh
sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada

Universitas Sumatera Utara


7

menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga


menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka
sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh
manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas
yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan
disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan
menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang
bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor
merespon dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan
besaran yang berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator
menghasilkan output.
Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini
dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang inframerah
antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar lampu yang sangat
terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu
panas ketika musim panas.

2.1.3 Jarak Pancar Sensor PIR


Untuk jarak jangkau dari sensor PIR sendiri bisa disetting sesuai kebutuhan,
akan tetapi jarak maksimalnya hanya ±10 meter dan sensor ini sangat efektif
digunakan sebagai human detector.

2.2 Arduino Uno


Arduino adalah platform open source yang digunakan untuk membangun
proyek-proyek elektronik. Arduino terdiri dari dua bagian, yaitu papan sirkuit
(hardware- sering dirujuk sebagai mikrokontroler) dan sebuah software, atau IDE
(Integrated Development Environment) yang berjalan pada komputer, digunakan
untuk menulis dan meng-upload kode komputer ke papan circuit (hardware).
Perangkat keras arduino sudah terintegrasi, untuk memuat kode baru
keperangkat keras dapat menggunakan kabel USB yang dihubungkan dari modul

Universitas Sumatera Utara


8

arduino ke PC atau notebook. IDE (Integrated Development Environment)


menggunakan versi sederhana dari C++.

2.2.1 Perangkat Keras (Hardware) Arduino


Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open source,
berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah digunakan, yang
ditujukan untuk seniman, desainer, hobbies dan setiap orang yang tertarik dalam
membuat objek atau lingkungan yang interaktif.
Arduino sebagai sebuah platform komputasi fisik (Physical Computing) yang
open source pada board input ouput sederhana, yang dimaksud dengan platform
komputasi fisik disini adalah sebuah sistem fisik hyang interaktif dengan penggunaan
software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespons situasi dan kondisi.
Platform Arduino sekarang ini menjadi sangat populer dengan pertambahan
jumlah pengguna baru yang terus meningkat. Hal ini karena kemudahannya dalam
penggunaan dan penulisan kode. Tidak seperti kebanyakan papan sirkuit
pemrograman sebelumnya. Arduino tidak lagi membutuhkan perangkat keras
terpisah (disebut programmer atau downloader) untuk memuat atau meng-upload
kode baru ke dalam mikrokontroler. Cukup dengan meng-gunakan kabel USB untuk
mulai menggunakan Arduino.
Selain itu, Arduino IDE menggunakan bahasa pemrograman C++ dengan
versi yang telah disederhanakan, sehingga lebih mudah dalam belajar pemrograman.
Arduino akhirnya berhasil menjadi papan sirkuit pemrograman paling disukai hingga
menjadikannya sebagai bentuk standar dari fungsi mikrokontroler dengan paket yang
mudah untuk diakses.

Gambar 2.3 Hardware Arduino


Pada Gambar 2.3 dapat dilihat sebuah papan Arduino dengan beberapa bagian
komponen di dalamnya.

Universitas Sumatera Utara


9

1. Power (USB/Barrel Jack)


Untuk dapat mengaktifkan papan arduino diperlukan sumber listrik. Arduino
UNO dapat diaktifkan dari kabel USB yang bersumber dari komputer atau dari
power supply yang berdiri sendiri, atau baterai. Pada gambar di atas port USB dan
jack power supply / baterai. Koneksi USB juga digunakan untuk
mengkomunikasikan kode-kode dari komputer ke papan arduino. Sedangkan
rekomendasi tegangan untuk arduino berkisar antara 6 VDC sampai dengan 12
VDC.
2. Pins (5V, 3.3V, GND, Analog, Digital, PWM, AREF)
Pin pada arduino adalah tempat dimana kita menghubungkan kabel-kabel untuk
membanguan sebuah sirkuit (rangkaian elektronik) yang terhubung dengan
"breadboard". Biasanya berbentuk plastik hitam tempat menancapkan kabel
langsung ke papan arduino. Arduino mempunyai beberapa jenis pin, yang masing-
masing diberi label di papannya dan digunakan untuk fungsi yang berbeda.
a. GND: disebut juga "Ground". Ada beberapa pin ground pada papan andruino
yang dapat digunakan untuk rangkaian elektronik yang akan dibuat.
b. 5V dan 3,3V: Sumber tegangan 5 VDC dan 3,3 VDC yang dapat digunakan
untuk rangkaian elektronik yang kita buat.
c. Analog: Input analog (pin A0 sampai dengan A5). Pin ini dapat membaca
sinyal analog (seperti sensor temperatur dll) dan mengkonversikannya menjadi
sinyal digital.
d. Digital: diseberang analog pin ada pin digital (pin 0 sampai dengan 13 pada
papan andruino UNO). Pin ini dapat digunakan untuk input digital seperti
tombol tekan atau difungsikan sebagai keluaran (output) digital seperti
menghidupkan LED.
e. PWM: kita dapat melihat tanda (~) disamping tanda pin digital (3, 5, 6, 9, 10,
dan 11 pada papan arduino UNO). Pin ini bertindak sebagai pin digital normal,
tetapi juga dapat digunakan untuk Pulse-Width Modulation (PWM), yaitu
mampu mensimulasikan keluaran analog (seperti mengatur cahaya LED).
f. AREF : Singkatan Analog Referensi. Digunakan untuk mengatur tegangan
referensi eksternal (antara 0 dan 5 Volt) sebagai batas atas untuk pin input
analog.

Universitas Sumatera Utara


10

3. Reset Button: menekan tombol ini akan menghubungkan rangkaian arduino


sementara ke ground, dan menstart ulang kode-kode yang ada untuk dijalankan
kembali. Biasanya digunakan untuk mengetes program yang dibuat.
4. Power LED Indicator: Tepat di bawah dan di sebelah kanan kata “UNO” pada
papan sirkuit, ada LED kecil di samping kata “ON”. LED ini harus menyala setiap
kali Arduino dipasang ke sumber listrik. Jika lampu ini tidak menyala, ada
sesuatu yang salah/rusak.
5. TX, RX, dan LED: TX adalah singkatan Transmitter (mengirimkan), RX adalah
singkatan Receiver (menerima). LED ini akan memberi beberapa indikasi visual
yang bagus setiap kali Arduino menerima atau mengirimkan data (seperti ketika
sedang loading program baru ke papan).
6. Main IC: adalah IC, atau Integrated Circuit. Merupakan central dari Arduino. IC
utama pada Arduino berbeda pada setiap jenis modul arduino, tetapi biasanya dari
jenis ATmega, IC dari perusahaan ATMEL. Informasi ini biasanya dapat
ditemukan di sisi atas IC. Untuk keterangan lebih detail dapat dilihat
pada datasheet (lembar data) nya.
7. Voltage Regulator: Regulator tegangan, untuk mengatur dan menjaga tegangan
input arduino tetap stabil. Jangan memberi catu tegangan lebih besar dari 20 Volt.
Papan Arduino Uno dapat mengambil daya dari USB port pada komputer
dengan menggunakan USB charger atau dapat pula mengambil daya dengan
menggunakan suatu AC adapter dengan tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat power
supply yang melalui AC adapter, maka papan Arduino akan mengambil daya dari
USB port. Tetapi apabila diberikan daya melalui AC adapter secara bersamaan
dengan USB port maka papan Arduino akan mengambil daya melalui AC adapter
secara otomatis.

2.2.2 Perangkat Lunak (Software) Arduino


Software arduino yang digunakan adalah driver dan IDE, walaupun masih ada
beberapa software lain yang sangat berguna selama pengembangan arduino. IDE atau
Integrated Development Environment suatu program khusus untuk suatu komputer
agar dapat membuat suatu rancangan atau sketsa program untuk papan Arduino.IDE

Universitas Sumatera Utara


11

arduino merupakan software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan java.
IDE arduino terdiri dari:
a. Editor Program
Sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program
dalam bahasa processing
b. Compiler
Sebuah modul yang mengubah kode program menjadi kode biner bagaimanapun
sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa processing.
c. Uploader
Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam
papan arduino
Dalam bahasa pemrograman arduino ada tiga bagian utama yaitu
struktur, variabel dan fungsi:
1. Struktur Program Arduino
a. Kerangka Program
Kerangka program arduino sangat sederhana, yaitu terdiri atas dua blok. Blok
pertama adalah void setup() dan blok kedua adalah void loop.
1) Blok Void setup ()
Berisi kode program yang hanya dijalankan sekali sesaat setelah arduino
dihidupkan atau di-reset.Merupakan bagian persiapan atau instalasi
program.
2) Blok Void loop()
Berisi kode program yang akan dijalankan terus menerus. Merupakan
tempat untuk program utama.
b. Sintaks Program
Baik blok void setup loop () maupun blok function harus diberi tanda kurung
kurawal buka “{“ sebagai tanda awal program di blok itu dan kurung kurawal
tutup “}” sebagai tanda akhir program.
2. Variabel
Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai instruksi untuk
memindahkan angka dengan cara yang cerdas dengan menggunakan sebuah
varibel.

Universitas Sumatera Utara


12

3. Fungsi
Pada bagian ini meliputi fungsi input output digital, input output analog, advanced
I/O, fungsi waktu, fungsi matematika serta fungsi komunikasi.
Pada proses Uploader dimana pada proses ini mengubah bahasa
pemrograman yang nantinya dicompile oleh avr-gcc (avr-gcc compiler) yang
hasilnya akan disimpan kedalam papan arduino.
Avr-gcc compiler merupakan suatu bagian penting untuk software bersifat
open source. Dengan adanya avr-gcc compiler, maka akan membuat bahasa
pemrogaman dapat dimengerti oleh mikrokontroler. Proses terakhir ini sangat
penting, karena dengan adanya proses ini maka akan membuat proses pemrogaman
mikrokontroler menjadi sangat mudah.
Berikut ini merupakan gambaran siklus yang terjadi dalam melakukan
pemrogaman Arduino:
1. Koneksikan papan Arduino dengan komputer melalui USB port.
2. Tuliskan sketsa rancangan suatu program yang akan dimasukkan ke dalam papan
Arduino.
3. Upload sketsa program ke dalam papan Arduino melalui kabel USB dan
kemudian tunggu beberapa saat untuk melakukan restart pada papan Arduino.
4. Papan Arduino akan mengeksekusi rancangan sketsa program yang telah dibuat
dan di-upload ke papan Arduino.

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)


Display LCD sebuah liquid crystal atau perangkat elektronik yang dapat
digunakan untuk menampilkan angka atau teks. Ada dua jenis utama layar LCD
yang dapat menampilkan numerik (digunakan dalam jam tangan, kalkulator dll)
dan menampilkan teks alfanumerik (sering digunakan pada mesin foto kopi dan
telepon genggam). Layar LCD merupakan suatu media penampilan data yang sangat
efektif dan efisien dalam penggunaannya. Untuk menampilkan sebuah karakter pada
layar LCD diperlukan beberapa rangkaian tambahan. Untuk lebih memudahkan para
pengguna, maka beberapa perusahaan elektronik menciptakan modul LCD.
LCD merupakan alat untuk menampilkan karakter data dari sebuah alat
masukan seperti Mikrokontroler. LCD untuk peralatan mikrontroler ada beberapa

Universitas Sumatera Utara


13

tipe, yaitu 8x2, 16x2, 20x2, 20x4, 40×4. LCD 16x2 artinya LCD terdiri dari 2 baris
dan 16 karakter. LCD dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan panel LCD yang
terdiri dari banyak dot atau titik LCD dan mikrokontroler yang menempel pada
bagian belakang panel LCD yang berfungsi untuk mengatur titik-titik LCD sehingga
dapat menampilkan huruf, angka, dan simbol khusus yang dapat terbaca.
LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam
bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik. Material LCD (Liquid Cristal Display)
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan
elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan
lapisan elektroda pada kaca belakang.
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori
dan register.

Gambar 2.4 Liquid Crystal Display (LCD) Character 2x16


Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah:
a. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
b. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter
dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
c. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan
karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat
LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal
mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter
dasar yang ada dalam CGROM.

Universitas Sumatera Utara


14

Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.


a. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari
mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses
penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)
dapat dibaca pada saat pembacaan data.
b. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke
DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke
DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display)
diantaranya adalah:
a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus
data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan
jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan
yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
c. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis
data, sedangkan high baca data.
d. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
e. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini
dihubungkan dengan trimpot 5 KΩ, jika tidak digunakan dihubungkan ke
ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

2.3.1 Cara Kerja LCD Secara Umum


Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-
bit atau 8 bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan
DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah
parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan
dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit
dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang
digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama
dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur

Universitas Sumatera Utara


15

kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan


data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi
high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga
mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke
“0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali
ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke
LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar,
posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan
adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf
“A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam
kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W
berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan)
data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca
status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang
menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”.
Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih
pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara
parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat
sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling
penting. Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan
dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk
kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit
(3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data
atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set
(RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika
bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status
eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.

2.3.2 Karakter LCD


Perhatikan bahwa karakter 32-127 selalu sama untuk semua LCD, tapi
karakter 16-31 & 128-255 dapat bervariasi dengan produsen LCD yang berbeda.
Oleh karena itu beberapa LCD akan menampilkan karakter yang berbeda dari yang

Universitas Sumatera Utara


16

ditunjukkan dalam tabel. Karakter 0 sampai 15 dijelaskan user-defined sebagai


karakter dan harus didefinisikan sebelum digunakan, atau LCD akan berisi
perubahan karakter secara acak. Untuk melihat secara rinci bagaimana menggunakan
karakter ini dapat dilihat pada data Character LCD.

2.3.3 Pengamatan LCD


Pengalamatan LCD dimulai dengan menghidupkan modul LCD, karakter
kursor pada LCD diposisikan pada awal baris pertama (alamat 00H). Masing-masing
sewaktu sebuah karakter dimasukkan, kursor bergerak ke alamat selanjutnya 01H,
02H dan seterusnya. Sebuah alamat awal yang baru bergerak ke alamat selanjutnya,
harus dimasukkan sebagai sebuah perintah. Dengan cara mengirimkan sebuah
perintah Set Display Address, nilai 80H. Dengan dua line karakter, baris yang
pertama dari karakter, baris pertama mulai pada alamat 00H dan baris ke dua pada
alamat 40H.

2.3.4 Fungsi Pin-Pin LCD


Modul LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas backlighting
memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu
daya, dengan fasilitas pin yang tersedia maka lcd 16 x 2 dapat digunakan secara
maksimal untuk menampilkan data yang dikeluarkan oleh mikrokontroler.
Sedangkan secara umum pin-pin LCD diterangkan sebagai berikut :
a. Pin 1 dan 2
Merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan dengan
tegangan positif catu daya, dan Vss pada 0V atau ground. Meskipun data
menentukan catu 5 Vdc (hanya pada beberapa mA), menyediakan 6V dan 4.5V
yang keduanya bekerja dengan baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa modul.
b. Pin 3
Pin 3 merupakan pin kontrol Vee, yang digunakan untuk mengatur kontras
display. Idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa dirubah untuk
memungkinkan pengaturan terhadap tingkatan kontras display sesuai dengan
kebutuhan, pin ini dapat dihubungkan dengan variable resistor sebagai pengatur
kontras.

Universitas Sumatera Utara


17

c. Pin 4
Pin 4 merupakan Register Select (RS), masukan yang pertama dari tiga command
control input. Dengan membuat RS menjadi high, data karakter dapat ditransfer
dari dan menuju modulnya.
d. Pin 5
Read/Write (R/W), untuk memfungsikan sebagai perintah write maka R/W low
atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca data karakter atau
informasi status dari register-nya.
e. Pin 6
Enable (E), input ini digunakan untuk transfer aktual dari perintah-perintah atau
karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika menulis ke display, data
ditransfer hanya pada perpindahan high atau low. Tetapi ketika membaca dari
display, data akan menjadi lebih cepat tersedia setelah perpindahan dari low ke
high dan tetap tersedia hingga sinyal low lagi.
f. Pin 7-14
Pin 7 sampai 14 adalah delapan jalur data/data bus (D0 sampai D7) dimana data
dapat ditransfer ke dan dari display.
g. Pin 16
Pin 16 dihubungkan kedalam tegangan 5 Volt untuk memberi tegangan dan
menghidupkan lampu latar/Back Light LCD.

2.4 LED (Light Emiting Dioda)


Led adalah jenis dioda yang memancarkan cahaya. Komponen ini biasa
digunakan pada lampu senter atau lampu emergensi. Seperti hal nya dioda yang
hanya mengalirkan arus listrik dari satu arah, led juga demikian. Itu sebab nya,
pemasangan led dirangkaian elektronika harus tidak terbalik. Dengan kata lain, led
tidak berfungsi jika dipasang terbalik.
Led yang umum dipakai berkaki dua. Salah satu kaki berkutub + (disebut
anoda) dan yang lain adalah – (disebut katoda). Namun, tidak tanda + atau – secara
eksplisit. Pembedanya, led mempunyai kaki dengan panjang berbeda. Kaki yang
panjang adalah anoda dan yang pendek adalah katoda.Sekiranya anda menemukan
kaki led yang sudah terpotong sehingga kedua panjang kaki tidak bias dibedakan,

Universitas Sumatera Utara


18

indikasi yang menyatakan anoda atau katoda masih bias dilakukan. Perhatikan
gambar dibawah, bagian dasar led (yang menghubungkan kedua kaki) tidak
seluruhnya membulat, tetapi ada yang datar. Kaki yang dekat area yang datar
tersebut adalah katoda.

Gambar 2.5 Bentuk Fisik LED


Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda
dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak
menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED
(Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu
penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

2.4.1 Cara Kerja LED


Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang
terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang
memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan
memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda
menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada
semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang
diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P)
menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke
wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type
material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

Universitas Sumatera Utara


19

LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan
maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi
Listrik menjadi Energi Cahaya.

2.4.2 Warna-Warna LED


Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti
warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman
Warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan
senyawa semikonduktor yang dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa
Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :
Tabel 2.1 Warna-warna LED
Bahan Semikonduktor Wavelength Warna
Gallium Arsenide (GaAs) 850-940nm Infra Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 630-660nm Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 605-620nm Jingga
Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP:N) 585-595nm Kuning
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP) 550-570nm Hijau
Silicon Carbide (SiC) 430-505nm Biru
Gallium Indium Nitride (GaInN) 450nm Putih

2.4.3 Tegangan Maju (Forward Bias) LED


Masing-masing Warna LED (Light Emitting Diode) memerlukan tegangan
maju (Forward Bias) untuk dapat menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED
tersebut tergolong rendah sehingga memerlukan sebuah Resistor untuk membatasi
Arus dan Tegangannya agar tidak merusak LED yang bersangkutan. Tegangan Maju
biasanya dilambangkan dengan tanda VF.
Tabel 2.2 Tegangan Maju LED
Warna Tegangan Maju @20mA
Infra Merah 1,2V
Merah 1,8V
Jingga 2,0V
Kuning 2,2V
Hijau 3,5V
Biru 3,6V
Putih 4,0V

Universitas Sumatera Utara


20

2.4.4 Kegunaan LED dalam Kehidupan sehari-hari


Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan
panas, tahan lama, tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat
listrik serta bentuknya yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi
pencahayaan. Berbagai produk yang memerlukan cahaya pun mengadopsi teknologi
Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini beberapa pengaplikasiannya LED dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Lampu Penerangan Rumah
2. Lampu Penerangan Jalan
3. Papan Iklan (Advertising)
4. Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6. Lampu Indikator
7. Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player)

2.5 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara.
Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi
buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya,
karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang
akan menghasilkan suara.

Gambar 2.6 Bentuk Fisik Buzzer

Universitas Sumatera Utara


21

Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau
terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

2.6 Power Supply Adaptor (Catu Daya)


Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah
suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik
ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini
memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi
listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya.
Pada umumnya Power Supply dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
besar, yakni berdasarkan Fungsinya, berdasarkan Bentuk Mekanikanya dan juga
berdasarkan Metode Konversinya. Berikut ini merupakan penjelasan singkat
mengenai ketiga kelompok tersebut :
1. Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional)
Berdasarkan fungsinya, Power supply dapat dibedakan menjadi Regulated Power
Supply, Unregulated Power Supply dan Adjustable Power Supply.
 Regulated Power Supply adalah Power Supply yang dapat menjaga kestabilan
tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan atau variasi pada beban
atau sumber listrik (Tegangan dan Arus Input).
 Unregulated Power Supply adalah Power Supply tegangan ataupun arus
listriknya dapat berubah ketika beban berubah atau sumber listriknya
mengalami perubahan.
 Adjustable Power Supply adalah Power Supply yang tegangan atau Arusnya
dapat diatur sesuai kebutuhan dengan menggunakan Knob Mekanik. Terdapat
2 jenis Adjustable Power Supply yaitu Regulated Adjustable Power Supply dan
Unregulated Adjustable Power Supply.
2. Power Supply Berdasarkan Bentuknya
Untuk peralatan Elektronika seperti Televisi, Monitor Komputer, Komputer
Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya ditempatkan di dalam atau
menyatu ke dalam perangkat-perangkat tersebut sehingga kita sebagai konsumen
tidak dapat melihatnya secara langsung. Jadi hanya sebuah kabel listrik yang
dapat kita lihat dari luar. Power Supply ini disebut dengan Power Supply Internal

Universitas Sumatera Utara


22

(Built in). Namun ada juga Power Supply yang berdiri sendiri (stand alone) dan
berada diluar perangkat elektronika yang kita gunakan seperti Charger Handphone
dan Adaptor Laptop.
3. Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya
Berdasarkan Metode Konversinya, Power supply dapat dibedakan menjadi Power
Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik secara langsung dari Inputnya
dan Power Supply Switching yang harus mengkonversi tegangan input ke pulsa
AC atau DC terlebih dahulu.

2.6.1 Jenis-jenis Power Supply


Selain pengklasifikasian diatas, Power Supply juga dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah DC Power Supply, AC Power Supply, Switch
Mode Power Supply, Programmable Power Supply, Uninterruptible Power Supply,
High Voltage Power Supply. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai jenis-
jenis Power Supply.
1. DC Power Supply
DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus
listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas yang tetap yaitu
Positif dan Negatif untuk bebannya. Terdapat 2 jenis DC Supply yaitu :
a. AC to DC Power Supply
AC to DC Power Supply, yaitu DC Power Supply yang mengubah sumber
tegangan listrik AC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan
Elektronika. AC to DC Power Supply pada umumnya memiliki sebuah
Transformator yang menurunkan tegangan, Dioda sebagai Penyearah dan
Kapasitor sebagai Penyaring (Filter).
b. Linear Regulator
Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang berfluktuasi
menjadi konstan (stabil) dan biasanya menurunkan tegangan DC Input.
2. AC Power Supply
AC Power Supply adalah Power Supply yang mengubah suatu taraf tegangan AC
ke taraf tegangan lainnya. Contohnya AC Power Supply yang menurunkan tegangan

Universitas Sumatera Utara


23

AC 220V ke 110V untuk peralatan yang membutuhkan tegangan 110VAC. Atau


sebaliknya dari tegangan AC 110V ke 220V.
3. Switch-Mode Power Supply
Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis Power Supply yang langsung
menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan Input AC untuk
mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch ON dan OFF
pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan arus AC
yang dapat melewati Transformator Frekuensi Tinggi.
4. Programmable Power Supply
Programmable Power Supply adalah jenis power supply yang pengoperasiannya
dapat dikendalikan oleh Remote Control melalui antarmuka (interface) Input Analog
maupun digital seperti RS232 dan GPIB.
5. Uninterruptible Power Supply (UPS)
Uninterruptible Power Supply atau sering disebut dengan UPS adalah Power
Supply yang memiliki 2 sumber listrik yaitu arus listrik yang langsung berasal dari
tegangan input AC dan Baterai yang terdapat didalamnya. Saat listrik normal,
tegangan Input akan secara simultan mengisi Baterai dan menyediakan arus listrik
untuk beban (peralatan listrik). Tetapi jika terjadi kegagalan pada sumber tegangan
AC seperti matinya listrik, maka Baterai akan mengambil alih untuk menyediakan
Tegangan untuk peralatan listrik/elektronika yang bersangkutan.
6. High Voltage Power Supply
High Voltage Power Supply adalah power supply yang dapat menghasilkan
Tegangan tinggi hingga ratusan bahkan ribuan volt. High Voltage Power Supply
biasanya digunakan pada mesin X-ray ataupun alat-alat yang memerlukan tegangan
tinggi.

2.7 Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari
sebuah catu daya agar efek darinaik atau turunnya tegangan jala-jala tidak
mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Rangkaian penyearah
sudah cukup bagus jika tegangan ripple -nya kecil, tetapi ada masalah stabilitas. Jika
tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti

Universitas Sumatera Utara


24

rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan DC


keluarannya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup
mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan
keluaran ini menjadi stabil.
Regulator tegangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk
memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari
penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat
dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan
penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian
peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius.
Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan.
Regulator tegangan untuk suatu power supply paling sederhana adalah menggunakan
dioda zener.

2.7.1 Regulator Tegangan Pada Power Supply


Rangkaian pencatu daya (power supply) dengan regulator diode zener pada
gambar rangkaian diatas, merupakan contoh sederhana cara pemasangan regulator
tegangan dengan dioda zener. Diode zener dipasang paralel atau shunt dengan L dan
R. Regulator ini hanya memerlukan sebuah diode zener terhubung seri dengan
resistor RS. Perhatikan bahwa diode zener dipasang dalam posisi reverse bias.
Dengan cara pemasangan ini, diode zener hanya akan berkonduksi saat tegangan
reverse bias mencapai tegangan breakdown dioda zener. Penyearah berupa rangkaian
diode tipe jembatan (bridge) dengan proses penyaringan atau filter berupa filter-RC.
Resistor seri pada rangkaian ini berfungsi ganda. Pertama, resistor ini
menghubungkan C1 dan C2 sebagai rangkaian filter. Kedua, resistor ini berfungsi
sebagai resistor seri untuk regulator tegangan (dioda zener). Diode zener yang
dipasang dapat dengan sembarang dioda zener dengan tegangan breakdown misal
dioda zener 9 volt. Tegangan output transformer harus lebih tinggi dari tegangan
breakdown dioda zener, misalnya untuk penggunaan dioda zener 9 volt maka
gunakan output transformer 12 volt. Tegangan breakdown dioda zener biasanya
tertulis pada body dari dioda tersebut.

Universitas Sumatera Utara


25

2.7.2 Jenis-Jenis Regulator Tegangan


1. Fixed Voltage Regulator (Pengatur Tegangan Tetap)
IC jenis Pengatur Tegangan Tetap (Fixed Voltage Regulator) ini memiliki nilai
tetap yang tidak dapat disetel (di-adjust) sesuai dengan keinginan Rangkaiannya.
Tegangannya telah ditetapkan oleh produsen IC sehingga Tegangan DC yang
diatur juga Tetap sesuai dengan spesifikasi IC-nya. Misalnya IC Voltage
Regulator 7805, maka Output Tegangan DC-nya juga hanya 5 Volt DC. Terdapat
2 jenis Pengatur Tegangan Tetap yaitu Positive Voltage Regulator dan Negative
Voltage Regulator. Jenis IC Voltage Regulator yang paling sering ditemukan di
Pasaran adalah tipe 78XX. Tanda XX dibelakangnya adalah Kode Angka yang
menunjukan Tegangan Output DC pada IC Voltage Regulator tersebut.
Contohnya 7805, 7809, 7812 dan lain sebagainya. IC 78XX merupakan IC jenis
Positive Voltage Regulator. IC yang berjenis Negative Voltage Regulator
memiliki desain, konstruksi dan cara kerja yang sama dengan jenis Positive
Voltage Regulator, yang membedakannya hanya polaritas pada Tegangan
Outputnya. Contoh IC jenis Negative Voltage Regulator diantaranya adalah 7905,
7912 atau IC Voltage Regulator berawalan kode 79XX. IC Fixed Voltage
Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear Voltage Regulator. Dibawah ini
adalah Rangkaian Dasar untuk IC LM78XX beserta bentuk Komponennya (Fixed
Voltage Regulator).
2. Adjustable Voltage Regulator (Pengatur Tegangan yang dapat disetel)
IC jenis Adjustable Voltage Regulator adalah jenis IC Pengatur Tegangan DC
yang memiliki range Tegangan Output tertentu sehingga dapat disesuaikan
kebutuhan Rangkaiannya. IC Adjustable Voltage Regulator ini juga memiliki 2
jenis yaitu Positive Adjustable Voltage Regulator dan Negative Adjustable
Voltage Regulator. Contoh IC jenis Positive Adjustable Voltage Regulator
diantaranya adalah LM317 yang memiliki range atau rentang tegangan dari 1.2
Volt DC sampai pada 37 Volt DC. Sedangkan contoh IC jenis Negative
Adjustable Voltage Regulator adalah LM337 yang memiliki Range atau
Jangkauan Tegangan yang sama dengan LM317. Pada dasarnya desain, konstruksi
dan cara kerja pada kedua jenis IC Adjustable Voltage Regulator adalah sama.
Yang membedakannya adalah Polaritas pada Output Tegangan DC-nya. IC Fixed

Universitas Sumatera Utara


26

Voltage Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear Voltage Regulator.


Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar IC LM317 beserta bentuk komponennya
(Adjustable Voltage Regulator).
3. Switching Voltage Regulator
Switching Voltage Regulator ini memiliki Desain, Konstruksi dan cara kerja yang
berbeda dengan IC Linear Regulator (Fixed dan Adjustable Voltage Regulator).
Switching Voltage Regulator memiliki efisiensi pemakaian energi yang lebih baik
jika dibandingkan dengan IC Linear Regulator. Hal ini dikarenakan
kemampuannya yang dapat mengalihkan penyediaan energi listrik ke medan
magnet yang memang difungsikan sebagai penyimpan energi listrik. Oleh karena
itu, untuk merangkai Pengatur Tegangan dengan system Switching Voltage
Regulator harus ditambahkan komponen Induktor yang berfungsi sebagai elemen
penyimpan energi listrik.

2.7.3 Fungsi Regulator


Fungsi Regulator adalah untuk memberikan tegangan output konstan untuk
beban terhubung secara paralel dengan itu terlepas dari riak pada tegangan suplai
atau variasi dalam arus beban dan dioda zener akan terus mengatur tegangan sampai
saat ini dioda berada di bawah nilai minimum IZ (min) di wilayah rincian sebaliknya.
Hal ini memungkinkan arus mengalir ke arah depan seperti biasa, tetapi juga akan
memungkinkan untuk mengalir ke arah sebaliknya ketika tegangan berada di atas
nilai tertentu tegangan rusaknya dikenal sebagai tegangan Zener. The dioda Zener
khusus dibuat untuk memiliki gangguan tegangan balik pada tegangan tertentu.
Karakteristiknya adalah sebaliknya sangat mirip dengan dioda biasa. Dalam rincian
tegangan dioda Zener dekat konstan atas berbagai arus sehingga membuatnya
berguna sebagai regulator tegangan shunt. Tujuan dari regulator tegangan adalah
untuk menjaga tegangan konstan pada beban terlepas dari variasi yang diterapkan
tegangan input dan variasi arus beban. Sebuah dioda Zener regulator shunt tipikal
ditunjukkan pada Resistor yang dipilih sehingga ketika tegangan input di VIN (min)
dan arus beban di IL (max) bahwa arus yang melalui dioda Zener setidaknya Iz
(min). Lalu untuk semua kombinasi lain dari tegangan input dan arus beban dioda
zener melakukan kelebihan saat demikian mempertahankan tegangan konstan di

Universitas Sumatera Utara


27

seluruh beban. Zener tersebut melakukan sedikit arus ketika arus beban adalah yang
tertinggi dan melakukan yang paling saat ini ketika arus beban adalah yang terendah.
Ada beberapa alasan yang mungkin diperlukannya sebuah regulator, yaitu :
a. Fluktuasi tegangan jala-jala
b. Perubahan tegangan akibat beban (loading)
c. Perlu pembatasan arus dan tegangan untuk keperluan tertentu.

2.8 Bahasa Pemrograman C


Bahasa Pemrograman C adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang
bisa digunakan untuk membuat berbagai aplikasi (general-purpose programming
language), mulai dari sistem operasi (seperti Windows atau Linux), antivirus,
software pengolah gambar (image processing), hingga compiler untuk bahasa
pemrograman, dimana C banyak digunakan untuk membuat bahasa pemrograman
lain yang salah satunya adalah PHP.
Meskipun termasuk general-purpose programming language, yakni bahasa
pemrograman yang bisa membuat berbagai aplikasi, bahasa pemrograman C paling
cocok merancang aplikasi yang berhubungan langsung dengan Sistem Operasi dan
hardware. Ini tidak terlepas dari tujuan awal bahasa C dikembangkan.
Bahasa pemrograman C dibuat pertama kali oleh Dennis M. Ritchie pada tahun
1972. Saat itu Ritchie bekerja di Bell Labs, sebuah pusat penelitian yang berlokasi di
Murray Hill, New Jersey, Amerika Serikat.
Ritchie membuat bahasa pemrograman C untuk mengembangkan sistem
operasi UNIX. Sebelumnya, sistem operasi UNIX dibuat menggunakan bahasa
assembly (assembly language). Akan tetapi bahasa assembly sendiri sangat rumit dan
susah untuk dikembangkan. Dengan tujuan mengganti bahasa assembly, peneliti di
Bell Labs membuat bahasa pemrograman B. Namun bahasa pemrograman B juga
memiliki beberapa kekurangan, yang akhirnya di lengkapi oleh bahasa pemrograman
C. Dengan bahasa C inilah sistem operasi UNIX ditulis ulang. Pada gilirannya,
UNIX menjadi dasar dari banyak sistem operasi modern saat ini, termasuk Linux,
Mac OS (iOS), hingga sistem operasi Android.

Universitas Sumatera Utara


28

2.9 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan
listrik, yang terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik, seperti keramik, gelas, vakum, dan lain-lain. Muatan positif dan negatif
akan berkumpul pada kedua ujung berlainan tersebut,apabila kedua ujung metal
(elektroda) dihubungkan dengan sumber tegangan. Fungsi Kapasitor adalah untuk
menyimpan muatan listrik/elektron yang disebut dengan kapasitansi. Beberapa
ilmuan menyatakan bahwa jika sebuah kapasitor yang diberi tegangan 1 volt dapat
memuat elektron sebanyak 1 coloumb maka dikatakan bahwa kapasitor tersebut
memiliki kapasitansi 1 farad.

2.9.1 Jenis-Jenis Kapasitor


1. Kapasitor Elektrostatis
Kapasitor jenis ini terbuat dari bahan keramik,film,dan mika.Namun banyak yang
menggunakan bahan jenis keramik dan mika karena harganya lebih murah bila
dibandingkan dengan yang lain. Kapasitor jenis ini termasuk dalam kapasitor
nonpolar.
2. Kapasitor elektrolitik
Kapasitor jenis ini terbuat dari lapisan metal-oksida.pada umumnya kapasitor
jenis ini dalam pembuatannya menggunakan proses yang disebut denga
elektrolisis,sehingga dapat terbentuk kutub positif dan kutub negatif.
3. Kapasitor elektrokimia
Kapasitor yang terbuat dari campuran larutan atau bahan kimia ke-
dalamnya.contoh kapisitor jenis ini dapat kita jumpai di sekitar kita seperti baterai
dan accumulator(aki).Baterai dan aki memiliki tingkat kebocoran arus yang sangat
kecil dan kapaitansi yang besar.

2.9.2 Cara Kerja Kapasitor


Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga
termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang
bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng

Universitas Sumatera Utara


29

logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau
isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen tersebut
berguna untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini terdapat beberapa
kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain kertas, mika, plastik cairan
dan masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya. Dalam rangkaian elektronika,
kapasitor sangat diperlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada
rangkaian yang mengandung kumparan. Selain itu, kapasitor juga dapat menyimpan
muatan atau energi listrik dalam rangkaian, dapat memilih panjang gelombang pada
radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (Power Supply). Fungsi kapasitor
dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik. Untuk arus
DC, kapasitor dapat berfungsi sebagai isulator (penahan arus listrik), sedangkan
untuk arus AC, kapasitor berfungsi sebagai konduktor (melewatkan arus listrik).
Dalam penerapannya, kapasitor banyak di manfaatkan sebagai filter atau penyaring,
perata tegangan yang digunakan untuk mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang
AC (Isolator) dan masih banyak lagi penerapan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


30

BAB 3
PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Diagram Blok Rangkaian


Pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah sistem otomasi lampu penerangan
menggunakan sensor pir berbasis arduino uno. Blok diagram sistem yang dirancang
dapat dilihat dibawah ini:

POWER SUPPLY LCD

ARDUINO

BUZZER DAN
SENSOR PIR
LED

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Fungsi setiap blok:


1. Power Supplay, yang digunakan adalah adaptor yang berfungsi sebagai
sumber tegangan.
2. Sensor PIR, memberikan inputan data digital yang berfungsi memberikan
tanda ada atau tidak manusia yang terdeteksi. Sensor PIR merespon pancaran
sinar infamerah yang terdapat pada manusia.
3. Arduino Uno, berfungsi sebagai media pengkonversi waktu, dan
mengkonversi data menjadi jarak.
4. LCD, berfungsi sebagai output tampilan instruksi dari arduino.
5. Buzzer dan LED, berfungsi sebagai pemberitahuan ketika terdapat sinar
inframerah.

Universitas Sumatera Utara


31

3.2 Rangkaian Skematik LCD (Liquid Crystal Display)


Pengoperasian LCD dengan Arduino. Setelah sensor pir sudah mendeteksi
gelombang infrared, variable resistor akan mengirimkan data ke arduino melalui pin-
pin kemudian arduino menerima data yang terbaca dan ditampilkan oleh LCD.
Berikut adalah skematik rangkaian LCD.

Gambar 3.2 Rangkaian LCD


Keterangan dari rangkaian diatas:
1. SIM1 adalah Arduino UNO R3 yang berfungsi sebagai pusat sistim bekerja.
2. J2 adalah soket penghubung ke LCD.
3. J3 adalah soket penghubung ke LCD.
4. J4 adalah soket penghubung ke GND Resistor Variabel.
5. J5 adalah soket penghubung ke Resistor Variabel.
6. J6 adalah soket penghubung ke VCC Resistor Variabel.

3.3 Rangkaian pada Software Proteus


3.3.1 Rangkaian pada ISIS
Pada bagian ini akan dirancang suatu desain rangkaian sesuai dari konsep
dasar alat yang akan di buat, terdapat rangkaian LCD, sensor PIR, Relay, LED dan
Buzzer yang dihubungkan pada tiap-tiap pin di Arduino.

Universitas Sumatera Utara


32

Gambar 3.3 Rangkaian pada ISIS 7 Professional

3.3.2 Rangkaian pada ARES


Pada bagian ini akan menghubungkan jalur rangkaian sesuai dari yang dibuat pada
ISIS dan disini akan dirangkaian kembali sesuai dengan peletakan yang diinginkan
dan siap untuk di cetak pada papan PCB.

Gambar 3.4 Rangkaian pada ARES

3.4 Perancangan Perangkat Lunak


Perancangan perangkat lunak pada program mikrokontroler arduino ini
menggunakan perangkat lunak software arduino IDE yang berbasis bahasa C++ yang
telah dipermudah melalui library. Arduino menggunakan Software Processing yang
digunakan untuk menulis program kedalam arduino.

Universitas Sumatera Utara


33

Untuk memasukkan program kedalam sebuah mikrokontroler arduino,


dibutuhkan Driver USB, IDE Arduino 1.6.6 dan Ardunio Uno Board agar program
yang dibuat dapat berjalan di dalam mikrokontroler. Dengan membuat program
sebagai berikut.

Gambar 3.5 Program arduino 1.6.6 untuk Void Setup

Gambar 3.6 Program arduino 1.6.6 untuk Void Loop

Universitas Sumatera Utara


34

3.5 Diagram Alir (Flowchart)

INISIALISASI
MULAI
PORT

PROSES PEMBACAAN SENSOR


PIR

TIDAK RUANGAN
ADA MALING AMAN

YA

BUZZER dan LED


MENYALA

Gambar 3.7 Flowchart Cara Kerja Sistem

Keterangan: Pada proses inisialisasi arduino maka akan terjadi proses pembaca
dengan Sensor PIR. Jika ada maling maka buzzer dan LED akan menyala kemudian
proses akan berulang ke pembacaan sensor PIR, sedangkan jika tidak terdeteksi
maka proses akan kembali pada pembacaan Sensor PIR.

Universitas Sumatera Utara


35

BAB 4
PERANCANGAN ALAT DAN ANALISA DATA

4.1 Pengujian Sensor PIR


Sensor PIR ini merupakan sensor untuk mendeteksi gerakan manusia dalam
jangkauan tertentu, sensor ini sudah dalam bentuk modul yang terdiri Lensa Fresnel,
IR filter, Pyroelectric sensor dan Comparator sehingga output dari sensor ini sudah
dalam bentuk High (5 volt) dan Low (0 volt), ketika ada manusia outputnya high dan
ketika tidak ada manusia outputnya low.
Berikut ini adalah hasil pengujiannya:
Tabel 4.1 Data Percobaan
No. Jarak (cm) Pendeteksi Gerak Manusia
1 200 Terdeteksi
2 250 Terdeteksi
3 300 Terdeteksi
4 350 Terdeteksi
5 400 Terdeteksi
6 450 Terdeteksi
7 500 Terdeteksi
8 550 Terdeteksi
9 600 Terdeteksi
10 650 Tidak Terdeteksi

Dari data di atas diketahui bahwa PIR dapat mendeteksi gerakan manusia
hingga jarak 600 cm atau 6,0 m dan mulai tidak dapat mendeteksi gerakan manusia
lebih dari 650 cm atau 6,5 m.

4.2 Pengujian LCD


Pada tahap ini dilakukan percobaan untuk mengaktifkan LCD sistem.
Pengaktifan LCD dilakukan dengan cara menampilkan beberapa karakter pada LCD.

Universitas Sumatera Utara


36

4.3 Pengujian Buzzer dan LED


Buzzer dan Led merupakan komponen-komponen yang berfungsi sebagai
indikator tambahan untuk mengetahui adanya sinyal-sinyal yang dikirimkan
mikrokontroler. Ketika rangkaian mendapat sinyal high, maka buzzer akan berbunyi
dan akan mati ketika mendapat sinyal low. Led juga akan menyala ketika terdapat
sinyal high dan akan mati ketika mendapat sinyal low.

4.4 Pemograman
#include <LiquidCrystal.h>
int pir = A5;

// initialize the library with the numbers of the interface pins


LiquidCrystal lcd(2,3,4,5,6,7,8);

void setup() {
pinMode(pir, INPUT);
// set up the LCD's number of columns and rows:
pinMode(13,OUTPUT);
pinMode(A0,OUTPUT);
pinMode(A1,OUTPUT);
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
// Print a message to the LCD.
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("TUGAS AKHIR");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("METROLOGI 2016");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("SISTEM KEAMANAN");
lcd.setCursor(0, 1);

Universitas Sumatera Utara


37

lcd.print("RUMAH");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("WINDI WANDIRA");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("162411070");
delay(5000);
lcd.clear();

void loop() {
int buttonState = digitalRead(pir);
// print out the state of the button:
//lcd.print(buttonState);
delay(10);
if(buttonState==1)
{
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print ("MOTION DETECTED");

digitalWrite(A0,HIGH);
digitalWrite(A1,HIGH);
digitalWrite(13,HIGH);
delay(1000);
//digitalWrite(A0,LOW);
//digitalWrite(A1,LOW);
//digitalWrite(13,LOW);
//delay(1000);
}
else

Universitas Sumatera Utara


38

{
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("NO MOTION");
//delay(1000);
digitalWrite(A0,LOW);
digitalWrite(A1,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(2000);
}
lcd.clear();

}
//}

Universitas Sumatera Utara


39

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan, pengujian dan analisis alat yang telah dibuat,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Prinsip kerja sensor PIR yaitu pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel
dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi
panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah
yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor.
Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh
komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi
sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra
merah.
2. Sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 6 meter, dan sensor ini
sangat efektif digunakan sebagai human detector.
3. Aplikasi sensor passive infrared sebagai alat pendeteksi maling.

5.2 Saran
Beberapa tambahan yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan alat
ini adalah:
1. Supaya rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas
dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih
efektif.
2. Alat yang telah dibuat sebaiknya diletakkan pada ruangan yang dibatasi luasnya,
tidak disarankan pada area yang melebihi dari batas luas yang disarankan.
3. Diharapkan kedepannya desain alat pendeteksi maling ini lebih praktis dalam
packaging.

Universitas Sumatera Utara


40

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutaya, Wayan I. 2014. “Sistem Mikroprosesor”. Graha Ilmu, Yogyakarta.


2. Muis, Saludin. 2017. “Perancangan Teori dan Praktis Power Supply Jenis Switch
Mode”. Graha Ilmu, Yogyakarta.
3. Muis, Saludin. 2013. “Prinsip Kerja LCD dan Pembuatannya (Liquid Crystal
Display)”. Graha Ilmu, Yogyakarta.
4. Budiharto, Widodo. 2011. “Aneka Proyek Mikrokontroler”. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
5. Sudjadi. 2005. “Teori dan Aplikasi Mikrokontroler” Graha Ilmu, Yogyakarta.
6. Situmorang, Marhaposan. 2011. “Dasar-Dasar Mikrokontroler MCS-51”. USU
Press, Medan.
7. Pratomo, Andi. 2004. “Belajar Cepat dan Mudah Mikrokontroler PIC16F84”, PT
Elex Media Kamputindo, Jakarta.
8. Iswanto. 2011. Belajar Mikrokontroler AT89551 dengan Bahasa C”. CV Andi
Offset, Yogyakarta.
9. Hartono, Jogiyanto. 2003. “Konsep Dasar Pemrograman Bahasa C”, CV Andi
Offset, Yogyakarta.
10. Putra, Agfianto Eko. 2010. “Tip dan Trik Mikrokontroler AT89 dan AVR”.
Gava Media, Yogyakarta.
11. Charolina, Melda. 2017. “Alat Pendeteksi Maling Pada Rumah Menggunakan
Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3”. USU Press. Medan.
12. http://ahd1at.blogspot.co.id/p/arduino.html
(diakses pada tanggal 23 Juli 2019)
13. https://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2008/12/12/cara-kerja-sensor-pir/
(diakses pada tanggal 23 Juli 2019)
14. http://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquid-cristal-display/
(diakses pada tanggal 23 Juli 2019)
15. http://elektronika-elektronika.blogspot.co.id/2007/04/buzzer.html
(diakses pada tanggal 23 Juli 2019)

Universitas Sumatera Utara


41

LAMPIRAN 1
PROGRAM ARDUINO

Universitas Sumatera Utara


42

#include <LiquidCrystal.h>
int pir = A5;

// initialize the library with the numbers of the interface pins


LiquidCrystal lcd(2,3,4,5,6,7,8);

void setup() {
pinMode(pir, INPUT);
// set up the LCD's number of columns and rows:
pinMode(13,OUTPUT);
pinMode(A0,OUTPUT);
pinMode(A1,OUTPUT);
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
// Print a message to the LCD.
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("TUGAS AKHIR");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("METROLOGI 2016");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("SISTEM KEAMANAN");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("RUMAH");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("WINDI WANDIRA");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("162411070");
delay(5000);
lcd.clear();

void loop() {
int buttonState = digitalRead(pir);
// print out the state of the button:
//lcd.print(buttonState);
delay(10);
if(buttonState==1)

Universitas Sumatera Utara


43

{
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print ("MOTION DETECTED");

digitalWrite(A0,HIGH);
digitalWrite(A1,HIGH);
digitalWrite(13,HIGH);
delay(1000);
//digitalWrite(A0,LOW);
//digitalWrite(A1,LOW);
//digitalWrite(13,LOW);
//delay(1000);
}
else
{
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("NO MOTION");
//delay(1000);
digitalWrite(A0,LOW);
digitalWrite(A1,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(2000);
}lcd.clear();

}
//}

Universitas Sumatera Utara


44

LAMPIRAN 2
DATASHEET SENSOR PASSIVE INFRARED

Universitas Sumatera Utara


49

LAMPIRAN 3
DATASHEET ARDUINO

Universitas Sumatera Utara


54

LAMPIRAN 4
DATASHEET LCD

Universitas Sumatera Utara


63

LAMPIRAN 5
DATASHEET LED

Universitas Sumatera Utara


68

LAMPIRAN 6
DATASHEET BUZZER

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai