Anda di halaman 1dari 55

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Fisika Kertas Karya Diploma (Metrologi dan Instrumentasi)

2017

Rancang Bangun Alat Ukur Intensitas


Cahaya dengan menggunakan Sensor
Bh1750 Berbasis Arduino

Rianti, Monika

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3805
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
RANCANG BANGUN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA
DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR BH1750 BERBASIS
ARDUINO

TUGAS AKHIR

MONIKA RIANTI
142411007

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RANCANG BANGUN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA
DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR BH1750 BERBASIS
ARDUINO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli


Madya

MONIKA RIANTI
142411007

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERSETUJUAN

Judul : RANCANG BANGUN ALAT UKUR INTENSITAS


CAHAYA DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR
BH1750 BERBASIS ARDUINO
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : MONIKA RIANTI
NIM : 142411007
Program Studi : DIPLOMA (D3) METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetuhui di
Medan, Juli 2017

Diketahui / Disetujui oleh


Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
D3 Metrologi Dan Instrumentasi Tugas Akhir

Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc
NIP: 196607291992032002 NIP . 196607291992032002

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN

RANCANG BANGUN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA


DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR BH1750 BERBASIS
ARDUINO

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2017

Monika Rianti
142411007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah
melimpahkan barokah, rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan
serta kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini
sesuai waktu yang telah ditetapkan yang merupakan salah satu syarat dalam
mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Metrologi Dan instrumentasi.
Tak lupa juga sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu menjadi
inspirasi dan teladan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini dari Do’a,
perhatian, bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan
keikhlasan dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang MS, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.Sc, selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi dan
Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing, yang telah banyak membantu dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Junedi Ginting, S.Si, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi D3 Metrologi
Dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng. Sc, selaku dosen penguji yang memberikan
banyak masukan kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D3 Metrologi Dan Instrumentasi
Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Ayah yang tersayang Asfin Nur Lubis dan ibu yang tercinta Yusriani Nasution
yang telah memberikan dukungan secara material dan spiritual kepada penulis dan
juga mendo’akan penulis sepanjang perjalanan hidup, serta kakak yang tercinta
Rizkina Lubis, SE dan adik yang terkasih Zubra Zaina Ria Lubis, Nika Rani Nur
Shafa Lubis yang selalu memotivasi dan mendukung penulis.
8. Teman terbaikku Lita adelia Matondang, Miftahul Jannah, Siti Zahrina Jasmine,
Armin, Dimas Prambasto, Asmer Situmeang, Maykel Depari, William Fernandez,
Azrun Pasaribu, dan Ryan Aditya yang selalu membantu dan mensuport penulis
dalam berbagai kesulitan.
9. Abang terbaik Oki Hadinata, S.Si yang telah mengajarkan banyak ilmu dan selalu
bersabar dalam membantu penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini


masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi
ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.
Amin Yaa Rabbal’alamin.

Medan, Juli 2017


Hormat Saya,

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RANCANG BANGUN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA
DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR BH 1750 BERBASIS
ARDUINO

ABSTRAK

Kebutuhan pencahayaan setiap ruangan terkadang berbeda, semuanya


tergantung dan disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan. Beberapa
penyelidikaan mengenai hubungan antara produktivitas dengan pencahayaan telah
memperlihatkan, bahwa pencahayaan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis
pekerjaan dapat menghasilkan produksi maksimal dan penekanan biaya.
Pencahayaan yang baik yaitu pencahayaan yang memungkinkan kita dapat
melihat obyek dengan jelas. Maka dari itu dibutuhkanlah suatu perangkat
pengukur intensitas cahaya. Untuk merealisasikan rancangan perangkat pengukur
intensitas cahaya, dalam penelitian ini dibuatlah suatu perangkat alat ukur
intensitas cahaya menggunakan sensor intensitas cahaya digital BH1750 untuk
menerima cahaya, lalu cahaya yang diterima akan diolah oleh arduino untuk
ditampilkan di LCD 16x2. Pengukuran intensitas cahaya di suatu ruangan dapat
dilakukan menggunakan alat ini sehingga dapat diketahui pemenuhan standar
intensitas cahaya suatu ruangan.

Kata kunci: intensitas cahaya, sensor cahaya, BH1750, luxmeter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LIGHT INTENSITY MEASURUNG INSTRUMENT DESIGN
USING BH1750 SENSOR BASED ON ARDUINO
MICROCONTROLLER

ABSTRACT

Light intensity based on rooms type sometimes are different each other.
Some invetgation and the research showing the relation between the productivity
aspect and the light intensity. As the needed, the light intetensity which is
controlled by the work and mood condition could be maximed the production also
save the work cost.
The light intensity categoried as the best condition is when the objects
around us could seen clearly. So, as the purpose an the general statment based on
the light intensity theory, the luxmeter is designed to fullfill the aspects. On this
reearch, the light intensity measuring instrument is designed and configured by
BH1750 as the sensor and viewed on the LCD 16x2 as the display. Arduino uno is
using as the main brainand for data processing. The light intensity of different
type of room (dimension) is used as the sample.

Keywords: light intensity, light sensor, BH1750, luxmeter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Perhargaan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Maksud dan Tujuan 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Tinjauan Pustaka 4
1.7 Sistematika Penulisan 4

Bab 2. Landasan Teori


2.1 Sensor 6
2.2 Karakteristik BH1750 7
2.3 Implementasi Light Sensor 7
2.4 Karakteristik Arduino 8
2.5 Mikrokontroller
2.5.1 Mikrokontroler Arduino Uno Atmega328 11
2.5.2 Arsitektur Atmega328 12
2.6 LCD 14
2.7 Prinsip Kerja Lux Meter 15

Bab 3. Perancangan dan Sistem Kerja Rangkaian


3.1 Diagram Blok 17
3.2 Perancangan Sensor BH1750 18
3.3 Rangkaian Skematik Alat 19
3.4 Flowchart Program 20

Bab 4. Analisa dan Pengujian


4.1 Pengujian MinimumSistem Arduino Uno dengan LCD 21
4.2 Pengujian Sensor Cahaya BH1750 dan LCD 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bab 5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 30
5.2 Saran 31

Daftar Pustaka 32
Daftar Lampiran 33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

2.1. Deskripsi Arduino Uno 14


2.2 Konfigurasi Pin LCD 16x2 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

2.1 Papan Arduino 9


2.2 Arsitektur ATMega328 13
3.1 Diagram Blok Rangkaian 17
3.2 Skematik Sensor BH1750 18
3.3 Rangkaian Skematik Alat 19
3.4 Flowchart Diagram 20
4.1 Blok Diagram Pengujian Rangkaian LCD Indikator 22
4.2 Listing Program 23
4.3 Kotak Dialog Menyimpan Program 23
4.4 Proses Uploading Program dari Komputer ke Arduino 24
4.5 Foto Hasil Pengujian 25
4.6 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya BH1750 26
dengan Arduino
4.7 Listing Program Pengujian Sensor Cahaya BH1750 dengan 26
Arduino
4.8 Kotak Dialog Menyimpan Program 27
4.9 Proses Uploading Program dari Komputer ke Arduino 27
4.10 Blok Diagram Pengujian Intensitas Bola Lampu dengan Variasi 28
Daya dan Merk Bola Lampu
4.11 Hasil Pengujian Rangkaian Alat Ukur Intensitas Cahaya 29
dengan Menggunakan BH1750

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

1. Listing Program 33
2. Datasheetlcd16x2.pdf 39
3. Datasheetarduino.pdf 48
4. DatasheetsensorBH1750.pdf 66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi yang semakin pesat, saat

ini telah banyak memberikan berbagai aspek dalam bidang kehidupan seperti

bidang arsitektur, industri dan lain-lain. Perkembangan teknologi tersebut

menimbulkan ide-ide manusia untuk membuat teknologi termasuk dalam bidang

pengukuran. Sebelumnya perlu diketahui definisi tentang cahaya sebelum

mengenal illuminasi (penerangan). Cahaya merupakan sejenis energi terbentuk

gelombang elektromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Matahari adalah

sumber utama cahaya di bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk

membuat makanan. Sinar yang berasal dari matahari adalah cahaya yang alami.

Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak lurus ke semua arah. Sedangkan

illuminasi adalah tingkat atau kadar terang kuat penerangan yang berhubungan

langsung dengan cahaya (pencahayaan) Untuk mencapai suatu tujuan tertentu,

biasanya melakukan pengamatan disertai dengan pengukuran. Untuk melakukan

pengukuran tentu dibutuhkan beberapa alat ukur. Pada kesempatan ini akan

dibahas mengenai pengukuran yang berhubungan dengan pencahayaan dengan

menggunakan alat yang dinamakan Lux Meter.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lux Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas

cahaya di suatu tempat. Besar intensitas cahaya perlu kita ketahui karena pada

dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Dalam hal ini untuk

mengetahui besarnya intensitas cahaya diperlukan sensor cahaya, sehingga cahaya

yang diterima oleh sensor dapat di ukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan

digital. Pada alat ini sensor cahaya yang digunakan adalah BH1750 karena

komponen ini merupakan lebih akurat dan mudah digunakan dibanding dengan

sensor lain. Alat ini juga berbasis Arduino yang merupakan pengendali mikro

single board.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat ditemukan masalah dalam laporan

tersebut:

1. Bagaimana karakteristik dari BH1750?

2. Bagaimana prinsip kerja dari Lux Meter?

3. Bagaimana karakteristik dari Arduino?

1.3 Batasan Masalah

Dalam perancangan alat yang dibuat, maka tulisan ini mempunyai batasan

masalah sebagai berikut :

1. Tulisan ini hanya membahas tentang perangkat keras proyek.

2. Alat ukur intensitas cahaya menggunakan BH1750 sebagai sensor cahaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Alat pengukur intensitas cahaya pada ruangan berbasis Arduino.

1.4 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir adalah untuk membuat alat ukur

intensitas cahaya berbasis Arduino.

Tujuan dari penelitian adalah merancang dan membuat suatu alat ukur, yaitu :

1. Merancang dan membuat alat ukur untuk mengetahui intensitas cahaya pada

ruangan belajar.

2. Mengetahui cara kerja alat pengukur intensitas cahaya.

3. Memahami prinsip kerja BH1750.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini adalah :

a. Metode Pustaka

Mencari data yang berkaitan dengan alat ukur yang dibuat seperti dari internet,

buku, majalah, jurnal yang membahas tentang :

1. Karakteristik dari BH1750.

2. Karakteristik arduino.

3. Prinsip kerja Lux Meter.

b. Metode perancangan dan pembuatan alat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam hal ini membahas tentang langkah pembuatan alat secara keseluruhan

mulai dari perancangan perangkat-perangkat keras (Hardware) maupun software

pada arduino.

1.6 Tinjauan Pustaka

Intensitas cahaya dengan satuan lux adalah arus cahaya dalam lumen yang

diemisikan dalam setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh sebuah sumber

cahaya. Kata candela berasal dari candle (lilin) merupakan suatu tertua pada

teknik penerangan dan diukur berdasarkan intesitas cahaya standar. Cahaya adalah

energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya

400-800 nano meter. Cahaya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik

oleh manusia, hewan ataupun tumbuhan. Salah satu sifat cahaya yaitu bergerak

kesemua arah. Dalam kehidupan sehari-hari cahaya dapat dimanfaatkan bagi

kehidupan manusia, tanpa cahaya manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa.

Apalagi ketika berada dalam ruangan, cahaya sangat berpengaruh pada

penglihatan manusia. Kuat lemahnya intensitas cahaya berpengaruh pada

akomodasi mata yang dikenai cahaya tersebut.

1.7 Sitematika Penulisan

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, pembahasan mengenai sistem alat yang

dibuat dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan

penulisan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan

relevansi dari penulisan laporan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari Arduino teori pendukung itu

antara lain tentang sensor cahaya BH1750, LCD 6x12, software

pendukung dan bahasa program yang digunakan.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara

keseluruhan

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

Membahas tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan

spesifikasi alat dan lain-lain

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan tugas akhir ini dan

saran-saran untuk pengembangannya

DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literature

yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sensor

Pengertian Sensor adalah transduser yang berfungsi untuk mengolah

variasi gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan

serta arus listrik. Sensor sendiri adalah komponen penting pada berbagai

peralatan. Sensor juga berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi dan juga untuk

mengetahui magnitude. Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari

bahasa latin traducere Bentuk perubahan yang dimaksud adalah kemampuan

merubah suatu energi kedalam bentuk energi lain. Energi yang diolah bertujuan

untuk menunjang dari pada kinerja piranti yang menggunakan sensor itu sendiri.

Sensor sendiri sering digunakan dalam proses pendeteksi untuk proses

pengukuran. Sensor yang sering menjadi digunakan dalam berbagai rangkaian

elektronik antara lain sensor cahaya atau sinar, sensor suhu, serta sensor tekanan.

Dari pengertian sensor diatas wajar jika alat tersebut menjadi alat yang

diminati berbagai bidang fotografi, arsitektur. Sensor cahaya pada fotografi

digunakan sebagai pecahayaan pada foto supaya mendapatkan hasil foto yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bagus. Sensor cahaya mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi daya atau

sinyal listrik. Dengan pengertian sensor beserta kinerja dari sensor tekanan diatas

dapat diambil kesimpulan bahwa sensor memiliki banyak andil pada berbagai

teknologi.

2.2 Karakteristik BH1750

Modul sensor intensitas cahaya BH1750 adalah sensor cahaya digital yang

memiliki keluaran sinyal digital, sehingga tidak memerlukan perhitungan yang

rumit. Sensor BH1750 ini lebih akurat dan lebih mudah digunakan jika

dibandingkan dengan sensor lain seperi foto diode dan LDR yang memiliki

keluaran sinyal analog dan perlu melakukan perhitungan untuk mendapatkan data

intensitas. Sensor cahaya digital BH1750 ini dapat melakukan pengukuran dengan

keluaran lux (lx) tanpa perlu melakukan perhitungan terlebih dahulu. Data output

dengan sensor ini langsung output di satuan Lux (Lx). Ketika benda-benda yang

menyala di honogen mendapatkan 1 lx fluks bercahaya dalam satu meter persegi,

intensitas cahaya mereka 1 LX.

2.3 Implementasi Light Sensor BH1750

Sensor intensitas cahaya adalah bagian terpenting dalam rangkain alat ukur

intensitas cahaya ini. Sensor yang digunakan yaitu modul sensor intensitas cahaya

digital katena rangkain ini dirasa lebih akurat dibanding sensor lainnya seperti

foto diode atau LDR. Sensor ini juga dipilih karena penggunaannya yang lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mudah karena sinyal keluarannya sudah berbentuk digital sehingga tidak ada

proses perhitungan/pengolahan di mikrokontroler.

2.4 Karakteristik Arduino

Arduino merupakan mikrokontroler yang memang dirancang untuk bisa

digunakan dengan mudah oleh para seniman dan desainer. Dengan demikian,

tanpa mengetahui bahasa pemograman, Arduino bisa digunakan untuk

menghasilkan karya yang canggih. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Mike

Schmidt. Menurud Massimo Banzi, salah satu pendiri atau pembuat Arduino,

Arduino merupakan sebuah platform hardware open source yang mempunyai

input/output (I/O) yang sederhana. Menggunakan Arduino sangatlah membantu

dalam membuat suatu prototyping ataupun untuk melakukan pembuatan proyek.

Arduino memberikan I/O yang sudah lengkap dan bisa digunakan dengan mudah,

arduino dapat digabungkan dengan modul elektro yang lain sehingga proses

perakitan jauh lebih efisien.

Arduino merupakan salah satu pengembang yang banyak digunakan.

Keistimewaan Arduino adalah hardware yang Open Source. Hal ini sangatlah

memberi keleluasaan bagi orang untuk bereksprimen secara bebas dan gratis.

Arduino adalah board mikrokontroler berbasis Atmega328. Uno memiliki 14 pin

digital input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input

analog, resonator keramik 16 MHz, Koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dn

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tombol reset. Arduino berbeda dari semua papan sebelumnya dalam hal tidak

menggunakan FTDI chip driver USB – to – serial. Adapun bagian-bagian papan

Arduino. Dengan mengambil contoh sebuah papan Arduino tipe USB, bagian-

bagiannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Papan arduino


Sumber: https://widuri.raharja.info/index.php/KP1133465645

14 pin input/output digital (0-13)

Berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh program. Khusus untuk 6

buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga berfungsi sebagai pin analog output

dimana tegangan output-nya dapat diatur. Nilai sebuah pin output analog dapat

diprogram antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.

USB

Berfungsi untuk memuat program dari komputer ke dalam papan, komunikasi

serial antara papan dan komputer, dan memberi daya listrik kepada papan.

Sambungan SV1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya, apakah dari sumber

eksternal atau menggunakan USB. Sambungan ini tidak diperlukan lagi pada

papan Arduino versi terakhir karena pemilihan sumber daya eksternal atau USB

dilakukan secara otomatis.

Q1 – Kristal (quartz crystal oscillator)

Jika microcontroller dianggap sebagai sebuah otak, maka kristal adalah jantung-

nya karena komponen ini menghasilkan detak-detak yang dikirim kepada

microcontroller agar melakukan sebuah operasi untuk setiap detak-nya. Kristal ini

dipilih yang berdetak 16 juta kali per detik (16MHz). S1

Tombol Reset S1

Untuk me-reset papan sehingga program akan mulai lagi dari awal. Perhatikan

bahwa tombol reset ini bukan untuk menghapus program atau mengosongkan

microcontroller.

In-Circuit Serial Programming (ICSP)

Port ICSP memungkinkan pengguna untuk memprogram microcontroller secara

langsung, tanpa melalui bootloader. Umumnya pengguna Arduino tidak

melakukan ini sehingga ICSP tidak terlalu dipakai walaupun disediakan.

IC 1 – Microcontroller Atmega

Komponen utama dari papan Arduino, di dalamnya terdapat CPU, ROM dan

RAM.

X-1 Sumber Daya Eksternal

Jika hendak disuplai dengan sumber daya eksternal, papan Arduino dapat

diberikan tegangan DC antara 9-12V.

6 Pin Input Analog (0-5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pin ini sangat berguna untuk membaca tegangan yang dihasilkan oleh sensor

analog, seperti sensor suhu. Program dapat membaca nilai sebuah pin input antara

0 – 1023, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.

Tanpa melakukan konfigurasi apapun, sebuah papan Arduino dapat

langsung disambungkan ke sebuah komputer melalui kabel USB. Selain berfungsi

sebagai penghubung untuk pertukaran data, kabel USB ini juga akan mengalirkan

arus DC 5 Volt kepada papan Arduino sehingga praktis tidak diperlukan sumber

daya dari luar.

Saat mendapat suplai daya, lampu LED indikator daya pada papan

Arduino akan menyala menandakan bahwa ia siap bekerja. Pada papan Arduino

Uno terdapat sebuah LED kecil yang terhubung ke pin digital no 13. LED ini

dapat digunakan sebagai output membuat sebuah program dan ia membutuhkan

sebuah penanda dari jalannya program tersebut. Ini adalah cara yang praktis saat

melakukan uji coba. Umumnya microcontroller pada papan Arduino telah memuat

sebuah program kecil yang akan menyalakan LED tersebut berkedip-kedip dalam

jeda satu detik. Jadi sangat mudah untuk menguji apakah sebuah papan Arduino

baru dalam kondisi baik atau tidak, cukup sambungkan papan itu dengan sebuah

komputer dan perhatikan apakah LED indikator daya menyala konstan dan LED

dengan pin-13 itu menyala berkedip-kedip.

2.5 Mikrokontroller

2.5.1 Mikrokontroller Arduino Uno ATMega328

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Arduino Uno adalah salah satu produk berlabel arduino yang sebenarnya

adalah suatu papan elektronik yang mengandung mikrokontroler ATMega328

(sebuah keping yang secara fungsional bertindak seperti sebuah komputer).

Peranti ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian elektronik dari yang

sederhana hingga yang kompleks.

Pengendalian LED hingga pengontrolan robot dapat di implementasikan

dengan menggunakan papan yang berukuran relatif kecil ini. Arduino uno

mengandung mikroprosesor (berupa atmel AVR) dan dilengkapi dengan oscillator

16 MHZ (yang memungkinkan operasi berbasis waktu dilaksanakan dengan

tepat), dan regulator (pembangkit tegangan) 5 volt. Sejumlah pin tersedia di

papan. Pin 0 hingga 13 digunakan untuk isyarat digital, yang hanya bernilai 0 atau

1. Pin A0-A5 digunakan untuk isyarat analog. Arduino Uno dilengkapi dengan

static random acces memory (SRAM) berukuran 1 KB untuk memegang data,

flash memory berukuran 32KB, dan erasable programmable read-only memory

(EEPROM) untuk menyimpan perintah.

2.5.2 Arsitektur ATMega 328

Untuk memberikan gambaran mengenai apa saja yang terdapat di dalam

sebuah microcontroller, pada gambar berikut ini diperlihatkan contoh diagram

blok sederhana dari microcontroller ATmega328 (dipakai pada Arduino Uno).

UART (Antarmuka Serial)

2 KB RAM 32 KB RAM
(memory jerja) Flash memory
(program)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 KB
EEPROM CPU
Port Input//Outpuut

Gambar 2.2 Arsitektur ATMega 328

Blok-blok di atas dijelaskan sebagai berikut:

1. Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah antar muka

yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-232, RS-422 dan

RS-485.

2. 2KB RAM pada memory kerja bersifat volatile (hilang saat daya dimatikan),

digunakan oleh variable-variabel di dalam program.

3. 32KB RAM flash memory bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan

program yang dimuat dari komputer. Selain program, flash memory juga

menyimpan bootloader. Bootloader adalah program inisiasi yang ukurannya

kecil, dijalankan oleh CPU saat daya dihidupkan. Setelah bootloader selesai

dijalankan, berikutnya program di dalam RAM akan dieksekusi.

4. 1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan data yang

tidak boleh hilang saat daya dimatikan. Tidak digunakan pada papan Arduino.

5. Central Processing Unit (CPU), bagian dari microcontroller untuk

menjalankan setiap instruksi dari program.

6. Port input/output, pin-pin untuk menerima data (input) digital atau analog,

dan mengeluarkan data (output) digital atau analog.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Deskripsi Arduino Uno :

Mikrokontroller Atmega 328

Operasi Voltage 5V

Input Voltage 7 – 12 V (rekomendasi)

Input Voltage 6 – 20 V (limits)

I/O 14 pin (6 pin untuk PWM)

Arus 50 mA

Flash Memory 32 KB

Bootloader SRAM 2 KB

EEPROM 1 KB

Kecepatan 16 hz

Tabel 2.1 Deskripsi arduino uno

2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan

tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas

enam belas karakter, atau biasa disebut LCD 16x2. Layar LCD merupakan suatu

media penampilan data yang sangat efektif dan efisien dalam penggunaannya.

Untuk menampilkan sebuah karakter pada layar LCD diperlukan beberapa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


rangakaian tambahan. Untuk lebih memudahkan para pengguna, maka beberapa

perusahaan elektronik menciptakan modul LCD.

LCD dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan panel LCD yang

terdiri dari banyak dot atau titik LCD dan mikrokontroler yang menempel pada

bagian belakang panel LCD yang berfungsi untuk mengatur titik-titik LCD

sehingga dapat menampilkan huruf, angka, dan simbol khusus yang dapat terbaca.

LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas backlighting memiliki 16

pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu daya, dengan

fasilitas pin yang tersedia maka LCD 16 x 2 dapat digunakan secara maksimal

untuk menampilkan data yang dikeluarkan oleh mikrokontroler, secara ringkas

fungsi pin-pin pada LCD dituliskan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.2 Konfigurasi Pin LCD 16x


Sumber: http://kuliahinterface.blogspot.co.id/2011/10/septian-enggar-s.html

2.7 Prinsip Kerja Lux Meter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lux meter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat

penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. alat ini

dalam memperlihatkan hasil pengukurannya dalam format digital. Alat ini terdiri

dari rangka, sebuah sensor. Sensor tersebut diletakkan pada sumber cahaya yang

akan diukur intensitasnya. Cahaya akan menyinari sensor sebagai energi yang

diteruskan oleh sensor menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap

oleh sensor, arus yang dihasilkan semakin besar. Sensor yang digunakan pada alat

ini adalah BH1750. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optik.

BH1750 lebih akurat dan mudah digunakan. Prinsip kerja dari lux meter adalah

mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat

membangkitkan satu elektron. Cahaya akan menyinari sensor yang kemudian

akan ditangkap sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi energi listrik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Adaptor Supply
12 Volt

Sensor Cahaya
Arduino Uno LCD
BH1750

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian

Diagram blog rangkaian ini merupakan gambaran alur cara kerja suatu alat yang

dibuat. Dimana, saat alat terhubung ke arus pln maka cahaya yang mengenai

sensor akan dikirim dan diproses oleh arduino dan ditampilkannya melalui LCD.

LCD akan menampilkan berapa bersar intensitas cahaya yang mengenai sensor di

suatu tempat tersebut dengan satuan kerja alat lux. Namun lux tidak bisa dijadikan

sebagai ukuran untuk mengetahui kekuatan sebuah lampu, hanya dapat dijadikan

sebagai angka patokan ketika cahaya jatuh untuk menerangi bidang tertentu.

Fungsi dari tiap blok :

1. Blok Sensor cahaya BH1750 : Sebagai elemen yang diukur

2. Blok Arduino Uno R3 : Sebagai pengkonversi data dari sensor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Blok LCD 6x12 : Sebagai penampil hasil pengukuran

4. Power Supply : Sebagai sumber tegangan

3.2 Perancangan Sensor BH1750

Sensor cahaya BH1750 intensitas sensor modul dengan 16 bit AD

converter (ADC) built-in yang dapat langsung output sinyal digital, tidak ada

kebutuhan untuk perhitungan yang rumit. Sensor BH1750 ini lebih akurat dan

lebih mudah untuk menggunakan, dari pada menggunakan versi foto dioda, atau

ldr sederhana yang hanya output tegangan dan perlu dihitung untuk mendapatkan

data intensitas. Dengan BH1750 intensitas Light Sensor dapat langsung diukur

dengan keluaran luxmeter (lx), tanpa perlu untuk membuat untuk membuat

perhitungan. Rangkaian BH1750 dapat dilihat pada gambar berikut :

vcc scl

addr sese BH1750


Sensor dvi

gnd sda
Gambar 3.2 Skematik Sensor BH1750

Pada gambar 3.2 Vcc sensor dihubungkan ke Vcc (5V) arduino, Addr dan

GND pada sensor dihubungkan ke GND arduino, pin SCL dihubungkan ke pin A5

arduino, pin SDA pada sensor dihubungkan ke pin A4 arduino, dan DVI pada

sensor merupakan kontrol Addr dan Vcc. Saat Vcc ≤0,7 V maka Addr 0x23 high

dan Addr 0x5c low, tetapi sebaliknya saat Vcc ≥0,7 secara otomatis Aadr aktif

menjadi 0x5c dan Addr 0x23 menjadi low.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3 Rangkaian Skematik Alat

Rangkaian ini merupakan rangkaian yang digunakan pada alat yang dibuat

agar alat dapat diaktifkan dan melakukan pengukuran pada intensitas cahaya

sesuai dengan kombinasi yang diberikan. Rangkaian alat dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Alat

Pada gambar 3.3 dijelaskan bahwa pin-pin arduino 8, 9, 4, 5, 6, dan 7 terhubung

ke pin LCD yaitu RS, E, D4, D5, D6, dan D7. Sedangkam RW, VSS pada LCD

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terhubung ke Ground, dan VDD, VEE pada LCD terhubung pada VCC (5V).

Serta pin A4 pada arduino terhubung ke pin 6 pada sensor BH1750, dan pin A5

pada arduino terhubung ke pin 4 pada sensor BH1750.

3.4 Flowchart Program

Mulai

Inisialisasi Data

Pembacaan
Sensor

Tampilkan
Pembacaan di
LCD

Selesai

Gambar 3.4 Flowchart diagram sensor BH1750

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

ANALISA DAN PENGUJIAN

Dalam Bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari

sistem yang dibuat. Program pengujian disimulasikan di suatu sistem yang sesuai.

Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui kehandalan dari sistem dan untuk

mengetahui apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Pengujian

pertama-tama dilakukan secara terpisah, dan kemudian ke dalam dilakukan ke

dalam sistem yang telah terintegrasi.

Pengujian yang dilakukan pada bab ini antara lain:

1. Pengujian Minimum Sistem Arduino Uno dengan LCD

2. Pengujian Rangkain Sensor Cahaya BH1750 dengan LCD

4.1 Pengujian Minimum Sistem Arduino Uno dengan LCD

Rangkaian arduino pada penelitian ini berfungsi untuk menampilkan informasi

berupa tulisan dan data dari sensor yang dibaca oleh mikrokontroler. Untuk

mengetahui apakah rangkaian LCD yang telah dibuat dapat bekerja sesuai yang

diinginkan maka dilakukan pengujian rangkaian LCD yang dihubungkan dengan

minimum sistem Arduino Uno. Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan

pengujian ini yaitu :

1. Minimum Sistem Arduino Uno R3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Kabel data Arduino Uno R3

3. Rangkaian LCD 16 x 2

4. Software Arduino IDE

Blok diagram pengujian rangkaian LCD dengan Arduino :

Laptop Kabel Data Arduino Uno


Arduino

LCD 16 x 2

Gambar 4.1 Blok Diagram Pengujian Rangkaian LCD Indikator

Langkah-langkah melakukan pengujian rangkaian LCD Indikator :

1. Buka aplikasi Arduino IDE

2. Selanjutnya akan muncul tampilan awal “sketch_xxxxxx” secara otomatis

seperti pada langkah sebelumnya.

3. Mengetikkan listing program untuk pengujian rangkaian LCD seperti pada

gambar 4.2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.2 Listing Program

4. Klik Sketch  Verify. Kemudian akan muncul kotak dialog untuk

menyimpan file project yang baru dibuat. Dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Kotak Dialog menyimpan Program

5. Kalau sudah tidak ada error, maka klik ikon  Upload atau Ctrl + U. Dapat

dilihat pada gambar 4.4. berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.4 Proses Uploading Program Dari Komputer Ke Arduino

Hasil dan Analisa :

Pada uji coba rangkaian Arduino Uno terhubung dengan LCD, diperlukan

pemanggilan library “#include <LiquidCrystal.h>” yang berfungsi untuk

menambahkan fungsi-fungsi program menampilkan karakter pada LCD.

Kemudian “LiquidCrystal lcd(8,9,4,5,6,7);” adalah listing program untuk

pengaturan letak pin-pin kaki LCD dihubungkan ke pin-pin Arduino Uno.

Penulisan pin-pin ini harus sesuai antara program dengan alat yang telah

dipasang. Selanjutnya “lcd_begin(16,2);” yaitu pengaturan jumlah baris dan

kolom sesuai LCD yang digunakan. Karena yang digunakan yaitu LCD 16x2

karakter, maka penulisan pada program ini yaitu “lcd_begin(16,2);”. Apabila

menggunakan LCD yang berukuran 16 x 2, maka pada program seharusnya

tertulis “lcd_begin(16,2);”.

Untuk menuliskan “Metrologi” pada baris atas, dituliskan perintah

“lcd.setCursor(0,0); lcd.print("Metrologi");” yang artinya penulisan karakter

“Metrologi” dimulai dari kolom pertama dan baris pertama (0,0). Angka 0

menyatakan dari awal kolom dan awal baris. Apabila menginginkan penulisan

pada baris kedua, yaitu menggunakan perintah “lcd.setCursor(0,1); lcd.print

("angkatan 2014"); Secara keseluruhan hasil keluaran listing program yang

ditunjukkan pada gambar 4.5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.5 foto hasil pengujian

4.2 Pengujian Sensor Cahaya BH1750 dengan LCD

Sensor cahaya BH1750 merupakan komponen utama pada pembuatan alat ukur

intensitahs cahaya ini. Sensor mempunyai fungsi untuk mengukur cahaya di

dalam ruangan/rumah/di sekitar sensor. Untuk mengetahui nilai dari data sensor

tersebut, dibutuhkan LCD sebagai media untuk menampilkan data sensor dalam

bentuk huruf dan angka. Untuk mengetahui apakah rangkaian sensor cahaya

BH1750 ini sudah bekerja dengan baik atau belum, maka perlu dilakukan

pengujian pada tahap ini. Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian

ini yaitu :

1. Minimum Sistem Arduino Uno

2. Kabel data Arduino Uno

3. Rangkaian Sensor suhu LM35

4. Software Arduino IDE

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sensor Cahaya BH1750

Laptop Kabel Data Arduino Uno


pp Arduino

LCD 16
x2

Gambar 4.6 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya BH170 dengan
Arduino

Langkah-langkah melakukan pengujian rangkaian sensor cahaya BH1750 dengan

arduino :

1. Buka aplikasi Arduino IDE

2. Selanjutnya akan muncul tampilan awal “sketch_xxxxxx” secara otomatis

seperti pada langkah sebelumnya.

3. Mengetikkan listing program untuk pengujian rangkaian sensor cahaya

BH1750 dengan arduino seperti pada gambar 4.7 berikut :

Gambar 4.7 listing program pengujian sensor cahaya BH1750 dengan Arduino

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Klik Sketch  Verify. Kemudian akan muncul kotak dialog untuk

menyimpan file project yang baru dibuat. Dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Kotak Dialog menyimpan Program

5. Kalau sudah tidak ada error, maka klik ikon  Upload atau Ctrl + U.

Dapat dilihat pada gambar 4.9. berikut

Gambar 4.9 Proses Uploading Program Dari Komputer Ke Arduino

4.3 Data Hasil Pengujian Intensitas Bola

Bola lampu yang digunakan dalam pengujian ini difungsikan sebagai media dalam

pengukuran intensitas cahaya. Pengukuran ini diperluhkan untuk mengetahui

intesitas cahaya dari beberapa bola lampu dengan daya dan merk berbeda. Hal ini

diperluhkan agar mengetahui perbandingan dari daya yang besar dengan merk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bola lampu yang tidak terkenal, dan daya yang kecil dengan merk bola lampu

yang terkenal.

Blok diagram pengujian rangkaian LCD dengan Arduino :

PSA Cok sambung Vitting

Bola lampu
variasi

Alat ukur sensor


cahaya BH1750
\

Gambar 4.10 Blok Diagram Pengujian Intensitas Bola Lampu

Data hasil pengujian menggunakan alat ukur intensitas cahaya menggunakan

sensor BH1750:

No Daya (watt) Merk Sensor BH1750

(lx)

1. 5 Kawachi Lumax 2354

2. 8 Winova 1565

3. 11 Hanochs 3258

4. 20 Omi 2468

5. 26 Chiyoda 2354

6. 36 Sunsonic 3034

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.11 Hasil perngujian rangkaian alat ukur intensitas cahaya dengan
menggunakan sensor BH1750

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari uraian teori dan pengujian yang telah dilakukan, maka dengan ini

dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. Alat ukur intensitas cahaya menggunakan sensor BH1750 memiliki batas

kemampuan dimana, alat tersebut tidak dapat secara cepat untuk stabil.

Membutuhkan 3-5 menit dalam pengukurannya.

2. Jarak antara bola lampu dengan alat uji sensor BH1750, sudut penyinaran,

waktu pengujian, daya bola lamu, merk bola lampu, sinar lainnya, luas

ruangan, dan usia bola bola lampu sangat mempengaruhi pembacaan

intensitas bola lampu.

3. Lux meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya

intensitas ruangan dalam suatu tempat agar memperoleh pencahayaan yang

baik.

4. Alat ukur intensitas cahaya menggunakan sensor BH1750 ini tidak dapat

dijadikan sebagai patokan untuk ukuran kekuatan sebuah bola lampu. alat

ukur ini hanya hanya dapat dijadikan sebagai angka patokan ketika cahaya

jatuh untuk menerangi bidang tertentu (meter persegi) pada jarak tertentu dari

sumber lampu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Nilai Lux di satu titik kecil maka akan terlihat cahaya yang sangat terang.

Tetapi bila titik tersebut dibuat lebih lebar maka nilai Lux akan menurun

karena hasil akhir dari intensitas pencahayaan lebih redup dengan pembiasan.

6. Papan Arduino pada pengujian ini berfungsi untuk melakukan proses

pengolahan data dalam pembacaan alat ukur intensitas cahaya.

7. Komunikasi I2C antara arduino dan sensor membuat komponen LCD dalam

pengujian ini digunakan sebagai media tampilan dari hasil pembacaan yang

sudah diproses oleh arduino.

8. Alat ini biasa digunakan pada bidang arsitektur, industri, fotografi, biologi

dan lain-lain.

5.2 Saran

1. Supaya rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini

dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga

penggunaannya lebih efektif.

2. Dalam penulisan tugas akhir ini, terdapat banyak kekurangan, baik dari segi

penulisan maupun cara penulis dalam membahasnya, untuk itu kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo dan Edward J. 1979. Dasar Dasar Fisika Universitas. Jakarta:
Erlangga

Istiyono,Edi. 2005. Fisika. Klaten : PT Intan Pariwara

Malvino, Paul Albert, Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid I, Diterjemahkan oleh


Sahat Pakpahan, Erlangga, Jakarta,1996.

Millman, Halkias, Elektronika Terpadu, Erlangga ,Jakarta, 1993.

PBE, Tim penyusun, 2013. Modul Praktikum Instrumen dan Pengukuran.


Bandar Lampung: Universitas Lampung

Purwanto, Budi. 2000. Fisika Dasar: Teori dan Implementasinya. Solo:


Tiga Serangkai

Roger L. Tokheim, Sutisna, Prinsip-Prinsip Digital Edisi Kedua, Erlangga, 1994.

Tranggono, Agus dkk. 2003. Sains Fisika. Jakarta : Bumi Aksara

Listing Program
datasheetlcd16x2.pdf
datasheetarduinouno.pdf
datasheetsensorbh1750.pdf

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN I

(LISTING PROGRAM)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


*/

Advanced BH1750 library usage example

This example had some comments about advanced usage features.

Connection:

VCC -> 5V (3V3 on Arduino Due, Zero, MKR1000, etc)

GND -> GND

SCL -> SCL (A5 on Arduino Uno, Leonardo, etc or 21 on Mega and Due)

SDA -> SDA (A4 on Arduino Uno, Leonardo, etc or 20 on Mega and Due)

ADD -> GND or VCC (see below)

ADD pin uses to set sensor I2C address. If it has voltage greater or equal to

0.7VCC voltage (as example, you've connected it to VCC) - sensor address will

be

0x5C. In other case (if ADD voltage less than 0.7 * VCC) - sensor address will

be 0x23 (by default).

*/

#include <Wire.h>

#include <BH1750.h>

#include <LiquidCrystal.h>

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LiquidCrystal lcd(8, 9, 4, 5, 6, 7);

// RS,E,D4, D5,D6,D7 ==> LCD

/*

BH1750 can be physically configured to use two I2C addresses:

- 0x23 (most common) (if ADD pin had < 0.7VCC voltage)

- 0x5C (if ADD pin had > 0.7VCC voltage)

Library use 0x23 address as default, but you can define any other address.

If you had troubles with default value - try to change it to 0x5C.

*/

BH1750 lightMeter(0x23);

void setup(){

Serial.begin(9600);

lcd.begin(16, 2);

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(" Metrologi");

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print("angkatan 2014");

delay(2000);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(" MONIKA");

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print(" 142411007 ");

delay(2000);

/*

BH1750 had six different measurment modes. They are divided in two groups -

continuous and one-time measurments. In continuous mode, sensor

continuously

measures lightness value. And in one-time mode, sensor makes only one

measurment, and going to Power Down mode after this.

Each mode, has three different precisions:

- Low Resolution Mode - (4 lx precision, 16ms measurment time)

- High Resolution Mode - (1 lx precision, 120ms measurment time)

- High Resolution Mode 2 - (0.5 lx precision, 120ms measurment time)

By default, library use Continuous High Resolution Mode, but you can set

any other mode, by define it to BH1750.begin() or BH1750.configure()

functions.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


[!] Remember, if you use One-Time mode, your sensor will go to Power Down

mode

each time, when it completes measurment and you've read it.

Full mode list:

BH1750_CONTINUOUS_LOW_RES_MODE

BH1750_CONTINUOUS_HIGH_RES_MODE (default)

BH1750_CONTINUOUS_HIGH_RES_MODE_2

BH1750_ONE_TIME_LOW_RES_MODE

BH1750_ONE_TIME_HIGH_RES_MODE

BH1750_ONE_TIME_HIGH_RES_MODE_2

*/

lightMeter.begin(BH1750_CONTINUOUS_HIGH_RES_MODE);

Serial.println(F("BH1750 Test"));

void loop() {

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


uint16_t lux = lightMeter.readLightLevel();

lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Intensitas:");

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print(lux); lcd.print(" lx");

delay(1000);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN II

(DATASHEET LCD 16X2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN III

(DATASHEET ARDUINO)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN IV

(DATASHEET SENSOR BH1750)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai