Anda di halaman 1dari 6

1.

KARAKTERISTIK STATIS ALAT UKUR

Yang dimaksud karakteristik statis ialah hal-hal yang harus diperhitungkan bila alat ukur
digunakan untuk mengukur suatu keadaan yang tidak tergantung waktu. Karakteristik statis
itu antara lain

A. Kesalahan ukur ( Error )

Error didefinisikan sebagai selisih dari harga pengukuran yang dihasilkan dengan harga
sejatinya, dimana harga sejati adalah variable rata-rata dari sejumlah pengukuran yang tak
terbatas dan akan selalu berubah tergantung pada semua aspek yang mempengaruhinya.
Maka dapat dipastikan tak akan ada pengukuran yang tak mempunyai error, baik error positif
ataupun error negatif karena diantara keduanya tidak saling menghilangkan.

b. Ketelitian ( Accuracy )

Ketelitian biasanya dinyatakan sebagai persen ketidak-pastian. Dengan kata lain ketelitian
adalah persentase dekatnya harga hasil pengukuran dengan harga sebenarnya.

c. Ketepatan ( Precision )

Ketepatan ialah persentase dekatnya hasil pengukuran yang satu dengan hasil pengukuran
yang lain pada harga sebenarnya yang sama.

d. Daerah Pengukuran ( Range ) dan Jarak Pengukuran ( Span )

Untuk range dan span sepintas sama dan bahkan bisa disebut sama bila ditunjukkan dengan
nilai terendah yang sama, yaitu 0. Namun akan nampak perbedaan bila nilai terendahnya
bukan 0 (nol). Contoh :

Suatu alat ukur yang mengukur di kisaran 0 sampai dengan 100 maka alat ukur tersebut dapat
dikatakan mempunyai range 100 dan span 100. Dalam hal ini kita dapat menyebutkan nilai
range dan span sama.

Suatu alat ukur mengukur dikisaran 150 sampai 250, maka alat ukur tersebut mempunyai
range 150 sampai 250 dan mempunyai span 100.

Dengan kedua contoh di atas jelas span mempengaruhi ketelitian dari alat, semakin kecil span
yang ditentukan semakin teliti hasil pengukuran yang dihasilkan. Sedangkan pemilihan nilai
range mempengaruhi span.

e. Kemampuan baca ( Readability )

Readability adalah jarak terkecil dari suatu skala penunjukan yang masih bisa didefinisikan.
Kebanyakan readability yang terasa pengaruhnya pada alat ukur analog yang biasanya
mempunyai jarum penunjuk dan skala. Pada pengukuran berbentuk digital biasanya dapat
dibandingkan pada seberapa banyak digit di belakang koma.

f. Kepekaan ( Sensitivity )
Sensitivity merupakan perbandingan antara perubahan besarnya keluaran dengan perubahan
masukan pada instrument tersebut setelah keseimbangan tercapai.

g. Linearitas

Linearitas dapat diartikan sebagai dekatnya suatu kurva pengukuran terhadap garis linier (
garis lurus ). Biasanya linieritas dinyatakan sebagai ketidak linieran alat.

h. Histerisis.

Histerisis dapat diartikan sebagai besarnya penyimpangan antara keluaran alat ukur pada saat
menerima masukan naik dengan keluaran alat ukur pada saat menerima masukan turun.

i. Repeatabilitas

Repeatabilitas adalah dekatnya harga pengukuran yang dihasilkan oleh alat ukur untuk harga
masukan yang sama pada kondisi yang sama, untuk arah masukan yang sama dan untuk
seluruh daerah pengukuran. Hal ini biasanya diukur sebagai ketidaktepatan tetapi dinyatakan
sebagai repeatability dalam persen span. repeatability tidak mengandung histerisis walaupun
pengambilan datanya sama.

2. Karakteristik Statis Sensor


Sensor Suhu
Sensor suhu adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas/
temperatur/ suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.
Contoh :

a. IC LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 berupa sebuah
komponen dari berbagai rangkaian elektronika untuk pengukuran. komponen ini juga
merupakan komponen
elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus ser ta tidak memerlukan penyetelan
lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor
adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan
bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai
kemampuan menghasilkan panas (selfheating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan
pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC
Gambar 2.8 IC LM35

Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35
menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja
dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan
kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat
digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap
derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

VLM35 = Suhu* 10 mV
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu
1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan
dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit
berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini
diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama
dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah
dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari luar, dengan
demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak sebagai suatu
antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang
mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin
untuk ditanahkan.
Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:
• Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
• Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti terlihat pada
gambar 2.2.
• Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
• Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
• Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
• Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara
diam.
• Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
• Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
b. sensor suhu DS18B20

sensor ini memiliki fitur utama sebagai berikut:

1. Antarmuka hanya menggunakan satu kabel sebagai komunikasi (menggunakan


protokol Unique 1-Wire)
2. Setiap sensor memiliki kode pengenal unik 64-bit yang tertanam di onboard ROM
3. Kemampuan multidrop yang menyederhanakan aplikasi penginderaan suhu
terdistribusi
4. Tidak memerlukan komponen tambahan
5. Juga bisa diumpankan daya melalui jalur datanya. Rentang dayanya adalah 3.0V
hingga 5.5V
6. Bisa mengukur temperatur mulai dari -55°C hingga +125 °C
7. Memiliki akurasi +/-0.5 °C pada rentang -10 °C hingga +85 °C
8. Resolusi sensor bisa dipilih mulai dari 9 hingga 12 bit
9. Bisa mengkonversi data suhu ke 12-bit digital word hanya dalam 750 milidetik
(maksimal)
10. Memiliki konfigurasi alarm yang bisa disetel (nonvolatile)
11. Bisa digunakan untuk fitur pencari alarm dan alamat sensor yang temperaturnya
diluar batas (temperature alarm condition)
12. Penggunaannya bisa dalam lingkungan kendali termostatis, sistem industri, produk
rumahan, termometer, atau sistem apapun yang memerlukan pembacaan suhu.

Sensor DS18B20 memiliki dua jenis casing, yang umum beredar di pasaran yaitu casing biasa
dan casing anti air (kiri).

Sensor optik atau cahaya


Sensor optik atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber
cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan. Prinsip kerja
dari sensor ini adalah mengubah energy dari foton menjadi electron. Contoh :

LDR ( Light Dependent Resistor )


Gambar 2.2 LDR

LDR adalah salah satu sensor cahaya yang terbuat dari semikonduktor dengan resistansi
tinggi. LDR memiliki karakteristik nilai tahanan bergantung dengan jumlah cahaya yang diterima.
Semakin besar intensitas cahaya yang diterima maka resistansinya akan berkurang. Sebaliknya
jika LDR menerima intensitas cahaya yang sedikit maka resistansinya akan bertambah.
Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas
dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan
elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut
juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan
elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut
juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.
Jadi LDR memiliki karakteristik nilai tahanan bergantung dengan intensitas cahaya yang di
terimanya.

LED
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (lightemitting diode) adalah suatu
semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi
tegangan maju.
Ada beberapa karakteristik LED yang perlu diketahui antara lain:
– Merubah arus menjadi cahaya
– Prinsip kerja kebalikan dari photodiode
– Warna (panjang gelombang) ditentukan oleh band-gap
– Intensitas cahaya hasil berbanding lurus dengan arus
– Non linieritas tampak pada arus rendah dan tinggi
– Pemanasan sendiri (self heating) menurunkan efisiensi pada arus tinggi

Gambar 2.3 Polaritas dan simbol LED


Photodioda

Gambar 2.4 Photodioda

Seperti halnya LDR, photodioda juga bereaksi jika diberi intensitas cahaya. Hanya saja output
yang dihasilkan oleh photodiode berupa arus. Berbeda dengan LDR yang menghasilkan outputan
berupa hambatan ( resistan ). Besarnya arus yang dihasilkan bisa berbanding lurus atau
berbanding terbalik terhadap intensitas cahaya yang diterima.
Ada beberapa karakteristik photodioda yang perlu diketahui antara lain:
• Arus bergantung linier pada intensitas cahaya
• Respons frekuensi bergantung pada bahan (Si 900nm, GaAs
1500nm, Ge 2000nm)
• Digunakan sebagai sumber arus
• junction capacitance turun menurut tegangan bias mundurnya
• Junction capacitance menentukan respons frekuensi arus yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai