Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Oleh :
Yudha Pratama
1810953025

Program Studi Sarjana Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Andalas

2021
1. SINYAL DISKRIT, SAMPLING DAN ALIASING

A. Pengertian Sinyal

Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang, atau variabel-variabel
bebas lainnya. Contoh sinyal: sinyal ucapan, ECG, dan EEG.
Secara matematis, sinyal adalah fungsi dari satu atau lebih variabel independen. Proses
ini dilakukan melalui pemodelan sinyal. Contoh fungsi matematis dari sinyal
B. Jenis –jenis Sinyal

 Sinyal Nyata vs Kompleks


Sinyal nyata (real) adalah sinyal yang bernilai bilangan nyata. Sinyal kompleks
adalah sinyal yang bernilai bilangan kompleks. Perhatikan dua sinyal berikut ini:

S1(t)= Asin3pt vs S2(t)= Ae j3pt = Acos3pt + jsin3pt

Maka S1(t) adalah sinyal nyata, sedangkan S2(t) adalah sinyal kompleks.

 Multi channel vs Single channel


Sinyal multikanal (multichannel) adalah sinyal yang terdiri dari kumpulan beberapa
sinyal independen (komposit). Sinyal satu kanal (single channel) adalah sinyal
tunggal. Perhatikan dua sinyal berikut ini:

S1(t)={s1(t),s2(t),s3(t)} vs S2(t)= s1(t)

Maka S1(t) adalah sinyal multikanal, sedangkan S2(t) adalah sinyal satu kanal.
Contoh sinyal multikanal adalah sinyal video berwarna (kanal-kanal merah, hijau,
dan biru), serta sinyal musik stereo (kanal-kanal kiri dan kanan). Contoh sinyal satu
kanal adalah sinyal radio medium wave (MW) pada radio biasa.

 Multi Dimensional vs Single Dimensional


Sinyal multidimensi (multi dimensional) adalah sinyal dengan lebih dari satu
variabel independen. Sinyal satu dimensi (single dimensional) adalah sinyal dengan
variable independen tunggal. Perhatikan dua sinyal berikut ini:

f (x, y) vs s1(t)
Sinyal f (x, y) adalah sinyal multidimensi karena memiliki variable independen x dan
y. Sinyal s1(t) adalah sinyal dimensi satu karena variable independennya hanya t.

 Continuous Time vs Discrete Time


Sinyal waktu kontinu (continous time) adalah sinyal dengan variable independen
bernilai nyata (real). Sinyal waktu diskrit (discrete time) adalah sinyal dengan
variable independen bernilai integer. Perhatikan dua sinyal berikut ini:
x(t)= e−t,−∞< t <∞ vs ( )= 0.8n, n ≥ 0
x n

 0, otherwise
Sinyal x(t) adalah sinyal waktu kontinu karena t adalah bilangan nyata. Sinyal x(n)
adalah sinyal waktu diskrit karena n adalah bilangan integer.

Ada dua cara memperoleh sinyal waktu diskrit:

• Sampling dari sinyal waktu kontinu

• Mencacah (counting)

 Continuous Valued vs Discrete Valued


Sinyal nilai kontinu (continuous valued) adalah sinyal yang besarnya (atau variabel
dependennya) merupakan bilangan nyata. Sinyal nilai diskrit (discrete valued) adalah
sinyal yang besarnya (atau variabel dependennya) merupakan bilangan diskrit (artinya
bilangan yang memiliki indeks).

Continuous Discrete
Kuantisasi
Valued valued

Gambar 2. Melalui kuantisasi, sinyal bernilai kontinu dapat diubah menjadi sinyal
bernilai diskrit.

Sinyal digital adalah sinyal yang sekaligus discrete time dan discrete valued, sedangkan
Sinyal analog adalah sinyal yang sekaligus continuous time dan continuous valued.

 Sinyal Deterministik vs Sinyal Random


Sinyal deterministik adalah sinyal dimana besaran nya diketahui dengan pasti apabila
diketahui variable independen nya (misalnya besarnya di masa lalu, saat ini, dan masa
datang diketahui dengan pasti).
Sinyal random adalah sinyal yang besarnya tidak terprediksi sebelum terjadi.
Kadangkadang sinyal yang rumit menggunakan model random.
 Sinyal sinusoidal dan Eksponensial Kompleks Kontinu

Sinyal eksponensial kompleks waktu kontinu mempunyai bentuk:

xt   Ce
at

Dimana C dan a adalah bilangan kompleks. Jika C dan a adalah real (dimana x(t)
disebut eksponensial real), maka terdapat tiga jenis keadaan, yaitu:

a. Jika a positif, kemudian t bergerak naik maka x(t) akan eksponensial.

b. Jika a negative, maka x(t) akan menurun secara eksponensial.

c. Jika a=0 maka x(t) adalah konstan.

Eksponensial kompleks memoounyai nilai imajiner dengan persamaan:

x
t   e j t 0

Dengan menggunakan rumus Euler, eksponensial kompleks dalam persamaan

xt   e
j0t dapat dituliskan dalam bentuk sinyal sinusoidal dengan periode
yang sama:

j0t
e  cos  t0  j sin  t0

Gambar 3. Eksponensial real kontinyu


x(t) = Ceat, (a) a > 0; (b) a < 0. Gambar 4. Sinyal sinusoidal waktu kontinyu
Sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan analog-to-digital converter
(ADC). Pada proses ADC terdapat tiga tahap, yaitu:

1. Sampling

2. Kuantisasi

3. Koding

Gambar 5. Konversi sinyal analog menjadi digital

 Proses ADC

1. Sampling

Sinyal analog xa (t) diubah menjadi sinyal diskrit pada sebuah pencuplik (sampler)
menghasilkan sinyal waktu diskrit x(n)

2. Kuantisasi

Sinyal waktu diskrit kemudian dikuantisasi untuk menghasilkan sinyal bernilai


digital xq (n).

3. Koding

Sinyal hasil kuantisasi kemudian dikodekan dengan kode tertentu

Teori sampling ini berdasarkan teori Nyquist. Syarat Nyquist dengan batas : -1/2
F
F 
< f < 1/2 dan –π<  <π. Sehingga 2 , dimana Fs = frekuensi sampling.
2. KONVOLUSI DISKRIT

Secara umum konvolusi didefinisikan sebagai cara untuk mengkombinasikan dua


buah deret angka yang menghasilkan deret angka yang ketiga. Secara matematis,
konvolusi adalah integral yang mencerminkan jumlah lingkupan dari sebuah fungsi a
yang digeser atas fungsi b sehingga menghasilkan fungsi c. Konvolusi dilambangkan
dengan asterisk (*). Sehingga, a*b = c berarti fungsi a dikonvolusikan dengan fungsi b
menghasilkan fungsi c.

Dilihat dari jenis sinyalnya maka jenis konvolusi dibedakan menjadi jumlah

konvolusi yang dipakai pada sistem berwaktu diskrit dan integral konvolusi yang
dipakai pada sistem berwaktu kontinu.

Sinyal-sinyal dasar yang penting dalam pengolahan sinyal digital :


1. Unit sample
(impulse)
Didefinisikan :
Didefinisikan :

2. Unit step
Didefinisikan :

3. Unit Ramp
Didefiniskan :

4. Exponential
Didefinisikan :

5. Complex
exponential
 1 n0

0 n0



n un  1 n0
 0 n0

 
u n  n
n0 r 0 n0


x n  a
n
n
a  re j  xn   re j n 
 xn  r n
cos n  j sin n
Respon sistem yang dinyatakan dengan :
 
y n   xk hn  k 
 

  
k 
Rumus di atas dikenal dengan nama konvolusi, dapat dinyatakan dengan :
yn  xn* hn
Konvolusi merupakan operator linear, konvolusi memiliki sifat-
sifat opearator linear sebagai berikut :

1. Komutatif

xn* hn  hn* xn

2. Asosiatif

xn* h1 n* h2 n  xn* h1 n* h2 n


3. Distributif

Penjumlahan konvolusi dapat diinterpretasikan dengan dua cara, yaitu :


a. Menerapkan sifat kelinearan dan time invariant
b. Pendekatan grafik :
1. Plot kedua deret sebagai fungsi k.
2. Pilih salah satu deret, misalnya h(k), lalu gunakan folding (cermin)
untuk memperoleh h(-k).
3. Geser (shifting) deret yang dicerminkan dengan n, diperoleh h(n-k).
4. Kalikan kedua deret x(k) dan h(n-k) dan jumlahkan hasilkalinya
untuk semua harga k. Hasil ynag diperoleh adalah y(n).
5. Ulangi proses untuk semua n yang mungkin.

2
5
3. AUDIO MULTICHANEL

Audio adalah suara atau bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu benda pada rentang
frekuensi pendengaran manusia (20 Hz – 20 kHz).

Penilaian kualitas audio tergantung pada tingkat kejernihan dan visualisasiletak sumber
suara. Penilaian ini ada yang bersifat subjective test dan ada pula yang bersifat objective test.

Sistem audio yang menggunakan banyak kanal dikenal dengan Multichannel audio. Sistem
multichannel yang terstandarisasi yaitu 2.0 (Stereo), 5.1 dan 7.1 Audio multichannel. Secara
umum penulisan Audio Multichannel ditulis dengan cara “m.n”, m merupakan kanal fullband
dan n adalah kanal limited bandwidth (LFE). Sistem Audio Multichannel bisa
memvisualisasikan sumber suara, tetapi menggunakan bandwidth yang lebih besar.

Teknik untuk merepresentasikan atau menyimpan audio dalam bentuk digitl disebut dengan
Audio Coding, ada beberapa jenis audio coding yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan.

Sama halnya pada data , dalam kompresi audio ada dua teknik kompresi yang digunakan
yaitu Lossless dan Lossy. Pada teknik lossy ada kemungkinan beberapa data yang hilang saat
proses kompresi.

Kompresi audio/video adalah salah satu bentuk kompresi data yang bertujuan untuk
mengecilkan ukuran file audio/video dengan metode
• Lossy format : Vorbis, MP3;

• Loseless format : FLAC; pengguna : audio engineer, audiophiles

Kompresi dilakukan pada saat pembuatan file audio/video dan pada saat

distribusi file audio/video tersebut!

Kendala kompresi audio:

• Perkembangan sound recording yang cepat dan beranekaragam

2
6
• Nilai dari audio sample berubah dengan cepat

Losless audio codec tidak mempunyai masalah dalam kualitas suara, penggunaannya dapat
difokuskan pada:
• Kecepatan kompresi dan dekompresi

• Derajat kompresi

• Dukungan hardware dan software

Lossy audio codec penggunaannya difokuskan pada:

• Kualitas audio

• Faktor kompresi

• Kecepatan kompresi dan dekompresi

• Inherent latency of algorithm (penting bagi real-time streaming)

Dukungan hardware dan software

Metode Kompresi Audio


- Metode Transformasi o Menggunakan algoritma seperti MDCT (Modified
Discreate
Cosine Transform) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke

dalam sinyal digital agar tetap dapat didengar oleh manusia (20 Hz s/d 20kHz) , yaitu menjadi
frekuensi 2 s/d 4kHz dan 96 dB.
- Metode Waktu o Menggunakan LPC (Linier Predictive Coding) yaitu
digunakan untuk speech (pidato), dimana LPC akan menyesuaikan sinyal data pada
suara manusia, kemudian mengirimkannya ke pendengar. Jadi seperti layaknya
komputer yang berbicara dengan bahasa manusia dengan kecepatan 2,4 kbps

2
7
Teknik kompresi audio dengan format MPEG (Moving Picture Expert Group)
- MPEG-1 menggunakan bandwidth 1,5 Mbits/sec untuk audio dan video, dimana
1,2 Mbits/sec digunakan untuk video sedangkan 0,3 Mbits/sec digunakan untuk audio.
Nilai 0,3 Mbits/sec ini lebih kecil dibandingkan dengan bandwidth yang dibutuhkan oleh CD
Audio yang tidak terkompres sebesar 44100 samples/sec x 16 bits/sample * 2 channel > 1,4
Mbits/sec yang hanya terdiri dari suara saja.
- Untuk ratio kompresi 6:1 untuk 16 bit stereo dengan frekuensi 48kHz dan bitrate
256 kbps CBR akan menghasilkan ukuran file terkompresi kira-kira 12.763 KB,
sedangkan ukuran file tidak terkompresinya adalah

75.576 KB

- MPEG-1 audio mendukung frekuensi dari 8kHz, 11kHz, 12kHz, 16kHz, 22kHz,
24 kHz, 32 kHz, 44kHz, dan 48 kHz. Juga mampu bekerja pada mode mono (single
audio channel), dual audio channel, stereo, dan joint-stereo

Algoritma MPEG Audio


- Menggunakan filter untuk membagi sinyal audio: misalnya pada 48 kHz, suara
dibagi menjadi 32 subband frekuensi.
- Memberikan pembatas pada masing-masing frekuensi yang telah dibagi-bagi,
jika tidak akan terjadi intermodulasi (tabrakan frekuensi) - Jika sinyal suara terlalu
rendah, maka tidak dilakukan encode pada sinyal suara tersebut
- Diberikan bit parity yang digunakan untuk mengecek apakah data tersebut
rusak atau tidak (yang mungkin disebabkan oleh gangguan / noise), apabila rusak, maka
bit tersebut akan digantikan bit yang jenisnya sama dengan bit terdekatnya.

Input Filter in Allocate Format Output


critical bands bits bitstream

Compute Masking

2
8
Kompresi Audio MP3
- Asal-usul MP3 dimulai dari penelitian IIS-FHG (Institut Integriette Schaltungen-
FraunhoferTeknik
Gesellschaft), sebuah lembaga penelitian
kompresi MP3 terapan di Munich, Jerman dalam
penelitian Beberapa karakteristik dari MP3 memanfaatkan kelemahan pendengaran
coding audio perceptual.
manusia.
- Penelitian 1.tersebut menghasilkan suatu algoritma yang menjadi
Model psikoakustik standard sebagai ISO-
o Model
MPEG Audio Layer-3 (MP3)
psikoakustik adalah model yang menggambarkan
karakteristik pendengaran manusia.
o Salah satu karakteristik pendengaran manusia adalah memiliki
batas frekuensi 20 Hz s/d 20 kHz, dimana suara yang memiliki
frekuensi yang berada di bawah ambang batas ini tidak dapat
didengar oleh manusia, sehingga suara seperti itu tidak perlu
dikodekan.
2. Auditory masking
Manusia tidak mampu mendengarkan suara pada frekuensi tertentu
dengan amplitudo tertentu jika pada frekuensi di dekatnya terdapat
suara dengan amplitudo yang jauh lebih tinggi.

3. Critical band
Critical band merupakan daerah frekuensi tertentu dimana
pendengaran manusia lebih peka pada frekuensi-frekuensi rendah,
sehingga alokasi bit dan alokasi sub-band pada filter critical band lebih
banyak dibandingkan frekuensi lebih tinggi.

2
9
4. PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL PADA CITRA

Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari


suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra
yang bersifat digital. Setiap citra memiliki ukuran dan resolusi yang berbeda-
beda. Untuk mendapatkan ukuran dan resolusi citra yang diinginkan
dilakukan kompresi citra. Kompresi citra adalah proses pemampatan citra

3
0
yang bertujuan untuk mengurangi duplikasi data pada citra sehingga memory
yang digunakan untuk merepresentasikan citra menjadi lebih sedikit daripada
representasi citra semula.
Rasio citra kompresi adalah ukuran persentase citra yang telah berhasil
dimampatkan. Secara matematis rasio pemampatan citra dapat dituliskan pada
persamaan 2.1.

Persamaan 2.1 Rasio pemampatan Citra

Kriteria yang umum digunakan untuk kompresi antara lain waktu


kompresi dan dekompresi, kebutuhan memori, dan
kualitas pemampatan.Kualitas citra hasil pemampatan dapat
diukur secara kuantitatif menggunakan besaran PSNR (Peak Signal to Noise
Ratio). Rumus untuk menghitung PSNR dapat dilihat pada persamaan 2.2
dan 2.3

Persamaan 2.2 dan 2.3. Rumus menghitung PSNR

Nilai MSE dihitung dengan persamaan 2.4 dibawah ini.

Persamaan 2.4 Rumus Mencari nilai MSE

Dimana:
MAX = nilai intensitas terbesar.
m dan n = lebar dan tinggi citra, I dan K.

Kompresi data dibagi menjadi dua kategori yaitu kompresi data bersifat

3
1
loseless dan lossy. Algoritma kompresi tergolong lossless jika
memungkinkan data yang sudah dikompres dapat direkonstruksi kembali
persis sesuai dengan data original. Contoh data yang cocok adalah gambar
medis, teks, program, spread sheet dan lain-lain. Beberapa algoritma yang
tergolong dalam jenis ini adalah algoritma Shannon-Fano, algoritma
Deflate, algoritma Run Length Coding, algoritma Huffman, algoritma LZW,
dan algoritma Arithmetic Coding. Algoritma kompresi tergolong lossy jika
tidak memungkinkan data yang sudah dikompres dapat direkonstuksi
kembali persis sesuai dengan data asli. Contoh data yang cocok adalah
gambar, suara dan video.
JPEG (Joint Photograpic Experts Group) menggunakan
teknik kompresi lossy sehingga sulit untuk proses pengeditan.
Tahapan kompresi JPEG dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Image Forward Discrete Cosine


Transform Quantizatio
split into
blocks

Encoded Entropy
JPEG image
Reserve Discrete Cosine
Entropy Dequantizatio Transform

Decoded image

Gambar 2.1Tahapan kompresi JPEG

5. FILTER SUARA

Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada
frekuensi tertentu. Untuk merancang rangkaian filter dapat digunakan komponen pasif (R,L,C)
dan komponen aktif (Op-Amp, transistor). Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi
filter pasif dan filter aktif. Pada makalah ini akan dibahas mengenai filter pasif dan filter aktif.

3
2
Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response (tanggapan)
frekuensinya menjadi 4 jenis:
1. Filter lolos rendah/ Low pass Filter.
2. Filter lolos tinggi/ High Pass Filter.
3. Filter lolos rentang/ Band Pass Filter.
4. Filter tolah rentang/Band stop Filter or Notch Filter.
Filter adalah suatu device yang memilih sinyal listrik berdasarkan pada frekuensi dari
sinyal tersebut. Filter akan melewatkan gelombang/sinyal listrik pada batasan frekuensi tertentu
sehingga apabila terdapat sinyal/gelombang listrik dengan frekuensi yang lain (tidak sesuai
dengan spesifikasi filter) tidak akan dilewatkan. RAngkaian filter dapat diaplikasikan secara
luas, baik untuk menyaring sinyal pada frekuensi rendah, frekuensi audio, frekuensi tinggi, atau
pada frekuensi-frekuensi tertentu saja.
Filter adalah suatu sistem yang dapat memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya;
ada frekuensi yang diterima, dalam hal ini dibiarkan lewat; dan ada pula frekuensi yang ditolak,
dalam hal ini secara praktis dilemahkan. Hubungan keluaran masukan suatu filter dinyatakan
dengan fungsi alih (transfer function).
Magnitude (nilai besar) dari fungsi alih dinyatakan dengan |T|, dengan satuan dalam
desibel (dB). Filter dapat diklasifikasikan menurut fungsi yang ditampilkan, dalam term
jangkauan frekuensi, yaitu passband dan stopband. Dalam pass band ideal, magnitude-nya adalah
1 (= 0 dB), sementara pada stop band, magnitude-nya adalah nol.
Berdasarkan hal ini filter dapat dibagi menjadi 4.
1. Filter lolos bawah (low pass filter), pass band berawal dari w = 2pf = 0 radian/detik sampai
dengan w = w0 radian/detik, dimana w0 adalah frekuensi cut-off.
2. Filter lolos atas (high pass filter), berkebalikan dengan filter lolos bawah, stop band berawal
dari w = 0 radian/detik sampai dengan w = w0 radian/detik, dimana w0 adalah frekuensi cut-off.
3. Filter lolos pita (band pass filter), frekuensi dari w1 radian/detik sampai w2 radian/detik
adalah dilewatkan, sementara frekuensi lain ditolak.
4. Filter stop band, berkebalikan dengan filter lolos pita, frekuensi dari w1 radian/detik sampai
w2 radian/detik adalah ditolak, sementara frekuensi lain diteruskan.

Filter aktif

3
3
Filter Aktif yaitu filter yang menggunakan komponen aktif, biasanya transistor atau
penguat operasi (op-amp). Kelebihan filter ini antara lain:
1. untuk frekuensi kurang dari 100 kHz, penggunaan induktor (L) dapat dihindari
2. relatif lebih murah untuk kualitas yang cukup baik, karena komponen pasif yang presisi
harganya cukup mahal
Beberapa macam filter yang termasuk ke dalam filter aktif adalah :
1.      Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter)

Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (low-pass filter) digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat
berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data digital seperti citra dan suara.
Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara
seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber
sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi
tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk speaker bass atau
subwoofer(frekuensi rendah). Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber tegangan
akan meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya
kapasitor yang diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi tinggi.
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu kapasitor. Filter
orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan -20 dB/dekade atau –6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih rendah dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1
sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R2C1)

2.      Filter Lolos Atas (High Pass Filter)

3
4
High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi
amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk
frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap filter ini .Terkadang filter ini disebut low cut filter, bass
cut filteratau rumble filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi audio.High pass filter
adalah lawan dari low pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari high pass filter dan
low pass filter.
Filter ini sangat berguna sebagai filter yang dapat memblokir component frekuensi
rendah yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal komplek saat melewati frekuensi tertinggi.
High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang terhubung secara pararel
dengan resistor, dimana reistansi dikali dengan kapasitor (RXC) adalah time constant (τ).
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu kapasitor. Filter
orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan 20 dB/dekade atau 6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih tinggi dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1
sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R1C1)

3.      Filter Lolos Pita (Band Pass Filter)

3
5
Sebuah band-passfilter merupakan perangkat yang melewati frekuensi dalam kisaran
tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar kisaran tersebut. Contoh dari analog
elektronik band pass filter adalah sirkuit RLC (a resistor-induktor-kapasitor sirkuit). Filter ini
juga dapat dibuat dengan menggabungkan -pass filter rendah dengan –pass filter tinggi .
Band pass filter digunakan terutama di nirkabel pemancar dan penerima. Fungsi utama
filter seperti di pemancar adalah untuk membatasi bandwidth sinyal output minimum yang
diperlukan untuk menyampaikan data pada kecepatan yang diinginkan dan dalam bentuk yang
diinginkan. Pada receiver Sebuah band pass filter memungkinkan sinyal dalam rentang frekuensi
yang dipilih untuk didengarkan, sementara mencegah sinyal pada frekuensi yang tidak
diinginkan.

Penguatan tegangan untuk pita lolos adalah: Av = (-R2 / R1) (-R4 / R3) Besarnya
frekuensi cut off atas didapat dari: fCH = 1 / (2.R1C1) Besarnya frekuensi cut off bawah didapat
dari: fCL = 1 / (2.R4C2).
4.      Filter Tolak Rendah (Band Stop Filter)

3
6
Dalam pemrosesan sinyal, filter band-stop atau band-penolakan filter adalah filter yang
melewati frekuensi paling tidak berubah, tetapi attenuates mereka dalam rentang tertentu ke
tingkat yang sangat rendah. Ini adalah kebalikan dari filter band-pass. Sebuah filter takik adalah
filter band-stop dengan stopband sempit (tinggi faktor Q). Notch filter digunakan dalam
reproduksi suara hidup (Public Address sistem, juga dikenal sebagai sistem PA) dan instrumen
penguat (terutama amplifier atau preamplifiers untuk instrumen akustik seperti gitar akustik,
mandolin, bass instrumen amplifier, dll) untuk mengurangi atau mencegah umpan balik ,
sedangkan yang berpengaruh nyata kecil di seluruh spektrum frekuensi. band filter membatasi
'nama lain termasuk', 'Filter T-takik', 'band-eliminasi filter', dan 'menolak band-filter'. Biasanya,
lebar stopband kurang dari 1-2 dekade (yaitu, frekuensi tertinggi dilemahkan kurang dari 10
sampai 100 kali frekuensi terendah dilemahkan). Dalam pita suara, filter takik menggunakan
frekuensi tinggi dan rendah yang mungkin hanya semitone terpisah.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :

1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih memberikan penguatan
dan sinyal input tidak sekaku seperti pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih
gampang diatur.
2. Tidak ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan tahanan output rendah. Filter
aktif tidak membebani sumber input.20
3. Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif, karena pemilihan
variasai dari op-amp yang murah dan tanpa induktor yang biasanya harganya mahal.

Filter Pasif.

Filter banyak digunakan untuk memberikan sirkuit seperti amplifier, osilator dan sirkuit power
supply karakteristik frekuensi yang diperlukan. Beberapa contoh diberikan di bawah ini. Mereka
menggunakan kombinasi dari R, L dan C
Induktor dan Kapasitor bereaksi terhadap perubahan frekuensi dengan cara yang
berlawanan. Melihat sirkuit untuk filter lolos rendah, baik LR dan kombinasi CR menunjukkan

3
7
telah efek yang sama, tapi perhatikan bagaimana posisi L dan C tempat perubahan dibandingkan
dengan R untuk mencapai hasil yang sama.

·         Low pass filter.

Rangkaian RC seri ini mirip dengan rangkaian pembagi tegangan dari dua buah hambatan seri,
sehingga tegangan out putnya adalah

Filter lolos rendah digunakan untuk menghapus atau menipiskan frekuensi yang lebih tinggi di
sirkuit seperti amplifier audio; mereka memberikan respon frekuensi yang diperlukan untuk
rangkaian penguat. Frekuensi di mana filter low pass mulai mengurangi amplitudo sinyal dapat
dibuat disesuaikan. Teknik ini dapat digunakan dalam penguat audio sebagai "TONE" atau
"TREBLE CUT" kontrol. LR filter low pass filter dan high pass CR juga digunakan dalam

3
8
sistem speaker untuk band rute yang sesuai frekuensi untuk desain yang berbeda dari speaker
(yaitu 'woofer' untuk frekuensi rendah, dan 'Tweeters' untuk reproduksi frekuensi tinggi). Pada
aplikasi ini kombinasi pass filter tinggi dan rendah disebut "crossover filter".
Kedua filter CR dan LC lulus rendah yang menghilangkan hampir SEMUA frekuensi di atas
hanya beberapa Hz digunakan dalam rangkaian power supply, di mana hanya DC (nol Hz)
diperlukan pada output.

·         High pass filter.

Dengan memanfaatkan rangkaian pembagi tegangan maka dapatlah outputnya

Pass filter tinggi digunakan untuk menghilangkan atau meredam frekuensi yang lebih rendah di
amplifier, terutama audio amplifier mana ia dapat disebut "BASS CUT" sirkuit.Dalam beberapa
kasus ini juga dapat dilakukan disesuaikan.

·         Band pass filter.

3
9
Band pass filter mengizinkan hanya sebuah band frekuensi yang diperlukan untuk lulus, dan
menolak sinyal di semua frekuensi di atas dan di bawah band ini. Desain tertentu disebut filter T
karena cara komponen digambar dalam diagram skematik. Filter T terdiri dari tiga unsur, dua
seri terhubung LC sirkuit antara input dan output, yang membentuk jalan impedansi rendah
untuk sinyal dari frekuensi yang diperlukan, namun memiliki impedansi tinggi untuk semua
frekuensi lainnya.
Selain itu, LC paralel sirkuit terhubung antara jalur sinyal (di persimpangan dari dua sirkuit seri)
dan tanah untuk membentuk impedansi tinggi pada frekuensi yang diperlukan, dan impedansi
rendah pada semua orang lain. Karena ini desain dasar membentuk hanya satu tahap penyaringan
ia juga disebut filter 'urutan pertama'. Meskipun dapat memiliki sebuah band lulus cukup sempit,
jika dipotong lebih tajam dari yang diperlukan, filter kedua dapat ditambahkan pada output filter
pertama, untuk membentuk filter 'tingkat dua'.

·         Stop band filter.

4
0
Filter ini memiliki efek sebaliknya untuk filter band pass, ada dua paralel LC sirkuit di jalur
sinyal untuk membentuk impedansi tinggi pada frekuensi sinyal yang tidak diinginkan, dan
rangkaian seri membentuk jalur impedansi rendah ke tanah pada frekuensi yang sama, untuk
menambahkan untuk penolakan. Band filter berhenti dapat ditemukan (sering dalam kombinasi
dengan band pass filter) pada frekuensi antara (IF) amplifier radio tua dan penerima TV, di mana
mereka membantu menghasilkan kurva respon frekuensi bentuk cukup kompleks diperlukan
untuk penerimaan yang benar dari kedua suara dan gambar sinyal. Kombinasi berhenti band dan
band pass filter, serta transformer tuned di sirkuit ini, memerlukan penyesuaian frekuensi-hati.

. Jenis ucapan manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu :


1. Voice

2. Unvoiced

Pada suatu sinyal termasuk sinyal ucapan, ada noise yang tidak bisa dihindari, noise tersebut
merusak sinyal ucapan. Ketika suatu sinyal ucapan bercampur dengan noise/ berderau, maka
performansi sistem akan menurun secara signifikan. Derau dapat bersal dari lingkungan akustik
tempat dimana sistem beroperasi. Derau lingkungan yang paling sering dijumpai diantaranya :
1. Convolutional noise

2. Background noise

Derau pada sinyal suara dapt diatasi dengan speech enhancement. Salah satu metode speech
enhancement yang digunakan adalah filter.
Filter merupakan suatu sistem yang mempunyai fungsi transfer tertentu untuk meloloskan sinyal
masukan pada frekuensi - frekuensi tertentu dan menyaring / memblokir / melemahkan sinyal
masukan pada frekuensi- frekuensi yang lain.
Filter dapat diklasifikasikan menjadi Filter analog dan filter digital

1. Filter analog : sinyal masukan berupa sinyal analog, pada filter analog dapat dibagi menjadi
dua yaitu :
a. Filter pasif : filter yang hanya disusun komponen tahanan, induktor dan kapasitor.
b. Filter aktif : filter yang disusun komponen op amp atau transistor ditambah tahanan,
induktor, dan kapasitor.

4
1
2. Filter digital : sinyal masukan berupa sinyal diskrit, dibedakan menjadi yaitu :
Berdasarkan adaptasinya :
1. Fixed Filter

2. Adaptive Filter
Dua jenis algoritma adaptif: Least mean Square (LMS) dan Recursive least Square (RLS). LMS
algoritma didasarkan pada pencarian gradien tipe untuk melacak karakteristik sinyal waktu
bervariasi. Algoritma RLS menyediakan konvergensi yang lebih cepat dan pelacakan yang
lebih baik dari statistik sinyal varian waktu-dari LMS algoritma, tetapi komputasi yang lebih
kompleks.

Berdasarkan respon impuls, filter digital terbagi menjadi :


 FIR (Finite Impulse Response)

 IIR (Infinite Impulse Response ) Berdasarkan strukturnya filter digital terbagi menjadi :

 Filter Transversal
 Filter Cascade
 Filter Latic
Algoritma Adaptif Filter
Merubah nilai – nilai koefisien berdasarkan input.
Dua jenis algoritma adaptif: Least mean Square (LMS) dan Recursive least Square (RLS). LMS
algoritma didasarkan pada pencarian gradien tipe untuk melacak karakteristik sinyal waktu
bervariasi. Algoritma RLS menyediakan konvergensi yang lebih cepat dan pelacakan yang
lebih baik dari statistik
sinyal varian waktu-dari LMS algoritma, tetapi komputasi yang lebih kompleks.

Algoritma adaptasi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Algoritma Leaky ( LMS, NLMS, LLMS )

4
2
b. Algoritma RLS
c. Algoritma GAL

d. Algoritma Callman

4
3
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Digital

http://www.ilmushare.com/2011/01/apa-itu-sinyal-definisi-sinyal.html

http://budi.blog.undip.ac.id/files/2009/06/Pengkondisi-Sinyal-Digital.doc

http://irham93.blogspot.com/2013/06/sinyal -analog-dansinyal digital.html

http://mithasanada.wordpress.com/electrocardiogra/

http://welut88.blogspot.com/2013/01/teknologi-analog-dan-digital-pada.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Sinyal_Digital

4
4

Anda mungkin juga menyukai