Anda di halaman 1dari 44

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TEMPERATUR RUANGAN

DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR DHT22 BERBASIS


ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

DILA AJENG PUSPITA S


142411052

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RANCANG BANGUN ALAT UKUR TEMPERATUR RUANGAN
DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR DHT22 BERBASIS
ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli


Madya

DILA AJENG PUSPITA S


142411052

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERSETUJUAN

Judul : Rancang Bangun Alat Ukur Temperatur Ruangan Dengan


Memanfaatkan Sensor DHT22 Berbasis Arduino UNO
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Dila Ajeng Puspita S
NIM : 142411052
Program Studi : Diploma (D3) Metrologi dan Instrumentasi
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Juli 2017

Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi


FMIPA USU
Ketua, Pembimbing ,

Dr. Diana Alemin Barus M,Sc Prof. Dr. Nasruddin Noer, M.Eng.Sc
NIP . 196607291992032002 NIP . 195507061981021002

Pembimbing 1,

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TEMPERATUR


RUANGAN DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR DHT22
BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2017

Dila Ajeng Puspita S


142411052

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGHARGAAN

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah


Subhanahuwata’ala, atas segala karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat dan Salam
kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safa’atnya di kemudian
hari. Amin
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih yang sebesar- besarnya kepada keluarga tercinta ALLAH SWT yang
telah memberi ridho-Nya kepada saya untuk menyesaikan segala sesuatunya
dengan baik, terima kasih kepada IBU (INDRIATI) atas kasih sayang dan
kepercayaan yang telah diberikan kepada saya, Adik Lelaki Ibnu Hazam
terimakasih buat dukungannya. Doa dan motivasi yang diberikan dari awal mulai
perkuliahan sampai penulisan Tugas Akhir ini serta buat seluruh keluarga yang
telah membantu, mendukung dan memberikan kelonggaran serta support
terhadap pendidikan saya hingga bisa berkembang seperti sekarang.
Serta Orang-orang yang mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan
Projek Tugas Akhir. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada :
1. Yth. Bapak Dekan FMIPA USU, Dr. Kerista Sebayang beserta jajarannya.
2. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M,Sc, selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi
dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam .
3. Prof. Dr. Nasruddin Noer, M.Eng.Sc selaku dosen pembimbing penulis dalam
penyelesaian tugas Projek 1 ini. Penulis sangat berterima kasih untuk setiap
bimbingan, masukan, saran bahkan waktu yang senantiasa diberikan kepada
penulis sampai pada akhir penyelesaian tugas akhir ini.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D-3 Metrologi Dan
Instrumentasi Departemen Fisika FMIPA USU
5. Kepada bang Zulfikar,ST,MT yang sudah membantu dan memotivasi saya
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas akhir
ini.
Semoga laporan tugas akhir ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis
dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.
Amin Yaa Rabbal’alamin

Medan, Juli 2017


Penulis,

Dila Ajeng Puspita S

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RANCANG BANGUN ALAT UKUR TEMPERATUR
RUANGAN DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR DHT22
BERBASIS ARDUINO UNO

ABSTRAK

Perkembangan dan kemajuan teknologi menghasilkan banyak terciptanya alat-alat


bantu yang berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia.
Alat bantu yang dimaksud ialah alat metrologi, yaitu alat yang berhubungan dengan
ukuran dan jumlah suatu produk ataupun infrastruktur tertentu. Alat metrologi yang
akan dirancang bangun ialah alat ukur temperatur ruangan dengan memanfaatkan
sensor DHT22 berbasis Arduino UNO. Tujuan tugas akhir ini ialah: (1) Rancang
bangun alat pendeteksi temperatur ruangan memanfaatkan sensor DHT22 dengan
tampilan layar LCD berbasis Arduino UNO, dan (2) uji kemampuan alat untuk
mengukur temperatur suatu ruangan yang dibandingkan dengan alat ukur standar
temperatur. Alat ukur temperatur ini dibangun dengan konstruksi ruang tertutup
yang dilengkapi dengan ruang pendingin. Sensor DHT22 diletakkan mengarah ke
sumber aliran fluida sehingga perubahan temperatur yang terjadi dapat diukur
dengan cepat. Sensor DHT22 akan membaca perubahan temperatur berdasarkan
perubahan tahanan listrik dan data-data tersebut dikirim ke Arduino UNO untuk
dikonversi menjadi satuan temperatur dalam derajat Celcius dan ditampilkan dalam
layar LCD 16x2. Berdasarkan hasil uji temperatur pada suatu ruangan tertutup yang
dilengkapi dengan pengatur temperatur udara (Air Conditioner), hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan alat ukur temperatur standar dari jenis thermometer
merkuri, diperoleh bahwa kesalahan baca rata-rata antara kedua alat tersebut
dibawah 1 %. Oleh karena itu pemakaian sensor DHT22 dapat direkomendasikan
sebagai sensor untuk alat ukur temperatur suatu ruangan tertentu.

Kata kunci : Alat ukur Temperatur Ruangan, Sensor DHT22, Arduino UNO,
LCD 16x2

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DESIGN OF ROOM TEMPERATURE MEASURING
INSTRUMENT USING DHT22 SENSOR BASED
ON ARDUINO UNO

ABSTRACT

The development and advancement of technology resulted in the creation of tools


that serve to facilitate and accelerate human work. The tool is a metrology tool,
which is a tool related to the size and quantity of a particular product or
infrastructure. Metrology tool that will be built is a room temperature measuring
instrument using Arduino UNO-based DHT22 sensor. The objectives of this final
project are: (1) Design of room temperature detecting instrument using DHT22
sensor with display on LCD screen based on Arduino UNO, and (2) test the ability
of the instrument to measure the temperature of a room that the result is compared
to standard temperature gauge. This instrument is built with the construction of an
enclosed room equipped with a cooling chamber. The DHT22 sensor is positioned
towards a fluid flow source so that the temperature changes can be measured
quickly. The DHT22 sensor will read the temperature changes based on changes in
electrical resistance and the data is sent to the Arduino UNO to be converted to
temperature units in degrees Celsius and displayed in a 16x2 LCD display. Based
on temperature test results in a closed room equipped with an air temperature
controller, the results obtained compared to the standard temperature gauge of the
mercury thermometer type, it is found that the average read error between the two
devices is below 1%. Therefore, the use of DHT22 sensor can be recommended as
a sensor for measuring the temperature of a particular room.

Keywords : Room temperature detecting instrument, DHT22 sensor, Arduino


UNO, 16x2 LCD display

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii

Bab 1. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Perumusan Masalah 2
1.3.Batasan Masalah 2
1.4.Tujuan 2
1.5.Manfaat 2
1.6.Metode Penelitian 3
1.7.Sistematika Penulisan 3
Bab 2. Tinjauan Pustaka
2.1. Sensor DHT22 4
2.2. Arduini Uno 4
2.1.1. Mikrokontroler 5
2.2.2. Sumber Daya 6
2.2.3. Pin Masukan Dan Keluaran 7
2.2.4. Memori 8
2.2.4.1. Memori Program 8
2.2.4.2. Memori Data 8
2.2.4.3. Memori Data EEPROM 9
2.3. Bahasa Pemrograman Arduino 9
2.3.1. Struktur 10
2.3.2. Konstan 10
2.4. Liquid Crystal Display (LCD) 11
2.5. Resistor variable 12
2.5.1. Simbol Resistor Variabel 13
2.5.2. Bentuk Fisik Resistor variable 13

BAB 3 Metode Penelitian


3.1. Diagram Blok Rangkaian 14
3.2. Rangkaian Arduino UNO 15
3.3. Rangkaian LCD 16
3.4. Diagram Alir (Flow Chart) Alat Ukur Temperatur 17

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 4 Hasil dan Pembahasan
4.1. Waktu dan Tempat Pengukuran 19
4.2. Data Pengukuran 19

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran


5.1. Kesimpulan 21
5.2. Saran 21

Daftar Pustaka

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel

3.1. Spesifikasi PIN yang Digunakan 23


4.1. Data hasil pengukuran temperatur ruangan 27
4.2. Nilai persentase kesalahan pengukuran antara 29
Sensor DHT22 dan thermometer merkuri

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar

2.1. Sensor DHT22 6


2.2. Arduino Uno 7
2.3. Konfigurasi pin ATMega328 8
2.4. Tampilan LCD 16x2 17
2.5. Resistor variable jenis potensionmeter 20
2.6. Resistor variable: (a) rotary, (b) slidepot, (c) trimpot 20
3.1. Diagram blok dari rangkaian 21
3.2. Rangkaian Arduino UNO 22
3.3. Rangkaian pada LCD 16x2 24
3.4. Diagram alir (flow chart) alat ukur temperatur 25

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini menyebabkan banyak

diciptakannya alat-alat bantu yang bertujuan untuk mempermudah dan

mempercepat pekerjaan manusia. Alat-alat ini menggunakan sistem instrumentasi,

baik dalam bentuk sederhana maupun kompleks, yang diterapkan di berbagai

bidang pekerjaan, seperti: kantor, industri, instansi, dan perusahaan. Pada umumnya

alat bantu yang diterapkan ialah alat metrologi, yaitu alat yang berhubungan dengan

ukuran dan jumlah suatu produk ataupun infrastruktur tertentu (Satyoadi, 2004).

Salah satu contoh dibidang metrologi ialah pemakaian alat pendeteksi dan pengatur

temperatur suatu ruangan kerja dalam perkantoran, seperti: ruang kerja, ruang

server, gudang, atau ruangan tertentu lainnya, yang pada umumnya selama ini

memanfaatkan jasa manusia. Alat pengatur temperatur suatu ruang dapat berupa

Air Conditioner, kipas angin, dll. Dengan memanfaatkan alat ini temperatur udara

dalam ruang tersebut dapat terjaga sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu,

penerapan alat ini juga dapat menghasilkan penghematan daya listrik yang

dikonsumsi dalam pemakaian suatu jenis alat pengatur temperatur ruang (Dikson,

2017).

Alat pendeteksi temperatur ruang yang digunakan dalam tugas akhir ini ialah sensor

DHT22. Sensor ini terbuat dari bahan semikonduktor berbentuk variable resistor.

Perubahan suhu disekitar sensor akan menyebabkan terjadinya perubahan nilai

besaran tahanan listrik bahan tersebut. Besaran tahanan listrik inilah yang

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

selanjutnya dibaca oleh Arduino UNO dan dikonversikan menjadi satuan suhu

derajat Celcius (Nedelkovski, 2016).

Sensor DHT22 merupakan sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari

respon, pembacaan data yang cepat, ukurannya yang kecil, dan memiliki transmisi

sinyal hingga 20 meter (Ada, 2016). Alat ini bekerja secara otomatis dengan

merespon besarnya temperatur udara yang dideteksi dan selanjutnya

mikrokontroler memproses data temperatur tersebut dan memberikan output yang

telah diprogram sebelumnya pada tampilan layar LCD. Selain sensor temperatur,

sensor DHT22 juga memiliki input berbentuk sensor kelembaban udara

(Nedelkovski, 2016). Namun dalam tugas akhir ini hanya sensor temperatur yang

dipergunakan.

Karena manfaat yang dapat diberikan dengan penerapan alat ini yang telah

dijelaskan sebelumnya, maka penulis tertarik akan mencoba membuat suatu alat

yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut di atas yang berjudul ”Rancang

Bangun Alat Ukur Temperatur Ruangan Dengan Memanfaatkan Sensor

DHT22 Berbasis Arduino UNO”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang masalah uraian yang telah ada maka tugas akhir

ini diarahkan pada permasalahan berikut:

1. Bagaimana prinsip kerja dari rangkaian alat pendeteksi temperatur ruangan.

2. Bagaimana prinsip kerja sensor DHT22 sebagai alat ukur temperatur ruangan.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

3. Bagaimana fungsi dari masing-masing komponen utama yaitu, sensor DHT22

dan LCD yang digunakan pada Arduino, serta komponen-komponen pendukung

lainnya.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan untuk menghindari topik yang tidak perlu maka

penulis perlu membatasi pembahasan pembuatan alat ini. Batasan masalah tersebut

antara lain:

1. Sensor yang digunakan berjenis DHT22,

2. Hasil pembacaan pengukuran ditampilkan pada layar LCD berukuran 16x2.

1.4. Tujuan

1. Rancang bangun alat pendeteksi temperatur ruangan memanfaatkan sensor

DHT22 dengan tampilan layar LCD berbasis Arduino UNO.

2. Uji kemampuan alat untuk mengukur temperatur suatu ruangan yang

dibandingkan dengan alat ukur standar temperatur.

1.5. Manfaat

Adapun manfaat tugas akhir ini adalah :

1. Pengenalan kepada masyarakat mengenai rancang bangun alat ukur temperatur

suatu ruangan yang sederhana namun memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

2. Sensor DHT22 ini dapat dikembangkan untuk keperluan-keperluan yang lebih

kompleks lagi, seperti: pendeteksi dan pengatur temperatur ruangan, pemutus

aliran listrik otomatis, dll.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

3. Sensor DHT22 memiliki respon yang cukup baik dalam mengukur perubahan

suhu sehingga dapat dimanfaatkan juga bagi kelengkapan alat-alat yang butuh

tindakan preventif yang cepat, seperti alat-alat pemadam kebakaran,

paramedis, dll.

1.6 Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur dan Diskusi

Merupakan metode yang dilakukan oleh penulis dengan membaca buku,

diskusi dengan dosen pembimbing, mengunjungi dan mempelajari

website atau situs-situs yang berhubungan dengan pembuatan alat ukur

temperatur ruangan dan sensor DHT22.

2. Perancangan Konsep

Metode perancangan desain dan bentuk alat ukur yang dilakukan penulis

mengikuti konsep yang mendekati keadaan yang sebenarnya.

3. Pembuatan Alat Ukur

Merupakan proses dalam membuat alat ukurnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan Tugas Akhir ini, penulis membuat suatu

sistematika penulisan yang terdiri dari:

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas latar belakang Tugas Akhir, identifikasi masalah, batasan

masalah, tujuan, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk

pembahasan.

BAB III: PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

Bab ini membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat

dan lain-lain.

BAB V: PENUTUP

Sebagai bab terakhir penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari uraian

bab-bab sebelumnya, dan penulis akan berusaha memberikan saran yang mungkin

bermanfaat.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sensor DHT22

Sensor DHT22 adalah sensor suhu dan kelembaban digital yang outputnya

dalam bentuk sinyal digital (Nedelkovski, 2016). Berkat teknologi akuisisi modul

khusus digital dan suhu dan kelembaban penginderaan teknologi diterapkan pada

modul. DHT22 datang dengan keandalan yang sangat tinggi dan stabilitas jangka

panjang yang sangat baik. DHT22 termasuk sensor kelembaban kapasitif dan suhu

mengukur elemen NTC yang terhubung ke kinerja tinggi 8-bit mikrokontroler,

sehingga memiliki kualitas yang sangat baik, waktu respon super cepat,

kemampuan anti-interferensi yang kuat dan sangat hemat biaya. Dibandingkan

dengan sensor suhu SHT10 dan sensor humiditiy, DHT22 memiliki presisi tinggi

dan harga yang lebih rendah, sehingga menjadikannya pilihan ideal untuk rentang

biaya alat, suhu & kinerja sensor yang tinggi. Sensor ini akan sangat baik sekali jika

digunakan bersama-sama dengan papan ekspansi Arduino (Ada, 2016).

Sensor DHT22 terbuat dari bahan semikonduktor berbentuk variable

resistor. Perubahan suhu disekitar sensor akan menyebabkan terjadinya perubahan

nilai besaran tahanan listrik bahan tersebut (Nedelkovski, 2016). Bentuk sensor

DHT22 diperlihatkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Sensor DHT22

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

2.2. Arduino Uno

Arduino Uno merupakan papan mikrokontroler berbasis ATmega328.

Arduno Uno memiliki 14 digital pininput/output (6 pin dapat digunakan sebagai

output PWM), 6 pininput analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, Jack

catu daya, sebuah header ICSP dan sebuah tombol reset (Prawoto, 2017). Pin

sendiri adalah tempat untuk menghubungkan kabel untuk membuat suatu

rangkaian, titik-titik pada papan yang dihubungkan dengan sejumlah kabel

penghubung. Gambar 2.2 menunjukkan gambaran fisik dari Arduino Uno.

Gambar 2.2. Arduino Uno

Spesifikasi pada Arduino Uno adalah sebagai berikut:

 Mikrokontroler : ATmega328

 Tegangan Operasi : 5V

 Tegangan Input (rekomendasi) : 7 - 12 V

 Tegangan Input (batas) : 6-20 V

 Pin digital I/O : 14 (6 diantaranya pin PWM)

 Pin Analog input : 6

 Arus DC per pin I/O : 40 mA

 Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

 FlashMemory : 32 KB dengan 0.5 KB digunakan untuk bootloader

 SRAM : 2 KB

 EEPROM : 1 KB

 Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz

2.2.1. Mikrokontroler

Mikrokontroler yang digunakan di Arduino Uno adalah AtMega328. ATMega328

merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang

sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32,

ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran

memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter,

dll). Dari segi ukuran fisik, ATMega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil

dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori

dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran

memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, hanya

saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas (Prawoto,

2017). Pemetaan pin AtMega328 dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Konfigurasi pin ATMega328

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 

2.2.2. Sumber Daya

Setiap papan arduino membutuhkan jalur untuk terhubung ke sumber listrik.

Arduino uno dapat diaktifkan menggunakan koneksi kabel USB atau power supply

terpisah yang dihubungkan ke barrel jack. Arduino akan memilih salah satu sumber

daya untuk digunakan secara otomatis jika arduino uno dihubungkan ke kedua

sumber daya tersebut secara bersamaan (Prawoto, 2017). Sumber daya external

(non-USB) dapat berasal dari adaptor AC -DC atau baterai. Besaran tegangan yang

diperlukan papan arduino untuk beroperasi antara 6 volt sampai dengan 20 volt.

Jika tegangan yang diberikan kurang dari 7 volt, pin 5V akan menyediakan

tegangan di bawah 5 volt dan arduino uno mungkin mengalami ke-tidak-stabilan

saat bekerja. Jika sumber tegangan melebihi 12 volt, papan arduino bisa mengalami

kerusakan karena regulator tegangan menjadi terlalu panas. Oleh karena itu, rentang

tegangan yang dianjurkan untuk arduino uno berkisar antara 7 sampai 12 volt

(Prawoto, 2017).

Pin tegangan yang tersedia pada papan arduino uno adalah sebagai berikut:

 Vin : Pin yang digunakan untuk mengalirkan sumber tegangan ke papan

arduino ketika menggunakan sumber daya eksternal (selain dari koneksi

USB atau sumber daya yang teregulasi lainnya). Sumber tegangan juga

dapat disediakan melalui pin ini jika sumber daya yang digunakan untuk

arduino uno dialirkan melalui soket power.

 5V dan 3.3V: Pin ini digunakan untuk menyediakan tegangan teregulasi

sebesar 5 volt dan 3,3 volt yang berasal dari regulator tegangan pada papan

anduino. Jika memberikan tegangan secara langsung tanpa melalui

regulator, papan arduino dapat mengalami kerusakan.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10 
 

 GND : pin ground.

 IOREF: Pin ini berfungsi untuk memberikan referensi tegangan yang

beroperasi pada mikrokontroler.

2.2.3. Pin Masukan dan Keluaran 

Masing-masing dari 14 pin digital arduino uno dapat digunakan sebagai

masukan atau keluaran menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite() dan

digitalRead(). Setiap pin beroperasi pada tegangan 5 volt (Prawoto, 2017). Setiap

pin mampu menerima atau menghasilkan arus maksimum sebasar 40 mA dan

memiliki resistor pull-up internal (diputus secara default) sebesar 20-30 KOhm.

Sebagai tambahan, beberapa pin masukan digital memiliki kegunaan khusus yaitu:

 Komunikasi serial: pin 0 (RX) dan pin 1 (TX), digunakan untuk menerima

(RX) dan mengirim (TX) data secara serial.

 External Interrupt: pin 2 dan pin 3, pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu

sebuah interrupt pada nilai rendah, sisi naik atau turun, atau pada saat terjadi

perubahan nilai.

 Pulse-width modulation (PWM): pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, menyediakan

keluaran PWM 8-bit dangan menggunakan fungsi analog Write().

 Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO) dan

13 (SCK), pin ini mendukung komunikasi SPI dengan menggunakan SPI

library.

 LED: pin 13, terdapat built-in LED yang terhubung ke pin digital 13. Ketika

pin bernilai HIGH maka LED menyala, sebaliknya ketika pin bernilai LOW

maka LED akan padam.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11 
 

Arduino Uno memiliki 6 masukan analog yang diberi label A0 sampai A5,

setiap pin menyediakan resolusi sebanyak 10 bit (1024 nilai yang berbeda). Secara

default pin mengukur nilai tegangan dari ground (0V) hingga 5V, walaupun begitu

dimungkinkan untuk mengganti nilai batas atas dengan menggunakan pin AREF

dan fungsi analog Reference(). Sebagai tambahan beberapa pin masukan analog

memiliki fungsi khusus yaitu pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang digunakan

untuk komunikasi Two Wire Interface (TWI) atau Inter Integrated Circuit (I2C)

dengan menggunakan Wire library.

 AREF: AREF (Analog Reference) digunakan sebagai referensi dalam

mengatur tegangan eksternal (0-5 volt) untuk memberikan limit pada

pininput analog.

 RESET: berfungsi untuk menghidupkan ulang mikrokontroler. Jalur ini

biasanya digunakan untuk menambahkan tombol reset pada shield yang

menghalangi papan utama arduino.

2.2.4. Memori

Dalam sebuah mikrokontroler, memori merupakan sebuah lokasi/tempat

penyimpanan program yang akan dijalankan dan data yang digunakan program

tersebut. Memori merupakan sekumpulan blok (cell) atau lokasi yang dikenali

dengan alamatnya. Setiap blok menyimpan kata (word) yang merupakan sebuah

informasi unit logika yang disimpan di blok tersebut (Pratomo, 2004). Terdapat 3

jenis memori yang tersedia dalam mikrokontroler, yaitu:

1. Nonvolatile program memory

2. Volatile RAM (Random-Access Memory)

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12 
 

3. Optional nonvolatile memory data (EEPROM)

Arduino Uno adalah arduino board yang menggunakan mikrokontroler

ATmega328. Maka peta memori arduino uno sama dengan peta memori pada

mikrokontroler ATmega328.

2.2.4.1. Memori Program

Memori program dikenal dengan nama tempat penyimpan program kendali

(control) dan firmware. Memori ini digunakan untuk menyimpan aplikasi

perangkat lunak. Kata sifat “nonvolatile” menjelaskan kemampuan memori untuk

memelihara informasi yang disimpan walaupun catu daya dimatikan (Pratomo,

2004). Hal ini penting karena setiap catu daya diberikan kepada mikrokontroler,

kode aplikasi harus mulai bekerja. Ruang memori program adalah jumlah

maksimum kode yang akan dijalankan aplikasi sekaligus berisikan nilai-nilai awal

untuk variable yang digunakan. Memori program biasanya tidak berubah selama

program dijalankan dan kode aplikasi disimpan menggunakan peralatan sendiri.

ATMega328 memiliki 32K byte On-chip In-System Reprogrammable Flash

Memory untuk menyimpan program. Memori flash dibagi kedalam dua bagian,

yaitu bagian program bootloader dan aplikasi. Bootloader adalah program kecil

yang bekerja pada saat sistem dimulai yang dapat memasukkan seluruh program

aplikasi ke dalam memori prosesor.

2.2.4.2 Memori Data

Memori data ATMega328 terbagi menjadi 4 bagian, yaitu 32 lokasi untuk

register umum, 64 lokasi untuk register I/O, 160 lokasi untuk register I/O tambahan

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13 
 

dan sisanya 2048 lokasi untuk data SRAM internal. Register umum menempati

alamat data terbawah, yaitu 0x0000 sampai 0x001F. Register I/O menempati 64

alamat berikutnya mulai dari 0x0020 hingga 0x005F. Register I/O tambahan

menempati 160 alamat berikutnya mulai dari 0x0060 hingga 0x00FF. Sisa alamat

berikutnya mulai dari 0x0100 hingga 0x08FF digunakan untuk SRAM internal.

Peta memori data dari ATMega 328 (Brey, 2002).

2.2.4.3. Memori Data EEPROM

Arduino uno terdiri dari 1 KByte memori data EEPROM. Pada memori

EEPROM, data dapat ditulis/dibaca kembali dan ketika catu daya dimatikan, data

terakhir yang ditulis pada memori EEPROM masih tersimpan pada memori ini, atau

dengan kata lain memori EEPROM bersifat nonvolatile. Alamat EEPROM dimulai

dari 0x000 hingga 0x3FF (Brey, 2002).

2.3. Bahasa Pemrograman Arduino

Papan arduino merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler.

Perangkat lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah

mikrokontroller dapat bekerja. Papan arduino akan bekerja sesuai dengan perintah

yang ada dalam perangkat lunak yang ditanamkan padanya. Bahasa Pemrograman

Arduino adalah bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membuat

program untuk papan arduino. Bahasa pemrograman arduino menggunakan bahasa

pemrograman C sebagai dasarnya (Prawoto, 2017).

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14 
 

2.3.1. Struktur

Setiap program dalam arduino board terdiri dari dua fungsi utama yaitu

setup() dan loop(). Instruksi yang berada dalam fungsi setup() dieksekusi hanya

sekali, yaitu ketika papan arduino pertama kali dihidupkan. Biasanya instuksi yang

berada pada fungsi setup() merupakan konfigurasi dan inisialisasi dari papan

arduino. Instruksi yang berada pada fungsi loop() dieksekusi berulang-ulang hingga

papan arduino dimatikan (catu daya diputus). Fungsi loop() merupakan tugas utama

dari papan arduino.

2.3.2. Konstanta

Konstanta adalah variabel yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam bahasa

pemrograman arduino. Konstanta digunakan agar program lebih mudah untuk

dibaca dan dimengerti. Konstanta dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Konstanta yang digunakan untuk menunjukkan tingkat logika (konstanta

Boolean), yaitu true dan false.

2. Konstanta untuk menunjukkan keadaan pin, yaitu HIGH dan LOW.

3. Konstanta untuk menunjukkan fungsi pin, yaitu INPUT, INPUT_PULLUP dan

OUTPUT.

Konstanta yang digunakan untuk menunjukkan benar atau salah dalam

bahasa pemrograman arduino adalah true dan false. False lebih mudah

didefinisikan daripada true. False didefinisikan sebagai 0(nol). True sering

didefinisikan sebagai 1(satu), yang mana hal ini benar, tetapi true memiliki definisi

yang lebih luas. Setiap integer yang bukan nol adalah true dalam pengertian

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15 
 

Boolean. Jadi -2, 3 dan -100 semuanya didefinisikan sebagai true, juga dalam

pengertian Boolean. Tidak seperti konstanta yang lain true dan false diketik dengan

menggunakan huruf kecil.

Ketika membaca atau menulis ke sebuah pin digital, terdapat hanya dua nilai

yang dapat diberikan atau diterima, yaitu HIGH dan LOW. HIGH memiliki arti

yang berbeda tergantung apakah sebuah pin dikonfigurasi menjadi masukan atau

keluaran. Ketika pin dikonfigurasi sebagai masukan dengan fungsi pinMode(), lalu

kemudian dibaca dengan fungsi digitalRead(), mikrokontroler akan melaporkan

nilai HIGH jika tegangan yang ada pada pin tersebut berada pada tegangan 3 volt

atau lebih.

Ketika sebuah pin dikonfigurasi sebagai masukan, dan kemudian dibuat

bernilai HIGH dengan fungsi digitalWrite(), maka resistor pull-up internal dari chip

ATmega akan aktif, yang akan membawa pin masukan ke nilai HIGH, kecuali pin

tersebut ditarik (pull-down) ke nilai LOW oleh sirkuit dari luar.

Ketika pin dikonfigurasi sebagai keluaran dengan fungsi pinMode(), dan

diset ke nilai HIGH dengan fungsi digitalWrite(), maka pin berada pada tegangan

5 volt. Dalam keadaan ini, pin tersebut dapat memberikan arus, sebagai contoh,

untuk menghidupkan LED yang terhubung seri dengan resistor dan ground, atau

pin lain yang dikonfigurasi sebagai keluaran dan diberi nilai LOW.

Sama seperti HIGH, LOW juga memiliki arti yang berbeda bergantung pada

konfigurasi pin. Ketika pin dikonfigurasi sebagai masukan, maka mikrokontroler

akam melaporkan nilai LOW jika tegangan yang terdapat pada pin berada pada

tegangan 2 volt atau kurang. Ketika pin dikonfigurasi sebagai keluaran dan diberi

nilai LOW maka pin berada pada tegangan 0 volt. Setiap pin pada arduino dapat

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16 
 

dikonfigurasi sebagai masukan, masukan dengan resistor pull-up atau keluaran.

Untuk mengkonfigurasi fungsi pin pada arduino digunakan konstanta INPUT,

INPUT_PULLUP dan OUTPUT. Pin arduino yang dikonfigurasi sebagai masukan

dengan fungsi pinMode() dikatakan berada dalam kondisi berimpedansi tinggi. Pin

yang dikonfigurasi sebagai masukan memiliki permintaan yang dangat kecil kepada

sikuit yang di-sampling-nya, setara dengan sebuah resistor 100 Megaohm dipasang

seri dengan pin tersebut. Hal ini membuat pin tersebut berguna untuk membaca

sensor, tetapi tidak untuk menghidupkan sebuah LED.

Chip Atmega pada arduino memiliki resisitor pull-up internal (resistor yang

terhubung ke sumber tegangan secara internal) yang dapat digunakan. Untuk

menggunakan resistor pull-up internal ini kita menggunakan konstatnta

INPUT_PULLUP pada fungsi pinMode().

Pin yang dikonfigurasi menjadi sebuah keluaran dikatakan berada dalam kondisi

berimpedansi rendah. Hal ini berarti pin tersebut dapat menyediakan sejumlah besar

arus ke sirkuit yang lain. Pin pada Atmega mampu menyediakan arus hingga 40

mA.

2.4. Liquid Crystal Display (LCD)

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang

dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan

cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau

mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi

sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

Gambar 2.3 menunjukkan tampilan fisik dari LCD 16x2.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17 
 

Gambar 2.4. Tampilan LCD 16x2

Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat mikrokontroler yang

berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).

Mikrokontroler pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan

memori dan register.

Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :

 DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori

tempat karakter yang akan ditampilkan berada.

 CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan

memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter, dimana bentuk dari

karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.

 CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori

untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut

merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh

pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut, sehingga

pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat

merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.

Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah :

 Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari

mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18 
 

penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)

dapat dibaca pada saat pembacaan data.

 Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau

ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut

ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

 Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal

Display) diantaranya adalah :

 Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin

ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat

dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler

dengan lebar data 8 bit.

 Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan

jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan

yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.

 Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis

data, sedangkan high baca data.

 Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

 Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras), dimana pin

ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan

ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19 
 

2.5. Resistor variable

Resistor variabel adalah sebuah komponen yang mempunyai karakteristik

seperti resistor namun nilainya tidak tetap (variabel) dan bisa diubah selama

pemakaian. Perubahan nilai resistor ini karena diubah oleh sesuatu dari luar

misalnya diputar atau digeser. Perubahan nilai dari resistor variabel biasanya

dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang sifatnya tidak tetap dan bergantung dari

kondisi penerapan rangkaian.

Ada beberapa jenis resistor variabel seperti trimmer potensiometer

(trimpot), slide potensiometer (slidepot) dan rotary potensiometer (potensio).

Masing-masing jenis resistor variabel ini memiliki kegunaan dan penerapan yang

berbeda-beda.

Berikut ini beberapa penggunaan resistor variabel yang umum pada aplikasi sehari-

hari :

1. Volume Control

2. Tone Control (Bass, Middle dan Treble)

3. Pengaturan tegangan dan arus

4. Pengaturan ukuran layar pada televisi analog

5. Setting referensi tegangan atau sinyal

6. Kontrol parameter alat seperti cahaya, kecepatan, frekuensi dan sebagainya.

2.5.1. Simbol Resistor Variabel

Resistor variabel pada umumnya digambarkan menyerupai simbol resistor

dengan tanda panah ditengahnya. Karena kebanyakan resistor variabel berkaki tiga

maka panah yang berada ditengah merupakan kaki ketiga yang berada ditengah

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20 
 

dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki pinggir. Perubahan nilai

resistor ini tergantung pada posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir. Gambar 2.4

memperlihatkan simbol dari resistor variabel yang umum dipakai.

(a) (b)

Gambar 2.5. Resistor variable jenis potensionmeter: (a) bentuk, (b) simbol

2.5.2. Bentuk Fisik Resistor variable

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa ada tiga jenis resistor variabel

yang umum dipakai dalam rangkaian elektronika yaitu trimpot, slidepot dan rotary

pot (gambar 2.5. Resistor Variabel). Masing-masing dari resistor variabel ini

memiliki bentuk yang berbeda terkait dengan jenisnya. Seperti misalnya trimpot

ditandai dengan tempat mirip kepala skrup untuk keperluan trim dengan obeng dan

rotary potensio yang memiliki handle untuk memutar serta slidepot yang memiliki

tuas untuk menggeser.

      

  (a) (b) (c)

Gambar 2.6. Resistor variable: (a) rotary, (b) slidepot, (c) trimpot

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21 
 

BAB 3

PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1. Diagram Blok Rangkaian

Diagram blok untuk rangkaian pengukur temperatur ruangan dengan

memanfaatkan sensor DHT22 berbasis Arduino Uno diperlihatkan pada gambar

3.1.

 
KIPAS ANGIN,
LED
 

POWER 
  ARDUINO  LCD 
SUPPLAY  UNO 
 

  DHT22 

Gambar 3.1 Diagram blok dari rangkaian

Keterangan untuk gambar 3.1 ialah sebagai berikut:

ARDUINO UNO : Sebagai media pengubah data analog menjadi digital.

LCD : Komponen yang dapat menampilkan hasil pembacaan

alat ukur.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22 
 

LED : Komponen elektronika yang dapat memancarkan

cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju.

POWER SUPPLAY : Sebagai alat atau perangkat keras yang mampu

menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung

dari sumber tegangan listrik ke tegangan listrik yang

lainnya.

DHT22 : Sensor suhu dan kelembaban yang memiliki keluaran

sinyal digital yang dikalibrasi dengan sensor suhu dan

kelembaban yang kompleks.

KIPAS ANGIN : Alat yang digunakan untuk membangkitkan aliran udara

dingin/panas ke sensor DHT22.

3.2. Rangkaian Arduino UNO

Rangkaian sistem minimum yang terdiri dari Arduino UNO, Sensor

DHT22, dan LCD diperlihatkan pada Gambar 3.2. Sambungan PIN yang digunakan

ditunjukkan pada tabel 3.1.

Gambar 3.2. Rangkaian Arduino UNO

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23 
 

Tabel 3.1. Spesifikasi PIN yang Digunakan

PIN PIN PIN

Arduino UNO Sensor LCD

D2 DP -

5V 5V -

GND GND -

GND - GND

5V - VCC

RES - VEE

D7 - RS

GND - RW

D8 - E

D10 - D4

D11 - D5

D12 - D6

D13 - D7

5V - A

GND - K

Keterangan:

D = Digital I/O

5V = Tegangan listrik DC 5 Volt

GND = Grounding / Pentanahan

RES = Reset (Mengembalikan ke nilai default-nya)

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24 
 

DP = Digital pulse

VCC = Tegangan listrik DC 5 Volt

VEE = Contras

RS = Register Select

RW = Read / Write

E = Enable

A = Anode

K = Kathode

3.3. Rangkaian LCD

Layar LCD berfungsi sebagai penampil hasil pengukuran berupa karakter-

karakter tertentu. Layar LCD dihubungkan dengan Arduino UNO melalui

rangkaian listrik seperti diperlihatkan pada gambar 3.3. Pada gambar tersebut port

yang dipakai untuk menghubungkan LCD dengan arduino UNO terdapat pada pin

D4, D5, D6, D7, E, dan RS.

Gambar 3.3. Rangkaian pada LCD 16x2

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25 
 

3.4. Diagram Alir (Flow Chart) Alat Ukur Temperatur

Alat ukur temperatur ini menggunakan sensor jenis DHT22. Alat ini dapat

mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Diagram alir alat ukur

temperatur ini diperlihatkan pada gambar 3.4. Proses pengukuran temperatur

didahului dengan proses inisiasi PIN, dimana Arduino UNO akan membaca jumlah

digital pulse (denyut digital) yang dikirimkan sensor DHT22 perdetik. Sensor

DHT22 menggunakan komponen resistor variabel (thermistor) didalamnya yang

mampu membaca perubahan tahanan akibat perubahan suhu yang terjadi.

Perubahan tahanan ini akan dikirim ke mikrokontroller Arduino UNO dan

dikonversikan dengan menggunakan library Arduino yang telah ada (DHT.h)

menjadi temperatur. Hasilnya adalah tempartur dalam satuan derajat Celcius (oC).

Selanjutnya hasil pengukuran tersebut ditampilkan dalam layar LCD ukuran 16 x 2

digit.

Gambar 3.4. Diagram alir (flow chart) alat ukur temperatur

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26 
 

BAB 4

HASIL PENGUKURAN

4.1. Waktu dan Tempat Pengukuran

Pengujian dilakukan terhadap perubahan temperatur ruangan dengan

membandingkan nilai besaran temperatur yang ditunjukkan oleh alat ukur yang

telah dirancangbangun dengan alat ukur standar jenis thermometer merkuri (skala

pengukuran -10 hingga 50 oC). Pengujian dilakukan di:

Tempat : Gedung Pusdiklat LPPM USU Medan

Tanggal : 09 Juli 2017

Waktu : 10.00 – 11.00 WIB

Pengujian dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan tujuan untuk

mendapatkan karakteristik yang lebih lengkap terhadap alat ukur temperatur

ruangan dengan sensor DHT22. Alat ukur ini diletakkan bersama dengan alat ukur

standar dalam suatu ruangan yang memiliki alat pengatur temperatur ruangan

berupa AC (Air Conditioner). Suhu yang diuji ialah 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24
o
C.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27 
 

4.2 Data Pengukuran

Data hasil pengukuran temperatur ruangan yang dilengkapi dengan alat

pengatur temperatur diperlihatkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data hasil pengukuran temperatur ruangan

TM* DHT22 ( oC )
No.
( oC ) Uji 1 Uji 2 Uji 3

1. 24 24,05 24,00 24,04

2. 23 22,95 22,95 23,00

3. 22 22,05 22,04 22,04

4. 21 20,95 21,00 21,00

5. 20 20,05 20,05 20,00

6. 19 19,05 19,00 19,00

7. 18 18,05 18,03 18,03

TM* = Thermometer Merkuri (alat ukur standar)

Persentase kesalahan pengukuran pada tiap perubahan temperaturnya

dihitung dengan menggunakan rumus:

E= x 100%

Dimana: ̅ = rata-rata hasil pengukuran pada alat uji, oC

d1 = hasil pengukuran alat uji, oC

d2 = hasil pengukuran alat standar, oC

E = Kesalahan pengukuran, %

1. Pada temperatur sampel t = 24 oC

,
Et=24 = x 100% = 0,208 %
,

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28 
 

2. Pada temperatur sampel t = 23 oC

,
Et=23 =   x 100% = 0,218 % 
,

3. Pada temperatur sampel t = 22 oC

,
Et=22 =   x 100% = 0,227 % 
,

4. Pada temperatur sampel t = 21 oC

,
Et=21 =   x 100% = 0,238 % 
,

5. Pada temperatur sampel t = 20 oC

,
Et=20 =   x 100% = 0,25 % 
,

6. Pada temperatur sampel t = 19 oC

,
Et=19 =   x 100% = 0,263 % 
,

7. Pada temperatur sampel t = 18 oC

,
Et=18 =   x 100% = 0,277 % 
,

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29 
 

Tabel 4.2. Nilai persentase kesalahan pengukuran antara sensor DHT22 dan

thermometer merkuri

Persentase Kesalahan Pengukuran

No. (%)

Uji 1 Uji 2 Uji 2

1. 0.238 0.000 0.190

2. 0.238 0.238 0.000

3. 0.238 0.190 0.190

4. 0.238 0.000 0.000

5. 0.238 0.238 0.000

6. 0.238 0.000 0.000

7. 0.238 0.143 0.143

Rata-rata 0.238 0.116 0.075

Berdasarkan data-data hasil pengujian dan persentase kesalahan

pengukuran terlihat bahwa alat ukur temperatur yang dilengkapi dengan sensor

DHT22 memiliki tingkat keakurasian yang sangat tinggi. Besarnya persentase

kesalahan pengukuran pada pengujian tersebut rata-rata dibawah 1 %. Oleh karena

itu pemakaian sensor DHT22 dapat direkomendasikan sebagai sensor untuk alat

ukur temperatur suatu ruangan tertentu.

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30 
 

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Peneliti telah berhasil merancang dan membangun alat ukur tempatur

ruangan dengan menggunakan sensor DHT22. Sensor DHT22 terbuat dari

bahan semikonduktor berbentuk variable resistor. Perubahan suhu akan

menyebabkan perubahan nilai tahanan listrik yang selanjutnya dikirim ke

port digital Arduino UNO dan dikonversikan ke satuan temperatur derajat

Celcius. Hasil pengukuran ini selanjutnya ditampilkan pada layar LCD 16x2

digit.

2. Alat ukur temperatur ruangan ini telah diuji dan hasilnya dibandingkan

dengan alat uji standar dalam suatu ruangan tertutup. Besarnya persentase

kesalahan pengukuran pada pengujian tersebut rata-rata dibawah 1 %. Oleh

karena itu pemakaian sensor DHT22 dapat direkomendasikan sebagai

sensor untuk alat ukur temperatur suatu ruangan tertentu.

5.2. Saran

Selama penelitian dilaksanakan peneliti mememukan beberapa kendala dan

permasalahan sehingga memunculkan ide-ide kreatifitas untuk pengembangan

yang lebih baik. Saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini:

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31 
 

1. Kontruksi alat ukur temperatur ruangan harus disempurnakan lagi, yaitu salah

satunya dengan pemberian lapisan karet seal pada sisi-sisi sambungan casing-

nya. Hal ini bertujuan untuk menahan kondisi temperatur ruangan sehingga

lebih stabil dan akurat.

2. Data hasil pengukuran untuk desain selanjutnya diharapkan dapat disimpan

dalam media penyimpanan seperti HDD, Flash disk, dll, sehingga dapat

dilakukan pengelolahan data lebih lanjut seperti pembuatan grafik hasil

pengukuran.

3. Untuk perancang selanjutnya alat ini dapat juga dilengkapi dengan sensor

kecepatan aliran fluida dan sensor pendeteksi jenis fluida.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

 
Ada. (2016). DHTxx Sensors. New York: Adafruit Industries.
Brey, B. B. (2002). Mikroprosesor Intel. Jakarta: Erlangga.
Dikson. (2017). Teknik Elektronika. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Muchlas. (2013). Dasar-dasar Rangkaian Digital. Yogyakarta: UAD Press.
Nedelkovski, D. (2016). DHT11 & DHT22 Sensors Temperature and Humidity Tutorial using
Arduino. New York: Mechatronics.
Pratomo, A. (2004). Mikrokontroler PIC16F84. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Prawoto, I. (2017). Mikrokontroler Arduino UNO. Jakarta: Caratekno Press.
Satyoadi, M. (2004). Elektronika Digital. Yogyakarta: Andi Offset.
 

xi 
 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai