Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

OTOMATISASI 1

MATERI 4
DISPLAY DAN SISTEM INSTRUMENTASI

Oleh :

NAMA : Eka Nuraini


NIM : 205100601111018
KELOMPOK : K3

Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2021


Nama Asisten :
1. Annisa Noor Sasmita
2. Mukhtar Kholili
3. Wiryaningtyas Setya Winahyu

LABORATORIUM MEKATRONIK ALAT DAN MESIN AGROINDUSTRI


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Display merupakan bagian dari lingkungan yang menyampaikan informasi mengenai
keadaannya kepada manusia baik petunjuk untuk melakukan suatu kegiatan,
meningkatkan kewaspadaan, menghindari bahaya atau hanya sebagai sumber informasi.
Maka penggunaan display sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan manusia dalam
beraktifitas. Dalam instrumentasi digital, peralatan atau perangkat output dari instrumen
mengidentifikasi nilai dari kuantitas yang terukur dimana pada umumnya menggunakan
ditigal display device. Display merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Kemudian, instrumentasi
adalah piranti ukur untuk menemukan harga besaran yang berubah-ubah yang seringkali
digunakan untuk keperluan pengemudian besaran yang perlu berada di batas-batas harga
tertentu. Instrumen juga dapat didefinisikan dengan instrumen murni yang terdiri dari
mekanisme dan bagian-bagian yang dibangun di dalam wadah atau piranti yang berkaitan.
Piranti itu sendiri dapat berupa instrumen tuding (indicating instrument) dan dapat berupa
instrumen rekam (recording instrumen). Selain itu, semua piranti itu juga dapat berupa
kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik, dan penumatik.
Piranti digunakan untuk menguji, mengamati, mengukur, memelihara atau
mengemudikan. Semua pengamatan dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat fisik
gerakan atau karakteristik lain. Instrumentasi merupakan salah satu ilmu teknik yang
makin terasa keperluannya dalam kehidupan sehari-hari. Instrumentasi sangat diperlukan
di dalam kehidupan untuk mendapatkan nilai pengukuran yang lebih akurat. Keberhasilan
para ahli teknologi tergantung pada kemampuannya memilih dan keberhasilan
memanfaatkan secara optimum sistem-sistem instrumen.

1.2 Tujuan
a) Mengetahui rangkaian elektronika dari sebuah LCD
b) Mengetahui prinsip kerja macam-macam digital display yang digunakan pada sistem
instrumentasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Definisi Display
Display pada sistem manusia dan mesin digunakan dalam mempresentasikan
informasi yang diberikan oleh mesin mengenai kondisi operasi kerja yang sedang
atau telah berjalan. Display akan menampilkan suatu data seperti karakter, huruf
ataupun grafik. Pengaplikasian display yakni menggunakan sistem matriks. Display
pada sebuah komponen, misalnya pada LCD dapat menampilkan sebanyak 32
karakter. Setiap karakter terdiri dari 2 baris. Setiap baris pada tampilan display
nantinya dapat menampilkan 16 karakter (Widodo et al., 2020).
Display atau yang sering disebut dengan LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi
untuk menampilkan karakter angka, huruf maupun simbol dengan lebih baik dan
dengan konsumsi arus yang rendah. Display LCD dot matrik M1632 terdiri dari
bagian penampil karakter (LCD). LCD ini berfungsi menampilkan karakter dan bagian
sistem prosesor LCD dalam bentuk modul dengan mikrokontroler. Mikrokontroler
akan diletakan dibagian belakang LCD tersebut yang berfungsi untuk mengatur
tampilan LCD serta mengatur komunikasi antara LCD dengan mikrokontroler yang
menggunakan modul LCD tersebut. LCD M1632 yakni modul LCD dengan tampilan
2×16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah (Ariansya, 2018).

2.1.2 Macam-macam Display


Display memiliki berbagai macam jenis, salah satunya diantaranya yakni LCD.
LCD (Liquid Crystal Display) dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja
dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi bekerja dengan memantulkan cahaya
yang ada di sekelilingnya. Cahaya tersebut nantinya akan dipantulkan terhadap
front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD berfungsi sebagai penampil
data baik dalam bentuk karakter, huruf angka ataupun grafik. LCD ialah lapisan dari
campuran orgnaik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium
oksida dalam bentuk tampilan seven segment. Ketika elektroda diaktifkan dengan
tegangan, molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan
elektroda dari segmennya. Cahaya yang dipantulkan dari LCD tidak dapat melewati
molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan berubah menjadi
gelap dan membentuk karakter data yang akan ditampilkan (Kurniawan, 2013).
Selain LCD, LED juga termasuk kedalam jenis display. LED atau Light Emiitting
Diode yaitu komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
Ketika LED diberikan tegangan maju, maka LED akan memancarkan cahaya. LED
juga ialah bagian dari dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna cahaya
yang dipancarkan oleh LED akan bergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
digunakannya (Natsir et al., 2019).

2.1.3 IC Atmega16 dan Arduino uno


Mikrokontroler yakni suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan
dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan
cara khusus. Cara kerja dari mikrokontroler yaitu membaca dan menulis data. IC
Atmega16 memiliki 10 pin, antara lain VCC untuk pin masukkan catu daya, GND
merupakan pin ground yang terhubung dengan port D, port A merupakan terminal
masukkan analog A/D converter. Selain itu ada juga Port B yang merupakan port
I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan resistor pull-up internal. Port B juga dapat
berfungsi sebagai terminal khusus yaitu timer/counter, komparator analog, dan SPI.
Port C merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan resistor pull-up
internal. Port C berfungsi sebagai terminal khusus yaitu komparator analog, dan
timer oscilator. Sedangkan Port D berfungsi sebagai terminal khusus yaitu
komparator analog, interupsi internal, dan komunikasi serial. Reset yakni pin yang
digunakan untuk me-reset mikrokontroler. XTAL1 dan XTAL2 ialah pin masukkan
clock eksternal. AVCC yaitu pin masukkan tegangan untuk ADC. AREF ialah pin
masukkan tegangan referensi ADC. Atmega16 diketahui memiliki 3 buah port utama
yaitu port B, port C, dan port D dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. Port
tersebut difungsikan sebagai input/output digital (Toyib dan Hidayatullah, 2016).

Gambar 1 Mikrokontroler Atmega 16


Sumber : Mulyanah et al., 2015

Arduino yaitu papan elektronik open source yang di dalamnya terdapat


komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroler Atmega328 dari jenis AVR dari
perusahan Atmel. Mikrokontroler ialah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa
diprogram menggunakan komputer. Pemograman pada mikrokontroler bertujuan
agar rangkaian elektronik yang telah dibuat dapat membaca input, memproses, dan
memberikan output sesuai dengan yang diinginkan. Arduino yaitu sebuah board
mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328. Arduino UNO memuat semua
yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler dengan menghubungkannya ke
sebuah komputer ke sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor
AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya. ATmega328 pada Arduino
Uno dilengkapi dengan sebuah bootloader yang memungkinkan kita untuk
mengupload kode baru ke ATmega328 tanpa menggunakan pemrogram hardware
eksternal (Ichwan et al., 2013).

Gambar 2 Arduino
Sumber : Silvia et al., 2014
2.1.4 Perbedaan IC Atmega16 dan Arduino uno
Mikrokontroler ATMega16 yaitu sebuah komputer kecil (“special purpose
computers”). Terdapat di dalam satu IC yang berisi CPU, memori, timer, saluran
komuikasi serial dan paralel, port input/output, ADC. Mikrokontroler ATMega16 yakni
mikrokontroler 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi dengan daya rendah.
Mikrokontroler jenis ini memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte. Memiliki juga
EEPROM 512 Byte dan SRAM 1 Kbyte (Mulyanah dan Hellyana, 2015).
Sedangkan Arduino Uno yakni board mikrokontroler berbasis ATmega328
(datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat
digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal,
koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Semua program example
sudah ada di Software Arduino IDE. Sedangkan pada IC Atmega16 pemakaian untuk
menulis program bisa tergantung user masing masing. Dapat menggunakan
Codevision, Bascom, Win AVR dan lainnya (Ichwan et al., 2013).

2.1.5 Prinsip Kerja photodioda dan LED sebagai sensor warna


Sensor cahaya yaitu komponen elektronika yang berfungsi mengubah suatu
besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor cahaya berdasarkan
perubahan elektrik yang dihasilkan dibagi kedalam dua jenis, yaitu fotovoltaik dan
fotokonduktif. Salah satu sensor cahaya jenis fotokonduktif yakni sensor photodioda.
Sensor photodioda diketahui dapat merespon stimulus berupa cahaya tampak
maupun tidak tampak dan mengkonversi intensitas cahaya yang terdeteksi menjadi
arus. Photodioda yaitu suatu jenis dioda yang resistansinya akan berubah-ubah
apabila terkena sinar cahaya. Resistansi dari photodioda akan dipengaruhi oleh
intensitas cahaya yang diterimanya, semakin banyak cahaya yang diterima maka
semakin kecil resistansi dari photodioda dan begitu pula sebaliknya (Setyaningsih, et
al., 2017).
Prinsip kerjanya LED yakni ketika arus listrik DC mengalir melalui P/N junction
pada material semikonduktor. Aliran elektron bertemu hole dan terjadilah
rekombinasi antara muatan positif (hole) dan negatif (elektron). Pada saat itu
dilepaskanlah energi cahaya ketika photon terbentuk. Warna dari cahaya yang
terpancar bergantung pada level energi. Dapat ditentukan dengan energy gap dari
material semikonduktor (Palaloi, 2015).

2.1.6 Aplikasi Display dalam bidang prodi yang ditempuh


Aplikasi Display dalam bidang teknologi bioproses yaitu contohnya Microferm
fermentor. Microferm fermentor yakni teknologi bioproses untuk proses fermentasi.
Teknologi tersebut berfungsi dalam menyediakan kondisi lingkungan yang cocok
bagi mikroba didalamnya untuk menghasilkan biomassa dan metabolit. Fermentasi
mempunyai peranan penting dalam bioproses, yaitu proses perubahan kimia pada
substrat organik, baik dalam karbohidrat, protein, lemak atau lainnya melalui kegiatan
katalis biokimia yang dikenal sebagai enzim dan dihasilkan oleh jenis mikroba
spesifik. Tahapan fermentasi terdiri dari pemilihan mikroba dan kultur stok, media
fermentasi, preparasi inokulum, kontrol proses dan pengunduhan hasil serta operasi
fermentasi. Tahapan tersebut menandakan bahwa fermentasi membutuhkan waktu
proses yang lama. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan jumlah produk yang optimum
maka pada proses fermentasi harus dilakukan pengendalian. Hal tersebut dilakukan
dengan sistem kontrol otomatis mampu memberikan kemudahan dalam
mendapatkan performansi dari sistem dinamik, mempertinggi kualitas dan
menurunkan biaya produksi, serta mempertinggi laju produksi. Perancangan
perangkat menggunakan LCD sebagai display (Faradina et al., 2018).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan komponen Instrumentasi beserta fungsi

No. Alat dan Komponen Fungsi


Instrumentasi
1. LCD 12 x 6 Untuk menampilkan data hasil pembacaan sensor

2 Photodioda Untuk sebagai sensor cahaya pada rangkaian

3. LED Sebagai sumber cahaya

4. Mikrokontroler Ardiuno Sebagai downloader


Uno
5. Laptop Sebagai sumber tegangan dan penyedia aplikasi untuk
coding

6. USB Connector Ardiuno Menyambungkan Mikrokontroler Ardiuno Uno ke laptop


Uno
7. Penggaris Pengukur jarak pada perlakuan

8. Kabel Penghubung LED dan photodiode ke mikrokontroler

9. Bidang warna Sebagai bahan percobaan berwarna kuning, biru dan


hitam

3.2 Gambar Alat dan fungsi Komponen pada praktikum (tabel)

No. Gambar Alat Fungsi

1. Untuk menampilkan data hasil pembacaan sensor

LCD 12 x 6
2. Untuk sebagai sensor cahaya pada rangkaian

Photodioda
3. Sebagai sumber cahaya

LED
4. Sebagai downloader

Mikrokontroler Ardiuno
Uno
5. Sebagai sumber tegangan dan penyedia aplikasi untuk
coding

Laptop
6. Menyambungkan Mikrokontroler Ardiuno Uno ke laptop

USB Connector Ardiuno


Uno
7. Pengukur jarak pada perlakuan

Penggaris
8. Penghubung LED dan photodiode ke mikrokontroler

Kabel Jumper
9. Sebagai bahan percobaan berwarna kuning, biru dan
hitam

Bidang warna
3.3 Cara kerja (diagram alir)

siapkan alat dan bahan

LCD disadang pada arduino uno

rangkaian sensor protodioda dan 1. Data pada


LCD dipasang pada arduino uno sensor
dihubungkan
ke pin a0
2. Vcc pada
Hubungkan arduino uno dengan sensor
labtop menggunakan kabel usb dihubungkan
konektor arduino uno
ke 5v power
pin
3. Ground pada
sensor
Apload program dari laptop ke arduino uno dihubungkan
ke ground
arduino

Dekatkan rangkaian sensor pada bidang warna


dengan jarak 5cm da 2 cm

Ulangi percobaan pada bidang


warna lain

Catat hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengukuran


4.2 Perhitungan Hasil Pengukuran

4.3 Pembahasan Data dan Perhitungan Hasil Pengukuran + dibandingkan dengan literatur
Pada percobaan praktikum Display dan Alat Instrumentasi, dilakukan 6 kali percobaan
dengan 3 bidang warna yang berbeda yaitu warna kuning, biru, dan hitam dengan jarak 2
cm dan 5 cm tiap bidang warna. Telah diketahui bahwa Nilai resolusi maksimal yaitu 1023
dan Voltase input yaitu 5V. Untuk mencari nilai Voltase Analog (V) digunakan rumus Va =
(Nilai ADC Pembacaan )/(Nilai Resolusi Maksimal) x volt input (volt). Lalu untuk mencari
nilai presentase cahaya (%) digunakan rumus % Cahaya = (Nilai Resolusi Maksimal - Nilai
ADC Pembacaan) /(Nilai Resolusi Maksimal) x 100%. Pada bidang warna Kuning dengan
jarak 2 cm dan nilai ADC Pembacaan yaitu 502, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu
50,93% dan nilai Voltase Analalog 2,45 V. Pada bidang warna Kuning dengan jarak 5 cm
dan nilai ADC Pembacaan yaitu 587, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 46,62%
dan nilai Voltase Analalog 2,87 V. Pada bidang warna Biru dengan jarak 2 cm dan nilai
ADC Pembacaan yaitu 606, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 40,76% dan nilai
Voltase Analalog 2,96 V. Pada bidang warna Biru dengan jarak 5 cm dan nilai ADC
Pembacaan 660, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 35,48% dan nilai Voltase
Analalog 3,23 V. Pada bidang warna Hitam dengan jarak 2 cm dan nilai ADC Pembacaan
731, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 28,57% dan nilai Voltase Analalog 3,57 V.
Pada bidang warna Hitam dengan jarak 5 cm dan nilai ADC Pembacaan 839, didapatkan
nilai Persentase cahaya yaitu 17,99% dan nilai Voltase Analalog 4,10 V.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah didapatkan, hubungan antara jarak dengan
presentasi cahaya dan hubungan antara jarak dengan Voltase Analog (V) sudah sesuai
dengan literatur. Pada hasil percobaan, menunjukan bahwa semakin dekat suatu jarak,
maka presentasi cahaya akan semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tabel
dari perbandingan antara jarak 2 cm dan 5 cm dimana presentase cahaya pada jarak 2 cm
lebih besar dari presentase cahaya pada jarak 5 cm. Kemudian, hasil percobaan juga
menunjukan bahwa semakin dekat jarak, maka Voltase Analog (V) akan semakin kecil.
Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan table dimana Voltase Analog pada jarak 2 cm lebih
kecil dari Voltase Analog pada jarak 5 cm. Berdasarkan hasil percobaan telah sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa besarnya intensitas penyinaran, akan
berpengaruh terhadap tegangan keluarannya. Sehingga, dengan meningkatkan intensitas
penyinaran akan mengakibatkan elektron memiliki energi vibrasi yang lebih besar.
Sedangkan semakin dekat penyinaran akan mempengaruhi keluaran tegangan sel surya
karena kuat cahaya yang mengenai permukaannya akan makin besar (Sholihudin, 2016).

4.4 Grafik Hubungan antara voltase analog dengan persentase cahaya

Hubungan antara Voltase Analog dengan Presentase Cahaya


pada Jarak 2 cm dan 5 cm
60
Kuning
50
Kuning
Biru
40 Biru
Hitam
30
Jarak 2 cm
20 Hitam Jarak 5 cm

10

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Voltase Analog (volt)

(Setyaningsih et al., 2017)


Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari praktikum ini dan telah dijadikan
dalam bentuk grafik telah sesuai dengan data dari lieratur. Dimana nilai voltase analog
berbanding terbalik dengan persentase cahaya. Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan tersebut diketahui bahwa pada saat intensitas cahaya yang diterima photodioda
rendah, photodioda memiliki resistansi yang tinggi. Sehingga, arus yang mengalir pada
photodioda kecil dan tegangan output mendekati Vc. Hal tersebut yang menyebabkan
intensitas cahaya dan tegangan keluar berbanding terbalik (Setyaningsih et al., 2017).

4.5 Pembahasan Grafik dibandingkan dengan literatur


Pada gambar grafik pertama ditunjukkan grafik hubungan antara voltase dengan
presentase cahaya pada jarak jarak 2 cm dan 5 cm, sumbu X untuk nilai voltase dan sumbu
Y untuk persentase cahaya. Pada jarak 2 cm pada bidang warna kuning berada di titik 2,45
V dan 50,93%. Pada bidang kuning dengan jarak 5 cm berada di titik 2,87 V dan 42,62%.
Pada bidang warna biru dengan jarak 2 cm berada di titik 2,96 V dan 40,76% . Pada warna
biru dengan jarak 5 cm berada di titik 3,23 V dan 35,48%. Pada bahan warna hitam dengan
jarak 2 cm berada di titik 3,57 V dan 28,54%. Pada warna hitam dengan jarak 5 cm berada
di titik 4,10 V dan 17,99%. Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa voltase analog
dengan persentase cahaya berbanding terbalik walaupun dilakukan percobaan yang sama
dan berulang. Faktor lainnya, semakin besar nilai voltase analog maka nilai persentase
cahayanya akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya.
Beradsarkan literatur Sari et al (2015) dijelaskan bahwa kerja sistem perangkat lunak
yang dibuat. Dimana ketika sensor menerima sinyal analog yang ditandai dengan
perubahan resistansi sensor LDR. Nilai resistansi dikonversi menjadi tegangan melalui
rangkaian pembagi tegangan yang menjadi input mikrokontroler. Tegangan analog
dikonversi ke digital melalui ADC. Selanjutnya, tegangan digital dikonversi ke dalam
besaran intensitas melalui persamaan hubungan intensitas dan tegangan maksimum
sensor. Jika intensitas cahaya yang terukur tidak sama dengan 0 maka pengukuran
dilanjutkan dengan ditampilkannya data intensitas pada LCD dan data dikirim ke komputer.
Tetapi, jika intensitas cahaya sama dengan 0 atau tidak ada cahaya yang dideteksi sensor
maka pegukuran tidak dilakukan. Hal ini yang menyebabkan nilai voltase berbeda dengan
persentase cahaya.

4.6 Pertanyaan:
4.6.1 Bagaimana mekanisme pembacaan sensor oleh LCD?
LCD Liquid Crystal Display) digunakan dalam menampilkan data yang
diberikan oleh arduino melalui program yang dibuat. LCD 16x2 yang digunakan
memiliki beberapa port untuk dihubungkan ke arduino. Rangkaian display
menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) dengan jumlah karakter 16x2 dengan
pin kontrol RS dan enable diaktifkan dengan catu daya sebesar 5VDC. Masing-
masing pin kontrol pada LCD dihubungkan kepada arduino. Dalam mengatur tingkat
kecerahan LCD, dapat dilakukan dengan cara mengatur tegangan VO pada pin 3
LCD menggunakan potensiometer. Dalam sistem ini LCD digunakan untuk
menampilkan hasil pembacaan sensor dan menampilkan data masukan dari keypad
pada komputer. Langkahnya yakni dengan menekan tombol keypad yang kemudian
respon LCD pada saat tombol ditekan. Hal ini telah sesuai dengan yang terdapat
pada literatur (Putra et al., 2017).

4.6.2 Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem instrumentasi?


Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu
suatu penelitian atau pengukuran. Hal tersebut dikarenakan validitas atau kesahihan
data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen
yang digunakan, di samping prosedur pengumpulan data yang ditempuh. Hal ini
mudah dipahami karena instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data,
sehingga jika instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam
arti valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau
keadaan sesungguhnya di lapangan. Instrumen yaitu alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini
dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan
kesimpulan penelitian yang objektif pula. Sistem instrumentasi yang dapat digunakan
didalam industri harus memenuhi beberapa syarat-syarat antara lain harus dapat
dipercaya (reliable), harus teliti (accuracy). Beberapa hal yang sangat penting untuk
keperluan proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah mengenai fungsi dan
alat ukur, jenis besaran yang akan diukur, daerah pengukuran (range) dari besaran
proses, kepekaan dan ketelitian dari pengukuran, kehandalan atau kekuatan dari
instrumentasi (Firdaos, 2016).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu mahasiswa mampu mengetahui rangkaian
elektronika dari sebuah LCD, dan mengetahui prinsip kerja macam-macam digital
display yang digunakan pada sistem instrumentasi. Prinsip LED dan Photioda yakni
cahaya yang diserap semakin banyak maka nilai ADC akan semakin menurun.
Sedangkan bila cahaya yang diserap semakin sedikit, maka nilai ADC akan semakin
meningkat. Adapun prinsip dari ADC yaitu berawal dari gelombang cahaya dimana
nantinya akan ditangkap dalam bentuk sensor dan akan ditampilkan kedalam display
sehingga akan menghasilkan nilai ADC pembacaan akhir yang akan digunakan dalam
perhitungan. Pada Percobaan kali ini dalam praktikum digunakan untuk mengetahui
voltage analog dan persentase cahaya. Dilakukan 6 kali percobaan dengan 3 bidang
yaitu warna Hitam, Biru dan kuning dengan masing-masing bidang warna diberikan
jarak 5 cm dan 2 cm. Untuk bisa mencari voltage analog digunakan rumus nilai ADC
pembacaan dibagi dengan nilai resoles yang kemudian yang dikali dengan volt input
(volt), sedangkan nilai persentase cahaya diketahui dengan menggunakan rumus dari
nilai resolusi maksimal dikurang nilai ADC Pembacaan yang kemudian dibagi dengan
nilai resolusi maksimal dan dikali 100%. Nilai voltase input adalah 5 V kemudian pada
Nilai Resolusi Maksimal 1.023. Pada bidang warna Kuning dengan jarak 2 cm dan nilai
ADC Pembacaan yaitu 502, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 50,93% dan nilai
Voltase Analalog 2,45 V. Pada bidang warna Kuning dengan jarak 5 cm dan nilai ADC
Pembacaan yaitu 587, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 46,62% dan nilai
Voltase Analalog 2,87 V. Pada bidang warna Biru dengan jarak 2 cm dan nilai ADC
Pembacaan yaitu 606, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 40,76% dan nilai
Voltase Analalog 2,96 V. Pada bidang warna Biru dengan jarak 5 cm dan nilai ADC
Pembacaan 660, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 35,48% dan nilai Voltase
Analalog 3,23 V. Pada bidang warna Hitam dengan jarak 2 cm dan nilai ADC
Pembacaan 731, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 28,57% dan nilai Voltase
Analalog 3,57 V. Pada bidang warna Hitam dengan jarak 5 cm dan nilai ADC
Pembacaan 839, didapatkan nilai Persentase cahaya yaitu 17,99% dan nilai Voltase
Analalog 4,10 V. Berdasarkan hasil percobaan telah sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa besarnya intensitas penyinaran, akan berpengaruh terhadap
tegangan keluarannya. Sehingga, dengan meningkatkan intensitas penyinaran akan
mengakibatkan elektron memiliki energi vibrasi yang lebih besar. Sedangkan semakin
dekat penyinaran akan mempengaruhi keluaran tegangan sel surya karena kuat
cahaya yang mengenai permukaannya akan makin besar

5.2 Kritik dan Saran


Praktikum sudah berjalan dengan baik dan lancar. Praktikan mampu fokus saat
praktikum walaupun praktikum dilaksanakan dengan online. Praktikan juga diharapkan
menonton video materi sebelum praktikum dimulai supaya praktikum akan terus
berjalan lancar dan praktikan diharapkan fokus dalam praktikum supaya tidak ada
kesalahan dalam penghitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariansya. 2018. Rancang Bangun Sistem Pendingin Ruangan Menggunakan Modul


Termoelektrik Piltier TEC-12706 Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno. Skripsi. Jurusan
Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Faradina, Nurdianti R, Lestari DI, Hasan H. 2018. Perancangan dan Unjuk Kerja Sistem
Pengendalian Proses Pada Microferm Fermetor. Jurnal Kinetika. Vol. 9(2): 16-24
Ichwan M, Husada MG, Rasyid IA. 2013. Pembangunan Prototipe Sistem Pengendalian
Peralatan Listrik Pada Platform Android. Jurnal Informatika. Vol. 1(4): 13-25
Kurniawan E, Suhery C, Triyato D. 2013. Sistem Penerangan Rumah Otomatis Dengan
Sensor Cahaya Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Coding Sistem Komputer. Vol. 1(2): 1-10
Mulyanah E, Hellyana CM. 2015. Perancangan Dan Pembuatan Alat Pengering Kerupuk
Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Atmega16. Jurnal Evolusi. Vol. 3(2): 43-47
Natsir M, REndra DB, Anggara ADY. 2019. Implementasi IOT untuk Sistem Kendali AC
Otomatis Pada Ruang Kelas di Universitas Serang Raya. Jurnal PROSISKO. Vol. 6(1):
69-72
Palaloi S. 2015. Pengujian dan Analisi Umur Pakai Lampu Light Emitting Diode (LED)
Swablast Untuk Pencahayaan Umum. Jurnal Energi dan Lingkungan. Vol. 11(1): 17-22
Setyaningsih E, Prastiyanto D, Suryono. Penggunaan Sensor Photodioda sebagai Sistem
Deteksi Api pada Wahana Terbang Vertical Take-Off Landing (VTOL). Jurnal Teknik
Elektro. Vol. 9(2): 53-59
Silvia AF, Erik H, Yuda M. 2014. Rancang Bangun Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis
Arduino Dan Android. Jurnal Electrans. Vol. 13(1): 1-10
Toyib R, Hidayatullah J. 2016. Aplikasi Remote Control CPU/ Laptop Jarak Jauh dengan
Media Serial Handphone dengan Mikrokontroler. Jurnal Pseudocode. Vol. 3(1): 50-60
Widodo AE, Suleman. 2020. Otomatisasi Pemilah Sampah Berbasis Arduino Uno. Indonesian
Jurnal on Software Engineering. Vol. 6(1): 12-18
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Firdaos R. 2016. Metode Pengembangan Instrumen Pengukur Kecerdasan Spiritual


Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 11(2): 377-398
Putra PY, Triyanto D, Suhardi. 2017. Rancang Bangun Perangkat Monitoring Dan Pengaturan
Penggunaan Air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Berbasis Arduino Dengan
Antarmuka. Jurnal Codding Sistem Komputer Untan. Vol. 5(1): 33-44
Sari BM, Yulkifli, Kamus Z. 2015. Sistem Pengukuran Intensitas dan Durasi Penyinaran
Matahari Realtime PC Berbasis LDR dan Motor Stepper. J.Auto.Ctrl.Inst. Vol. 7(1): 37-
52
Sholihudin A. 2016. Pendeteksi Otomatis Arah Sumber Cahaya Matahari pada Sel Surya.
Jurnal Qua Teknika. Vol. 6(2): 1-12
LAMPIRAN DHP
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
SCREENSHOOT VIDEO

➢ AWAL

➢ TENGAH
➢ AKHIR

Anda mungkin juga menyukai