MENGGUNAKAN LM 35
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sistem Instrumentasi Elektronika
OLEH:
NIMAS WAHYU C (0810630079)
TUNGGUL WIDYAMURTI (0810630100)
ALVA KOSASIH
(0910630032)
PENGANTAR
Sistem instrumentasi elektronika adalah sebuah sistem yang menggunakan
hukum-hukum ataupun kaidah-kaidah yang berlaku dalam sistem elektronika. Dimana
sistem dapat diimplementasikan sebagai sistem akuisisi data. Sistem akuisisi data
digunakan untuk mengukur dan mencatat sinyal yang pada dasarnya diperoleh dalam
dua cara yaitu :
1.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengukuran suhu adalah hal yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Selain untuk
mendeteksi adanya kebakaran, penunjukan suhu pada oven, mesin presto, mesin
penetas telur, dan beberapa sistem maupun alat lainnya sangat membutuhkan
informasi hasil pengukuran suhu guna melakukan berbagai proses lebih lanjut.
Sedemikian pentingnya pengukur suhu tersebut sehingga diperlukan suatu
sistem pengukuran yang handal dan ekonomis. Hal inilah yang melatarbelakangi
penulis merancang sebuah sistem pengukur suhu menggunakan LM 35. Dimana LM
35 yang memiliki range tegangan -55oC hingga 150oC berperan sebagai transduser
pengukuran suhu.
1.4. Tujuan
1.
Mendapatkan sebuah rancangan alat pengukur suhu dengan range -5501500C. Dimana hasil pengukurannya dapat ditampilkan pada LCD.
2.
1.5. Manfaat
Manfaat perancangan ini adalah menambah wawasan dan memberikan motivasi
baik bagi penulis maupun pembaca guna merancang suatu alat pengukur suhu yang
handal dan ekonomis. Disamping itu perancangan tersebut mengharuskan penulis
untuk melakukan tinjauan pustaka dan tinjauan karakteristik alat. Hal ini telah
menambah pemahaman penulis mengenai mata kuliah Sistem Instrumentasi
Elektronika.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1. Sensor
Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap
fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik baik arus
listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk
menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet
cahaya, pergerakan dan sebagainya.
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi
besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Karakteristik sensor
suhu ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut memiliki kemampuan yang baik
dalam mendeteksi setiap perubahan suhu yang ingin dideteksinya. Kemampuan
mendeteksi perubahan suhu meliputi:
1.
2.
Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor
untuk memberikan respon terhadap suhu yang dideteksinya. Semakin cepat
waktu respon dan waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut.
3.
Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitivitas yang sama terhadap suhu , serta seberapa
lama sensor tersebut dapat terus digunakan.
Berikut ini adalah beberapa jenis sensor suhu :
1. Bimetalic Temperatur Sensor
Bimetal adalah sensor suhu atau sensor temperatur yang sangat populer
digunakan karena kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal biasa dijumpai
pada peralatan listrik seperti setrika listrik dan lampu dimer atau lampu
penerangan daya besar. Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari dua
buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya () yang
direkatkan menjadi satu.
Bila suatu logam dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya
pemuaian tergantung dari jenis logam dan tingginya temperatur kerja logam
tersebut. Bila dua lempeng logam saling direkatkan dan dipanaskan, maka
logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih
panjang sedangkan yang memiliki koefisien muai lebih rendah memuai
lebih pendek. Oleh karena perbedaan reaksi muai tersebut maka bimetal
akan melengkung kearah logam yang muainya lebih rendah.
Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally
Closed (NC) atau Normally Open (NO).
= radius kelengkungan
EB/EA m
= perbandingan tebal,
tB/tA T2-T1
= kenaikan temperature
A, B
pada tahanan resistansi adalah kawat nikel, tembaga, dan platina murni
yang dipasang dalam sebuah tabung guna untuk memproteksi terhadap
kerusakan mekanis. Resistance Temperature Detector (PT100) digunakan
pada kisaran suhu -200 0C sampai dengan 650 0C.
Prinsip dasar RTD adalah jika pada tahanan listrik dari logam yang
bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah
presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian
tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki
tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas
4. Thermistors
fungsi untuk mengubah besaran kalor menjadi besaran listrik dalam bentuk
10
11
2.2
menghubungkan efek yang ditimbulkan dengan sinyal input. Jadi, sebuah amplifier
sederhana mempunyai fungsi alih dari beberapa konstanta yang, ketika dikalikan
dengan tegangan input, memberikan tegangan output.
2.2.1 Perubahan Level Sinyal
Metode paling sederhana dari pengkondisi sinyal adalah pengubahan level
sinyal. Contoh yang paling umum adalah untuk penguatkan atau pelemahkan level
tegangan. Secara umum, aplikasi kontrol proses dihasilkan dalam variasi sinyal
frekuensi rendah secara lambat dimana amplifier respon d-c atau frekuensi rendah
bisa dipakai. Suatu faktor penting dalam pemilihan sebuah amplifier adalah impedansi
input yang amplifier tawarkan kepada sensor (atau elemen-elemen lain yang menjadi
input).
2.2.2 Linierisasi
Linierisasi bisa dihasilkan oleh sebuah amplifier yang gainnya sebuah fungsi
level tegangan untuk melinierkan semua variasi tegangan input ke tegangan output.
12
Sebuah contoh sering terjadi pada sebuah transduser dimana outputnya adalah
eksponensial berkenaan dengan variabel dinamik. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat
sebuah contoh yang dimaksud dimana tegangan transduser diasumsikan eksponensial
terhadap intensitas cahaya I. Bisa dituliskan sebagai VI = V0e-t+
Dimana
VI= tegangan output pada intensitas I
V0 = tegangan intensitas zero
= konstanta eksponensial
= intensitas cahaya
Gambar 2.8 Contoh sebuah output transduser nonlinier. Disini, intensitas cahaya
diasumsikan untuk menghasilkan tegangan output. 10
13
Gambar 2.9 Pengkondisi sinyal yang bagus menghasilkan tegangan output yang
berubah secara linier terhadap intensitas cahaya.
Output amplifier berubah secara linier dengan intensitas tetapi dengan offset K
ln V0 dan faktor skala dari
mengeliminasi offset dan menyediakan kalibrasi yang diinginkan dari tegangan versus
intensitas dapat digunakan pengkondisi sinyal.
2.2.3 Jenis-Jenis Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Penguat
Macam-macam Penguat :
o Penguat listrik (penguat operasi) : inverting, noni-nverting, dan lainnya
o Penguat mekanik (pengungkit atau tuas)
o Penguat hidrolik / pneumatik
o Penguat optik
Filter
o Low pass filter
o High pass filter
14
15
Rangkaian Inverting
Tujuan rangkaian tersebut adalah membuat penguat rangkaian yang memiliki
Ii
Vi
Ri
Arus ini sama dengan arus yang mengalir pada resistor Rf, oleh karena itu tegangan
keluaran Vo
VO
Rf
Ri
Vi
16
Rangkaian Penjumlah
17
dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya
memiliki bahasa pemrograman sendiri. Arduino adalah kit mikrokontroler yang serba
bisa dan sangat mudahpenggunaan nya. Untuk membuatnya diperlukan chip
programmer (untuk menanamkan bootloader Arduino pada chip). ARDUINO
merupakan single board hardware yang open-source dan juga softwarenya pun dapat
kita nikmati secara open source juga. Disisi software arduino dapat dijalankan
dimultiplatform, yaitu linux, windows, atau juga mac. Hardware arduino merupakan
mikrokontroler yang berbasiskan AVR dari ATMEL yang didalamnya sudah diberi
bootloader dan juga sudah terdapat standart pin I/Onya. Arduino-UNO berbasiskan
Atmega 328.
Berikut ini adalah kelebihan arduino :
1. Tidak perlu perangkat chip programmer karena di dalamnya sudah ada
bootloaderyang akan menangani upload program dari komputer.
2. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna Laptop yang
tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakan nya.
3. Bahasa pemrograman relatif mudah karena software Arduino dilengkapi
dengankumpulan library yang cukup lengkap.
4. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board
Arduino.Misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dll.
Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input
terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala
maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk
decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
Dalam perancangan alat pengukur suhu ini, penulis menggunakan ADC 10 bit
dengan tegangan referensi 5 Vyang telah ada di dalam mikrokontroler Arduino-UNO
berbasis Atmega 328.
2.5 LCD Alphanumeric 16x2 Karakter
LCD model LMB162 adalah LCD dot matrik konsumsi daya rendah dengan
tampilan 16x2 karakter. Spesifikasi pada LCD model LMB162 sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
yang masih termultiplek dengan bus alamat serta 3 bit sinyal kontrol. Sementara
pengendalian dot matrik LCD dilakukan secara internal oleh kontroller yang sudah
terpasang pada modul LCD. Rangkaian skematik dari LCD ditunjukkan dalam
Gambar 2.7.
BAB III
PERANCANGAN
20
3.1.
Spesifikasi Rancangan
3.1.1. Sensor LM 35
Prinsip kerja alat pengukur suhu ini, adalah sensor suhu difungsikan untuk
mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dengan kata lain panas yang ditangkap
oleh LM35 sebagai sensor suhu akan diubah menjadi tegangan. Sedangkan proses
berubahnya panas menjadi tegangan dikarenakan di dalam LM35 ini terdapat
termistor berjenis PTC (Positive Temperature Coefisient), yang mana termistor
inilah yang menangkap adanya perubahan panas. Prinsip kerja dari PTC ini adalah
nilai resistansinya akan meningkat seiring dengan meningkatnya temperature suhu.
Resistansi yang semakin besar tersebut akan menyebabkan tegangan output yang
dihasilkan semakin besar.
Berikut ini adalah karakteristik dan spesifikasi dari LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C
seperti terlihat pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5.
Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
21
3.1.2
Pengkondisi Sinyal
Pengkondisi sinyal dibutuhkan dalam sistem karena tegangan keluaran sensor
suhu relatif kecil (biasanya dalam orde mV) sedangkan tegangan masukan yang
dibutuhkan blok sistem selanjutanya membutuhkan tegangan dengan orde volt. Dalam
perancangan ini penulis menggunakan rangkaian pengikut tegangan, rangkaian
penguat pembalik dengan penguatan 0,48828125. Juga menggunakan rangkaian
pembagi tegangan dengan sebuah sumber tegangan sebesar 5V. Dan sebuah rangkaian
penjumlah.
22
ADC
ADC (Analog to Digital Converter) adalah suatu alat elektronik yang mengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital. Banyak masukan, terutama yang berasal dari
transduser, merupakan sinyal analog yang harus diubah menjadi sinyal digital
sebelum masukan itu diproses, dianalisa, atau disimpan di dalam suatu peralatan
digital. ADC mengambil masukan berupa sinyal analog dan menghasilkan suatu
sinyal digital bersandi yang sesuai dengan resolusi dari sinyal analog yang sedang
diubah. Keluaran digital bisa berderet (bit demi bit) atau berjajar dengan semua bit
yang diubah dihasilkan secara serentak.
Dalam sistem ini ADC dibutuhkan karena keluaran pengkondisi sinyal berupa
sinyal analog dan untuk menampilkannya ke dalam LCD, maka sinyal tersebut harus
diubah ke dalam sinyal digital.
ADC yang dipakai dalam sistem pengukur suhu ini adalah ADC 10 bit dengan
tegangan referensi 5V. ADC tersebut secara langsung tersedia dalam Atmega 328 pada
mikrokontroler Arduino-UNO.
3.1.4
LCD
23
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Untuk memasukkan data digital
yang dihasilkan ADC dan menampilkannya dalam LCD, maka dibutuhkan
Mikrokontroller Arduino-UNO. LCD yang dipakai adalah LCD 16 x 2.
Berikut ini adalah gambar rancangan penampil alat pengukur:
Blok Diagram
RPS
LM35
Gambar 3.4 Diagram blok sistem pengukur suhu
24
3.3
3.4
penampil
dihubungkan
secara
langsung
pada
mikrokontroler.
25
Jadi untuk konversi dari keluaran ADC ke LCD dapat digunakan persamaan
matematis berikut:
Nilai LCD = Desimal ADC - 55
Persamaan berikut didapat karena resolusi yang dibuat adalah 1OC. Resolusi
ini menyebabkan setiap 1 bit ADC bergerak, maka sensor telah mendeteksi perubahan
1OC. Jadi perbandingan perubahan nilai ADC = perubahan suhu. Namun terdapat
offset 55 derajat karena LM 35 memulai pengukuran dari angka -55OC. Sedangkan
ADC memulai bitnya dari 0. Sehingga Nilai suhu yang akan ditampilkan adalah nilai
desimal ADC dikurangi offset sebesar 55.
3.6
26
27
x VR = 4,99512 V
28
Jadi resolusinya sebesar 0,20039 OC hal ini sama dengan menghitung resolusi secara
langsung
Mendapatkan Resolusi 1 OC
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam perancangan sistem instrumentasi elektronika beberapa aspek yang
tidak boleh diabaikan dalam proses perancangannya, salah satunya adalah memahami
karaktersitik dari seluruh komponen dan rangakaian yang digunakan. Setelah
memahami karakteristik tersebut, maka diharapkan dapat merancang suatu sistem
instrumentasi elektronika yang handal dengan menggunakan prinsip-prinsip rekayasa
elektronika. Untuk menuju suatu keandalalan dari suatu sistem yang kita rancang
maka ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan yaitu error, keakurasian,
kepresisian, sensitivitas, resolusi, dan treshold.
Untuk perancangan pengukur suhu ini dapat menggunakan LM35 dengan
ditambah RPS untuk mendapatkan resolusi sebesar 1 derajat dan kemudian untuk
pemrosesan data menggunakan Arduino UNO dengan memanfaatkan fitur ADC 10 bit
nya. Kemudian hasil pengukuran ditampilkan dalam LCD 16x2.
4.2 Saran
Dalam
perancangan
suatu
sistem
instrumentasi
khususnya
dalam
30
perancangan yang urut. Yakni mulai dari mengetahui karakteristik sensor, menentukan
fungsi alih, hingga antar muka baik secara hardware maupun software. Dan yang
harus diperhatikan ketika perancangan sudah selesai, maka kita harus memperhatikan
aspek-aspek keandalan seperti halnya error, keakurasian, kepresisian, sensitivitas,
resolusi, dan treshold.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson,CD, 1997. Process Control Instrumentation Technology. New Jersey,
Prentice-Hall.
Pallas-Areny, R & Webster, J.G, 1991. Sensor and Signal Conditioning. John
Wiley & Sons.
PROF.DR. SAMAUN SAMADIKUN,IR. S. REKA RIO,DR.lR.TATI
MENGKO. 1988/1989 .SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA BAHAN
PENGAJARAN Pusat Antar Universitas bidang Mikroelektronika, INSTITUT
TEKNOLOGI BANDUNG , Bandung
Rangan, C.S.,1987,Instrumentation, Device and Systems, Tata McGraw-Hill
Publishing Company Limited, New Delhi.
ROBERT BOYLESTAD,LOUIS NASHELSKY,2002, ELECTRONIC
DEVICES AND CIRCUIT THEORY,PRENTICE HALL Upper Saddle River,
New Jersey Columbus, Ohio
31