Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN LINGKUNGAN

MATERI 3
SENSOR SUHU

Oleh :

NAMA : IRVIN MANATAR SIRAIT


NIM 205100200111017
KELOMPOK : U-2

Tanggal Praktikum : 22 OKTOBER 2021


Nama Asisten :
1. Ria Risti Fausi
2. Rizqiyatus Solihah Romadoni

LABORATORIUM MEKATRONIK ALAT DAN MESIN


AGROINDUSTRI JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor
merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan system
yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita ingin inginkan
dan dapat langsung dibaca pada keluarannya

Sensor merupakan alat yang merubah besaran fisikan atau kimia menjadi besaran listrik
sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Sensor adalah jenis transduser.
Transduser sendiri adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh suatu energi didalam
sebuah sistem transmisi yang akan menyalurkan energi tersebut dalam bentukyang sama atau
dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya.

1.2 Tujuan Praktikum

 Memahami karakteristik sensor suhu IC LM35 dan thermocouple


 Memahami dan mampu menerpakan rangkaian sederhana dari sensor suhu IC
LM35 dan thermocouple
 Memahami pengkonversian energi dari sensor suhu IC LM35 dan
thermocouple
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jelaskan Pengertian Tranducer dan Sensor beserta perbedaannya

Transducer adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya
lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi. Transducer
bisa berupa peralatan listrik elektronik danelektromekanik. Dalam pengertian yang lebih
kuat transduser didefenisikan sebagai suatu peralatan yang mengubah satu bentuksinyal
menjadi bentuk sinyal lainnya ( Mulyana, 2012).

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur
magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi
mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor
biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam
pengendalian proses pabrikasi modern (Pane, 2013).

2.2 Jenis-Jenis Sensor Suhu dan Rangkaiannya beserta kegunaannya

1. thermocouple

Thermocople adalah sensor temperatur yang bisa digunakan untuk mengukur suhu dengan
nilai yang tinggi. Sehingga sensor suhu thermocouple ini banyak digunakan untuk industri.
Sensor suhu thermocouple memiliki nilai output yang kecil dengan noise yang tinggi.
Sehingga memerlukan rangkaian pengkordinasi sinyal agar nilai output tersebut dapat
dihasilkan dengan baik ( Effrendrik, 2016).

( Efferendrik, 2016)

2. Resistance Thermal Detector (RTD)

RTD berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang sebanding
dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya semakin besar. ( Widiyantoro,
2013 ).
( Widiyantoro, 2013 ).

3. Termistor

Termistor adalah alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien
tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya negatif. Umumnya tahanan termistor pada
temperatur ruang dapat berkurang 6% untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 10C. Sehingga
termistor sangat sesuai untuk pengukuran, pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi (
Widiyantoro, 2013).

( Widiyantoro, 2013 ).

2.3 Prinsip Kerja Sensor

Prinsip kerja dari sensor yaitu dengan menggunakan IC yang peka terhadap suhu agar
dapat mendeteksi suhu lingkungan. Suhu lingkungan diubah menjadi tegangan oleh
rangkaian di dalam IC, dimana perubahan suhu sebanding dengan perubahan tegangan
keluaran. Sensor akan mendeteksi perubahan energi di lingkungan sekitar sensor (Muttakin
dan Prianto, 2015).

2.3.1 Prinsip Kerja Sensor IC LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan (Ginting dan
Amdani, 2015). Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan
tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain,
LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan ( Allo, 2013)
Prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC
akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan
dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit
berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara
seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh
sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih
tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu
permukaan dan suhu udara disekitarnya ( Utomo, 2011 ).

2.3.2 Prinsip Kerja Sensor Thermocouple

Thermocouple berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi yaitu serendah 3000F
sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan keramik
yang lebih dari 3000F. Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua
ujung penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Thermocouple ditemukan
oleh thomas johan seebeck (widiyantoro, 2013).
Sensor thermocoupel dibuat berdasarkan pada sifat sifat thermal logam. Jika sebuah
batang logam dipanaskan pada salahsatu ujungnya maka elektron- elektron pada ujung
logam tersebut akan bergerak semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin
luar. Thermocouple merupakan sensor suhu yang mengubah perbedaan suhu menjadi
perubahan tegangan ( Wendri, 2012).
Prinsip kerja dari thermocouple yaitu ketika akurasi tinggi dibutuhkan. Kawat
thermocouple harus dibuat lebih panjang hingga ke instrumen display tempeatur. Hal ini
akan mengeliminasi kesalahan yang mungkin ada akibat penggunaan kawat ekstensi yang
tidak memiliki karakteristik temperatur identik dengan thermocouplemya. Jika koneksi
langsung tidak dimungkinkan kawat ekstensi dapat digunakan ( Sutarya, 2018 ).

2.4 Aplikasi Sensor Suhu Dibidang Keteknikan Pertanian

Sensor-sensor yang digunakan untuk sistem kendali budidaya tanaman cabai sangat menentukan
keberhasilan perancangan. Sensor yang digunakan sebaiknya memiliki akurasi yang tinggi dan
memiliki respon yang cepat. Dalam kegiatan perancangan sistem kendali untuk budidaya tanaman
cabai secara otomatis ini, penelitian terbagi dalam dua tahapan. Tahap pertama, perancangan
sensor-sensor yang terlibat dalam aplikasi budidaya tanaman cabai. Pada penelitian ini terfokus
pada kalibrasi dan validasi sensor suhu dan sensor kelengasan tanah yang akan digunakan pada
penelitian selanjutnya. Kinerja aktuator juga diamati tanpa menggunakan tanaman cabai. Kinerja
tersebut meliputi kecepatan respon terhadap pengaktifaan aktuator dan durasi waktu kerja aktuator
setiap siklus. Tahap lanjutan pada penelitian berikutnya adalah pengujian kinerja aktuator pada
tanaman cabai di green house dan di luar green house ( Triyono, 2018 ).
Pengaplikasian sensor suhu di bidang keteknikan pertanian yaitu ada pada sistem otomatis rumah
kaca. Simulasi pengontrolan water pomp pada rumah kaca untuk penyiraman tanaman
menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari rangkaian sensor suhu LM35 dan rangkaian
driver. Sensor suhu LM35 dalam rangkaian ini berfungsi untuk pengontrolan water pomp secara
otomatis dengan cara mendeteksi suhu panas lebih dari 4000C. Rangkaian driver pada rangkaian ini
berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan water pump (Waykole, 2012).
BAB 3

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsi
Dalam praktikum pengujian sensor suhu dibutuhkan alat dan bahan berupa:
1) Catu daya, berfungsi sebagai sumber tegangan DC IC LM35 dan Thermocouple.
2) Multimeter/avometer, berfungsi sebagai pengukur tegangan.
3) Kabel jumper, berfungsi sebagai penghubung komponen satu dengan yang lainnya pada
rangkaian.
4) Project board, berfungsi sebagai tempat merangkai rangkaian sensor.
5) Korek api, berfungsi sebagai sumber nyala api.
6) Penggaris, berfungsi sebagai alat pengukur jarak.
7) Lilin, berfungsi sumber panas.
8) Sensor suhu IC LM35, berfungsi sebagai pengukur suhu dan mengubahnya menjadi besaran listrik
dalam bentuk tegangan.
9) Sensor suhu Thermocouple, berfungsi sebagai pengukur suhu dengan cara kerja
menggabungkan kedua ujung logam konduktornya.

3.2 Gambar Alat dan Bahan + Keterangan


No Alat dan Bahan Gambar Keterangan
1 Catu Daya Merupakan suatu perangkat
yang menyediakan energi
listrik untuk satu atau lebih
beban listrik.

2 Multimeter/ Merupakan suatu alat yang


Avometer bekerja sebagai pengukur arus
AC maupun DC.

3 Kabel jumper Merupakan penghubung


komponen dalam elektronika.

4 Project board Merupakan papan proyek


sebagai dasar konstruksi dan
prototype suatu rangkaian
elektronika.
5 Korek api Merupakan sebuah alat untuk
menyalakan api secara
terkendali.

6 Penggaris Merupakan alat pengukur jarak


dan alat bantu dalam menggambar
garis lurus.
Umumnya memiliki satuan
jarak cm dan inchi.

7 Lilin Merupakan sumber penerangan,


yang terdiri atas sumbu dan
diselimuti oleh bahan bakar
yang bersifat padat.

8 Sensor suhu IC LM Merupakan komponen elektronika


35 yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi
besaran listrik berbentuk
tegangan.

9 Sensor suhu Merupakan sensor suhu yang


Thermocoupel berfungsi mengukur suhu
melalui dua jenis logam
konduktoryang berbeda dan
digabungkan ujungnya dan
menghasilkan efek Thermo
electric.
3.3 Gambar Rangkaian
3.3.1 IC LM35

3.3.2 Thermocouple
3.4 Cara Kerja (Diagram Alir)
3.4.1 IC LM35

Siapkan Alat dan Bahan



Rangkai komponen pada Project board

Kabel jumper ditancapkan ke Project board
Dengan posisi searus dengan IC LM35

Ubah skala multimeter sebesar 20V

Hubungkan kaki IC LM35 dengan multimeter dan catu daya

Vin IC LM35
Vout IC LM35 dipasangkan
Vground LM35
dengan
dipasangkan
multimeterdengan
positif multimeter negatif dan catu daya n
dipasangkan dengan catu daya positif

Lilin dinyalakan

Letakkan sensor di atas sumber panas Masing-masing
dengan jarak 1, 3, 5, 7 cm selama 30 detik

Dicatat perubahan tegangan yang muncul pada multimeter
3.4.2 Thermocouple
Siapkan Alat dan Bahan

Kabel jumper dihubungkan dengan Thermocouple
dengan cara dijepit

Hubungkan Thermocouple dengan Multimeter

Multimeter positif Multimeter negatif


dihubungkan dengan kaki dihubungkan dengan kaki
positif Thermocouple negatif Thermocouple
(merah) (biru)

Multimeter disetel ke arah 200 mV



Letakkan sensor di atas sumber panas Masing-masing
dengan jarak 1, 3, 5, 7 cm selama 30 detik

Dicatat perubahan tegangan yang muncul pada multimeter
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Hasil Praktikum

4.2 Grafik
4.3 Pembahasan
4.3.1 IC LM35
A. Analisa Prosedur
Pada pengujian tegangan menggunakan IC LM35 hal yang pertama yang dilakukan
adalah mempersiapkan alat dan bahan setelah alat dan bahan disiapkan komponen
dirangkai pada project board. Kabel jumper ditancapkan pada project bord yang searah
dengan LM 35. Setelah kabel jumper ditancapkan selanjutnya skala pada multimeter
diubah menjadi 20V. Kaki LM 35 dihubungkan dengan multimeter dan catu daya dengan
catatan pada kaki Vin LM 35 dihubungkan dengan catu daya yang bermuatan positif, pada
kaki Vout LM35 dihungkan dengan multimeter positif dan pada kaki Vground
dihubunngkan dengan catu daya yang bermuatan negatif dan multimeter negatif. Setelah
semua dirangkai sesuai dengan yang dibutuhkan langkah selanjutnya nyalakan lilin
menggunakan korek api. Selanjutnya sensor diletakkan diatas sumber panas pada masing-
masing jarak 1,3,5 dan 7 cm yang diukur menggunakan penggaris, selanjutnya masing-
masing perlakuan dilakukan pengamatan selama 30 detik. Setelah dilakukan percobaan
kemudian dicatat perubahan tegangan pada multimeter.

B. Analisa Hasil
Setelah diperoleh data pada masing-masing percobaan pada jarak 1cm tegangan
yang diperoleh sebesar 3,34 Volt dengan suhu 334 0C, pada jarak 3cm tegangan yang
diperoleh sebesar 3,21 Volt dengan suhu 321 0C , pada jarak 5 cm tegangan yang diperoleh
sebesar 5,2 Volt dengan suhu 5200C dan pada jarak yang terakhir yaitu 7cm diperoleh
sebesar 1,5 Volt dengan suhu sebesar 1500C. Sehingga dapat diperoleh bahwa semakin
jauh jarak pada suatu rangkaian terhadap sumber panas, maka suhunya semakin kecil
sehingga meyebabkan tegangannya juga turun, dan sebaliknya jika jarak semakin dekat
maka suhunya akan semakin besar sehingga didapatkan tegangannya juga besar

C. Perbandingan Dengan Literature


Berdasarkan analisi hasil praktikum datayang di dapatkan tidak sesuai dengan
literatur. Sensor suhu ini mempunyai jangkauan pengukuran suhu antara 0-1000C 10 mV
untuk tiap derajat celsius yang berarti bahwa setiap kenaikan suhu maka akan terjadi
kenaikan tegangan sebesar 10 mV, dimana output dari LM35 ini yang menyatakan kondisi
perubahan dari suhu lingkungan. Sedangkan dari data yang didapatkan pada jarak 5 cm
terjadi kenaikan yang sangat tinggi. Seharusnya semakin jauh jarak maka tegangan akan
menurun (Allo, 2013). Dari pengujian yang dilakukan didapat kesimpulan dengan semakin
jauh jarak maka nilai tegangan yang diperoleh akan semakin mengecil, begitu pula dengan
nilai suhu (Nofriadi dan Ramdhan, 2018).
D. Dokumentasi Praktikum

4.3.2 Thermocouple
A. Analisa Prosedur
Pada pengujian tegangan menggunakan thermocouple yang pertama yang dilakukan
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya kabel jumper
dihubunngkan dengan thermocouple dengan cara dijepit.setelah kabel jumper dihubungkan
selanjutnya hubungkan multimeter dengan thermocople dengan masing masing ketentuan
pada multimeter yang bermuatan positif dihubungkan dengan kaki positif merah pada
thermocouple dan pada multimeter negatif dihubungkan dengan kaki negatif biru pada
thermocouple. Setelah dihubungkan masing-masing komponen multimeter ke
thermocouple, Selanjutnya skala pada multimeter tersebut diatur sebesar 200 mV. Setelah
alat- alat sudah dirangkai sesuai dengan kebutuhan selanjutnya sensor diletakkan pada
sumber panas dengan masing-masing jarak 1,3,5 dan 7 cm yang diukur menggunakan
penggaris. Masing-masing perlakuan diamati perubahan tegangan pada multimeter selama
30 detik kemudian dicatat hasil perubahan tegangan.

B. Analisa Hasil
Berdasarkan data hasil praktikum yang didapatkan bahwa pada percobaan dengan jarak
yang ditentukan memperoleh hasil tegangan yang berbeda beda. Pada jarak 1cm diperoleh
tegangan sebesar 2,45 Volt, pada jarak 3cm diperoleh tegangan sebesar 1,2 Volt, pada
jarak 5cm diperoleh tegangan sebesar 0,58 volt, pada jarak 7cm diperoleh tegangan
sebesaar 0,39 Volt. Sehingga di dapatkan bahwa semakin jauh jaraknya maka semakin
kecil tegangan yang dihasilkan dan sebaliknya apabila jarak semakin dekat maka tegangan
yang dihasilkan juga semakin besar.

C. Perbandingan Dengan Literature


Berdasarkan analisa terhadap data hasil praktikum, bahwa semakin jauh rangkaian
terhadap sumber panas, maka suhu semakin kecil sehingga tegangannya juga kecil dan
sebaliknya apabila jarak semakin dekat maka tegangan akan semakin besar. Kemudian
diasumsikan hasil praktikum dengan literatur. Ketika dua persimpangan ( 2 buah logam
) memiliki listrik adalah nol
atau V1=V2 pada beda potensial atas tegangan, maka suhu dari persimpangan adalah sama
(Zaputra, 2016). Akan tetapi ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberi
suhu panas, maka akan terjadi perbedaan suhu antara dua persimpangan yang diterima.
Setelah melihat literatur maka dapat disimpulkan cara kerja thermocouple yaitu ketika
salah satu batang logam terkena suhu panas yang ditentukan jaraknya berbeda beda maka
semakin dekat jarak maka suhu meningkat dan menyebabkan beda potensial kedua logam
semakin besar sehingga tegangan yang dihasilkan besar pula dan sebaliknya.

Dari hasil praktikum juga sesuai dengan literatur lain yang menyatakan bahwa
hubungan antara tegangan dengan perubahan suhu hampir linier dalam rentang suhu
tertentu. Begitupun hubungan antara jarak dengan tegangan yang dihasilkan. Semakin
jauh jarak maka tegangan yang dihasilkan juga semakin kecil ( Wendri, 2012).

D. Dokumentasi Praktikum
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu
menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor
merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan system yang
melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita ingin inginkan dan dapat
langsung dibaca pada keluarannya. Tujuan praktikum Memahami karakteristik sensor suhu IC
LM35 dan thermocouple, Memahami dan mampu menerpakan rangkaian sederhana dari sensor
suhu IC LM35 dan thermocouple, Memahami pengkonversian energi dari sensor suhu IC
LM35 dan thermocouple

Pada pengujian yang dilakukan pada IC LM35 diperoleh data pada masing- masing
percobaan pada jarak 1cm tegangan yang diperoleh sebesar 3,34 Volt dengan suhu 3340C,
pada jarak 3cm tegangan yang diperoleh sebesar 3,21 Volt dengan suhu 3210C , pada jarak 5
cm tegangan yang diperoleh sebesar 5,2 Volt dengan suhu 5200C dan pada jarak yang terakhir
yaitu 7cm diperoleh sebesar 1,5 Volt dengan suhu sebesar 1500C. Sehingga dapat diperoleh
bahwa semakin jauh jarak pada suatu rangkaian terhadap sumber panas, maka suhunya semakin
kecil sehingga meyebabkan tegangannya juga turun, dan sebaliknya jika jarak semakin dekat
maka suhunya akan semakin besar sehingga didapatkan tegangannya juga besar.

Pada pengujian thermocouple didapatkan bahwa pada percobaan dengan jarak yang
ditentukan memperoleh hasil tegangan yang berbeda beda. Pada jarak 1cm diperoleh tegangan
sebesar 2,45 Volt, pada jarak 3cm diperoleh tegangan sebesar 1,2 Volt, pada jarak 5cm
diperoleh tegangan sebesar 0,58 volt, pada jarak 7cm diperoleh tegangan sebesaar 0,39
Volt.sehingga di dapatkan bahwa semakin jauh jaraknya maka semakin kecil tegangan yang
dihasilkan dan sebaliknya apabila jarak semakin dekat maka tegangan yang dihasilkan juga
semakin besar.

5.2 Kritik dan Saran


Materi yang disampaikan sangat jelas dan baik oleh asisten praktikum sehingga dapat
dengan mudah dipahami. Praktikan sangat antusias dalam bertanya sehingga tidak ada lagi
yang kurang jelas dalam materi sensor suhu ini. Dengan prosedur yang benar, maka akan
menghasilkan nilai yang baik, sehingga menjadi sumber informasi penting dalam penentuan
hasil sensor suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Allo DK, Mamahit DJ, Bahrun, Tulung NM. 2013. Rancang Bangun Alat Ukur Temperatur untuk
Mengukur Selisih Dua Keadaan. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer 1(1): 1-8.

Effendrik, P., Joelianto, G., & Sucipto, H. 2017. Karakterisasi Thermocouple Dengan
Menggunakan Perangkat Lunak Matlab–Simulink. Jurnal Eltek, 12(1), 133-145.

Ginting PV, dan Amdani K. 2015. Rancang Bangun Detektor Suhu Ruangan Menggunakan Sensor
LM35 dengan Dfrduino Uno V3.0 Berbasis Liquid Cristal Display (LCD). Jurnal Einstein
3(1): 30-36.

Muttakin,I, Prianto, E. 2015. Sistem Kendali dan Antarmuka pada Pembangkit Pulsa Terprogram
Untuk Transduser Ultrasonik. Jurnal Setrum. 4(1): 1-5.

Pane, M. 2013. Pembuatan Signal Conditioning Untuk Sensor LVDT(LinearVariable Differential


Transformer). Saintia Fisika, 4(1), 221-345

Sutarya, D. 2016. Analisis Unjuk Kerja Thermocouple W3Re25 Pada Suhu Penyinteran 1500 oC.
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir, 1(01).

Triyono, S., Telaumbanua, M., Mulyani, Y., Yulianti, T., Amin, M., & Haryanto, A. 2018. Desain
Sensor Suhu dan Kelengasan Tanah untuk Sistem Kendali Budidaya Tanaman Cabai
(Capsicum annuum L.). 34(4), 388-395.

Wendri, N.,Supardi, I. W., Suarbawa, K. N., & Yuliantini, N. M. 2012. Alat Pencatat Temperatur
Otomatis Menggunakan Termokopel Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Buletin Fisika,
13(1), 29-33.

Widiyantoro, H. 2013. Media Pembelajaran Sensor dan Transduser Pada Program Studi Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang).

Waykole, U. A., & Agrawal, D. G. 2012. Greenhouse automation system. In 1st International
Conference on Recent Trends in Engineering & Technology (pp. 161- 166).
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Nofriadi, dan Ramdhan W. 2018. Perancangan Pengontrolan Suhu Ruangan Badan Pengelola
Sistem Informasi STMIK Royal. Seminar Nasinal Royal (SENAR), Kisaran 277-280.

Wendri, N., Supardi, I. W., Suarbawa, K. N., & Yuliantini, N. M. 2012. Alat Pencatat Temperatur
Otomatis Menggunakan Termokopel Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Buletin Fisika,
13(1), 29-33.

Zaputra, A. O. 2016. Rancang Bangun Alat Pendeteksi Suhu pada Tambal Ban Dengan Metode
Logika Fuzzy Menggunakan Mikrokontroler Atmega 8535 (Doctoral dissertation, Politeknik
Negeri Sriwijaya).
LAMPIRAN DHP ACC
LAMPIRAN
Bukti Literatur
Screenshoot Vidio Materi
LAMPIRAN TAMBAHAN (BUKTI LITERATUR)

Anda mungkin juga menyukai