PENGUKURAN LINGKUNGAN
MATERI 3
SENSOR SUHU
Oleh :
PENDAHULUAN
Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor
merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan system
yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita ingin inginkan
dan dapat langsung dibaca pada keluarannya
Sensor merupakan alat yang merubah besaran fisikan atau kimia menjadi besaran listrik
sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Sensor adalah jenis transduser.
Transduser sendiri adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh suatu energi didalam
sebuah sistem transmisi yang akan menyalurkan energi tersebut dalam bentukyang sama atau
dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Transducer adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya
lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi. Transducer
bisa berupa peralatan listrik elektronik danelektromekanik. Dalam pengertian yang lebih
kuat transduser didefenisikan sebagai suatu peralatan yang mengubah satu bentuksinyal
menjadi bentuk sinyal lainnya ( Mulyana, 2012).
Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur
magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi
mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor
biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam
pengendalian proses pabrikasi modern (Pane, 2013).
1. thermocouple
Thermocople adalah sensor temperatur yang bisa digunakan untuk mengukur suhu dengan
nilai yang tinggi. Sehingga sensor suhu thermocouple ini banyak digunakan untuk industri.
Sensor suhu thermocouple memiliki nilai output yang kecil dengan noise yang tinggi.
Sehingga memerlukan rangkaian pengkordinasi sinyal agar nilai output tersebut dapat
dihasilkan dengan baik ( Effrendrik, 2016).
( Efferendrik, 2016)
RTD berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang sebanding
dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya semakin besar. ( Widiyantoro,
2013 ).
( Widiyantoro, 2013 ).
3. Termistor
Termistor adalah alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien
tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya negatif. Umumnya tahanan termistor pada
temperatur ruang dapat berkurang 6% untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 10C. Sehingga
termistor sangat sesuai untuk pengukuran, pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi (
Widiyantoro, 2013).
( Widiyantoro, 2013 ).
Prinsip kerja dari sensor yaitu dengan menggunakan IC yang peka terhadap suhu agar
dapat mendeteksi suhu lingkungan. Suhu lingkungan diubah menjadi tegangan oleh
rangkaian di dalam IC, dimana perubahan suhu sebanding dengan perubahan tegangan
keluaran. Sensor akan mendeteksi perubahan energi di lingkungan sekitar sensor (Muttakin
dan Prianto, 2015).
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan (Ginting dan
Amdani, 2015). Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan
tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain,
LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan ( Allo, 2013)
Prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC
akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan
dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit
berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara
seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh
sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih
tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu
permukaan dan suhu udara disekitarnya ( Utomo, 2011 ).
Thermocouple berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi yaitu serendah 3000F
sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan keramik
yang lebih dari 3000F. Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua
ujung penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Thermocouple ditemukan
oleh thomas johan seebeck (widiyantoro, 2013).
Sensor thermocoupel dibuat berdasarkan pada sifat sifat thermal logam. Jika sebuah
batang logam dipanaskan pada salahsatu ujungnya maka elektron- elektron pada ujung
logam tersebut akan bergerak semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin
luar. Thermocouple merupakan sensor suhu yang mengubah perbedaan suhu menjadi
perubahan tegangan ( Wendri, 2012).
Prinsip kerja dari thermocouple yaitu ketika akurasi tinggi dibutuhkan. Kawat
thermocouple harus dibuat lebih panjang hingga ke instrumen display tempeatur. Hal ini
akan mengeliminasi kesalahan yang mungkin ada akibat penggunaan kawat ekstensi yang
tidak memiliki karakteristik temperatur identik dengan thermocouplemya. Jika koneksi
langsung tidak dimungkinkan kawat ekstensi dapat digunakan ( Sutarya, 2018 ).
Sensor-sensor yang digunakan untuk sistem kendali budidaya tanaman cabai sangat menentukan
keberhasilan perancangan. Sensor yang digunakan sebaiknya memiliki akurasi yang tinggi dan
memiliki respon yang cepat. Dalam kegiatan perancangan sistem kendali untuk budidaya tanaman
cabai secara otomatis ini, penelitian terbagi dalam dua tahapan. Tahap pertama, perancangan
sensor-sensor yang terlibat dalam aplikasi budidaya tanaman cabai. Pada penelitian ini terfokus
pada kalibrasi dan validasi sensor suhu dan sensor kelengasan tanah yang akan digunakan pada
penelitian selanjutnya. Kinerja aktuator juga diamati tanpa menggunakan tanaman cabai. Kinerja
tersebut meliputi kecepatan respon terhadap pengaktifaan aktuator dan durasi waktu kerja aktuator
setiap siklus. Tahap lanjutan pada penelitian berikutnya adalah pengujian kinerja aktuator pada
tanaman cabai di green house dan di luar green house ( Triyono, 2018 ).
Pengaplikasian sensor suhu di bidang keteknikan pertanian yaitu ada pada sistem otomatis rumah
kaca. Simulasi pengontrolan water pomp pada rumah kaca untuk penyiraman tanaman
menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari rangkaian sensor suhu LM35 dan rangkaian
driver. Sensor suhu LM35 dalam rangkaian ini berfungsi untuk pengontrolan water pomp secara
otomatis dengan cara mendeteksi suhu panas lebih dari 4000C. Rangkaian driver pada rangkaian ini
berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan water pump (Waykole, 2012).
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsi
Dalam praktikum pengujian sensor suhu dibutuhkan alat dan bahan berupa:
1) Catu daya, berfungsi sebagai sumber tegangan DC IC LM35 dan Thermocouple.
2) Multimeter/avometer, berfungsi sebagai pengukur tegangan.
3) Kabel jumper, berfungsi sebagai penghubung komponen satu dengan yang lainnya pada
rangkaian.
4) Project board, berfungsi sebagai tempat merangkai rangkaian sensor.
5) Korek api, berfungsi sebagai sumber nyala api.
6) Penggaris, berfungsi sebagai alat pengukur jarak.
7) Lilin, berfungsi sumber panas.
8) Sensor suhu IC LM35, berfungsi sebagai pengukur suhu dan mengubahnya menjadi besaran listrik
dalam bentuk tegangan.
9) Sensor suhu Thermocouple, berfungsi sebagai pengukur suhu dengan cara kerja
menggabungkan kedua ujung logam konduktornya.
3.3.2 Thermocouple
3.4 Cara Kerja (Diagram Alir)
3.4.1 IC LM35
Vin IC LM35
Vout IC LM35 dipasangkan
Vground LM35
dengan
dipasangkan
multimeterdengan
positif multimeter negatif dan catu daya n
dipasangkan dengan catu daya positif
Lilin dinyalakan
↓
Letakkan sensor di atas sumber panas Masing-masing
dengan jarak 1, 3, 5, 7 cm selama 30 detik
↓
Dicatat perubahan tegangan yang muncul pada multimeter
3.4.2 Thermocouple
Siapkan Alat dan Bahan
↓
Kabel jumper dihubungkan dengan Thermocouple
dengan cara dijepit
↓
Hubungkan Thermocouple dengan Multimeter
4.2 Grafik
4.3 Pembahasan
4.3.1 IC LM35
A. Analisa Prosedur
Pada pengujian tegangan menggunakan IC LM35 hal yang pertama yang dilakukan
adalah mempersiapkan alat dan bahan setelah alat dan bahan disiapkan komponen
dirangkai pada project board. Kabel jumper ditancapkan pada project bord yang searah
dengan LM 35. Setelah kabel jumper ditancapkan selanjutnya skala pada multimeter
diubah menjadi 20V. Kaki LM 35 dihubungkan dengan multimeter dan catu daya dengan
catatan pada kaki Vin LM 35 dihubungkan dengan catu daya yang bermuatan positif, pada
kaki Vout LM35 dihungkan dengan multimeter positif dan pada kaki Vground
dihubunngkan dengan catu daya yang bermuatan negatif dan multimeter negatif. Setelah
semua dirangkai sesuai dengan yang dibutuhkan langkah selanjutnya nyalakan lilin
menggunakan korek api. Selanjutnya sensor diletakkan diatas sumber panas pada masing-
masing jarak 1,3,5 dan 7 cm yang diukur menggunakan penggaris, selanjutnya masing-
masing perlakuan dilakukan pengamatan selama 30 detik. Setelah dilakukan percobaan
kemudian dicatat perubahan tegangan pada multimeter.
B. Analisa Hasil
Setelah diperoleh data pada masing-masing percobaan pada jarak 1cm tegangan
yang diperoleh sebesar 3,34 Volt dengan suhu 334 0C, pada jarak 3cm tegangan yang
diperoleh sebesar 3,21 Volt dengan suhu 321 0C , pada jarak 5 cm tegangan yang diperoleh
sebesar 5,2 Volt dengan suhu 5200C dan pada jarak yang terakhir yaitu 7cm diperoleh
sebesar 1,5 Volt dengan suhu sebesar 1500C. Sehingga dapat diperoleh bahwa semakin
jauh jarak pada suatu rangkaian terhadap sumber panas, maka suhunya semakin kecil
sehingga meyebabkan tegangannya juga turun, dan sebaliknya jika jarak semakin dekat
maka suhunya akan semakin besar sehingga didapatkan tegangannya juga besar
4.3.2 Thermocouple
A. Analisa Prosedur
Pada pengujian tegangan menggunakan thermocouple yang pertama yang dilakukan
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya kabel jumper
dihubunngkan dengan thermocouple dengan cara dijepit.setelah kabel jumper dihubungkan
selanjutnya hubungkan multimeter dengan thermocople dengan masing masing ketentuan
pada multimeter yang bermuatan positif dihubungkan dengan kaki positif merah pada
thermocouple dan pada multimeter negatif dihubungkan dengan kaki negatif biru pada
thermocouple. Setelah dihubungkan masing-masing komponen multimeter ke
thermocouple, Selanjutnya skala pada multimeter tersebut diatur sebesar 200 mV. Setelah
alat- alat sudah dirangkai sesuai dengan kebutuhan selanjutnya sensor diletakkan pada
sumber panas dengan masing-masing jarak 1,3,5 dan 7 cm yang diukur menggunakan
penggaris. Masing-masing perlakuan diamati perubahan tegangan pada multimeter selama
30 detik kemudian dicatat hasil perubahan tegangan.
B. Analisa Hasil
Berdasarkan data hasil praktikum yang didapatkan bahwa pada percobaan dengan jarak
yang ditentukan memperoleh hasil tegangan yang berbeda beda. Pada jarak 1cm diperoleh
tegangan sebesar 2,45 Volt, pada jarak 3cm diperoleh tegangan sebesar 1,2 Volt, pada
jarak 5cm diperoleh tegangan sebesar 0,58 volt, pada jarak 7cm diperoleh tegangan
sebesaar 0,39 Volt. Sehingga di dapatkan bahwa semakin jauh jaraknya maka semakin
kecil tegangan yang dihasilkan dan sebaliknya apabila jarak semakin dekat maka tegangan
yang dihasilkan juga semakin besar.
Dari hasil praktikum juga sesuai dengan literatur lain yang menyatakan bahwa
hubungan antara tegangan dengan perubahan suhu hampir linier dalam rentang suhu
tertentu. Begitupun hubungan antara jarak dengan tegangan yang dihasilkan. Semakin
jauh jarak maka tegangan yang dihasilkan juga semakin kecil ( Wendri, 2012).
D. Dokumentasi Praktikum
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu
menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor
merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan system yang
melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita ingin inginkan dan dapat
langsung dibaca pada keluarannya. Tujuan praktikum Memahami karakteristik sensor suhu IC
LM35 dan thermocouple, Memahami dan mampu menerpakan rangkaian sederhana dari sensor
suhu IC LM35 dan thermocouple, Memahami pengkonversian energi dari sensor suhu IC
LM35 dan thermocouple
Pada pengujian yang dilakukan pada IC LM35 diperoleh data pada masing- masing
percobaan pada jarak 1cm tegangan yang diperoleh sebesar 3,34 Volt dengan suhu 3340C,
pada jarak 3cm tegangan yang diperoleh sebesar 3,21 Volt dengan suhu 3210C , pada jarak 5
cm tegangan yang diperoleh sebesar 5,2 Volt dengan suhu 5200C dan pada jarak yang terakhir
yaitu 7cm diperoleh sebesar 1,5 Volt dengan suhu sebesar 1500C. Sehingga dapat diperoleh
bahwa semakin jauh jarak pada suatu rangkaian terhadap sumber panas, maka suhunya semakin
kecil sehingga meyebabkan tegangannya juga turun, dan sebaliknya jika jarak semakin dekat
maka suhunya akan semakin besar sehingga didapatkan tegangannya juga besar.
Pada pengujian thermocouple didapatkan bahwa pada percobaan dengan jarak yang
ditentukan memperoleh hasil tegangan yang berbeda beda. Pada jarak 1cm diperoleh tegangan
sebesar 2,45 Volt, pada jarak 3cm diperoleh tegangan sebesar 1,2 Volt, pada jarak 5cm
diperoleh tegangan sebesar 0,58 volt, pada jarak 7cm diperoleh tegangan sebesaar 0,39
Volt.sehingga di dapatkan bahwa semakin jauh jaraknya maka semakin kecil tegangan yang
dihasilkan dan sebaliknya apabila jarak semakin dekat maka tegangan yang dihasilkan juga
semakin besar.
Effendrik, P., Joelianto, G., & Sucipto, H. 2017. Karakterisasi Thermocouple Dengan
Menggunakan Perangkat Lunak Matlab–Simulink. Jurnal Eltek, 12(1), 133-145.
Ginting PV, dan Amdani K. 2015. Rancang Bangun Detektor Suhu Ruangan Menggunakan Sensor
LM35 dengan Dfrduino Uno V3.0 Berbasis Liquid Cristal Display (LCD). Jurnal Einstein
3(1): 30-36.
Muttakin,I, Prianto, E. 2015. Sistem Kendali dan Antarmuka pada Pembangkit Pulsa Terprogram
Untuk Transduser Ultrasonik. Jurnal Setrum. 4(1): 1-5.
Sutarya, D. 2016. Analisis Unjuk Kerja Thermocouple W3Re25 Pada Suhu Penyinteran 1500 oC.
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir, 1(01).
Triyono, S., Telaumbanua, M., Mulyani, Y., Yulianti, T., Amin, M., & Haryanto, A. 2018. Desain
Sensor Suhu dan Kelengasan Tanah untuk Sistem Kendali Budidaya Tanaman Cabai
(Capsicum annuum L.). 34(4), 388-395.
Wendri, N.,Supardi, I. W., Suarbawa, K. N., & Yuliantini, N. M. 2012. Alat Pencatat Temperatur
Otomatis Menggunakan Termokopel Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Buletin Fisika,
13(1), 29-33.
Widiyantoro, H. 2013. Media Pembelajaran Sensor dan Transduser Pada Program Studi Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang).
Waykole, U. A., & Agrawal, D. G. 2012. Greenhouse automation system. In 1st International
Conference on Recent Trends in Engineering & Technology (pp. 161- 166).
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Nofriadi, dan Ramdhan W. 2018. Perancangan Pengontrolan Suhu Ruangan Badan Pengelola
Sistem Informasi STMIK Royal. Seminar Nasinal Royal (SENAR), Kisaran 277-280.
Wendri, N., Supardi, I. W., Suarbawa, K. N., & Yuliantini, N. M. 2012. Alat Pencatat Temperatur
Otomatis Menggunakan Termokopel Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Buletin Fisika,
13(1), 29-33.
Zaputra, A. O. 2016. Rancang Bangun Alat Pendeteksi Suhu pada Tambal Ban Dengan Metode
Logika Fuzzy Menggunakan Mikrokontroler Atmega 8535 (Doctoral dissertation, Politeknik
Negeri Sriwijaya).
LAMPIRAN DHP ACC
LAMPIRAN
Bukti Literatur
Screenshoot Vidio Materi
LAMPIRAN TAMBAHAN (BUKTI LITERATUR)