Acara 5
Oleh:
Kelompok 03
Kelas TEP – B
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna merupakan salah satu parameter mutu produk pertanian, baik yang
masih dalam bentuk segar maupun setelah diolah sehingga sangat penting untuk
mempelajari cara mengukur warna. Warna digunakan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi secara fisik maupun kimia pada suatu produk pertanian
(de Man, 1999). Pengukuran warna secara objektif penting dilakukan pada
produk pangan, karena merupakan daya tarik utama bagi konsumen untuk
mengenal dan menyukai sifat-sifatnya.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur warna adalah
colourreader. Prinsip kerja color reader adalah sistem pemaparan warna dengan
menggunakan sistem CIE dengan tiga reseptor warna yaitu L, a, b Hunter.
Lambang L menunjukkan tingkat kecerahan berdasarkan warna putih, lambang a
menunjukkan kemerahan atau kehijauan, dan lambang b menunjukkan
kekuningan atau kebiruan. Cara kerja alat ini adalah ditempelkan pada sampel,
yang akan diuji intensitas warnanya, kemudian tombol pengujian ditekan sampai
berbunyi atau lampu menyala dan akan memunculkannya dalam bentuk angka
dan kemudian diukur pada grafik untuk mengetahui spesifikasi warna (Ditha,
dkk. 2016). Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau,
penggaris, colourreader, neraca, dan kertas milimeterblok.
Dari tabel 1 dapat kita simpulkan bahwa nilai WI tertinggi ada pada
sampel bahan angetsari dengan nilai WI 76,96 nilai WI ini memiliki keterkaitan
dengan nilai parameter L. Nilai L menunjukkan tingkat kecerahan atau Lightness
dengan kisaran nilai dari 0 yang berarti menujukkan warna hitam hingga 100
yang menunjukkan warna putih, jadi semakin tinggi nilai L pada suatu bahan
maka akan diperoleh juga nilai WI yang tinggi. Nilai WI inilah yang menjadi
penentu tingkat kecerahan warna pada bahan, jadi semakin tinggi nilai WI maka
warna bahan tersebut semakin cerah, seperti pada sampel penelitian ini yang
memiliki nilai WI paling tinggi yakni dari sampel bahan angetsari, sekaligus juga
nilai parameter L nya tertinggi pula yakni 79,7. Begitu halnya dengan sampel
yang bernilai WI rendah yakni pada sampel bahan jus jambu dengan nilai WI
30,33, maka nilai parameter L nya juga rendah yakni 30,56. Untuk mengetahui
besar nilai WI pada suatu bahan yakni dengan melakukan perhitungan
menggunakan rumus berikut:
WI = 100−¿
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hutching, J.B. 1999. Food Color and Apearance. Maryland :Aspen publisher Inc.
Sri S., A. Murdiati, dan E. S. Rahayu. 2018. Degradasi Kadar Iodium, Indeks
Warna Putih (WHITENESS INDEX/WI), Tingkat Kecerahan (L) Setelah
Proses Pengolahan Pada Fortifikasi Modified Cassava Flour (Mocaf).
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.