Anda di halaman 1dari 11

http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/perbaikan-faktor-daya-menggunakan.

html

Gambar 1. Segitiga Daya.

Pengertian Faktor Daya / Faktor Kerja

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya semu/daya total (VA),
atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total (lihat gambar 1). Daya reaktif yang tinggi akan
meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya selalu lebih kecil
atau sama dengan satu.

Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik memiliki faktor daya satu, maka daya
maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas sistim pendistribusian. Sehingga, dengan beban yang terinduksi
dan jika faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5, maka kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan. Jadi,
daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan
daya total (VA).

Faktor Daya / Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya yang
rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini menggunakan kapasitor.

Kapasitor untuk Memperbaiki Faktor Daya

Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya pada sistim distribusi
listrik/instalasi listrik di pabrik/industri. Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya
akan mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya semu yang dihasilkan oleh bagian utilitas.

Sebuah contoh yang memperlihatkan perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor ditunjukkan dibawah ini:

Contoh 1. Sebuah pabrik kimia memasang sebuah trafo 1500 kVA. Kebutuhan parik pada mulanya 1160 kVA
dengan faktor daya 0,70. Persentase pembebanan trafo sekitar 78 persen (1160/1500 = 77.3 persen). Untuk
memperbaiki faktor daya dan untuk mencegah denda oleh pemasok listrik, pabrik menambahkan sekitar 410 kVAr
pada beban motor. Hal ini meningkatkan faktor daya hingga 0,89, dan mengurangi kVA yang diperlukan menjadi
913 kVA, yang merupakan penjumlahan vektor kW dankVAr. Trafo 1500 kVA kemudian hanya berbeban 60 persen
dari kapasitasnya. Sehingga pabrik akan dapat menambah beban pada trafonya dimasa mendatang. (Studi lapangan
NPC)
Contoh 2. Sekelompok lampu pijar dengan tegangan 220V/58 W, digabungkan dengan 12 lampu TL 11 W, ada 30
buah lampu pijar dan lampu TL. Faktor daya terukur sebesar cos alpha1= 0,5. Hitunglah daya semu dari beban dan
besarnya arus I1 sebelum kompensasi, Jika diinginkan faktor kerja menjadi cos alpha2=0,9. hitung besarnya arus I2
(setelah kompensasi).
a) Besarnya daya lampu gabungan
PG = (58 W x 18) + (11 W x 12) = 1176 watt = 1,176 kW
Cos phi1 = PG/S1 ->> S1 = Pg/Cos phi1 = 1,176kW/0,5 = 2,352 kVA.
I1 = S1/U = 2,352 kVA/220 V = 10,69 ampere (A)--> sebelum kompensasi
b) besarnya daya setelah kompensasi (cos phi = 0,9)
S2 = PG/Cos phi2 = 1,176 kW/0,9 = 1,306 kVA
maka I2 = S2/U= 1,306 kVA/220 V = 5,94 A --> setelah kompensasi

Keuntungan Perbaikan Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor

Keuntungan perbaikan faktor daya melalui pemasangan kapasitor adalah:


1. Bagi Konsumen, khususnya perusahaan atau industri:
Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.
Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab:
(a) daya reaktif (kVAR) tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas sehingga kebutuhan total(kVA) berkurang dan
(b) nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya rendah dapat dihindarkan.
Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan/instalasi pabrik.
Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan kinerja motor.

2. Bagi utilitas pemasok listrik


Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim ujung akhir berkurang.
Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena penurunan arus.
Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat, mengurangi kebutuhan untuk memasang kapasitas
tambahan.

http://belajar-tanpa-henti.blogspot.co.id/2015/03/faktor-daya-listrik-power-factor.html

FAKTOR DAYA LISTRIK (POWER FACTOR ELECTRIC)

FAKTOR DAYA LISTRIK ( POWER FACTOR ELECTRIC )

Faktor daya listrik adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya buta, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
.

Hubungan antara ketiga daya listrik tersebut, secara matematika dapat dinyatakan sebagai berikut :

contoh :
Sebuah motor listrik mempunyai daya 37 KW pada tegangan 380 volt, 50 Hz, efisiensi motor 0,9. faktor daya listrik
motot tersebut 0,6 dan disuplai dari sumber listrik dengan menggunakan kabel sepanjang 180 meter dan hambatan
kabel 0,0005 ohm / meter. Motor listrik ini bekerja 160 jam / bulan. Biaya listrik / Kwh = 680,-.
Dari data-data tersebut diatas diperoleh :

Daya listrik yang dibutuhkan :

Daya buta motor listrik :

Daya reaktif motor listrik :

Q = S x sin phi
= 68,52 x 0,8 = 54,82 Kvar

Arus listrik per phase :


Rugi-rugi pada saluran :

P = 3 x R x I2
= 3 x ( 0,0005 x 180 ) x (104,22 x 104,22)
= 2932,69 watt
= 2,93 Kw

Total Kwh per bulan = ( 41,11 + 2,93 ) x 160 = 7.046,40 Kwh


Biaya listrik per bulan = 7046,40 x Rp. 680,- = Rp. 4.791.552,-

Semakin besar faktor daya / cos Phi, maka semakin kecil arus listriknya sehingga rugi-rugi saluran semakin kecil.
Jumlah Kwh per bulan semakin kecil, sehingga biaya listrik per bulan semakin kecil.

PERBAIKAN FAKTOR DAYA LISTRIK


( POWER FACTOR CORRECTION )

Pada umumnya suatu pabrik mempunyai faktor daya listrik yang rendah, hal ini disebabkan karena banyak
menggunakan peralatan-peralatan seperti mesin-mesin, mesin las, lampu TL, transformewr dan lain -lain. Dibawah
ini diberikan beberapa contoh faktor daya listrik dari beberapa pabrik berdasarkan pengalaman.

Industri Faktor daya listrik


Textile 0,65 0,75
Chemical 0,75 0,85
Machine shops 0,40 0,65
Arc welding 0,35 0,40
Foundries 0,50 0,70
Steel works 0,60 0,85
Clothing factories 0,35 0,60

Untuk mendapatkan harga yang pasti dari besarnya faktor daya listrik, maka haruslah dilakukan pengukuran dengan
menggunakan cos phi meter.

Untuk memperbaiki besarnya faktor daya listrik ini dapat dilakukan dengan memasang kapasitor daya secara paralel
terhadap beban listrik tersebut. Hal ini dikarenakan pada faktor daya listrik yang rendah, peralatan listrik banyak
menarik daya reaktif induktif sehingga perlu dikompensir dengan daya reaktif kapasitif agar faktor daya listrik dari
peralatan tersebut menjadi lebih besar.

Besarnya rating kapasitor daya dapat ditentukan setelah didapat data-data dari peralatan listrik, kemudian dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan rating kapasitor daya tersebut.
Rating kapasitor daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Qc = P ( tan phi 1 - tan phi 2 )

dimana ;

Qc = besarnya rating kapasitor daya ( KVAr )


p = daya aktif atau beban listrik ( Kw )
tan phi 1 = diperoleh dari faktor daya listrik / cos phi awal
tan phi 2 = diperoleh dari faktor daya listrik / cos phi yang diinginkan.
Contoh :
dari data-data yang didapat dan hasil pengukuran yang dilakukan di suatu pabrik diperoleh data ;
Daya terpasang / daya buta = 630 KVA
Arus maksimum = 550 Ampere
Tegangan sistem = 380 Volt
Faktor daya listrik / cos phi = 0,60
Frekwensi = 50 Hz
Faktor daya listrik pabrik tersebut akan diperbaiki menjadi 0,95 dengan menggunakan kapasitor daya.
Dari data-data tersebut diatas dapat dihitung besarnya daya aktif / beban pabrik tersebut dengan menggunakan
persmaan :
P = 3 x V x I x cos phi1
= 1,73 x 380 x 550 x 0,60
= 216.942 watt
= 216,94 Kw
Besarnya rating kapasitor daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Qc = P ( tan phi1 - tan phi2 )
dimana ;
cos phi 1 = 0,60 maka tan phi 1 = 1,33
cos phi 2 = 0,95 maka tan phi2 = 0,33
jadi :
Qc = 216,94 ( 1,33 0,33 )
= 216,94 KVAr
Untuk memperbaiki faktor daya listrik / cos phi dari 0,60 menjadi 0,95 dibutuhkan power kapasitor dengan rating
sebesar 216,94 KVAr atau ( 8 x 30 KVAr ).

contoh :
Data-data trafo dan hasil pengukuran panel untuk painting line sebagai berikut :
Daya trafo = 630 KVA / 957 Ampere
Tegangan sistem = 380 Volt
Arus maksimum = 756 Ampere
Faktor daya / cos = 0,70
Frekwensi = 50 Hz
Faktor daya tersebut akan diperbaiki menjadi 1,00 dengan menggunakan kapasitor daya.
Dari data tersebut dapat dihitung daya aktif beban tersebut dan besarnya kapasitor daya yang akan dipasang :

P = 3 x V x I x cos phi1
= 1,73 x 380 x 756 x 0,7
= 348.308 watt
= 348,30 Kw

Besarnya arus yang mengalir setelah cos menjadi 1,00 adalah :

Sehingga ada penghematan arus sebesar 756 A 529,2 A = 226,8 A


Pemakaian daya trafo :

untuk cos = 0,70 = ( 756 / 957 ) x 100% = 78,9 %

untuk cos = 1,00 = ( 529,2 / 957 ) x 100% = 55,29 %


sehingga ada penghematan daya sebesar 23,61 % dari 630 Kva = 148,74 Kva = 148,74 Kw

Penghematan biaya listrik per jam :


WBP = 148,74 Kw x 1 jam x Rp. 1020,- = Rp. 151.714,-
LWBP = 148,74 Kw x 1 jam x Rp. 680,- = Rp. 101.143,-

Penghematan biaya listrik per hari ( 2 shift : WBP = 3 jam ; LWBP = 11 jam ) :
WBP = Rp. 151.714,- x 3 jam = Rp. 455.142,-
LWBP = Rp. 101.143,- x 11 jam = Rp. 1. 112.573,-
Total penghematan per hari ( 2 shift ) = Rp. 1.567.715,-

Kebutuhan kapasitor daya untuk panel painting line adalah :


Qc = P ( tan phi1 - tan phi2 )
dimana ;
cos phi 1 = 0, 70 maka tan phi 1 = 1, 02
cos phi 2 = 1,00 maka tan phi2 = 0
jadi :
Qc = 348,3 ( 1,02 - 0 )
= 355,3 KVAr atau ( 8 x 50 KVAr ).

contoh :
Lampu TL 20 watt, voltage 220 volt dari hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut :
Arus = 0,30 Ampere
Voltage = 220 volt
Berapa besarnya kapasitor yang harus dipasang agar cos -nya menjadi 0,90 ?
Berapa arusnya setelah cos -nya 0,90 ?

Jawab :
Tanpa kapasitor :

Dengan kapasitor :
Sehingga : Qc = QL1 - QL2 = 62,9 - 9,63 = 53,27 Var
Kapasitor yang harus dipasang adalah :

http://el-03.blogspot.co.id/2009/11/perbaikan-faktor-daya.html

Daya Aktif, Daya Reaktif dan Daya Semu

Daya dengan satuan watt disebut sebagai daya aktif (P). Daya inilah yang
dikonsumsi oleh berbagai macam peralatan listrik. Selain daya aktif, kita kenal daya
reaktif. daya reaktif ini memiliki satuan VAR atau volt ampere reaktif. Daya reaktif
(Q) ini tidak memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik, dengan kata
lain daya reaktif ini tidak berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara daya
aktif dan reaktif adalah apparent power (S). Jika digambarkan dalam bentuk segitiga
daya, maka daya nyata direpresentasikan oleh sisi miring dan daya aktif maupun
reaktif direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus.

Perbaikan Faktor Daya

Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat faktor
daya/cos mendekati 1. Untuk memperbaiki faktor daya dari suatu beban yang
mempunyai faktor daya yang rendah, perlu dipasang kapasitor pada masing-masing
beban atau secara tersentralisir melalui capasitor bank. Dengan pemasangan
kapasitor tersebut selain untuk memperbaiki faktor daya juga dapat memperbaiki
pengaturan tegangan dan meningkatkan efisiensi transformator.
http://kusumandarutp.blogspot.co.id/2015/08/daya-listrik-daya-aktif-daya-reaktif.html

Daya listrik adalah besarnya laju hantaran energi listrik yang terjadi pada suatu rangkaian listrik.
Dalam satuan internasional daya listrik adalah W (Watt) yang menyatakan besarnya usaha yang
dilakukan oleh sumber tegangan untuk mengalirkan arus listrik tiap satuan waktu
J/s (Joule/detik). Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung daya listrik :

Keterangan :
P = Daya (W)
W = Usaha (J)
t = Waktu (s)

A. Macam-Macam Daya Pada Listrik Arus Bolak-Balik


Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :

1. Daya Aktif (P)


Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya aktif
adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik Wattmeter.

Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung induktor grafik
gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya sebagai perkalian tegangan dan
arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya bernilai positif. besarnya daya aktif adalah P.
Sisa puncak dibagi menjadi dua untuk mengisi celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi
oleh dua puncak yang mengisinya.

Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistansi


Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :
Keterangan :
P = Daya Aktif (W)
Pm = Daya maksimum (W)
Im = Arus listrik maksimum (A)
Vm = Tegangan maksimum (V)
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian disebabkan oleh
beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka gelombang mendahului gelombang
arus sebesar . Perkalian gelombang tegangan dan gelombang arus menghasilkan dua puncak
positif yang besar dan dua puncak negatif yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa
besar nilai dari komponen induktor nya.

Gambar gelombang daya aktif dengan beban impedansi


(Gelombang tegangan mendahului arus sebesar = 60o)
Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :

Kerangan :
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
cos = Faktor daya

2. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet atau daya yang
ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif adalah VAR (Volt.Amper
Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan dengan memasang kapasitor pada
rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif. Hal serupa sering dilakukan pada pabrik-pabrik
yang mengunakan motor banyak menggunakan beban berupa motor-motor listrik.
Persamaan daya reaktif :
Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sin = Faktor reaktif

3. Daya Semu (S)


Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik. Daya nyata
merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya nyata adalah
VA (Volt.Ampere).
Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang bersifat resistansi (R), contoh : lampu pijar,
setrika listrik, kompor listrik dan lain sebagainya. Peralatan listrik atau beban pada rangkaian
listrik yang bersifat resistansi tidak dapat dihemat karena tegangan dan arus listrik se fasa
perbedaan sudut fasa adalah 0o dan memiliki nilai faktor daya adalah 1. Berikut ini persamaan
daya semu :

Keterangan :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

B. Segitiga Daya

Gambar segitiga Daya


(daya semu aktif, daya reaktif, dan daya semu)
Daya aktif (P) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus. Daya reaktif (Q) berbeda sudut
sebesar 90o dari daya aktif. Sedangkan daya semu (S) adalah hasil penjumlahan secara vektor
antara daya aktif dengan daya reaktif. Jika mengetahui dua dari ketiga daya maka dapat
menghitung salah satu daya yang belum diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
P = Daya aktif
Q = Daya reaktif
S = Daya semu
Contoh soal :
Sebuah motor listrik dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik 100 V, jika arus yang
mengalir adalah 2 A dan faktor kerjanya 0,8. Berapakah besar nilai daya semu, daya aktif, dan
daya reaktif ?
Diketahui : V = 100 V
I=2A
cos = 0,8
Ditanya : S = ?
P=?
Q =?
Jawab :
Menghitung nilai daya semu (S) :

Menghitung nilai daya aktif (P) :

Menghitung nilai daya reaktif (Q) :

Anda mungkin juga menyukai