Disusun Oleh :
19/445799/PN/16314
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA LAPANGAN
Disusun Oleh :
VILO AZHAR MUSKA
19/445799/PN/16314
Mengetahui,
Ketua Departemen Komisi Sarjana PS. Agribisnis
Sosial Ekonomi Pertanian Departemen Sosial Ekonomi Pertanian
Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec. Ir. Any Suryantini, M.M., Ph.D.
i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadiran Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang hanya
berkat rahmat dan hidayahNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja
Lapangan 2022. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan kerja lapangan yang
dilaksanakan di PT Inamas Sintesis Teknologi yang berada di Jl. Bunga Pikgondang No.5,
Pikgondeng, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,
selama 35 hari kerja pada tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan 6 Februari 2021.
Atas tersusunnya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec.
2. Komisi Sarjana Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian, Ibu Dr. Ir. Any Suryantini, M.M.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik penulis atas
dukungan dalam melaksanakan kegiatan Kerja Lapangan.
4. Bapak Hilmy Haidar, selaku Direktur Operasional PT Inamas Sintesis Teknologi,
yang telah memberi kesempatan serta membimbing penulis untuk dapat melaksanakan kerja
lapangan di PT Inamas Sintesis Teknologi
5. Bapak Ruzaini Razpaud Str, sebagai Ketua Mentor Penelitian Proses Penelitian Uji
Coba Penanaman Melon Hikapel dengan menggunakan Hidroponik sistem floating raft, yang
telah memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis selama proses kerja lapangan
6. Kedua orang tua penulis yang selalu memberi dorongan semangat dan berdoa untuk
keberhasilan penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Laporan Kerja Lapangan ini. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun untuk perbaikan laporan ini.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Penulis
Vilo Azhar Muska
ii
DAFTAR ISI
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman hortikultura yang banyak disukai oleh
masyarakat baik dalam bentuk segar maupun olahan. Buah melon termasuk buah populer
sehingga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Bukan hanya rasanya yang manis namun
kandungan gizi yang cukup baik. Dalam setiap 100 gram buah melon mengandung 23,0 kal,
0,6 g protein, kalsium 17 mg, 2.400 IU vitamin A, 30 mg vitamin C, 0,045 mg thiamin, 0,065
mg ribloflavin, 1,0 mg niacin, 6,0 g karbohidrat, 0,4 mg besi, 0,5 mg nicotinamida, 93,0 air,
0,4 g serat (Tjahjadi, 1992).
Produksi tanaman melon di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2011 produksi tanaman melon sebesar 103.840 ton, tahun 2012 produksi meningkat
menjadi 125.447 ton, namun pada tahun 2013 produksi melon menurun menjadi 125.207 ton,
kemudian produksi meningkat di tahun 2014 menjadi 150.347 ton, dan produksi kembali
menurun di tahun 2015 menjadi 137.887 ton. Fakta ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu
usaha untuk mengembangkan produksi melon di Indonesia sehingga tercapai peningkatan
produksi melon. Luas tanah panen melon di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 8.185 ha
dan rata-rata produksi 18.37 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut Sobir dan
Firmansyah (2010), dalam 1 ha penanaman melon di lapangan dengan asumsi 90% dapat
dipanen, maka akan dihasilkan 18.000 tanaman, yang artinya produksi buah melon yang
dihasilkan adalah 18.000 × 1,5 kg × 90% = 24,3 ton per sekali panen.
Setiap budidaya tanaman dalam upaya mencapai tingkat produksi yang maksimal
memerlukan perlakuan-perlakuan teknis tertentu. Teknik budidaya dilakukan melalui
pemupukan, penyulaman, pengairan, pemangkasan, pengaturan jarak tanam dan lain-lain.
Perlakuan teknis pemangkasan dan pemberian pupuk secara berimbang merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman melon yang lebih
baik. Inovasi teknologi pertanian dalam hal budidaya tanaman berperan penting dalam
meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat bahwa peningkatan produksi melalui
perluasan lahan (ekstensifikasi) sulit diterapkan di Indonesia, di tengah-tengah kegiatan
konversi lahan pertanian produktif ke non pertanian semakin meluas. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 1983-1993 telah terjadi alih fungsi lahan seluas
935.000 hektar yang terdiri atas 425.000 hektar berupa lahan sawah dan 510.000 lainnya
bukan sawah atau rata-rata pertahun sekitar 40.000 hektar. Untuk tahun 1993-2003
diperkirakan konversi lahan mencapai dua kali lipat dari 190 tahun 1983-1993, yaitu sekitar
1
80.000 hingga 100.000 hektar per tahun.Wilayah konversi lahan terbesar terjadi di Pulau
Jawa sebesar 54% dan Sumatera 38%. Perubahan konversi lahan terbesar adalah menjadi
lahan perkampungan/lahan pemukiman (69%) dan kawasan industri (20%).
PT Inamas Sintesis Teknologi merupakan perusahaan riset dan pengembangan dan
juga manufaktur produk berbasis teknologi untuk keperluan otomasi industri khususnya
agroindustri. Perusahaan ini mulai dirintis sejak tahun 2018 oleh sekelompok anak muda
multidisiplin ilmu yang siap memberikan karya untuk terciptanya teknologi bagi
keberlangsungan hidup manusia dan alam semesta. Layanan yang disediakan oleh PT Inamas
Sintesis Teknologi adalah berbagai layanan teknologi ramah lingkungan dan smart farming.
Misalnya adalah otomasi industri untuk menciptakan teknologi yang terkait dengan aplikasi
mekanik, elektronik, dan sistem informasi untuk mengoperasikan dan mengendalikan
produksi. Selain itu juga di bidang Agroteknologi dimana PT Inamas Sintesis Teknologi
menciptakan teknologi di bidang produksi pertanian dengan memperhatikan kualitas dan
efisiensi. PT Inamas Sintesis Teknologi juga mengembangkan teknologi yang memiliki
prinsip teknologi ramah lingkungan dan terbarukan juga dapat dipercaya, berupa teknologi
modern yang sekaligus juga diterapkan untuk melestarikan alam serta mengurangi dampak
negatif dari aktivitas manusia di muka bumi
Selama satu tahun terakhir, PT Inamas Sintesis Teknologi sedang menyiapkan produk
melon dengan sistem otomasi industri yang dapat meningkatkan produksi melon secara dua
kali lipat dengan waktu panen yang sama secara lebih efektif dan efisien. Dengan aplikasi
pemantau tanaman yang merupakan perangkat lunak yang membantu penanaman tanaman
melon untuk memantau kualitas air dan kondisi lingkungan sekitar area tanam sekaligus
memberikan solusi dalam penjadwalan dan pemberian nutrisi pada tanaman, produksi melon
secara sistem agroteknologi ini dapat mewujudkan produk inovasi berbasis teknologi ramah
lingkungan dengan mengutamakan aspek keberlanjutan serta pemberdayaan seluruh
stakeholder.
Untuk memahami lebih lanjut tentang produksi melon dengan sistem otomasi industri
di atas, penulis melaksanakan program Kerja Lapangan yang diselenggarakan oleh Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, dengan bekerja sama dengan PT Inamas Sintesis
Teknologi selama kurun waktu bulan Desember 2021 sampai Januari 2022. Kegiatan kerja
lapangan ini khususnya akan menekankan pada pengamatan proses penelitian yang dilakukan
oleh PT Inamas Sintesis Teknologi untuk meningkatkan produksi melon. Proyek yang
2
menjadi ruang lingkup kerja lapangan ini adalah Pengamatan Proses Penelitian Uji Coba
Penanaman Melon Hikapel dengan menggunakan Hidroponik sistem floating raft.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan kerja lapangan adalah sebagai berikut:
a. Melatih mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
melalui pengalaman praktik bekerja di suatu instansi yang bergerak pada sektor
pertanian.
b. Melatih mahasiswa agar dapat mengimplementasikan ilmu teoritis yang telah
diperoleh dari perkuliahan dalam kegiatan kerja lapangan.
c. Memberikan bekal dan pengalaman praktik kepada mahasiswa untuk terjun ke
lapangan dan bekerja dalam suatu instansi maupun lingkungan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kerja lapangan di PT Inamas Sintesis Teknologi adalah sebagai
berikut:
C. Manfaat
Manfaat dari kerja lapangan di PT Inamas Sintesis Teknologi adalah sebagai berikut:
3
a. Penulis dapat belajar untuk memahami kondisi sebenarnya yang terjadi pada produksi
melon nasional.
b. Penulis belajar memahami usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produksi melon nasional, salah satunya seperti yang dilakukan oleh PT Inamas
Sintesis Teknologi.
c. Penulis belajar memahami kondisi yang terjadi di lapangan dihubungkan dengan ilmu
yang penulis dapat dalam sesi pembelajaran di perkuliahan, terutama dalam hal
pengamatan, pemahaman masalah, pengolahan data, dan mengambil kesimpulan hasil
pengamatan berdasarkan data yang dihasilkan.
d. Penulis belajar mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi di
lapangan dan dapat memberikan solusi untuk permasalahan yang terjadi.
e. Penulis belajar dan melatih soft skill dan hard skill dalam menghadapi suatu masalah
di sebuah perusahaan sehingga menambah pengalaman untuk dunia kerja di masa
mendatang.
D. Metode Pelaksanaan
a. Metode Partisipatif, dilaksanakan dengan terlibat secara langsung dalam pelaksanaan
pengamatan Penelitian Uji Coba Penanaman Melon Hikapel dengan menggunakan
Hidroponik sistem floating raft di PT Inamas Sintesis Teknologi Indonesia.
b. Metode Wawancara, dilaksanakan dengan melakukan wawancara langsung kepada
pihak-pihak terkait.
c. Metode Observasi, dilaksanakan dengan melakukan pengamatan serta pencatatan atas
hal-hal yang terjadi pada objek penelitian.
d. Studi Pustaka, dengan membaca pustaka yang berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan.
E. Pelaksanaan
Lokasi kegiatan kerja lapangan bertempat di kantor perwakilan PT. Inamas Sintesis
Teknologi, Jl. Bunga Pikgondang No.5, Pikgondeng, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283
Waktu Pelaksanaan kerja lapangan adalah pada tanggal 20 Desember 2021 sampai 6
Februari 2021.
4
5
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
6
C. Gambaran Umum Lokasi Perusahaan
PT Inamas Sintesis Teknologi memiliki dua kantor cabang dengan kantor pusat yang
berada di Jalan Werkudara No.4, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
dan kantor perwakilan yang berada di Jalan Bunga Pikgondang No.5, Pikgondeng,
Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor pusat
sendiri memiliki fungsi utama sebagai pusat administrasi yang terdiri dari bangunan kantor,
gudang, kamar mandi, mushola, dan pos satpam.
Kantor perwakilan mempunyai fungsi sebagai tempat produksi dan menjadi salah satu
faktor penunjang keberhasilan usaha. Lokasi kantor perwakilan PT Inamas Sintesis
Teknologi sebagai usaha yang bergerak di bidang agribisnis khususnya kakao memiliki lokasi
strategis. Lokasi perusahaan yang strategis dan ditunjang oleh transportasi yang baik
memberikan dampak positif bagi perusahaan. Dampak positif yang didapatkan yaitu
lancarnya proses distribusi serta pemasaran produk.
D. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi PT Inamas Sintesis Teknologi:
7
III. PELAKSANAAN KERJA LAPANGAN
8
pencatatan hari, tanggal, mentor, penanggung jawab, waktu pengecekan, EC, pH, Suhu, Hasi
Setelah Semai (HSS), Hari Setelah Tanam, maupun keterangan kegiatan yang dilakukan.
Proses Pra-Produksi dari Proses Penelitian Uji Coba Penanaman Melon Hikapel
dengan menggunakan Hidroponik sistem floating raft ini meliputi sterilisasi Greenhouse,
persiapan media tanam, persiapan instalasi hidroponik drip irrigation, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, dan panen. Sterilisasi Greenhouse dilakukan dengan cara
membersihkan dinding dan lantai Greenhouse dari kotoran, hama, dan penyakit bekas
pertanaman sebelumnya. Greenhouse disapu, disemprot air, dikeringkan, dan disemprot
pestisida. Selain Greenhouse, media tanam berupa arang sekam dan pasir juga diaplikasikan
pestisida. Hal ini dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan hama dan penyakit di dalam
media tanam akibat penanaman sebelumnya. Setelah diaplikasikan pestisida Greenhouse
dibiarkan dalam kondisi tertutup selama kurang lebih satu minggu.
Kegiatan selanjutnya adalah Pembibitan dan Persemaian. Kegiatan pembibitan
sayuran dilakukan dengan media rockwool yang telah dipotong 20cm x 20cm dan telah
disayat dengan ukuran 2,5cm x 2,5cm x 2,5cm. Rockwool dibasahi terlebih dahulu setelah itu
diletakkan diatas nampan atau tray. Dimasukkan biji ke dalam sayatan rockwool, setiap
sayatan diisi 1 benih. Setelah rockwool terisi benih lalu diletakkan nampan pada tempat sejuk
atau ruang gelap hingga benih pecah atau sprout. Lalu benih dimasukkan ke dalam air hangat
selama 2 jam. Benih yang bagus akan tenggelam ke dasar wadah dan benih yang
mengambang merupakan benih yang tidak layak. Jika benih sudah pecah atau sprout maka
langsung dipindahkan ke tempat yang mendapatkan sinar matahari cukup (Nursery Room).
Setelah bibit masuk umur siap untuk dipindahkan, yakni 8-10 hari, bibit kemudian
dipindahkan ke instalasi Hidroponik Rakit Apung. Pada media tanam yaitu styrofoam
sebelum ditanami tanaman harus dibersihkan dahulu dari kotoran atau lumut. Kemudian
setelah bersih styrofoam ditata pada bedengan hingga rapi dengan menyesuaikan aliran air.
Setelah tanaman melon yang disemai sudah menghasilkan 4-5 helai daun, kemudian
bibit melon dipindahkan ke tempat yang sudah disiapkan dan diberi nutrisi berupa pupuk
yang sudah diencerkan. Saat tanaman sudah mulai tumbuh besar, tanaman dipindahkan ke
dalam media yang lebih besar. Juga disiapkan tiang atau penyangga untuk media rambat
tanaman melon.
Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan selama kurun waktu November - Desember 2021
ketika penulis melakukan magang di PT Inamas Sintesis Teknologi. Selanjutnya, kegiatan
kerja lapangan penulis mulai laksanakan pada tanggal 20 Desember 2021, di mana pada saat
9
itu Proses Penelitian Uji Coba Penanaman Melon Hikapel dengan menggunakan Hidroponik
sistem floating raft sedang dalam fase pemeliharaan. Kegiatan kerja lapangan dimulai saat
proses pemeliharaan berada di 24 Hari Setelah Tanam (HST). Setiap hari penulis melakukan
pengecekan tiap perlakuan dari aspek EC, pH, suhu lingkungan, observasi keadaan tanaman,
dan pengecekan OPT.
Pada minggu kedua, selain pengecekan, penulis juga melakukan penambahan nutrisi
pada pada keempat perlakuan, dengan jumlah yang sudah ditentukan oleh mentor. Pada
minggu ketiga, penulis tetap melakukan pengecekan tiap perlakuan dari aspek EC, pH, suhu
lingkungan, observasi keadaan tanaman, dan pengecekan OPT Minggu keempat sampai
minggu kelima. Selain pengecekan, penulis juga melakukan topping dan pemangkasan yang
bertujuan untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi kelembaban dalam tajuk
tanaman.
10
IV. MASALAH KHUSUS
Permasalahan khusus pada proses Penelitian Uji Coba Penanaman Melon Hikapel
dengan menggunakan Hidroponik sistem floating raft ini adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan Grow Light kurang efektif untuk menunjang jalannya penelitian, sehingga
menyebabkan tidak tumbuhnya bakal buah atau bunga betina pada 23 HST. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh spektrum pada Grow Light yang masih belum tepat.
2. Banyak instansi di luar perusahaan yang juga melakukan penelitian Uji Coba Penanaman
Melon Hikapel dengan menggunakan Hidroponik sistem floating raft di PT Inamas
Sintesis Teknologi yang menyebabkan ketidakefektifan jalannya penelitian karena fokus
penelitian terbagi dan karena tidak adanya koordinasi yang jelas dengan instansi-instansi
tersebut.
3. Kurangnya sistem komunikasi antar mentor dan mahasiswa menyebabkan ketidakjelasan
gambaran tugas tambahan pada hari-hari tertentu.
11
V. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengecekan pH
PH merupakan indikator yang cukup sensitif. Larutan nutrisi bisa mengubah pH
dengan mudah apabila tidak cermat dalam mencampur berbagai nutrisi ke air hidroponik.
Adapun pH optimal yang harus dicapai bila ingin menanam melon hidroponik adalah antara
6,0 hingga 7,0. Apabila terdapat ketidaksesuaian pH optimal, dipakainya buffer untuk
menurunkannya.
2. Pengecekan EC
Salah satu faktor penting keberhasilan budidaya tanaman dengan sistem
hidroponik adalah kepekatan larutan nutrisi yang digunakan. Dalam budidaya hidroponik,
kepekatan larutan nutrisi diukur dengan alat EC meter. Unsur-unsur kimia yang terdapat
dalam nutrisi hidroponik berupa kation dan anion, EC meter memiliki kutub negatif anoda
dan kutub positif anoda. Kation dalam nutrisi akan mencari kutub negatif anoda, sedangkan
anion dalam nutrisi akan mencari kutub positif anoda. Semakin pekat larutan maka daya
hantar listrik anoda dan katoda semakin tinggi. Sehingga nilai EC dalam nutrisi merupakan
gambaran banyaknya unsur hara yang terlarut dalam air dengan indikator penghantaran
listrik. Semakin tinggi nilai EC maka semakin pekat larutan nutrisi (Sesanti dan Sismanto,
2016).
3. Pengecekan Suhu
Salah satu komponen penting yang bisa diatur di dalam bercocok tanam Melon
Hikapel secara hidroponik adalah suhu. Pengukuran suhu digunakan dengan termometer.
Pengaturan suhu larutan nutrisi dilakukan memakai pendingan ruangan agar pertumbuhan
melon menjadi optimal. Larutan nutrisi tersebut merupakan salah satu komponen yang sangat
12
sensitif dan suhunya bisa naik atau turun secara fluktuatif. Untuk tanaman melon sendiri suhu
tumbuh ideal yang harus dicapai adalah sekitar 25°C hingga 30°C.
4. Pemangkasan (Toping)
Rendahnya tingkat persaingan antar buah untuk memperoleh suplai zat makanan
disebabkan oleh berkurangnya jumlah buah per tanaman dan distribusi asimilat lebih
diarahkan ke dalam buah disebabkan oleh pangkas pucuk. Maka dalam penelitian ini
dilakukan perlakuan jumlah buah per tanaman dan pangkas pucuk (toping) yang diharapkan
kualitas buah melon lebih baik.
Pemangkasan adalah sebuah proses pembuangan bagian bagian tertentu pada tanaman
seperti cabang atau ranting sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh sesuai dengan yang kita
inginkan. Tanaman melon adalah tanaman yang mempunyai banyak cabang, cabang tersebut
tumbuh pada setiap ketiak daun. Akibat dari banyaknya cabang itu, maka perlu dilakukan
proses pemangkasan. Pemangkasan pada tanaman melon, selain berguna untuk memudahkan
kita dalam mendeteksi hama penyakit, juga berguna untuk mengurangi beban pada tanaman
akibat adanya daun, ranting, ataupun buah yang terlalu lebat. Dengan demikian diharapkan
buah yang dihasilkan oleh tanaman tersebut akan lebih berkualitas lagi.
Pemangkasan yang tepat dapat digunakan untuk mengatur keseimbangan antara
source dan sink agar produksi yang dihasilkan dapat dikendalikan, serta dapat merangsang
bunga betina sehingga pembentukan buah lebih cepat dan meningkatkan kualitas buah yang
dihasilkan (Pribadi, 2001). Pangkas pucuk (toping) merupakan salah satu budidaya yang
memungkinkan buah menerima asimilat lebih banyak dibanding organ tanaman yang lain
(Susila, 1995). Setelah dilakukan pangkas pucuk (toping) maka pertumbuhan tanaman ke
arah atas akan terhenti dan asimilat akan lebih banyak didistribusikan sebagai cadangan
makanan ke dalam buah (Poerwanto, 1996). Toping pada ujung tanaman dilakukan ketika
sudah mencapai ujung lanjaran.
Tidak hanya untuk mendapatkan buah yang melimpah dan berkualitas tinggi, tujuan
lain dilakukannya pemangkasan adalah untuk mendapatkan kondisi lingkungan tanaman
seperti kelembaban, cahaya, udara, serta suhu yang sesuai. Hal tersebut akan membuat proses
fotosintesis berjalan dengan baik dan normal, sehingga oksigen yang akan dihasilkan oleh
tanaman pun akan semakin banyak pula. Daun–daun atau cabang–cabang yang sudah tua
harus dipangkas agar dapat merangsang pembentukan daun atau cabang yang baru.
13
14
5. Pengendalian OPT
Hama dan penyakit tanaman melon membuat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tidak maksimal. Biasanya penyebab suatu tanaman tidak dapat tumbuh dan
berkembang dengan maksimal disebabkan karena penyakit yang menyerang serta hama
pengganggu.
Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah dengan tindakan
nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara
tradisional, dikarenakan tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi
dengan alat-alat seperti sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan
waktu yang lama, hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan perkembangan hama dan
penyakit pada tanaman yang menyebar luas.
Pengendalian OPT dilakukan dengan cara manual tanpa menggunakan bahan kimia
(pestisida). Pupuk yang digunakan adalah pupuk AB Mix yang telah mengandung unsur-
unsur yang lengkap bagi tanaman dan diramu sendiri oleh PT Inamas Sintesis Teknologi.
Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara kimia adalah cara terakhir apabila
cara sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pengendalian hama dan
penyakit dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisida, fungisida
dan herbisida. Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal, akan tetapi
memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah menimbulkan polusi
udara.
1. Polinasi
Untuk meningkatkan produksi benih melon, diperlukan usaha khusus dalam teknik
budidaya benih melon. Teknik yang paling penting dalam produksi benih melon yaitu teknik
polinasi atau penyerbukan. Menurut Nurjanah (2000), faktor yang sering dijumpai dalam
kegagalan bunga untuk menghasilkan benih adalah kegagalan dalam proses penyerbukan.
Kegagalan dalam proses penyerbukan ini harus diminimalisir menggunakan teknik produksi
benih yang lebih efektif. Dalam produksi benih melon, keberhasilan polinasi dipengaruhi
oleh kematangan dari bunga jantan dan bunga betina itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan
15
waktu yang cocok dalam melakukan polinasi untuk melihat reseptivitas stigma dan viabilitas
polen pada tingkat yang sama. Penentuan waktu polinasi yang efektif akan meminimalisir
kegagalan dalam produksi benih melon khususnya saat polinasi. Faktor kedua yang menjadi
kendala dalam produksi benih melon yaitu jumlah bunga jantan tiap tanaman yang lebih
sedikit dibandingkan dengan bunga betina dan bunga lengkap. Oleh karena itu perbandingan
jumlah bunga jantan dengan bunga betina yang digunakan dalam proses polinasi juga sangat
penting untuk menentukan perbandingan bunga yang efektif dalam polinasi untuk
menghasilkan jumlah biji dengan kualitas yang baik.
Dari hasil pengamatan dan pelaksanaan yang penulis lakukan, tidak terjadi
tumbuhnya bakal buah atau bunga betina pada 23 HST, sehingga kegiatan Polinasi tidak
penulis lakukan.
2. Kastrasi/Casting Bunga
Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh PT Inamas Sintesis
Teknologi untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk
meningkatkan produktivitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disini merupakan proses
untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau
mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu tidak
menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus mungkin dari
filial juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya.
Casting merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi
penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat
sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyerbukan. Proses ini biasa disebut dengan istilah kastrasi. Sel kelamin jantan sengaja
dihilangkan pada bunga betina agar tidak terjadi proses penyerbukan dalam satu spesies,
karena akan dilakukan perkawinan silang dengan menggunakan sel kelamin jantan yang telah
disiapkan dari jenis melon lain. Casting dilakukan pada saat bunga sudah masak tetapi belum
sampai mekar. Karena apabila sampai mekar maka dikhawatirkan sudah ada kumbang yang
menghinggapinya dan membawa serbuk sari, sehingga keturunan yang dihasilkan juga tidak
jelas. Maka jika bunga sudah mekar maka bunga langsung dibuang dan dilakukan casting
pada ruas diatasnya.
16
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melaksanakan kegiatan magang di PT Inamas
Sintesis Teknologi Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. PT Inamas Sintesis Teknologi merupakan perusahaan riset dan pengembangan dan juga
manufaktur produk berbasis teknologi untuk keperluan otomasi industri khususnya
agroindustri. Layanan yang disediakan adalah berbagai layanan teknologi ramah
lingkungan dan smart farming seperti otomasi industri dan agroteknologi dimana
teknologi yang dikembangkan adalah teknologi yang memiliki prinsip teknologi ramah
lingkungan dan terbarukan, sekaligus teknologi yang dapat digunakan untuk melestarikan
alam serta mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia di muka bumi.
2. Selama satu tahun terakhir, PT Inamas Sintesis Teknologi sedang menyiapkan produk
melon dengan sistem otomasi industri yang dapat meningkatkan produksi melon secara
dua kali lipat dengan waktu panen yang sama secara lebih efektif dan efisien. Sistem ini
juga bermanfaat untuk mengefisiensikan jumlah tenaga kerja, mengurangi penggunaan
pestisida, dan diharapkan dapat menghasilkan kualitas produksi yang jauh lebih baik yang
disebabkan karena pemberian nutrisi maupun perawatan tanaman secara berkala dan
kontinyu.
3. Proses penelitian terhadap sistem tersebut diwujudkan oleh PT Inamas Sintesis Teknologi
dalam bentuk proyek Proses Penelitian Uji Coba Penanaman Hidroponik Melon Hikapel
dengan menggunakan Hidroponik sistem floating raft. Proses penelitian ini meliputi
kegiatan pembibitan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan.
4. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan dalam proses penelitian tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa proses uji coba masih harus dilakukan karena pada akhir
proses bakal buah atau buah betina yang diharapkan muncul tetap tidak muncul pada 23
HST (23 Hari Setelah Tanam). Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya seperti
penggunaan Grow Light yang kurang efektif untuk menunjang jalannya penelitian yang
kemungkinan disebabkan oleh spektrum pada Grow Light yang masih belum tepat, juga
banyak instansi di luar perusahaan yang melakukan penelitian yang sama yang
menyebabkan ketidakefektifan jalannya penelitian karena fokus penelitian terbagi dan
17
kurang adanya koordinasi yang jelas dengan instansi-instansi tersebut. Selain itu
kurangnya sistem komunikasi antar mentor dan mahasiswa menyebabkan ketidakjelasan
gambaran tugas tambahan pada hari-hari tertentu.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan kegiatan kerja lapangan di
PT Inamas Sintesis Teknologi adalah sebagai berikut:
1. PT Inamas Sintesis Teknologi dapat melakukan riset lebih lanjut mengenai spektrum
cahaya yang dipancarkan oleh Grow Light pada Proses Penelitian Uji Coba Penanaman
Hidroponik Melon Hikapel dengan menggunakan sistem floating raft karena hal tersebut
sangat penting dan menjadi penentu dalam pertumbuhan bakal buah atau buah betina yang
menjadi cikal bakal tanaman melon.
2. PT Inamas Sintesis Teknologi dapat membuat SOP (standart operating procedure)
sebagai panduan untuk menjembatani koordinasi antara tim perusahaan dengan tim
instansi lain yang melakukan penelitian yang sama. Dengan demikian setiap anggota tim
akan mendapat kejelasan mengenai bagaimana kegiatan-kegiatan dalam penelitian tersebut
dilakukan. SOP dibuat secara terperinci sehingga dapat menjelaskan desripsi tentang
proyek penelitian, menentukan apa yang akan dilakukan, mengapa kegiatan tersebut
dilakukan, siapa yang melakukannya, kapan dilakukan, dan dimana kegiatan itu dilakukan.
3. PT Inamas Sintesis Teknologi dapat membuat perencanaan pertemuan berkala antara
mentor dengan mahasiswa yang melakukan magang atau kerja lapangan sehingga
diharapkan komunikasi antara mentor dengan mahasiswa dapat berjalan lancar, efektif,
dan efisien. Dengan demikian masalah seperti ketidakjelasan gambaran tugas tambahan
yang dilakukan pada hari-hari tertentu tidak terjadi lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Tanaman Sayuran. Badan Pusat Statistik Republik
Inonesia. http//www.bps.go.id. (diakses 11 November 2021).
Nurjanah, E., Sumardi & Prasetyo. (2000). Pemberian pupuk kandang sebagai pembenah
tanah untuk pertumbuhan dan hasil melon (Cucumis melo L.) di Ultisol. Jurnal Ilmu-
Ilmu Pertanian Indo-nesia, 22(1), 23-30.
Pribadi, E. M. 2001. Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Penjarangan Bunga Jantan
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ketimun dengan Budidaya Hidroponik. Skripsi.
Jurusan Budi Dava Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sobir dan Firmansyah. 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Zubaidi, A dan Sa’diyah, A.A. 2012. Analisis Efisiensi Usahatani Dan Pemasaran Melon.
19
LAMPIRAN
Pasca Setrilisasi
20
Pasca Penyemaian
Penyiraman Benih
21
Pengecekan Gulma dan HPT (Fungi)
Pengecekan
22
Kondisi Smart Greenhouse
23
Foto Pelaporan kepada Mentor
24
Log Book Pemeliharaan selama Kerja Lapangan
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36