Anda di halaman 1dari 26

UNIFORM SERIES

(ANGSURAN SERAGAM)
Angsuran seragam adalah suatu sistem pembayaran (pengembalian
modal) yang dilakukan pada setiap akhir periode selama N
periode dengan jumlah yang sama, pada tingkat i% per periode

P
A A A A A A A

1 2 3 4 N-1 N
F
Dari diagram arus kas dapat dilihat bahwa pembayaran pertama dilakukan
satu periode setelah peminjaman P, sedangkan nilai F terletak pada waktu
yang sama dengan nilai terakhir dari A yaitu N periode dari P
MENCARI F BILA DIKETAHUI A

Nilai F dari pembayaran seragam sebesar A, yang dibayarkan pada akhir


periode selama N periode, merupakan penjumlahan nilai kemudian dari
setiap pembayaran A.

Jika F1 adalah nilai kemudian dari pembayaran periode pertama,


F2 adalah nilai kemudian dari pembayaran periode kedua,
FN-1 adalah nilai kemudian dari pembayaran periode N-1,
FN nilai kemudian dari periode pembayaran ke N,
Maka nilai:

F = F1 + F2 + F3 + …+ FN-1 + FN

F = A (1+i)N-1 + A (1+i) N-2+ A (1+i)N-3 + … + A (1+i)1 + A (1+i)0


(1  i ) N 1  (1  i )  1
=A 1  (1  i ) 1
(1  i ) N  1
=A i
N
Maka nilai : (1  i )  1 disebut “uniform series compound
i amount factor”

Dengan simbol fungsional (F/A, i%, N) sehingga rumusnya menjadi:

F = A (F/A, i%, N)

Contoh Soal:

Si Ali menyimpan uangnya di bank pada setiap akhir bulan sebanyak Rp


100.000. Berapa jumlah tabungannya setelah 6 bulan, jika tingkat bunga yang
berlaku 2% per bulan?
Jawab:

F = A (F/A, 2%, 6)
= Rp 100.000 (6,2295)
= Rp 622.950

Berapa nilai F4 dan F5 ?


MENCARI P BILA DIKETAHUI A

Dari persamaan F = P (1 +i) N dan

F=A (1  i ) N  1
i

Maka diperoleh:
(1  i ) N  1
P (1 +i) N = A i
(1  i ) N  1
P = A i (1  i ) N

Contoh Soal:

Seorang ayah menyimpan sejumlah uang di bank, dengan maksud


agar anaknya dapat mengambil uang tersebut Rp 500.000 setiap
bulan selama 6 bulan. Berapa jumlah uang yang harus disimpan
pada saat itu, jika tingkat bunga modal yang berlaku 2% per bulan?
Jawab:

P = A (P/A, i%, N)
P = Rp 500.000 (P/A, 2%, 6)
P = Rp 500.000 (5.6014)
P = Rp 2.800.700
MENCARI A JIKA DIKETAHUI F

Dari persamaan:
F = A (1  i ) N  1
i
Akan diperoleh: i
A=F (1  i ) N  1

Persamaan di atas digunakan untuk mencari arus tunai A


pada setiap akhir periode yang setara dengan nilai F pada
akhir periode. Nilai konversi dari F ke A disebut
“sinking fund factor” dan mempunyai simbol
fungsional (A/F, i%, N), persamaan tersebut menjadi:
A = F (A/F, i%, N)
Contoh Soal:

Berapa besar setoran tetap setiap akhir tahun, jika


seseorang menginginkan dapat mengambil uang
simpanannya sejumlah Rp 5.000.000 pada akhir tahun
ke 5, jika tingkat bunga yang berlaku 12% per tahun.

Jawab:

A = F (A/F, 12%, N)
= Rp 5.000.000 (0.1574)
= Rp 787.000
MENCARI A JIKA DIKETAHUI P

Dari persamaan:
P=A (1  i ) N  1
i (1  i ) N
Maka diperoleh:
A=P i (1  i ) N
(1  i ) N  1
Persamaan di atas digunakan untuk mencari arus seragam A pada
setiap akhir periode setara dengan nilai P pada awal periode. Nilai
konversi dari P ke A disebut “capital recovery factor” atau crf,
mempunyai simbol fungsional (A/P, i%, N).
Maka persamaan menjadi:

A = P (A/P, i%, N)
Contoh Soal:

Seorang petani ingin membeli traktor tangan seharga


Rp 20.000.000 dengan cara angsuran setiap akhir
tahun selama 5 tahun. Jika tingkat bunga modal yang
berlaku 20% per tahun, berapa besarnya pembayaran
angsuran pada setiap tahun, bila pembayaran pertama
dilakukan setiap tahun setelah saat pembelian?
Jawab:
A = P (A/P, 20%, 5)
= Rp 20.000.000 (0.3344)
= Rp 6.688.000
ANGSURAN SERAGAM YANG DITUNDA

Pada bagian sebelumnya telah dibahas penyelesaian cara pembayaran


angsuran seragam, yang pelaksanaan pembayaran yang pertama
dimulai pada akhir tahun pertama setelah saat peminjaman.

 Selanjutnya akan dibahas cara pembayaran angsuran dimana


pembayaran angsuran pertama ditunda atau dimulai setelah beberapa
periode dari saat peminjaman.

Kondisi ini digambarkan diagram arus kas seperti di bawah ini:

A A A A A A

J-1 J 1 2 3 N-1 N

p
 Pada diagram di atas terlihat bahwa angsuran ditunda sepanjang J
periode dan angsuran pertama dimulai pada akhir periode J + 1.

 Nilai P untuk angsuran tersebut yang dihitung dengan menggunakan


faktor (P/A, i%, N) adalah nilai P pada akhir periode J atau awal periode J
+ 1.

 Untuk mencari nilai P pada awal tahun pertama harus dianggap


nilai P pada akhir periode J (PJ) sebagai nilai F terhadap nilai P semula,
sehingga untuk menghitungnya dapat menggunakan faktor
(P/F, i%, N)

Contoh Soal:

Seorang ayah ingin menyimpan uangnya untuk membiayai kuliah


anaknya. Dia berharap anaknya akan menerima uang sebesar Rp
10.000.000 per tahun ketika anaknya berusia 18, 19, 20 dan 21 tahun.
a. Berapa uang yang harus disimpan di bank, kalau ia menyimpannya
pada saat itu lahir
b. Kalau seandainya si anak selama kuliah mendapat beasiswa yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya selama 4 tahun,
sehingga ia tidak mengambil uangnya di bank selama 4 tahun,
berapa uang yang akan diterimanya jika diambil seluruhnya pada
saat ia berumur 24 tahun?

Bunga modal yang berlaku 20% per tahun.


Jawab:

P17 = A (P/A, i%, 4)


= Rp 10.000.000 (P/A, 20%, 4)
= Rp 10.000.000 (2.5887)
= Rp 25.887.000

P17 = F17
Untuk mencari P pada saat pembayaran yaitu pada awal periode ke-1
(P0), maka:
P0 = F17(P/F, 20%, 17)
= Rp 25.887.000 (0,0451)
= Rp 1.167.500
Jadi uang yang harus di tabungkan pada saat anaknya lahir adalah
Rp 1.167.500

Untuk menghitung jumlah uang pada saat si anak berumur 24 tahun


(F24) dapat digunakan nilai P0.

F24 = P0 (F/P, 20%, 24)


= Rp 1.167.500 (79,4968)
= Rp 92.816.250
ANGSURAN SERAGAM YANG DILAKUKAN
PADA SETIAP AWAL PERIODE

Kasus lain yang mungkin terjadi adalah kalau seandainya pembayaran


angsuran dilakukan pada setiap awal periode.

Pada kasus ini penyelesaian dapat dilakukan dengan melakukan


modifikasi rumus-rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana
bentuk arus kas yang belum sesuai dengan hubungan-hubungan yang
telah ada harus diubah atau disesuaikan dengan pola hubungan yang
ada, yaitu berdasarkan:

- Posisi P terdapat pada satu periode sebelum angsuran pertama


- Posisi F terdapat pada posisi yang sama dengan nilai A terakhir
- Posisi F berjarak N periode dari P
Contoh Soal:

Seseorang melakukan suatu setoran/angsuran seragam yang besarnya


Rp 1.000.000 setiap tahunnya, dan dilakukan dalam jangka waktu 5
tahun. Angsuran dilakukan pada awal tahun, artinya pembayaran
pertama dilakukan pada awal tahun pertama (akhir tahun ke-0) dan
setoran angsuran terakhir dilakukan pada awal tahun ke-5 (akhir tahun
ke-4). Tingkat bungan modal yang berlaku 10% per tahun.
Hitunglah jumlah uang yang akan diperoleh pada akhir tahun ke-5.

Jawab:
A A A A A
Cara 1.

0 1 2 3 4 5
F4
F5 = ?
F5 tidak dapat langsung dihitung dengan menggunakan rumus-rumus
yang telah ada, karena pola diagram arus kasnya tidak sesuai dengan
pola yang sudah ada, yaitu posisi F tidak berada pada posisi A yang
terakhir.
Untuk dapat mencari F5, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menghitung dahulu F4, karena F4 berada pada posisi yang sama dengan
A terakhir, sehingga dapat dihitung dengan rumus yang ada:
F4 = A (F/A, 10%, 5)
= Rp 1.000.000 (6.1051)
= Rp 6.105.100
Langkah ke 2:
F4 dianggap P bagi F5, sehingga F4 = P4
Sehingga: F5 = P4 (F/P, 10, 1)
= Rp 6.105.100 (1.10)
= Rp Rp 6.715.600
Cara 2:
Mencari P pada awal tahun ke-0 (P-1), yang berarti
merupakan nilai P yang posisinya satu periode sebelum
pembayaran A yang pertama.

P-1 = A (P/A, 10%, 5)


= Rp 1.000.000 (3.7908)
= Rp 3.790.800

F5 = P-1 (F/P, 10%, 6)


= Rp 3.790.800 (1.7716)
= Rp 6.715.781
Menyetarakan Nilai Sekarang (P), Nilai yang Akan Datang
(F) dan Nilai Angsuran Seragam (A)

 Pada beberapa masalah sering ditemukan sejumlah arus


pembayaran yang besarnya berbeda pada setiap periode
pembayaran, misalnya pada biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan suatu mesin.

 Dalam analisis ekonomi selalu diasumsikan bahwa biaya


produksi selalu dibayarkan pada akhir periode. Disini akan
dibayarkan bagaimana menyetarakan sejumlah arus pembayaran
terhadap nilai P, F dan A
Contoh Soal:

Sebuah mesin memerlukan biaya perawatan pada tahun pertama


sebesar Rp 1.000.000, tahun kedua Rp 2.000.000, tahun ketiga Rp
5.000.000 dan tahun ke-4 sampai tahun ke-8 sebesar Rp 4.000.000 per
tahun. Bunga modal yang berlaku 20% per tahun.

Tanya: Berapa nilai keseluruhan perawatan mesin tersebut apabila


disetarakan:
a. Pada awal tahun dari pembeliannya
b. Pada akhir umur pemakaian
c. Biaya perawatan rata-rata per tahun
Jawab:

a. Nilai P0 didapatkan dengan menjumlahkan semua nilai sekarang (P)


dari semuruh biaya pada tiap periode.
P0 = F1 (P/F, 20%, 1) + F2 (P/F, 20%, 2) + F3 (P/F, 20%, 3) +
A (P/A, 20%, 5) (P/F, 20, 4)
=Rp 1.000.000 (0.833) + Rp 2.000.000 (0.694) + Rp 5.000.000
(0.5787) + Rp 4.000.000 (2.9906) (0.4823)
=Rp 10.883.966

b. Nilai F8 dapat dicari dengan menjumlahkan kemudian (F) pada akhir


tahun ke-8 dari semua arus biaya pada tiap tahun, seperti pada
penyelesaian (a). Apabila P0 sudah diketahui/dihitung, dapat digunakan
langsung digunakan dengan hubungan F dan P
F8 = P0 (F/P, 20, 8)
= Rp 10.883.966 (4.2988)
= Rp 46.787.991

c. Untuk mencari nilai A dapat menggunakan P0 atau F8

A = P0 (A/P, 20%, 8)
= Rp 10.883.966 (0.2606)
= Rp 2.836.361

A = F8 (A/F, 20%, 8)
= Rp 46.787.991 ( 0.0606)
= Rp 2.835.352

Anda mungkin juga menyukai