Anda di halaman 1dari 20

KONSEP BIAYA & BUNGA

PENGERTIAN BIAYA

Suatu pengorbanan yang dibutuhkan


dalam rangka mencapai tujuan yang
diukur dengan nilai uang
BIAYA BERDASARKAN KELOMPOK
PENGGUNAANYA
1. BIAYA INVESTASI

• Biaya yang ditanamkan dalam rangka


penyiapan kebutuhan usaha untuk siap
beroperasi dengan baik
• Biasanya dikeluarkan pada awal
kegiatan usaha
• Jumlahnya relatif besar dan berdampak
jangka panjang untuk kesinambungan
usaha
• Contoh : Penyedian fasilitas produksi,
mesin-mesin, peralatan dan fasiltitas
kerja lainya.
BIAYA BERDASARKAN KELOMPOK
PENGGUNAANYA
2. BIAYA OPERASIONAL

• Biaya yang dikeluarkan dalam rangka


menjalankan aktivitas usaha tersebut
sesuai dengan tujuan
• Biaya dikeluarkan secara rutin (priode
waktu tertentu)
• Jumlahnya relatif sama atau sesuai
dengan jadwal kegiatan/produksi
• Contoh : pembelian bahan baku,
pembayaran gaji, pembeliaan bahan
pendukung
BIAYA BERDASARKAN KELOMPOK
PENGGUNAANYA
3. BIAYA PERAWATAN (MAINTENANCE COST)

• Biaya yang dikeluarkan dalam rangka


menjaga/menjamin performance kerja
fasilitas atau peralatan agar selalu
prima dan siap dioperasikan.
• Sifat pengeluarannya dibedakan
menjadi : 1) biaya perawatn rutin dan
2) biaya perawatan insidentil
BUNGA (INTEREST)
PENGERTIAN BUNGA

Sejumlah uang yang dibayarkan akibat


pemakaian uang yang dipinjamkan
sebelumnya

Interest = Present Amount Owen – Original Investment


(Bunga) (Jumlah utang sekarang) (jumlah pinjaman semula)
BUNGA MODAL

 Di dalam perhitungan ekonomi harus diperhitungkan perubahan


nilai uang terhadap waktu, karena nilai uang bersifat dinamis dan
produktif

 Apabila penggunaan uang (modal) dari suatu usaha berasal dari


suatu pinjaman, maka harus diberikan imbalan (jasa) dari
penggunaan modal tersebut dan biasa kita sebut sebagai bunga.

 Jika kita meminjamkan uang kepada seseorang untuk


menggunakannya, biasanya kita meminta bunganya agar
dibayar karena penggunaan uang tersebut.
Sama halnya dengan bank, organisasi bersifat koperasi dan
lembaga-lembaga kredit akan
membayar bunga terhadap yang didepositokan
 Sebagai contoh, seorang petani A meminjamkan uang kepada
tetangganya B. Ini berarti bahwa A (lender) melewatkan
kesempatan menggunakan uangnya kepada B untuk tujuan
produktif. Di lain pihak B (borrower) memperoleh kesempatan
menggunakan uang A untuk tujuan produktif, mungkin untuk
menambah jumlah pupuk di dalam usaha taninya, dan sebagainya.

 Jadi jelas bahwa:


- Si “lender” mendapat imbalan sebagai pendapatannya
- Si “borrower” harus membayar imbalan tsb karena
menggunakan uang si “lender”

 Di dalam prakteknya, apa yang dibayarkan (imbalan) karena


menggunakan uang disebut sebagai keuntungan (profit) bagi
yang meminjamkan, sedangkan bagi peminjam uang ini mrpk
bunga

 Contoh, misalnya A meminjamkan uang kepada B sebanyak Rp 1000


dengan tingkat bunga 20% per tahun selama 1 tahun.
Uang yang harus dibayar: Rp 1000 + (0.2) (1000) = Rp 1200
PERHITUNGAN BUNGA
1. TINGKAT SUKU BUNGA

Merupakan rasio antara bunga yang


dibebankan per peride waktu dengan jumlah
uang yang dipinjam awal peride dikali 100%

Rate Interest = Bunga yang dibayarkan per satuan waktu x 100%


jumlah pinjamn awal

Contoh : ????
2. BUNGA SEDERHANA

Sistem perhitungan bunga hanya didasarkan


atas besarnya pinjaman semula dan bunga
peride sebelumnya yang belum dibayar tidak
termasuk faktor pengali bunga

SECARA FORMULA

1. Sistem bunga sederhana


Bunga = i x P x n
2. Pinjaman akhir periode (F)
F=P( 1+i.n)
Dimana:I = bunga modal yang harus dibayarkan (Rp)
P = modal pokok, atau jumlah uang saat sekarang
(present value), (Rp)
N = jumlah unit waktu atau jumlah periode bunga modal
(bulan, tahun atau musim)
i = tingkat bunga yang berlaku (persen per unit waktu)

Contoh :

Jumlah pinjaman pokok (P) Rp 1000 dengan tingkat


bunga modal 10% per tahun (i),
 Misalnya jumlah pinjaman pokok (P) Rp 1000 dengan tingkat bunga
modal 10% per tahun (i), maka jumlah pinjaman pada setiap tahun
dapat kita lihat pada Tabel di bawah:

Tahun Pinjaman (P) Bunga (I) Pinjaman akhir tahun (F)


1 1000 100 1100
2 1000 100 1200
3 1000 100 1300

Jumlah pinjaman pada tahun ke 1 = Rp 1000 + 0.1 (1000) = Rp 1100


Jumlah pinjaman pada tahun ke 2 = Rp 1000 + 0.1 (1000) + 0.1 (1000)
= Rp 1000 + 2 (0.1) 1000 = Rp 1200

Jumlah pinjaman pada tahun ke N:


F = P + PNi
= P (1 + Ni)
Jumlah pinjaman yang harus dibayar pada akhir tahun ke tiga:
F = Rp 1000 (1 + (3) (0.1) ) = Rp 1300
3. BUNGA MAJEMUK
Sistem perhitungan bunga dimana tidak
hanya diperhitungkan terhadap besarnya
pinajaman awal, tetapi perhitungan
didasarkan atas besarnya utang awal periode
yang bersangkutan (bunga berbunga)

SECARA FORMULA

Pinjaman akhir periode (F)


F = P (1 + i)n

Contoh : ????
Contoh :

Pengaruh bunga modal majemuk dapat dihitung seperti Tabel berikut:

Tahun Pinjaman Bunga Pinjaman akhir


(P) (I) tahun (F)
1 1000 100 1100
2 1100 110 1210
3 1210 121 1331
Jumlah yang harus dibayar pada tahun ketiga pada bunga majemuk
adalah Rp 1331. Jumlah ini merupakan nilai uang kemudian (future
value), sedangkan Rp 1000 disebut nilai sekarang (present value)

Perhitungan bunga modal majemuk lebih umum digunakan dalam


perhitungan-perhitungan ekonomi
FORMULA BUNGA MODAL MAJEMUK
(SINGLE PAYMENT COMPOUND INTEREST FORMULAS)

Pada prinsipnya formula bunga modal majemuk ada dua macam:

a) Formula bunga majemuk tidak kontinyu (discrete compound


interest formula)
b) Formula bunga majemuk kontinyu (continous compound
interest formula)

Yang akan diuraikan adalah formula bunga majemuk tidak


kontinyu
karena formula ini yang banyak digunakan dalam perhitungan
praktis

 Bunga majemuk tidak kontinyu adalah bunga modal yang


dibayarkan berangkai setiap akhir suatu periode waktu dalam
selang waktu tertentu (seperti tiap akhir bulan, akhir musim
akhir tahun dsb)
Formula bunga modal yang menghubungkan PRESENT WORTH (PW) dan
FUTURE WORTH (FW) dari sejumlah uang

P = nilai sekarang dari sejumlah uang


F = nilai kemudian dari sejumlah uang
N = jumlah periode waktu pembayaran
i = tingkat bunga modal (interest rate) per unit waktu

a) MENGHITUNG F, BILA DIKETAHUI P

F = P (1 + i)N

(1 + i)N disebut single payment compound amount factor


dengan simbol fungsional = (F/P, i%, N)

Dengan demikian persamaannya menjadi:

F = P (F/P, i%, N)

Dimana faktor (F/P, i%, N) dapat diperoleh dari Tabel daftar bunga
faktor bunga modal
F = P (1 + i)N diperoleh dari:

Tahun Jumlah pada BM yang dibayar Jumlah majemuk


awal tahun selama setahun pada akhir tahun
1 P Pi P + Pi = P (1 + i)
2 P (1 + i) P (1 + i) i P (1 + i) + P (1 + i) i = P (1 + i)2
3 P (1 + i)2 P (1+i)2 i P (1+ i)2 + P (1+i)2 i = P (1+i)3
4 P (1 + i)N-1 P (1+i)N-1 i P(1+i)N-1 + P(1+i)N-1 i= P(1+i)N
=F

Contoh :

Seorang petani meminjam uang sebanyak Rp 2.000.000 dari


sebuah bank untuk membeli traktor tangan, dan bersedia
mengembalikan pinjaman tersebut setelah 8 musim tanam.
Berapa jumlah uang yang harus dikembalikan pada akhir
musim ke 8, jika bunga modal yang berlaku 10 % per musim?
a) Dengan menggunakan rumus:

F = P (1+i)N
= Rp 10.000.000 (1+0.1)8
= Rp 10.000.000 (2,143589)
= Rp 21.435.890

b) Dengan menggunakan Tabel konversi:

F = P(F/P, i%, N)
F = Rp 10.000.000 (2,1436)
F = Rp 21.436.000

Nilai 2,1436 diperoleh dari Tabel konversi pada i = 10%,


kolom F/P dan N = 8
B) MENCARI P BILA DIKETAHUI F

Dari Persamaan F = P (1+i)N


Diperoleh P = F(1/(1+i)N)
P = F (1+i)-N

Nilai (1+i)-N disebut single payment present worth factor


Dengan simbol fungsional (P/F, i%, N), sehingga persamaan
menjadi :
P = F (P/F, i%, N)

Contoh :

Seorang petani ingin memiliki traktor tangan sendiri seharga Rp


20.000.000 pada 10 tahun yang akan datang. Berapa uang yang
harus disimpan ke bank pada saat sekarang, bila tingkat bunga
modal yang berlaku 10% per tahun?
P = F (P/F, 10%, 8)
= Rp 20.000.000 (0.4493)
= Rp 8.986.000

Anda mungkin juga menyukai