Anda di halaman 1dari 32

EKONOMI TEKNIK

(2 SKS)

Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng.


KONSEP NILAI UANG ATAS WAKTU

• Dalam mempelajari kegiatan investasi perlu


diketahui pengertian bunga uang.
• Bunga jika dilihat dari sisi perusahaan ataupun
induvidu dapat dipandang sebagai biaya atas
sewa uang.
• Bunga (interest) menurut definisi ekonomi
klasik adalah uang yang dikembalikan kepada
pemilik modal untuk penggunaan modal
mereka.
Bunga dibedakan menjadi:
• Bunga sederhana (simple interest)
• Bunga berbunga (compound intertest)
Bunga sederhana
Waktu untuk dasar perhitungan bunga pada umumnya
adalah 1 tahun.
• Ordinary simple interest: dengan dasar 1 tahun terdiri
atas 360 hari, dengan anggapan 1 tahun terdiri atas 12
bulan dan 1 bulan terdiri atas 30 hari.
• Exact simple interest: dengan dasar 1 tahun terdiri atas
365 hari, sesuai dengan kenyataan (normal).
• Dalam praktek bisnis yang biasa digunakan adalah
ordinary simple interest.
Thus, if the interest rate is expressed on the regular
yearly basis and d represents the number of days in
an interest period, the following relationships apply:

d
Ordinary simple interest = Pi
360
d
Exact simple interest = Pi 365

P = principal, i = interest rate, d = number of days in an


interest period
Ordinary interest is commonly accepted in business practices
unless there is a particular reason to use the exact value.
Contoh perhitungan bunga sederhana:

Jika sejumlah uang dengan nilai Rp 1.000,00 disimpan di


bank selama 3 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar
5% per tahun, maka setelah 3 tahun nilai uang tersebut akan
menjadi Rp 1.150,00.

Nilai tersebut didapat dari :

Bunga per tahun = 5% x Rp 1.000,00 = Rp 50,00


Bunga selama 3 tahun = 3 x Rp 50,00 = Rp 150,00 (1)
Pengembalian modal = Rp 1.000,00 (2)
Jumlah (1 + 2) = Rp 1.150,00
RUMUS/FORMULASI MATEMATIS:

Perhitungan bunga sederhana:

Nilai uang pada masa yang akan datang dirumuskan:

F = P (1 + i n)

Dengan F = nilai uang pada masa yang akan datang


P = nilai uang saat ini
i = tingkat suku bunga per periode waktu
n = periode waktu
BUNGA BERBUNGA

Dalam bunga berbunga, nilai bunga yang


dihasilkan pada akhir setiap periode
ditambahkan kembali pada pokok pinjaman
semula.

Contoh:
Jika sejumlah uang sebesar Rp 1.000,00
disimpan di bank dengan tingkat suku bunga
sebesar 5% per tahun, maka pada akhir tahun
ke-3 nilai uang tersebut menjadi Rp 1.157,60.
Nilai Rp 1.157,60 diperoleh dari perhitungan seperti
yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tahun Jumlah uang yang Bunga 5% selama Jumlah uang pada


ke disimpan pada wal tahun bersangkutan akhir tahun yang
tahun yang bersangkutan
bersangkutan
1 Rp 1.000,00 0,05 x Rp 1.000,00 Rp 1.050,00
= Rp 50,00
2 Rp 1.050,00 0,05 x Rp 1.050,00 Rp 1.102,50
= Rp 52,50
3 Rp 1.102,50 0,05 x Rp 1.102,50 Rp 1.157,60
= Rp 55,10
FORMULASI MATEMATIS

Untuk mendapatkan formulasi yang lebih umum,


maka misalnya P adalah jumlah uang yang
disimpan pada saat awal, i adalah tingkat suku
bunga per satuan waktu, sehingga jumlah nilai
uang pada akhir periode, adalah:

F = P(1+i)n

dengan F = nilai uang pada akhir periode bunga


P = nilai awal
i = tingkat suku bunga per periode
n = lamanya periode bunga
Perumusan perhitungan nilai akhir dengan
bunga berbunga:

Periode Nilai Bunga Nilai Akhir


Awal
1 P Pi P + Pi = P(1+i)
2 P(1+i) P(1+i) i P(1+i)+P(1+i)i =
P(1+i)2
3 P(1+i)2 P(1+i)2i P(1+i)2+P(1+i)2(i) =
P(1+i)3
n P(1+i)n-1 P(1+i)n-1i P(1+i)n
Bunga Nominal dan Bunga Efektif

⚫ Pada umumnya periode/jangka waktu


penghitungan bunga adalah 1 tahun.
⚫ Tetapi ada kalanya tidak, misal bunga 3% per ½
tahun dan bunga itu berbunga. Penghitungan
bunga dengan cara ini disebut bunga nominal
(nominal interest rate).
⚫ Bunga efektif (effective interest rate) adalah
perhitungan bunga didasarkan pada uang pokok
mula-mula dan periode yang digunakan adalah 1
tahun.
Jika r adalah nominal annual interest rate dan m
adalah interest period per tahun, maka interest rate
berdasarkan panjang satu periode bunga adalah r/m,
dan jumlah uang setelah 1 tahun menjadi :

F setelah 1 tahun = P (1 + r/m)m (A)

Jika bunga efektif dilambangkan dengan ieff, maka


persamaan di atas dapat dituliskan :

F setelah 1 tahun = P (1+ieff) (B)

Dari Persamaan (A) dan Persamaan (B), maka


diperoleh :
Effective annual interest rate, ieff = (1+ r/m)m-1
dan Nominal annual interest rate, = m (r/m) = r
Contoh:
Seseorang meminjam uang dari Bank sebesar
Rp 1.000,00 dengan bunga 2% per bulan.
Tentukan :
a) Jumlah uang pokok + simple interest setelah 2
tahun jika bunga tahun pertama tidak dibayar
b) Jumlah uang pokok + compounded interest
setelah 2 tahun jika bunga tahun pertama tidak
dibayar.
c) Nominal interest rate jika bunga berbunga setiap
bulan.
d) Effective interest rate jika bunga berbunga
setiap bulan.
Penyelesaian

a) F = P(1+in) = Rp 1.000,00 [1 + (0,02)(24)]


= Rp 1.480,00
b) F = P(1+i)n = Rp 1.000,00 (1+ 0,02)24
= Rp 1.608,00
c) Nominal annual interest rate = (2%)(12) = 24%
d) Jumlah periode bunga per tahun = m = 12
Nominal annual interest rate = r = 0,24
Effective interest rate = (1+ r/m)m - 1
= (1+ 0,24/12)12 - 1
= 0,268 = 26,8%
CONTINUOUS INTEREST

In practice, the basic time interval for interest


accumulation is usually take as one year.
Shorter time periods can be used as, for
example one month, one day, one hour, or one
second. The extreme case, of course, is when
the time interval becomes infinitesimally small
so that the interest is compounded
continuously.
⚫ The concept of continuous interest is that the cost or
income due to interest flows regularly, and this is just as
reasonable an assumption for most cases as the
concept of interest accumulating only at discrete
intervals.
⚫ The reason why continuous interest has not been used
widely is that most industrial and financial practices are
based on methods which executives and the public are
used to and can understand.
⚫ Because normal interest comprehension is based on the
discrete-interval approach, little attention has been paid
to the concept of continuous interest even though this
may represent a more realistic and idealized situation.
THE BASIC EQUATION FOR CONTINUOUS
INTEREST COMPOUNDING

⚫ From the equation of with r represents


the nominal interest rate and m represent interest
periods per year, if the interest is compounded
continuously, m approaches infinity, the equation can be
written as

⚫ The fundamental definition for the base of the natural


system of logarithms (e = 2.71828) is
⚫ Thus, with continuous interest compounding at a nominal
annual interest rate of r, the amount F an initial principal
P will compound to in n year is

⚫ Similarly from the equation of , the


effective annual interest rate ieff , which is the
conventional interest rate that most executives
comprehend, is expressed in terms of the nominal
interest rate r compounded continuously as
Therefore and

Example calculation with continuous interest compounding.

For the case of a nominal annual interest rate of 20%, determine:


a) The total amount to which $ 1.0 of initial principal would
accumulate after one 365-day year with daily compounding.
b) The total amount to which $ 1.0 of initial principal would
accumulate after one year with continuous compounding.
c) The effective annual interest rate if compounding is
continuous.
Solution:
P = $ 1.0, r = 0.20, m = 365

a)

b)

c)
UNIFORM SERIES PAYMENT
Apabila pada setiap periode dilakukan pembayaran dengan
jumlah yang sama (A), maka nilai uang pada akhir periode
bunga dengan tingkat suku bunga i dan dalam waktu n
periode adalah :

F = A + A(1+i) + A(1+i)2 + A(1+i)3 + ... + A(1+i)n-1


= A {1 + (1+i) + (1+i)2 + (1+i)3 + ... + (1+i)n-1} (A)

Ruas kiri dan kanan dikalikan dengan (1+i) sehingga


diperoleh persamaan :

(1+i) F = (1+i) A{1 + (1+i) + (1+i)2 + (1+i)3 + ... + (1+i)n-1}


= A { (1+i) + (1+i)2 + (1+i)3 + (1+i)4 + ... + (1+i)n } (B)
Jika Persamaan (A) dikurangi dengan Persamaan (B), maka
diperoleh persamaan:
(1+i) F - F = A [(1+i)n -1]
i F = A [(1+i)n-1]
é (1+ i)n -1ù
F = Aê ú
ë i û
atau  i 
A = F 
 (1 + i ) − 1
n

 (1 + i ) n − 1 disebut uniform series compound amount factor


  dan dituliskan dengan notasi (F/A, i, n).
 i 
 i  disebut uniform series singking fund
 (1 + i ) n − 1
  factor dan dituliskan (A/F, i, n).

Contoh Soal:

Seseorang menyimpan Rp 500,00 di sebuah Bank pada


akhir tiap-tiap tahun. Suku bunga Bank adalah 5%,
compounded annually. Berapakah jumlah uang orang
tersebut pada akhir tahun ke-5 ?
Diagram dari sudut pandang Bank.
Penyelesaian:

Diagram dari sudut pandang


penabung.
 (1 + i ) n − 1
F =A   = A (F/A, i, n)
 i 
di mana A = Rp 500,00, n = 5, i = 0,05, dan F = dihitung

 (1 + 0,05)5 − 1
F = Rp 500,00   = A (F/A, i, n)
 0,05 
= A (F/A, 5%, 5)

= Rp 500,00 (5, 526)

= Rp 2.763,00
Penerimaan Teratur (Capital Recovery)
Apabila pada saat awal disimpan uang sejumlah P, dengan
tingkat suku bunga i dan lamanya n periode, maka penerimaan
pada setiap periodenya diperoleh dengan cara :
F = P (1+i)n (A)

 i 
A=F  (1 + i ) n − 1 (B)
 

Substitusi Persamaan (A) pada Persamaan (B) diperoleh :

 i (1 + i ) n 
A=P 
 (1 + i ) n
− 1 
Contoh Soal.

P = Rp 10.000,00, i = 6% per tahun, dan n = 6 tahun

maka
Nilai Sekarang Pembayaran Uniform
(Present Value Uniform Series)
Apabila pada setiap akhir periode, dilakukan
pembayaran sebesar A, untuk selama n periode,
dengan tingkat suku bunga sebesar i, maka nilai
sekarang dapat diperoleh dengan persamaan :

 (1 + i ) n − 1
P=A  
 i (1 + i ) n

Contoh Soal:
A = Rp 100,00, n = 6 tahun, i = 6% per tahun
 (1 + 0,06) 6 − 1 
maka P = Rp 100,00  6
 0,06(1 + 0, 06) 
= Rp 100,00 (4,917) = Rp 491,70
Arithmetic Gradient

Seringkali nilai aliran dana tahunan tidak dalam


nilai yang besarnya tetap A, tetapi mempunyai
nilai yang semakin naik atau turun dengan tingkat
perubahan yang tetap, misalnya G, yang disebut
sebagai gradient.
Dengan pembagian seperti di atas, aliran dana pertama
pada deret gradien aritmatik menjadi nol.
Persamaan untuk PI + PII = A (P/A, i, n) + G (P/G, i, n)
F= G  (1 + i ) n
− 1
 
i  i 
1
P = F (1 + i ) n

G  (1 + i ) n − 1   1 
P=  − n  n
i  i   (1 + i ) 

 (1 + i ) n − in − 1
= G 
 i 2
(1 + i ) n

 (1 + i ) n − in − 1
(P/G, i, n) =   Kelompok ini merupakan persamaan untuk
 i 2
(1 + i ) n
 arithmetic gradient present worth factor.
 i 
A=F  
 (1 + i ) n
− 1 

G  (1 + i ) n − 1   i 
A= i  − n  
 i  (1 + i ) n
− 1 

= ,

Kelompok ini disebut


(A/G, i, n) = arithmetic gradient
uniform series factor.

Anda mungkin juga menyukai