Anda di halaman 1dari 4

Bunga Majemuk

1. Pengertian :
Bunga Majemuk berbeda dengan bunga tunggal yang telah banyak dikenal sebelumnya.
Salah satu perbedaan yang cukup umum dimiliki keduanya adalah terkait dengan nilai bunga
yang dimiliki. Jika bunga tunggal memiliki nilai yang konstan setiap periodenya maka untuk
bunga majemuk bisa memiliki nilai yang berbeda dalam setiap periodenya.
Secara sederhana, bunga majemuk merupakan sebuah istilah dalam dunia keuangan berupa
pemberian bunga yang perhitungannya mengacu pada modal awal ditambah dengan
akumulasi nilai bunga pada periode yang sebelumnya.
Oleh karena adanya akumulasi nilai bunga dari periode sebelumnya tersebut maka salah satu
karakteristik utama yang dimiliki oleh bunga majemuk ini adalah nilai yang tidak tetap di
setiap periodenya. Maka dari itu, terkadang bunga majemuk dikenal dengan sebutan bunga
yang berbunga.
2. Cara Menghitung Bunga Majemuk
Secara umum, cara menghitung suku bunga majemuk dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
n
F= p ( 1+ i )

Dengan :
F: Jumlah nilai uang di waktu mendatang.
P : Nilai jumlah uang pada saat ini (awalan)
i : suku bunga efektif setiap periode (%)
n : Banyak periode majemukan yang diberikan.

Contoh 1 :
Budianto memiliki uang sebesar Rp 500.000 yang didepositokan di bank. Deposito tersebut
dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun dengan bunga majemuk sebesar 10% setiap tahunnya.
Maka pada akhir tahun ke-3, berapakah nilai uang total yang dimiliki oleh Budianto tersebut?
Jawab :
Diketahui :
P = Rp 500.000
i = 10 % = 0,1 / tahun.
Maka dalam kurun waktu 3 tahun maka jumlah uang total Budianto akan sebesar :

n
F= p ( 1+ i )
3
¿ 500.000 ( 1+0 , 1 )
3
¿ 500.000 ( 1 ,1 )
¿ 665.500
Jadi pada akhir tahun yang ketiga nilai total uang Budianto adalah sekitar Rp 665.500 dari
hasil pendepositoan tersebut.

Contoh Soal 2 :
Pak Ari memiliki modal sebesar Rp 100.000 yang didepositokan selama 3.5 tahun denngan
bunga majemuk sebesar 4,5% setiap triwulan. Maka berapakah nilai modal yang akan
dimiliki oleh pak Ari diakhir periode tersebut?
Pembahasan Soal :

Diketahui bahwa :
1 triwulan = 3 bulan
1 tahun = 12 bulan = 4 triwulan.
3,5 tahun = 3,5 x 4 = 14 triwulan
P = Rp 100.000
I = 4,5 % = 0,045 / tahun.
Nilai akhir modal pak Ari akan memenuhi :
n
F= p ( 1+ i )
14
¿ 100.000 ( 1+0,045 )
¿ 185.194 , 5
Jadi pada akhir periode tersebut maka modal yang akan dimiliki oleh Pak Ari adalah sekitar
Rp 185.194,5.

Contoh Soal 3 :
Seorang Bapak menabung di Bank sebesar Rp 1.000.000 dengan bunga majemuk sebesar
20% setiap tahunnya. Jika bapak tersebut menghendaki agar tabungannya menjadi sebesar Rp
2.488.320 maka berapa lama bapak tersebut harus membiarkan uang tersebut ditabungan?

Jawab:
Diketahui :
Modal Awal P = Rp 1.000.000
Modal Akhir F = Rp 2.488.320
Prosentasi bunga i : 20% = 0.2
Berapakah lama waktu = n = …… ?
n
F= p ( 1+ i )
n
2.488 .320=1.000 .000 ( 1+0 , 2 )
n=lo g 2 .488.320−lo g 1 .000.000 . lo g ( 1+0 , 2 )
n=6 , 4−lo g 1 .000 .000 .lo g ( 1+0 ,2 )
n=6 , 4−6 . ( 0 , 07 )
n=6 , 4−0 , 4
n=6
Jadi lama tabungan bapak tersebut adalah 6 tahun agar hasil saldo akhirnya sesuai dengan
yang diharapkan.

Contoh 4 :
Seorang individu menyetor uang sebesar Rp 10.000.000 di bank selama 2 tahun. Setelah 2
tahun, ia menerima total Rp 11.200.000. Hitunglah suku bunga tahunan yang diberikan oleh
bank kepada individu tersebut ?

Dalam kasus ini, kita memiliki informasi sebagai berikut:

 Jumlah awal uang yang disetor (P) = Rp 10.000.000


 Jumlah uang yang diterima setelah 2 tahun (A) = Rp 11.200.000
 Waktu (n) = 2 tahun

Kita akan mencari suku bunga tahunan (r). Kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk:

Anda mungkin juga menyukai