Anda di halaman 1dari 21

 Dalam kenyataan sehari-hari, orang lebih senang mendapat

sejumlah uang pada waktu sekarang daripada sejumlah uang


yang sama pada waktu-waktu yang akan datang.
 Dan setiap kali seseorang akan meminjamkan uang selalu
menanyakan berapa lama uang akan dipinjam dan berapa tingkat
bunga yang akan dibayar oleh si peminjam.
Seseorang bersedia mengorbankan suatu nilai masa kini
untuk mendapatkan nilai yang lebih besar setelah
jangka waktu tertentu. Pengorbanan yang diberikan ini
menuntut suatu imbalan.
 Di sini muncul konsep waktu dan imbalan.
 Keputusan seseorang untuk mengorbankan suatu nilai pada
masa kini dan menggantikannya dengan suatu nilai di masa
yang akan datang didasarkan atas pertimbangan dan
penilaian yang berbeda satu sama lain.
 Hal ini tergantung dari nilai kesempatan yang tidak jadi
dinikmati atau dikerjakan karena penundaan itu, yang dalam
ilmu ekonomi dikenal sebagai opportunity cost.
 Konsep ekonomi inilah yang mendasari seluruh pemikiran
dalam teori dan analisis biaya dan manfaat serta teori teori
pengambilan keputusan.
o Masalah pokok yang dihadapi adalah menilai apakah suatu
proyek dapat memberi manfaat bersih atau tidak, yang dapat
dilakukan dengan berbagai kriteria.
o Pada dasarnya kita harus membandingkan antara jumlah
manfaat dan biaya proyek, selama umur proyek.
o Persolannya bagaimana membandingkan keduanya, di mana
ada perbedaan waktu antara dikeluarkannya biaya dan
diterimanya manfaat. Biaya-biaya proyek banyak dikeluarkan
pada waktu awal proyek (biaya investasi misalnya),
sedangkan manfaat baru akan diterima kemudian.
o Arus biaya dan manfaat yang terjadi pada waktu yang tidak
sama tidak dapat dibandingkan begitu saja.
“Pengaruh Waktu Terhadap Nilai Uang" membahas
mengenai perbedaan nilai uang karena adanya
pengaruh waktu, yang disebabkan oleh:
• Nilai uang yang dikeluarkan proyek (biaya-biaya) dan
yang diterima proyek (manfaat) tidak sama, karena
waktu atau saat uang tersebut dikeluarkan dan
diterima tidak sama.

Untuk itu:
Agar kita dapat membandingkannya, satuan waktunya
harus sama, umumnya dilakukan dengan menghitung
nilainya dalam waktu sekarang (present value) dari
seluruh biaya dan manfaat tersebut.
Mengapa nilai uang berubah dengan berjalannya waktu ?

Ada tiga faktor penting yang menyebabkannya :


1. Inflasi :
Dengan adanya inflasi, jelas nilai uang akan berubah. Nilainya disaat
sekarang lebih besar dibandingkan nilainya dimasa yang akan datang.
Besar perbedaannya tergantung dari besar inflasi itu sendiri.

2. Konsumsi :
Orang cenderung lebih menikmati Iconsumsi pada hari ini dibandingkan
konsumsi pada hari yang akan datang Menunda konsumsi hari ini
dapat membawa risiko hilangnya kesempatan konsumsi dimasa yang
akan datang karena adanya faktor ketidak pastian (bermacam-macam
jenis ketidak pastian).

3. Produktivitas uang :
Pada dasarnya, uang itu produktip. Uang, dengan berjalannya waktu
bisa menghasilkan, jumlahnya dapat berlipat ganda. Caranya bisa
bermacam-macam. Bisa hanya dengan menyimpannya di bank atau
diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
1. Compounding Factor
2. Discount Factor
3. Compounding Factor For 1 Per Annum
4. Sinking Fund Factor
5. Present Worth Of An Annuity Factor
6. Capital Recovery Factor
Kalau yang ingin dicari adalah berapa nilai Rp.l juta yang kita miliki sekarang
setelah misalnya 5 tahun yang akan datang, dengan tingkat bunga diskonto 10 %
per tahun, maka yang kita gunakan adalah "compunding factor”

A = amonut to be compounded = Rp· 1 juta


i = compounding rate = 10 %
t = time period = 5 tahun

Nilai dimasa yang akan datang = Future value = FV = P (l+i)t


dimana (1+i)t adalah compounding factor.

FV = 1 juta (1+10%)5 = 1 juta (1,1)5


= 1 juta (1,61051)
= Rp 1,61 juta.

Kesimpulan : Rp l juta sekarang, nilainya 5 tahun yang akan datang adalah Rp.1,61
juta, dengan tingkat bunga 10 % per tahun.
Suatu proyek akan menghasilkan manfaat sebesar Rp.l juta setelah tiga tahun.
Berapakah nilai manfaat itu sekarang bila tingkat bunga diskonto 10 % per tahun ?

Jawaban : A = amount to be discounted = Rp.l juta.


i = discount rate = 10 %
t = time period = 3 tahun

Nilai sekarang = present value = PV = F { 1 / (l+i)t } dimana 1 / (l+i)t disebut


discount factor

PV = { 1 / (1,1)3 } 1 juta = ( 1 / 1,331 ) 1 juta


= ( 0,751315 ) 1 juta
= Rp 0,75 juta

Kesimpulan : Uang Rp.l juta yang akan diterima pada akhir tahun ketiga, nilainya
sekarang hanya Rp. 0,75 juta, dengan tingkat bunga diskonto 10 % per tahun.
? Rp 1 juta

Tahun Sekarang = O 1 2 3
Adalah untuk mencari nilai yang akan datang dari sejumlah arus
uang yang diterima dalam jumlah yang sama setiap tahun, dengan
rumus matematis adalah sebagai berikut:
(1+i)n - 1
F=A
i

Sekarang
0 1 2 Akhir th 3

Rp 1 juta + Rp 1 juta + Rp 1 juta = Rp ?

Selama 3 tahun akan diterima Rp.1 juta setiap awal tahun, dengan
tingkat bunga 10 % per tahun, berapa nilai arus uang tersebut pada
akhir tahun ke 3, Compounding factor per annum untuk tingkat
bunga 10 % tahun ke 3.

Factor nya adalah : 3,310. Maka nilai arus uang tersebut adalah
Rp.3,31 juta pada akhir tahun
 Mencari sejumlah uang yang harus dicadangkan setiap tahun
dalam jangka waktu tertentu, untuk mencapai suatu target pada
akhir periode, dengan tingkat bunga tertentu.
 Atau, menghitung berapa banyak kita harus menabung di bank
kalau pada suatu akhir periode kita ingin mendapat sejumlah
uang tertentu, dengan tingkat bunga tertentu.
i
A=F
(1+i)n – 1
Sekarang
Rp ? + Rp ? + Rp ? = Rp 1 juta

0 1 2 Akhir th 3
Contoh:
Target jumlah tabungan pada akhir tahun 3 adalah Rp l juta. Berapa kita
harus menabung setiap tahun selama periode tersebut ? (i=10%)

Jawab :
Sinking fund factor, kolom ke 3 pada tabel, tahun ke 3 adalah 0,302115.
Maka jumlah yang harus kita tabung setiap tahun adalah : Rp.302.115.-
Digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari sejumlah uang yang
sama yang diterima setiap akhir periode.
(1+i)n - 1
P=A
i(1+i)n
Contoh:
Selama 3 tahun berturut-turut, diterima uang Rp l juta per tahun.
Dengan tingkat bunga diskonto sebesar 10 % per tahun,berapakah
nilai uang tersebut sekarang (yang diterima setiap tahun dalam
periode tersebut) ?

Sekarang
0 1 2 3

Rp. ? Rp l juta + Rp l juta + Rp l juta

untuk i = 10 %, tahun ke 3. Annuity factornya adalah 2,486852.

Jadi arus uang Rp.l juta yang diterima selama 3 tahun nilainya
sekarang adalah Rp 2,48 juta.
Untuk menghitung pembayaran cicilan pokok pinjaman
ditambah bunganya pada setiap akhir tahun atau waktu
(bunga dihitung dari saldo atau sisa pinjaman pokok) dalam
jumlah yang sana, dalam periode waktu dan bunga tertentu.

i(1+i)n
A=P
(1+i)n - 1
Sekarang
0 1 2 3
Rp 1 juta = Rp ? + Rp ? + Rp ?
Contoh :
Pinjaman Rp l juta pada awal periode, harus dilunasi dengan
angsuran dalam jumlah yang sama setiap tahun. Dengan
bunga pinjaman 10 % per tahun dalam jangka waktu 20
tahun, berapa jumlah cicilan pokok plus bunganya setiap
tahun ?

Jawab :
Capital Recovery Factor, tahun (n=20), tingkat bunga (i=10%)
adalah 0,117466. Maka cicilan pokok + bunga dalam jumlah
yang sama setiap tahun adalah Rp l juta x 0.117466 =
Rp.117.466 per tahun.
Annuity Due
• Suatu series of payments" atau annuity sebesar Rp. 100.000,-
akan diterima selama 15 kali (15 tahun) mulai sekarang (=
permulaan tahun pertama). Jika diketahui tingkat bunga
adalah 5% setahun, berapa besarnya Present Value dari pada
annuity tersebut ?
• Suatu series (annuity) yang dibayar pada permulaan tahun
(permulaan setiap periode), dan bukan pada akhir periode
kadang-kadang disebut annuity due.
Deferred Annuity
• Deferred annuity adalah suatu series pembayaran pertamanya
diadakan tidak pada akhir periode waktu sesudah itu.

• Contoh:
Indonesia mendapat kredit dari salah satu negara besar
$5.000.000 pada tanggal 1 Januari 1974 dengan tingkat bunga
6% setahun.
• Pembayaran kembali dapat dijalankan dengan 3 cara, ialah :
(1)Dengan annuity selama 10 tahun mulai akhir tahun pertama,
ialah I Januari 1975 sampai dengan 1 Januari 1984.
(2)Dengan annuity selama 10 tahun mulai akhir tahun ke-11,
ialah 1 Januari 1985 sampai dengan 1 Januari 1994.
(3) Sekaligus pada akhir tahun ke-20, ialah pada 1 ,Januari
1994.
CONTOH

Anda mungkin juga menyukai