BUNGA
Pengertian bunga untuk capital investment ada 2 yaitu :
1. Bunga sebagai laba atau rate of return dari
capital investment.
2. Bunga sebagai kompensasi dari uang yang dipinjam
sebagai modal (capital investment.)
Macam-macam bunga ada 2 yaitu :
1. Didalam simple interest tidak memperhatikan bunga
yang mungkin ditambahkan pada modal; pokok yang
perlu diperhatikan adalah : modal, lamanya dan laju
(rate of interest) sehingga simple interest dapat
diartikan sebagai bunga terhadap suatu pinjaman
didalam waktu tertentu. Simple interest dapat
dinyatakan sebagai berikut :
S = P (1 + i.n)
Dimana : S = jumlah pengembalian
P = principal, uang yang dipinjamkan permulaan
i = laju bunga (interesrt rate)
N = lama (waktu) peminjaman
Contoh : Sebuah modal yang dipinjam sebesar
$ 1.000,- dimana waktu peminjaman 4 tahun dan laju
bunga 10% per-tahun.
Uang yang harus diyarkan adalah :
S = P (1 + i n)
S = $ 1.000 (1 + 10/100 x 4)
= $ 1.000 + $ 400
= $ 1.400
Didalam simple interest dikenal 2 macam simple interest
yaitu :
a. Ordinary simple interest yang dihitung bersarkan
setiap tahunnya terdiri 12 bulan dimana setiap
bulan ada 30 hari, atau 300 hari dalam satu tahun.
b. Exact simple interest yang dihitung berdasarkan
setiap tahunnya terdiri dari 365 hari. Sehingga
Exact simple interest = π d/365.
2. Compound Interet
Contoh :
Ditentukan interest rate adalah 3% per-periode dan
bunga di compoundkan tiap ½ tahun.
Interest rate adalah : 6% tetapi compound tipa ½ tahun.
Keadaan ini disebut laju bunga efektif, yang dapat
ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut :
S = P (l-i) n
Jika r adalah laju bunga nominal, m adalah waktu
periode bunga dalam 1 tahun, maka :
S setelah 1 tahun = P (l + r/m)m ………………………………… (1)
Jika laju bunga efektif diberi tanda I e ,maka
S setelah 1 tahun = P (l + I e ) ………………………………………. (2)
Dengan menyamakan persamaan (1) dan (2),akan didapatkan :
P (l + r/m)m = P (l + I e )
Sehingga laju bunga efektif = I e = (l + r/m)m – 1
Laju bunga nominal = r = m (r/m).
Contoh soal :
Suatu pinjaman uang sebesar Rp. 1.000,- dengan rate
bunga & per-bulan.
Tentukan :
a. Berapa besarnya uang yang harus dikembalikan
setelah waktu 2 tahun, kalau diantara waktu
tersebut tidak dilakukan pembayaran.
Pakailah Cara :
a-1. Simple interest
a-2. Compound interest
b. Nominal interest rate, kalau bunga dicompoundkan
setiap bulan.
c. Effectif interest rate kalau bunga dicompound
setiap bulan.
Penyelesaian :
a. P = Rp. 1.000,-
I = 2% / bulan = 0,02/bula n
n = 2 tahun = 24 bulan.
a-1.Untuk simple interest
S = Rp. 1.000 (1 + 0,02 x 24) = Rp. 1.400,-
a-2.Untuk Compound interest
S = Rp. 1.000 (1 + 0,02)24
= Rp. 1.600,-
b. Nominal interest rate = banyak periode/th x banyaknya
interest tiap bulan.
Nominal interest = 12/1 x 0,02 = 0,24
= 24%
n = 12; r = 0,24
n
S
` [(1 + n)______
= R____________ -1]
i
(1 + i)n : disebut factor harga kemudian (future worth factor)
i
Jika
` : + n)n -1]
S = R [(1___________ dan S = P (1 + i)n
_______
i
R [(1 + n)n______
P = _______________ -1]
(1 + i)n
Contoh :
Suatu alat berharga $ 12.000 dengan masa guna (umur)
adalah 10 tahun, sedang rongsokannya $ 2.000,-. Depresiasi
diperhitungkan sebagai ongkos dengan membuat pengeluaran yang
sama tiap tahun.
Dana untuk depresiasi akan timbul dengan laju bunga
tahunan sebesar 6%. Pada akhir masa kerja alat tersebut,
harus sudah terkumpul cukup uang untuk menutupi penyusutan
dari harga alat tersebut.
a. Hitunglah ongkos depresiasi tiap tahundengan ketentuan
diatas.
b. Berapa harga alat ini setelah dipakai selama 4 tahun.
Penyelesaian :
a. Dengan cara garis lurus
Depresiasi = $ 12.000 - $ 2.000
10
= $ 1.000 / tahun
Dengan menyediakan $ 1.000 setiap tahun, maka selama 10
tahun sudah dapat membeli alat baru, dengan cara lain.
S = $ 12.000 - $ 2.000 = $ 10.000
S adalah jumlah modal yang harus sudah terkumpul dalam
waktu 10 tahun untuk membeli alat baru, yang didapat dengan
membayar annuity.
R (1 + i) n
S= ; i = 0,06 / tahun
i
R (1 + 0,06)10 − 1
$ 10.000 =
0,06
0,06 x $ 10.000
R (depresiasi ) / thn =
(1,06)10 − 1
R = $ 759 / th.
P = CR
---------------
(1 + i)n – 1
CR
Jadi capitalized cost = K = Cv + ------------
(1 + i)n – 1
CR M-C H
K = CV + --------- + -------- + [---------]+ N
(1+i)n-1 (1+i)1-1 (1+i)n-1
dimana :
M = pengeluaran, menyangkut : upah buruh, pengawasan power dll.
C = pengahsilan
1 = per-satu tahun
i = interest per-tahun
H = ongkos-ongkos reparasi (maintenance)
m = setiap berapa lama over haul dilakukan
n = Non recury cost (dimasukan dalam harga permulaan pembelian,
misalnya royalitie dsb). Pengeluaran ini satu kali saja tanpa
value.
DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan harga (value) dari
suatu barang karena : umurdari alat, kemajuan
teknologi, sehingga alat tersebut kalah dengan alat
lain (absolut) dan factor lain-lain sehingga alat
tersebut harus diberhentikan kerjanya.
Yang didepresiasi adalah : bangunan, peralatan, tanah
dan lainsebagainya.Maksud melakukan depresiasi adalah :
- Penggantian harga/ongkos disebabkan pemakaian
- Pengembalian /alokasi modal.
Macam-macam depresiasi
a. Physical, yaitu menyangkut keadaan fisik dari alat
itu disebabkan karena usang (tua) dan lain
sebagainya. Pada depresiasi secara fisika menyangkut
masalah : umur/waktu penggunaan alat itu dengan
istilah service life (masa punah), useful life dan
economical life. Waktu itu sendiri tidak ditentukan
oleh apakah suatu alat dapat berproduksi.
Penentuannya sulit sekali, sehingga jalan yang
terbaik adalah berdasarkan penaksiran atas
pengalaman data-data. Sebagai depresiasi harus
ditinjau dari tahun ketahun. Secara umum yang dapat
dijadikan pegangan penentuan umur alat-alat industri
adalah :
- Kimia, antara : 10 – 15
- Asam, antara : 15 tahun
- Nitrogen, udara : 20 tahun
- Alkohol : 20 tahun
- Semen : 20 tahun
- Bangunan : 50 – 75 tahun
c. Keseluruhan pabrik
Depresiasi keseluruhan pabrik, yaitu
mendepresiasikan suatu pabrik secara keseluruhan,
sehingga yang diperhatikan bukan alat-alat yang
ada, tetapi dilihat dari fixed capital investment.
V-V s
d = --------
n
dimana :
d = depresiasi (Rp/th)
V = harga alat baru (Rp.)
Vs = harga akhir alat (Rp.)
n = umur alat (tahun)
V – Vs
= (-----------)x a
n
= V (1-a/n) + a x Vs/n
Cara depresiasi garis lurus dapat dipakai dengan
satuan-satuan lain, misalnya : tidak per-tahun, tetapi
per out put produk sebagai berikut :
- per km
- per gallon
- per liter
Depresiasi cara ini disebut service out put atau
‘Production Output Method’.
Declining balance/Fixed Method
Contoh :
Tentukan depresiasi dengan menggunakan garis lurus dan
declining balance untuk keadaan berikut :
- harga permulaan alat $ 22.000 (termasuk ongkos pemasangan).
- Harga salvage alat $ 2.000 pada masa akhir
penggunaan yang diperkirakan lamanya 10 tahun
Tentukan
Value dari alat tersebut setelah dipakai selama
lima tahun dengan :
a. garis lurus
b. Book and declining balance method
c. Double declining balance method
Penyelesaian :
$ 22.000 - $ 2.000
a. d = -------------------- = $ 2.000/tahun
10
b. Metheson method
f = 1 – (Vs/V)1/n
= 1 – (2.000/22.000/1/10
= $ 0,2131
V (5 tahun) = V (1-f)5
= $ 22.000 (1-0,2131)5
= $ 6,650
c. Double Declaning
Rate depresiasi = $ 2.000 / $ 22.000 = 0,0909
F = 2 x 1/V = 0,1818
V (5 tahun) = V (1-f)5
= $ 22.000 (1 – 0,1818)5
= $ 8.060
BAB. III
PERANCANGAN YANG OPTIMUM DAN STRATEGI PERANCANGAN
BIAYA-BIAYA INCREMENTAL
Persoalan biaya-biaya incremental dibahas secara
rinci dalam Bab. II (profitability, alternative
Investment and Replacement).
Pertimbangan biaya-biaya incremental memperlihatkan
bahwa perancangan akhir yang dianjurkan tidak harus
berhubungan dengan perancangan ekonomis yang optimum.
Karena pengembalian incremental pada investasi yang
ditambahkan mungkin tidak dapat diterima sebelum titik
optimum tercapai. Tetapi harga optimum ini dapat
digunakan sebagai dasar unsure analisa biaya
incremental.
Bab. Ini mengurangi metode untuk menentukan
kondisi optimum dan dianggap pembaca telah mengerti
peran biaya incremental dalam menentukan perancangan
akhir yang dianjurka.
d 2 cr 2 C
=
d x2 x3
Bila x mewakili sebuah variabel seperti tebal isolasi,
harga ini harus positif. Oleh karena itu bila c positif
turunan kedua pada titik optimum harus lebih besar dari
pada nol dan (c/a) mewakili nilai x pada titik dimana
biaya variabel total minimum.
Contoh I :
Penentuan harga optimum dengan dua buah variabel
bebas, persamaan berikut memperlihatkan pengaruh
variabel x dan y pada biaya total untuk operasi
tertentu.
CT = 2,33 x + 11900/xy + 1,86 y + 10
Tentukan harga x dan y yang akan menghasilkan
biaya total terkecil.
Penyelesaian : Metode analitis
∂CT 11900
= 2,33 - 2
x x y
∂CT 11900
= 1,86 -
y xy 2
Pada titik optimum :
11900
2,33 - =0
x2 y
11900
1,86 - =0
xy 2
Diselesaikan secara simultan untuk harga x dan y
yang optimum.
X = 16
Y = 20
C T = 121,6
∂ 2 CT 2 X 11900 2 X 11900
2
= 3
- = + pada titik optimum
x x y (16) 3 (20)
∂ 2 CT (2 X 11900)
= = pada titik optimum
y2 (16)(20) 2
Karena turunan kedua positif, kondisi optimum pasti
terjadi pada titik biaya minimum.
METODE GRAFIK
Harga konstan yang berikut dipilih secara
Y’’ = 32, y’’’ = 26, y’ = 20, y’v = 15, y’ = 12.
Pada setiap harga konstan y, dibuat gambar C T 1n x
Gambar-gambar ini disajikan dalam gambar III-2 sebagai
kurva A, B, C dan E.
Sebuah kurva ( N-M dalam gambar III-2 ) melewati
titik optimum memperlihatkan bahwa keadaan optimum
overall terjadi pada :
X = 16
Y = 10
C T = 121,6
Catatan :
Dalam kasus ini harga y telah dipilih yang kerkenan
dengan harga optimum. Pada umumnya diperlukan untuk
menginterpretasi atau digitung lebih lanjut dengan
tujuan untuk menetapkan kondisi optimum akhir.
Perbandingan antara metode grafik dan analitik. Dalam
penentuan kondisi optimum, hasil akhir yang sama
didapatkan dengan metode grafik maupun analitik. Kdang-
kadang tidak mungkin mengatur sebuah fungsi analitik
untuk diturunkan dan metode grafik harus digunakan.
Bila pengembangan dan penyederhanaan fungsi analitik
total, dibutuhkan matematis yang rumit, mungkin lebih
mudah penyelesaian secara grafik, masing-masing
permasalahan harus dianalisa pada basis keadaan yang
ada, sebagai contoh, bila dibutuhkan cara coba-coba
yang sangat banyak, tambahan waktu yang dibutuhkan
untuk mengembangkan penyelesaian analitis mungkin lebih
baik untuk digunakan.
Metode grafik mempunyai sebuah keuntungan nyata
diatas metode analitis. Bentuk kurva menyatakan
perlunya operasi pada atau sangat dekat pada kondisi
optimum. Bila maksimum atau minimum terjadi pada titik
dimana kurva datar dengan harga perubahan-perubahan
“slope” bertahap, maka terdapat sebaran yang besar
dalam pemilihan kondisi akhir, dan analisa biaya
“incremental” mungkin diperlukan. Dipihak lain, bila
maksimum atau minimum tajam maka perlu untuk
dioperasikan pada kondisi optimum yang tepat.
CT = CT P = (h + mP n + ( O c / P) ) P .............................................(13)
r = s - CT = s - h - mP n - (O c / P) .....................................................(14)
R' = rP = (s - h - mP n - ( O c / P) ) P ...................................................(15)
dimana :
C T = biaya produksi total persatuan waktu
R = keuntungan persatuan produk
R’ = keuntungan persatuan waktu
S = harga jual persatuan produk