Anda di halaman 1dari 42

MASALAH-MASALAH YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KAPITAL INVESTMENT

Didalam capital investment ada beberapa hal yang


perlu diperhatikan dan ada hubungannya dengan capital
investment.
Masalah tersebut adalah : Bunga (interest), Annuty,
Depresiasi dan Index Harga (Cost Index).

BUNGA
Pengertian bunga untuk capital investment ada 2 yaitu :
1. Bunga sebagai laba atau rate of return dari
capital investment.
2. Bunga sebagai kompensasi dari uang yang dipinjam
sebagai modal (capital investment.)
Macam-macam bunga ada 2 yaitu :
1. Didalam simple interest tidak memperhatikan bunga
yang mungkin ditambahkan pada modal; pokok yang
perlu diperhatikan adalah : modal, lamanya dan laju
(rate of interest) sehingga simple interest dapat
diartikan sebagai bunga terhadap suatu pinjaman
didalam waktu tertentu. Simple interest dapat
dinyatakan sebagai berikut :
S = P (1 + i.n)
Dimana : S = jumlah pengembalian
P = principal, uang yang dipinjamkan permulaan
i = laju bunga (interesrt rate)
N = lama (waktu) peminjaman
Contoh : Sebuah modal yang dipinjam sebesar
$ 1.000,- dimana waktu peminjaman 4 tahun dan laju
bunga 10% per-tahun.
Uang yang harus diyarkan adalah :
S = P (1 + i n)
S = $ 1.000 (1 + 10/100 x 4)
= $ 1.000 + $ 400
= $ 1.400
Didalam simple interest dikenal 2 macam simple interest
yaitu :
a. Ordinary simple interest yang dihitung bersarkan
setiap tahunnya terdiri 12 bulan dimana setiap
bulan ada 30 hari, atau 300 hari dalam satu tahun.
b. Exact simple interest yang dihitung berdasarkan
setiap tahunnya terdiri dari 365 hari. Sehingga
Exact simple interest = π d/365.

2. Compound Interet

Modal pada waktu tertentu mendapat bunga, modal


ditambah bunga dikenakan bunga lagi.
Dalam arti sebenarnya bunganya ikut berbunga juga.
Jumlah uang setelah beberapa periode dapat dicari
sebagai berikut :

Modal Bunga dalam S = Jumlah Uang pada akhir


Period (Principel) satu periode periode
1. P Pi P + Pi = P(l + I)
2. P(l+i) P(l+i)(i) P(l+i)+P(l+i)(i)=P(l+i)2
3. P(l+i)2 P(l+i)2(i) P(l+i)2+P(l+i)2(i)=P(l+i)3
n. P(l+i)n-l P-(l+i)n-l(i) P(l+l)(n-l)+P(l+i)n-iι=P(l+i)n
Sehingga didapatkan total uang yang akan dibayarkan
bersama dengan compound interest setelah n periode
adalah :

Laju bunga Nominal & Effektif

Bunga biasanya diperhitungkan untuk periode/1 tahun


dan rate bunga yang tetap (i) dalam 1 tahun. Tetapi ada
juga yang ditentukan dengan waktu lain, misalnya :
1, 2, 3 bulan dan lain-lain.

Contoh :
Ditentukan interest rate adalah 3% per-periode dan
bunga di compoundkan tiap ½ tahun.
Interest rate adalah : 6% tetapi compound tipa ½ tahun.
Keadaan ini disebut laju bunga efektif, yang dapat
ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut :

S = P (l-i) n
Jika r adalah laju bunga nominal, m adalah waktu
periode bunga dalam 1 tahun, maka :
S setelah 1 tahun = P (l + r/m)m ………………………………… (1)
Jika laju bunga efektif diberi tanda I e ,maka
S setelah 1 tahun = P (l + I e ) ………………………………………. (2)
Dengan menyamakan persamaan (1) dan (2),akan didapatkan :
P (l + r/m)m = P (l + I e )
Sehingga laju bunga efektif = I e = (l + r/m)m – 1
Laju bunga nominal = r = m (r/m).

Contoh soal :
Suatu pinjaman uang sebesar Rp. 1.000,- dengan rate
bunga & per-bulan.
Tentukan :
a. Berapa besarnya uang yang harus dikembalikan
setelah waktu 2 tahun, kalau diantara waktu
tersebut tidak dilakukan pembayaran.
Pakailah Cara :
a-1. Simple interest
a-2. Compound interest
b. Nominal interest rate, kalau bunga dicompoundkan
setiap bulan.
c. Effectif interest rate kalau bunga dicompound
setiap bulan.

Penyelesaian :
a. P = Rp. 1.000,-
I = 2% / bulan = 0,02/bula n
n = 2 tahun = 24 bulan.
a-1.Untuk simple interest
S = Rp. 1.000 (1 + 0,02 x 24) = Rp. 1.400,-
a-2.Untuk Compound interest
S = Rp. 1.000 (1 + 0,02)24
= Rp. 1.600,-
b. Nominal interest rate = banyak periode/th x banyaknya
interest tiap bulan.
Nominal interest = 12/1 x 0,02 = 0,24
= 24%
n = 12; r = 0,24

c. Effectif interest rate


ie = (1 + r/m)m-1
= (1 + 0,24/12)12-1
= 1,268 – 1
= 0,268 atau 26,8%

Sering untuk masa yang akan datang diperlukan sejumlah


uang, karena itu harus ada uang yang disimpan, sehingga
dengan uang tersebut didapatkan uang yang dibutuhkan untuk
waktu yang telah ditentukan tadi.
S = P (1 + i)n
P = S x __________
1
(1 + i)n
P = interest value atau present worth
1
(1 + i) n

Didalam dunia perdagangan perbedaan antara harga yang


akan datang dan harga sekarang dinamakan discount.
Harga nanti – harga sekarang = potongan (disebut discount)
Contoh :
Sebuah obligasi akan berakhir setelah 15 tahun besarnya Rp.
1.000,- diberi bunga tahunan sebesar 3%
Tentukan yang berikut ini pada waktu 4 tahun sebelum obligasi
tersebut mencapai harga akhirnya :
a. Present value
b. Potongan atau Discount
c. Rate bunga secara compound yang akan diterima oleh
sipembeli kalau membayar sebesar Rp. 700,-.
Penyelesaian :
a. Waktu = 15 tahun dengan i = 0,03/th
Present value sesudah waktu 11 tahun (4tahun
sebelum obligasi berakhir) adalah :
S = (1 + i) n
b. Discound = harga nanti – harga sekarang
= Rp. 1.000 – Rp. 888,-
= Rp. 112,-
c. Rate bunga compound, maka n = 4 sebab tahun mulai
dibicarakan (4 tahun sebelum masa akhir).
P = __________
S
(1 + i)n
700 = ________
1000
(1 + i)4
1/4
i = (1000)
________
-1
700
= 9,35%
Annuity

Annuity adalah rentetan pembayaran yang sama yang


terjadi pada jarak waktu yang sama pula.
Annuity dapat digunakan untuk :
- pembayaran hutang
- untuk mengumpulkan modal tertentu
- untuk pembayaran lump-sum dari modal yang periodic
seperti halnya dengan asuransi.
Didalam engineering, annuitydipakai didalam perhitungan
depresiasi dimana penurunan harga dari alat dengan
waktu diperhitungkan dengan annuity.

Ada 2 macam annuity :

1. Ordinary annuity (annuity biasa).


Dalam hal ini cicilan dilakukan dalam tiap akhir
periode dengan sistem bunga yang dilakukan secara
Compound.
2. Annuity dul
Merupakan bentuk khusus dari sistem annuity dimana
pembayaran dilakukan tiap permulaan periode (bukan
akhir periode)
3. Differed annuity
Pembayaran pertama dilakukan setelah beberapa
periode. Waktu yang dipergunakan annuity yaitu
pembayaran pertama sampai akhir pembayaran periode
terakhir disebut dengan annuity term.
Jika : n = Jumlah periode
S = besarnya annuity
R = pembayaran periodic yang uniform & dilakukan
dalam waktu n periodie
i = interest rate berdasarkan periode pembayaran

Pembayaran annuity 1 : S = R (1 + i)n-1


Pembayaran annuity 2 : S = R (1 + i)n-2
Pembayaran annuity 3 : S = R (1 + i)n-3
Pembayaran annuity (n-1) : S = R (1 + i)n-(n-i)
= R (1 + i)1
Pembayaran annuity n : S = R (1 + i)n-n
= R
n-1
Total annuity = S = R (1 + i) + R (1 + i)n-2 + R 1 + i)n-3
+ ……. + R(1 + i) + R
S(1 + i) = R (1 + i)n + R (1 + i)n-1 + R 1 + i)n-2 ……………
+ R(1 + i) + 0
Si = R(1 + i)n + 0 + 0 ………. 0 – R
Si = R(1 + i)n + R

n
S
` [(1 + n)______
= R____________ -1]
i
(1 + i)n : disebut factor harga kemudian (future worth factor)
i
Jika
` : + n)n -1]
S = R [(1___________ dan S = P (1 + i)n
_______
i

maka : S = R [(1 n)n -1] ______


+____________
i
__________________
n
(1 + i)

R [(1 + n)n______
P = _______________ -1]
(1 + i)n

P : disebut harga sekarang present value atau present wort.

Contoh :
Suatu alat berharga $ 12.000 dengan masa guna (umur)
adalah 10 tahun, sedang rongsokannya $ 2.000,-. Depresiasi
diperhitungkan sebagai ongkos dengan membuat pengeluaran yang
sama tiap tahun.
Dana untuk depresiasi akan timbul dengan laju bunga
tahunan sebesar 6%. Pada akhir masa kerja alat tersebut,
harus sudah terkumpul cukup uang untuk menutupi penyusutan
dari harga alat tersebut.
a. Hitunglah ongkos depresiasi tiap tahundengan ketentuan
diatas.
b. Berapa harga alat ini setelah dipakai selama 4 tahun.

Penyelesaian :
a. Dengan cara garis lurus
Depresiasi = $ 12.000 - $ 2.000
10

= $ 1.000 / tahun
Dengan menyediakan $ 1.000 setiap tahun, maka selama 10
tahun sudah dapat membeli alat baru, dengan cara lain.
S = $ 12.000 - $ 2.000 = $ 10.000
S adalah jumlah modal yang harus sudah terkumpul dalam
waktu 10 tahun untuk membeli alat baru, yang didapat dengan
membayar annuity.
R (1 + i) n
S= ; i = 0,06 / tahun
i

R (1 + 0,06)10 − 1
$ 10.000 =
0,06
0,06 x $ 10.000
R (depresiasi ) / thn =
(1,06)10 − 1

R = $ 759 / th.

b. P = R [(1 + I)n - 1] ; n = 10-4


= 6 th
i (1 = i)n

P = $ 759 [(1 + 0,06)6 - 1] = $ 4.460


0,06 (1 + 0,06)6

Harga alat setelah dipakai 4 tahun adalah :


$ 12.000 - $ 4. 460 = $ 7.540

Penentuan depresiasi dengan cara ini disebut “ SINGKING


FUND METHOD “

PERPETUITY DAN CAPITALIZED COST

Perpetuity adalah annuity dimana pembayaran


periodiknya berlangsung terus menerus. Jadi disediakan
annuity terus menerus sehingga seolah-olah benda /
barang tak pernah habis.
Dari segi teknik sangat menarik sebab dengan
demikian dapat mengganti suatu alat secara terus
menerus.
Sebagai contoh, suatu alat dengan harga $ 12.000
dengan umur 10 tahun dimana harga akhirnya $ 2.000,-.
Dalam hal ini setiap 10 tahun dimana alat sudah
tidak dapat dipakai harus dapat disediakan uang sebesar
$ 10.000, sehingga harus dicarikan modal dalam waktu 10
tahun.
Misalkan disediakan modal $ 12.650 dan bunga yang
ada 6% setiap tahunnya.
Maka dalam 10 tahun modal tersebut akan menjadi.
S = P (1 + i)n
S = $ 12.650 (1 + 0,06)10
= $ 22.650

Jadi setelah 10 tahun uang sebesar $ 10.000 sudah


dapat disediakan dan dana $ 12.650 masih tetap ada
untuk menyediakan uang bagi penggantian alat 10 tahun
lagi.
Oleh sebab itu apabila diinginkan suatu alat akan
terus menerus tersedia, maka perlu disediakan harga
alat ditambah dengan dana untuk mengganti harga alat
tersebut.
Pada contoh diatas , apabila harga alat sebesar
$ 10.000 maka harus disediakan dana $ 12.650 agar dalam
10 tahun lagi dapat membeli alat yang baru.
Total uang yang harus dimiliki dalam waktu
tertentu sehingga didapatkan perpetuity dinamakan
Capitalized Cost.
Pada contoh diatas $ 22.650 disebut capitalized cost.
Capitalized Cost = harga asal alat + present value
dari perpetuity yang bisa
diperbarui.
S = P (1 + I)n
Kalau perpetuity ini harus terjadi, maka sama dengan
harga akhir (jumlah uang yang harus dalam waktu n
tahun) dikurangi harga pengganti alat tertentu.
P = S – C ; dimana C R = harga pengganti.
S = P + C R ; jika S = P (1 + i)n maka
P(1 + i)n = P + C R
P [(1 +i)n – 1) = C R

P = CR
---------------
(1 + i)n – 1
CR
Jadi capitalized cost = K = Cv + ------------
(1 + i)n – 1

dimana : Cv = harga asal alat


CR = harga Replacement.

Contch Soal tentang Capitalized Cost :


Sebuah alat tersebut dari mild steel dengan harga
$ 5.000 dengan masa guna selama 3 tahun. Sebagai alat
pembandingyang lain adalah terbuat dari stainless
steel’ dengan harga $ 15.000dengan masa guna selama 8
tahun. Diketahui harga rongsokan mild steel $ 500 dan
harga rongsokan stailess adalah $ 1.500.
Bila uang dapat dijalankan dengan bunga 4% secara
compound, maka tentukan peralatan mana yang
menguntungkan untuk dipilih.
Penyelesaian :
• Ditinjau peralatan dari Mild Steel
C v = $ 5.000
Harga akhir = $ 500
N = 3 tahun
i = 4%

K1 = $ 5.000 + ($5.000-$500)/[(1 + 0,04)3-1]

• Peralatan dari stainless steel


C v = $ 15.000
Harga akhir = $ 1.500
n = 8 tahun
i = 4%
K 2 = $15.000 + ($15.000-$1.500)/[(1 + 0,04)8 - 1]

Berdasarkan perhitungan diatas maka yang dipilih


adalah peralatan dari Mild Steel. Pemilihan ini disebut
Alternative Investment; tetapi bukan hanya harga ini
saja yang menentukan, tetapi yang juga akan menentukan
dalam pemilihan adalah :
- Royaties (Jumlah uang yang diberikan karena
kakhususan ).
- Pengaruh terhadap produk
- Maintenance
Sehingga rumus akhir dari Capitalized Cost menjadi :

CR M-C H
K = CV + --------- + -------- + [---------]+ N
(1+i)n-1 (1+i)1-1 (1+i)n-1

dimana :
M = pengeluaran, menyangkut : upah buruh, pengawasan power dll.
C = pengahsilan
1 = per-satu tahun
i = interest per-tahun
H = ongkos-ongkos reparasi (maintenance)
m = setiap berapa lama over haul dilakukan
n = Non recury cost (dimasukan dalam harga permulaan pembelian,
misalnya royalitie dsb). Pengeluaran ini satu kali saja tanpa
value.

Dalam perbandingan dituliskan juga persamaan sebagai


berikut :
SAVING = (K 2 -K 1 ) x I

DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan harga (value) dari
suatu barang karena : umurdari alat, kemajuan
teknologi, sehingga alat tersebut kalah dengan alat
lain (absolut) dan factor lain-lain sehingga alat
tersebut harus diberhentikan kerjanya.
Yang didepresiasi adalah : bangunan, peralatan, tanah
dan lainsebagainya.Maksud melakukan depresiasi adalah :
- Penggantian harga/ongkos disebabkan pemakaian
- Pengembalian /alokasi modal.
Macam-macam depresiasi
a. Physical, yaitu menyangkut keadaan fisik dari alat
itu disebabkan karena usang (tua) dan lain
sebagainya. Pada depresiasi secara fisika menyangkut
masalah : umur/waktu penggunaan alat itu dengan
istilah service life (masa punah), useful life dan
economical life. Waktu itu sendiri tidak ditentukan
oleh apakah suatu alat dapat berproduksi.
Penentuannya sulit sekali, sehingga jalan yang
terbaik adalah berdasarkan penaksiran atas
pengalaman data-data. Sebagai depresiasi harus
ditinjau dari tahun ketahun. Secara umum yang dapat
dijadikan pegangan penentuan umur alat-alat industri
adalah :
- Kimia, antara : 10 – 15
- Asam, antara : 15 tahun
- Nitrogen, udara : 20 tahun
- Alkohol : 20 tahun
- Semen : 20 tahun
- Bangunan : 50 – 75 tahun

b. Fungsional : Yaitu disebabkan penurunan dari fungsi


alat tersebut. Depresiasi secara fungsional
disebabkan : perusahaan atau penurunan dari service
alat tersebut karena permintaan produk menurun,
kapasitas alat tersebut tidak ada atau pabrik
tersebut bangkrut. Didalam mendepresiasi suatu alat
harus diperhatikan beberapa hal, yaitu :
a. Segala biaya repair dan maintenance tidak
dimasukan dalam depresiasi.
b. Depresiasi tidak perlu dilakukan tergesa-gesa
sebab :
- alat itu bisa merupakan pengembalian modal.
- Depresiasi dimasukan dalam onkos produksi yang
menyangkut harga dari produk.

Penafsiran harga akhir alat disebabkan : service life,


useful life, economical life sudah tercapai. Macam dari
harga akhir ialah :
a. Salvage value apabila alat-alat ini masih dapat
digunakan pada penafsiran akhir.
b. Serapan value apabila alat-alat ini dianggap tidak
dapat dipakai (rongsokan) sehingga alat tersebut
dijual sebagai rongsokan.
Salvage dan serapan value masih dianggap harga anggapan
dalam depresiasi. Macam harga dari alat tersebut
adalah : market value/yaitu harga sesuai dengan pasaran
dan book value yaitu harga diperkirakan berdasarkan
perhitungan.

Cara mendepresiasi, ada 2 cara yaitu :


a. Individuil
Depresiasi individual yaitu mendepresiasikan suatu
alat secara tersendiri. Cara ini kurang praktis
sebab didalam pabrik terlalu banyak bagian-
bagiannya.
b. Per-kelompok (group) alat yang serupa
Depresiasi group yaitu, depresiasi suatu kelompok
alat, misalnya bangunan digroup : seng, kayu,
beton,dan sebagainya. Kalau pompa centrifugal,
reciprocating dan lain lainnya. Cara ini juga
kurang baik.

c. Keseluruhan pabrik
Depresiasi keseluruhan pabrik, yaitu
mendepresiasikan suatu pabrik secara keseluruhan,
sehingga yang diperhatikan bukan alat-alat yang
ada, tetapi dilihat dari fixed capital investment.

Depresiasi dapat ditiadakan karena hal sbb. :


- Kelesuan dari harga produksi.
- Kebanyakan barang-barang luar yang masuk.
Sehingga dengan demikian ongkos produksi tidak
bertambah yang akan menyebabkan harga barang jadi tidak
akan terlalu tinggi.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa depresiasi dapat
mengatur laba/rugi dari suatu perusahaan.

Metode perhitungan depresiasi


Dalam menghitung depresiasi, dapat dibagi 2
kelompok yaitu :
a. Depresiasi tanpa memperhitungkan bunga.
Pada metoda perhitungan dengan cara ini dikenal
beberapa macam, yaitu :
- Straight line (garis lurus)
- Declining balance
- Sum of digit year
- Metoda Straight line (garis lurus)
Dasar dari metoda ini adalah harga barang menurun
secara linier terhadap waktu :

V-V s
d = --------
n
dimana :
d = depresiasi (Rp/th)
V = harga alat baru (Rp.)
Vs = harga akhir alat (Rp.)
n = umur alat (tahun)

Sesudah a tahun, maka harga alat akan menjadi :


Va = V – d x a

V – Vs
= (-----------)x a
n

= V (1-a/n) + a x Vs/n
Cara depresiasi garis lurus dapat dipakai dengan
satuan-satuan lain, misalnya : tidak per-tahun, tetapi
per out put produk sebagai berikut :
- per km
- per gallon
- per liter
Depresiasi cara ini disebut service out put atau
‘Production Output Method’.
Declining balance/Fixed Method

Dalam cara ini depresiasi tahunan perupakan


persentase yang tetap dari alat atau kekayaan mulai
permulaan tahunatau dari harga alat pada permulaan.
Dengan V adalah harga permulaan, Vs adalah harga akhir
dari f persentase tetap (fixed percentage) pada a
tahun.

Va = V – V.f = V (1-f) …………….…..….….… untuk tahun ke 1


Va = V (1-f) (1-f) = V (1-f)2 …………………. Untuk tahun ke 2
Vn = V (1-f)n = 1-(Vs/V)1/n = Vs ……….. untuk tahun ke n

Sehingga persamaannya menjadi (1-f)n = Vs/V,tetapi


persamaan ini tidak dapat dipakai secara umumkarena Vs
= 0, maka Va = 0. Cara ini disebut cara Metheson,
dimana pada permulaan akan terjadi penurunan lebih
cepat disbanding dengan harga akhir. Atau dengan kata
lain, depresiasi akan menghasilkan nilai yang besar
pada permulaan dan selanjutnya pada akhirnya akan
menjadi kecil.
Bila Vs = 0 harus diadakan modifikasi seperlunya. Untuk
mencegah Vs = 0, maka diambil suatu cara harga f adalah
konstan (tetap) dan dalam hal ini f didasarkan pada
rate depresiasi tahunannya yang pada dasarnya diambil
dari straight lineyaitu (C/V).

Contoh :
Tentukan depresiasi dengan menggunakan garis lurus dan
declining balance untuk keadaan berikut :
- harga permulaan alat $ 22.000 (termasuk ongkos pemasangan).
- Harga salvage alat $ 2.000 pada masa akhir
penggunaan yang diperkirakan lamanya 10 tahun

Tentukan
Value dari alat tersebut setelah dipakai selama
lima tahun dengan :
a. garis lurus
b. Book and declining balance method
c. Double declining balance method
Penyelesaian :

$ 22.000 - $ 2.000
a. d = -------------------- = $ 2.000/tahun
10

Vs = $ 22.000 – 5 x $ 2.000 = $ 12.000

b. Metheson method
f = 1 – (Vs/V)1/n
= 1 – (2.000/22.000/1/10
= $ 0,2131
V (5 tahun) = V (1-f)5
= $ 22.000 (1-0,2131)5
= $ 6,650

c. Double Declaning
Rate depresiasi = $ 2.000 / $ 22.000 = 0,0909

F = 2 x 1/V = 0,1818
V (5 tahun) = V (1-f)5
= $ 22.000 (1 – 0,1818)5
= $ 8.060
BAB. III
PERANCANGAN YANG OPTIMUM DAN STRATEGI PERANCANGAN

Perancangan yang optimum didasarkan pada kondisi


terbaik atau yang paling menguntungkan. Dalam hampir
setiap kasus, kondisi optimum ini pada akhirnya dapat
ditempatkan pada pertimbangan biaya atau keuntungan.
Maka perancangan ekonomis yang optimum dapat didasarkan
pada keadaan yang memberikan biaya per-satuan waktu
terkecil atau keuntungan per-satuan produksi terbesar.
Bila satuan variabel perancangan diubah, biaya total
mungkin mencapai titik minimum pada suatu harga
variabel perancangan khusus dan harga ini dapat
dipertimbangkan dengan keadaan optimum.
Sebagai contoh untuk menggambarkan prinsip-prinsip
perancangan ekonomis yang optimum disajikan pada gambar
III-1. Dalam kasus sederhana ini, permasalahannya
adalah untuk menentukan ketebalan isolasi optimum untuk
instalasi pipa uap tertentu. Dengan isolasi yang makin
tebal, biaya tetap tahunan naik, biaya kehilangan panas
turun dan semua biaya lain tetap. Maka dari itu seperti
diperlihatkan pada gambar III-1. Jumlah biaya pasti
mencapai minimum pada ketebalan isolasi yang optimum.
Walaupun pertimbangan biaya dari keseimbangan
ekonomi merupakan dasar dari hampir semua perancangan
yang optimum. Waktu adalah factor selain biaya yang
dapat menentukan keadaan yang paling menguntungkan.
Sebagai contoh, dalam pengoperasian sebuah reactor
berkatalis satu, suhu operasi optimum yang mungkin
untuk setiap ukuran reactor karena batasan
kesetimbangan dan kecepatan reaksi. Suhu khusus ini
dapat didasarkan pada prosentase konversi minimum atau
pada jumlah produk terakhir per-satuan waktu maksimum.
Pada akhirnya walaupun variable biaya perlu
dipertimbangkan, dan pengembangan perancangan operasi
yang optimum pada umumnya jarang hanya satu langkah
dalam penentuan perancangan ekonomi yang optimum.
Gbr.III-1, Ilustrasi prinsip dasar perancangan yang
optimum).

BIAYA-BIAYA INCREMENTAL
Persoalan biaya-biaya incremental dibahas secara
rinci dalam Bab. II (profitability, alternative
Investment and Replacement).
Pertimbangan biaya-biaya incremental memperlihatkan
bahwa perancangan akhir yang dianjurkan tidak harus
berhubungan dengan perancangan ekonomis yang optimum.
Karena pengembalian incremental pada investasi yang
ditambahkan mungkin tidak dapat diterima sebelum titik
optimum tercapai. Tetapi harga optimum ini dapat
digunakan sebagai dasar unsure analisa biaya
incremental.
Bab. Ini mengurangi metode untuk menentukan
kondisi optimum dan dianggap pembaca telah mengerti
peran biaya incremental dalam menentukan perancangan
akhir yang dianjurka.

INTANGIBLE DAN PERTIMBANGAN PRAKTEK

Berbagai metode untuk menentukan kondisi optimum


sebagaimana yang tidak disajikan dalam bab. ini,
menggambarkan dasar teoritis keadaan yang memenuhi
kebutuhan paling baik, tetapi factor yang sulit
dikuantisasi karena pertimbangan praktek mungkin
mengubah rekomendasi akhir ke yang lain dibandingkan
dengan kondisi operasi yang benar secara teoritis.
Maka penentuan kondisi optimum sebagaimana digambarkan
dalam bab ini berguna sebagai titik dasar analisa biaya
atau perancangan dan seringkali dapat dikunatisasi
dalam bentuk matematik tertentu. Dari titik ini seorang
insinyur harus menggunakan keputusan untuk
memperhitungkan factor praktek yang penting lainnya,
seperti laju pengembalian modal atau kenyataan bahwa
peralatan komersial seringkali tersedia dalam ukuran-
ukuran tertentu.
Sebagai contoh, kasus dimana seorang insinyur
telah membuat perkiraan diameter pipa optimum yang
diperlukan untuk menangani aliran air tertentu
didasarkan pada meminimumkan biaya tetap dan biaya
pemompaan friksional. Hasil matematis memperlihatkan
bahwa diameter dalam pipa optimum adalah 2,54 in
berdasarkan pada biaya pipa baja standart (sch 40).
Diameter pipa nominal yang tersedia secara komersial
dalam kisaran 2,5 in (ID 2,464 in) dan 3 in (ID 3,069).
Seorang insinyur mungkin akan segera menganjurkan
diameter pipa nominal 2,5 ini tanpa usaha tambahan
untuk menghitung laju pengembalian modal untuk berbagai
ukuran yang tersedia. Pendekatan ini secara normal
dapat diterima karena perkiraan dibutuhkan dalam
pertimbangan optimum ini dan karena kenyataan bahwa
investasi pipa hanya merupakan bagian kecil dari total
investasi.

Faktor-faktor yang tak dapat diraba (intangeble


factor) mungkin mempunyai akibat dalam derajat
kepercayaan bahwa dapat diganti dalam hasil perhitungan
kondisi optimum, mungkin keadaan optimum ini
berdasarkan asumsi bahwa harga jual produk dari proses
atau mungkin bahwa evaluasi awal mengangkat lokasi
pabrik bukan keputusan akhir. Dengan jelas untuk kasus-
kasus jenis ini analisa kondisi optimum hanya dapat
memberikan gagasan umum dari hasil sebenarnya yang akan
didapat dalam pabrik final dan tak beralasan untuk
mencapai batasan ketepatan dan akurasi yang ekstrim
dalam pembuatan rekomendasi.
Bahkan untuk kasus perancangan perusahaan dan detail
hal-hal yang tak dapat dirubah, seperti tawaran akhir
dari berbagai kontraktor untuk konstruksi mungkin
membuatnya tak berguna membuang sedemikian besar usaha
dalam membaca perbaikan yang terlalu banyak kedalam
kondisi optimum.

CARA UMUM UNTUK MENENTUKAN KEADAAN OPTIMUM

Langka awal dalam pengembangan disain yang optimum


adalah menentukan factor apa yang dioptimasi. Faktor
ini mungkin biaya total per-satuan produk atau per-
satuan waktu, keuntungan, jumlah produksi akhir per-
satuan waktu dan prosentase konversi. Segera sesudah
dasar dini ditentukan, dasar digunakan untuk
mengembangkan hubungan yang memperlihatkan bagaimana
variable-variabel yang berbeda mempengaruhi factor yang
telah dipilih. Terakhir hubungan-hubungan ini
kombinasikan secara grafis atau analitis untuk
menghasilkan kondisi yang optimum.

CARA DENGAN SATU VARIABLE

Terdapat banyak kasus dimana faktor yang


dioptimasi adalah fungsi variabel tunggal. Sehingga
caranya menjadi sangat mudah. Ingat contoh yang
disajikan dalam (gambar III-) dimana dibutuhkan untuk
mendaftar tebal isolasi yang memerlukan biaya total
terkecil. Variabel utama adalah tebal isolasi,dan
hubungan yang dapat dikembangkan memperlihatkan
bagaimana variabel ini mempengaruhi semua biaya.
Data biaya pembelian dan pemasangan isolasi telah
tersedia dan umur peralatan dapat diperkirakan. Oleh
karena itu hubungan menghasilkan pengaruh tebal isolasi
pada biaya tetap dapat dihasilkan. Dengan cara yang
sama hubungan yang memperlihatkan biaya kehilangan
panas sebagai fungsi tebal isolasi dapat diperoleh dari
data harga uap air (steam), pertimbangan sifat-sifat
isolasi dan perpindahan panas. Biaya-biaya lain seperti
biaya pemeliharaan dan “Plant expenses” dapat dianggap
tidak tergantung pada tebal isolasi.
Kedua persamaan biaya yang diperoleh dapat
dinyatakan dalam bentuk yang disederhanakan sebagai
berikut :
Biaya tetap = Φ (x)= ax + b …………………………(1)
Biaya kehilangan panas = Φ (x)= c/x + d ………….…………(2)
Biaya variabel total = ct = ax + b + x/c + q ….(3)
Dimana a,b,c, dan d adalah konstanta dan x adalah
variabel umum (tebal sioalasi).

Metode grafik untuk menentukan tebal isolasi


optimum diperlihatkan dalam gambar III-1. Tebal isolasi
optimum didapat pada titik minim kurva yang diperoleh
dengan menggambarkan variabel total lawan tebal
isolasi.
“Slope” kurva variabel total adalah nol pada titik
tebal isolasi optimum. Oleh karena itu, bila persamaan
(3) digunakan, harga optimum dapat diperoleh secara
analitis hanya dengan menurunkan C T terhadap x sama
dengan nol dan menyelesaikan untuk x.
d Cr c
= a - 2 = 0 ..........................................................(4)
dx x
1
 c 2
x =   .......................................................................(5)
a
Bila faktor yang dioptimumkan (C T) tidak mencapai harga
max atau min yang dapat digunakan, penyelesaiannya
untuk variabel yang tergantung akan menunjukkan kondisi
ini dengan memberikan hasil yang tidak mungkin seperti
tak tertentu, nol atau akar dari bilangan negatif.
Harga x diperlihatkan dalam pers (5) terjadi pada titik
optimum atau tidak belok. Turunan kedua dari pers (3)
dievaluasi pada titik yang diberikan, menunjukkan bila
harga terjadi paa minimum (turunan kedua lebih besar
daripada nol). Maksimum (turunan kedua lebih kecil
daripada nol ), atau titik belok (turunan kedua sama
dengan nol). Metode lain untuk menentukan jenis titik
adalah menghitung harga faktor yang dioptimasi pada
titik-titik sedikit lebih besar dan sedikit lebih kecil
dibandingkan harga optimum variabel tergantung :
Turunan kedua dari pers (3) adalah :

d 2 cr 2 C
=
d x2 x3
Bila x mewakili sebuah variabel seperti tebal isolasi,
harga ini harus positif. Oleh karena itu bila c positif
turunan kedua pada titik optimum harus lebih besar dari
pada nol dan (c/a) mewakili nilai x pada titik dimana
biaya variabel total minimum.

CARA UNTUK 2 ATAU LEBIH VARIABEL

Bila 2 atau lebih variabel bebas mempengaruhi


faktor yang akan dioptimasi, cara untuk menentukan
kondisi optimum menjadi sedikit menjemukan, tetapi
pendekatan umum sama dengan bila hanya menyangkut satu
variabel.
Kasus dimana biaya total untuk operasi yang
diberikan adalah fungsi dua variabel bebas x dan y atau
C r = Φ ' ' ' (x, y) .................................................................(7)
Dengan menganalisa semua biaya-biaya dang mengurangi
persamaan yang dihasilkan menjadi bentuk yang
sederhana. Fungsi sebagai berikut mungkin didapat untuk
pers (7)
C r = a x + b/xy + cy + d .....................................................(8)
dimana a,b,c dan d adalah konstanta positif.
Cara grafik. Hubungan antara C T, x dan y dapat
digambarkan sebagai permukaan kurva dalam gambar tiga
dimensi dengan harga C T minimum terjadi pada harga
optimum x dan y. Tetapi penggunaan gambar tiga dimensi
tidak praktis untuk hampir semua penentuan teknik.
Harga x dan y optimum dalam pers (8) dapat
ditentukan secara grafik pada gambar dua dimensi dengan
menggunakan metode yang ditunjukkan dalam (gambar III-
2). Dalam gambar ini faktor yang akan dioptimasi
digambarkan melawan salah satu variabel bebas (x)
dengan variabel kedua (y) dijaga pada harga yang
konstan. Sedangkan gambar-gambar semacam ini dibuat
dengan setiap kurva putus-putus mewakili harga konstan
variabel kedua yang berbeda-beda.
Seperti diperlihatkan dalam gambar III – 2 setiap kurva
(A, B, C, D dan E) memberikan sebuah harga variabel
pertama x pada titik dimana biaya total minimum.
Kurva NM mewakili “Locus” dari titik minimum ini dan
harga optimum x dan y terjadi pada titik minimum kurva
NM.

Metode grafik yang semua dapat digunakan bila


terdapat variabel bebas lebih dari dua. Sebagai contoh,
bila variabel ketiga z termasuk dalam pers (8). Langkah
pertama membuat gambar serupa dengan gambar III-2 pada
harga z yang konstan. Gambar-gambar serupa kemudian
dibuat untuk z konstan yang lain. Setiap gambar akan
memberikan titik optimum x dan y serta CT untuk harga s
tertentu. Akhirnya seperti terlihat dalam sisipan
gambar III-2, harga x, y, z dan CT dapat diperoleh
dengan menggambarkan z 1n harga CT optimum individual.
Cara analitik dalam gambar III-2 harga x yang optimum
didapatkan pada titik dimana (CT / x ) y − y1 = 0.
Dengan cara yang sama, hasil yang sama akan didapat
bila y digunakan sebagai absis sebaga iganti x.
Bila hal ini dilakukan harga y yang optimum (yaitu y2)
akan ditemukan pada titik dimana (C T /y) x-x1 = 0.
Hal ini dimasukkan cara analitik untuk menentukan harga
optimum. Dengan menggunakan pers (8) sebagai dasar.
cr b
= a - 2 ........................................................(9)
x x y
cr b
= c - 2 .........................................................(10)
y xy
Pada keadaan optimum kedua turunan parsial harus
sama dengan nol, maka pers (9) dan (10) dapat
ditetapkan sama dengan nol dan harga optimum
x = (cb/a 2 )1 / 3 dan y = (ab/c 2 )1 / 3 dapat diperoleh dengan
penyelesaian dua buah persamaan simultan tersebut.
Bila menyangkut lebih dari dua variabel bebas,
cara yang sama akan diikuti dengan jumlah
persamaan simultan sama dengan jumlah variabel
bebas.

Contoh I :
Penentuan harga optimum dengan dua buah variabel
bebas, persamaan berikut memperlihatkan pengaruh
variabel x dan y pada biaya total untuk operasi
tertentu.
CT = 2,33 x + 11900/xy + 1,86 y + 10
Tentukan harga x dan y yang akan menghasilkan
biaya total terkecil.
Penyelesaian : Metode analitis
∂CT 11900
= 2,33 - 2
x x y
∂CT 11900
= 1,86 -
y xy 2
Pada titik optimum :
11900
2,33 - =0
x2 y
11900
1,86 - =0
xy 2
Diselesaikan secara simultan untuk harga x dan y
yang optimum.
X = 16
Y = 20
C T = 121,6

Pemeriksaan harus dilakukan untuk meyakinkan harga yang


terdahulu mewakili kondisi biaya minimum.

∂ 2 CT 2 X 11900 2 X 11900
2
= 3
- = + pada titik optimum
x x y (16) 3 (20)
∂ 2 CT (2 X 11900)
= = pada titik optimum
y2 (16)(20) 2
Karena turunan kedua positif, kondisi optimum pasti
terjadi pada titik biaya minimum.

METODE GRAFIK
Harga konstan yang berikut dipilih secara
Y’’ = 32, y’’’ = 26, y’ = 20, y’v = 15, y’ = 12.
Pada setiap harga konstan y, dibuat gambar C T 1n x
Gambar-gambar ini disajikan dalam gambar III-2 sebagai
kurva A, B, C dan E.
Sebuah kurva ( N-M dalam gambar III-2 ) melewati
titik optimum memperlihatkan bahwa keadaan optimum
overall terjadi pada :
X = 16
Y = 10
C T = 121,6
Catatan :
Dalam kasus ini harga y telah dipilih yang kerkenan
dengan harga optimum. Pada umumnya diperlukan untuk
menginterpretasi atau digitung lebih lanjut dengan
tujuan untuk menetapkan kondisi optimum akhir.
Perbandingan antara metode grafik dan analitik. Dalam
penentuan kondisi optimum, hasil akhir yang sama
didapatkan dengan metode grafik maupun analitik. Kdang-
kadang tidak mungkin mengatur sebuah fungsi analitik
untuk diturunkan dan metode grafik harus digunakan.
Bila pengembangan dan penyederhanaan fungsi analitik
total, dibutuhkan matematis yang rumit, mungkin lebih
mudah penyelesaian secara grafik, masing-masing
permasalahan harus dianalisa pada basis keadaan yang
ada, sebagai contoh, bila dibutuhkan cara coba-coba
yang sangat banyak, tambahan waktu yang dibutuhkan
untuk mengembangkan penyelesaian analitis mungkin lebih
baik untuk digunakan.
Metode grafik mempunyai sebuah keuntungan nyata
diatas metode analitis. Bentuk kurva menyatakan
perlunya operasi pada atau sangat dekat pada kondisi
optimum. Bila maksimum atau minimum terjadi pada titik
dimana kurva datar dengan harga perubahan-perubahan
“slope” bertahap, maka terdapat sebaran yang besar
dalam pemilihan kondisi akhir, dan analisa biaya
“incremental” mungkin diperlukan. Dipihak lain, bila
maksimum atau minimum tajam maka perlu untuk
dioperasikan pada kondisi optimum yang tepat.

GRAFIK BREAK EVENT UNTUK JADWAL PRODUKSI DAN


KEGUNAANNYA UNTUK ANALISA OPTIMUM

Dalam mempertimbangkan biay total atau keuntungan


dalam operasi sebuah paabrik, salah satu faktor yang
mempunyai pengaruh penting pada hasil ekonomi adalah
fraksi watu total yang tersendiri dimana pabrik ini
beroperasi. Bila pabrik mengganggu atau beroperasi pada
kapasitas rendah, biaya-biaya tertentu, seperti biaya
untuk bahan baku dan tenaga kerja berkurang, tetapi
biaya depresiasi dan pemeliharaan kontinyu pada laju
yang sama walaupun pabrik tidak digunakan beroperasi
penuh.
Terdapat hubungan yang erat antara waktu operasi,
laju produksi dan harga jual. Diinginkan beroperasi
pada jadwal yang akan memberikan manfaat secara
maksimum, biaya tetap sementara itu memenuhi kebutuhan
penjualan pasar dan menggunakan kapasitas produksi
pabrik untuk menghasilkan hasil ekonomi yang terbaik.
Gambar III-3 memperlihatkan dengan grafik bagaimana
laju produksi mempengaruhi biaya dan keuntungan.
Grafik titik impas untuk pabrik (berdasarkan situasi
dalam contoh soal 2). Biaya tetap konstan smentara
biaya produksi total, boleh dikatakan naik dengan
naiknya laju produksi. Titik dimana biaya total sama
dengan pendapatan total mewakili titik impas dan jadwal
produksi optimum harus pada laju produksi lebih tinggi
daripada impas.

LAJU PRODUKSI OPTIMUM DALAM OPERASI PABRIK

Prinsip-prinsip yang sama digunakan untuk


mengembangkan sebuah desain optimum yang dapat
diterapkan bila ditentukan kondisi yang paling
menguntungkan dalam operasi pabrik. Salah satu variabel
yang paling penting dalam beberapa operasi pabrik
adalah jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu.
Kecepatan produksi tergantung pada banyak faktor,
seperti jumlah jam operasi per hari, per minggu atau
per bulan ; penempatan beban pada peralatan dan pasar
yang tersedia. Dari suatu analisa biaya meliputi
situasi yang berbeda dan pertimbangan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi sutau pabrik dapat ditetapkan
laju produksi optimum atau dinamakan “economic lot
size”.
Bila seorang insinyur menyampaikan desain
perancangan pabrik yang lengkap, penelitian biasanya
didasarkan pada kapasitas produksi yang diinginkan.
Setelah pabrik dioperasikan maka beberapa faktor desain
semula akan berubah, dan laju produksi optimum mungkin
sangat berubah dari kapasitas desain. Sebagai contoh,
andaikata pabrik telah dirancang semula untuk produksi
bahan kimia organik secara batch, pada dasarnya satu
batch setiap 8 jam. Setelah pabrik beroperasi, data
biaya proses aktualdidapat dan diadakan uji cob dengan
variasi prosedur operasi. Didapatkan bahwa produksi
total per bulan lebih banyak dapat dicapai bila waktu
per batch dikurangi, tetapi bila digunakan waktu per
batch lebih singkat maka lebih banyak dibutuhkan tenaga
kerja, persentase konversi bahan baku berkurang dan
biaya steam dan tenag naik. Dalam hal ini adalah kasus
nyata dimana kesetimbangan ekonomi dapat digunakan
untuk menemukan laju produksi yang optimum. Sekalipun
insinyur desain mempunyai dasar rekomendasi asli paad
jenis yang sama dari kesetimbangan ekonomi, kondisi
harga dan pasar tidak konstan dan sekarang insinyur
operasi mempunyai hasil yang nyata berdasarkan
kesetimbangan ekonmi. Analisa sebagai berikut
menunjukkan metode umum untuk menentukan laju produksi
ekonomis atau “lot size”.
Biaya produksi total per satuan waktu dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu biaya operasi dan biaya
organisasi. Biaya operasi tergantung pada laju produksi
dimana termasuk ongkos untuk tenaga kerja langsung,
bahan baku, power, panas “supplies” dan steam yang
serupa yang merupakan fungsi dari jumlah material yang
diperoduksi. Biaya organisasi terdiri dari biaya untuk
“directive personal” peralatan fisik dan pelayanan atau
fasilitas lain yang harus dijaga terlepas dari jumlah
material yang diperoduksi. Biaya organisasi tidak
tergantung dari laju produksi.
Baik sekali untuk mempertimbangkan biaya operasi
didasarkan pada satu unit produksi. Bila hal ini
dilakukan, biaya operasi dapat dibagi dalam dua jenis
yaitu :
(1). Biaya minimum untuk bahan baku, tenaga kerja,
tenaga dan lain-lain yang tetap konstan dan harus
dibayar untuk setiap satuan produksi sepanjang
sembarang jumlah material diproduksi.
(2). Biaya tambahan yang naik dengan naiknya produksi,
Biaya tambahan dikenal sebagai biaya “super
produksi”. Biaya ini menjadi penting khususnya
pada laju produksi yang tinggi sebagai contoh
biaya “super produksi” adalah biaya tambahan yang
disebabkan dan beban tambahan pada fasilitas
power, tenaga kerja tambahan atau efisiensi
konversi yang turun.
Biaya super produksi per satuan produk = m.Pn
dimana:
P = Laju produksi dalam total satuan produksi per
satuan waktu
M = Konstanta
N = Konstanta

Ditetapkan h sebagai biaya operasi yang tetap


konstan per satuan produksi dan Oc sebagai biaya
organisasi persatuan dan C T per unit produksi adalah :
CT = h + mP n + (O c / P) P .......................................................(12)
Persamaan sebagai berikut untuk berbagai jenis biaya
atau keuntungan berdasarkan pada persamaan (12).

CT = CT P = (h + mP n + ( O c / P) ) P .............................................(13)
r = s - CT = s - h - mP n - (O c / P) .....................................................(14)
R' = rP = (s - h - mP n - ( O c / P) ) P ...................................................(15)
dimana :
C T = biaya produksi total persatuan waktu
R = keuntungan persatuan produk
R’ = keuntungan persatuan waktu
S = harga jual persatuan produk

LAJU PRODUKSI OPTIMUM UNTUK BIAYA MINIMUM PERSATUAN


PRODUKSI

Seringkali perlu mengetahui laju produksi yang


akan menghasilkan biaya terendah pada basis satu satuan
material yang diproduksi. Informasi ini memperlihatkan
harga jual dimana perusahaan akan terpaksa berhenti
beroperasi atau beroperasi dengan merugi. Pada laju
optimum khusus ini harus terjadi dimana dC t /dP = 0.
Penyelesaian analisis untuk kasus ini mungkin dapat
diperoleh dari pers (12) dan laju optimum Po
menghasilkan biaya minimum persatuan produksi didapat
sebagai berikut:
n −1
dC t / dP = 0 = nPo - O c / Po2 .........................................................(16)
(1/n + 5)
Po = (O c / nm) ........................................................................(17)
Laju operasi yang diperlihatkanm pada persamaan
(17) tentu saja akan memberi keuntungan maksimum
persatuan produksi bila harga jual tetap konstan.

LAJU PRODUKSI OPTIMUM UNTUK KEUNTUNGAN TOTAL MAKSIMUM


PERSATUAN WAKTU

Dalam hampir semua perusahaan bisnis, jumlah uang


yang didapat sepanjang periode waktu tertentu jauh
lebih penting dibandingkan dengan jumlah uang yang
diperoleh untuk setiap satuan produk yang terjual. Oleh
karena itu penting untuk mengenali laju produksi dengan
keuntungan persatuan waktu maksimum mungkin berbeda
jauh dari laju produksi untuk biaya persatuan produksi
minimum.
Persamaan (15) menyatakan hubungan dasar antara
biaya dan keuntungan. Grafik keuntungan persatuan waktu
lawan laju produksi melewati maksimum pers(15) oleh
karena itu dapat digunakan untuk menemukan harga laju
produksi optimum secara analisis. Bila harga jual tetap
konstan, laju optimum memberikan keuntungan maksimum
persatuan waktu adalah :
1
 s-h n
Ρo =  
 (n + 1)m 

KONDISI OPTIMUM DALAM OPERASI SIKLIS

Banyak proses yang menggunakan operasi siklis


dimana terdapat shutdown periodik untuk pengeluaran,
pembersihan atau pengaktifan kembali. Model operasi ini
berlaku bila produk yang diproduksi secara batch atau
bila kecepatan produksi menurun terhadap waktu, seperti
operasi pada unit filtrasi “Plate and Frame”. Pada
operasi batch yang sesungguhnya, tidak ada produk yang
didapat sampai unit tersebut shutdown untuk dikeluarkan
hasilnya. Pada operasi siklis semikontinyu, produk
dibawa secara kontinyu sedangkan unit dalam keadaan
beroperasi, tetapi rate pembawa menurun terhadap waktu.
Maka dalam operasi batch atau siklis semikontinyu,
variabel dari waktu total yang dibutuhkan per siklus
harus diperhatikan bila kondisi optimum telah
ditentukan.
Analisa operasi siklis bisa dipakai dengan
menggunakan basis waktu untuk satu siklus. Bila hal ini
telah dilakukan, hubungan yang sama untuk yang lain
bisa dikembangkan untuk menunjukkan faktor-faktor
overall seperti biaya tahunan total atau rate produksi
tahunan :
Biaya Operasi dan Shutdown Siklus
Biaya Tahunan Total = * + Biaya Tetap Tahunan ....(19)
Siklus Tahun
 Produksi   Siklus 
Produksi Tahunan =  ......................................................................(20)
 Siklus   Tahun 
Jumlah waktu shutdown
Siklus Operasi +
= Tahun
Waktu shutdown ......................................................................................(21)
Tahun Operasi +
Siklus

Anda mungkin juga menyukai