Anda di halaman 1dari 70

DIKTAT KULIAH

Analisis EKONOMI TEKNIK


IND 3952

Y.S. Setio Wigati


Yosephine Suharyanti

Program Studi Teknik Industri


Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Bab 1
PENDAHULUAN
DAN KONSEP TIME VALUE OF MONEY

Jangkauan Materi Ekonomi Teknik :


1. Konsep Perubahan Nilai Uang Karena Waktu
(Time Value of Money)
2. Bunga dan Aplikasinya
3. Sistem Sistem Pembayaran Berdasar Bunga Majemuk
4. Penyusutan (Depresiasi)
5. Metode Metode Dasar Pengambilan Keputusan dan
Perbandingan Alternatif
6. Titik Impas (Break Even Point/ BEP)

Sasaran yang ingin dicapai :


Mampu menggunakan metode-metode dasar analisis
Ekonomi Teknik dan sekaligus menentukan keputusan / pilihan
terhadap beberapa alternatif kegiatan berdasarkan hasil analisis
tadi.

Ekonomi Teknik Dalam Kegiatan Teknik


Kegiatan Teknik meliputi :
designing (perancangan)
Installating (penginstalan)
Operating (mengoperasikan)
Improving (perbaikan)
Dalam Teknik Industri penekanannya pada improving (perbaikan),
ke arah optimasi. Pada intinya optimasi dilakukan dengan mencari
cara yang lebih baik. Hal ini harus dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan. Hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin.
Bagaimana bisa merencanakan sesuatu yang lebih
baik ? Bagaimana bisa tahu bahwa sesuatu lebih baik dari yang
lain ? untuk menjawab pertanyaan ini digunakan tools atau alat-
alat yang sudah dikuasai.
Dalam kegitan teknik, Eknomi Teknik merupakan salah
satu alat (tool) untuk mengetahui manfaat dari suatu kegiatan.
Mengapa digunakan Ekonomi Teknik, karena manfaat harus
diukur supaya dapat dilihat. Salah satu ukuran manfaat adalah
uang. Tetapi yang perlu diingat adalah menguangkan manfaat
bukan sekedar mengukur manfaat dari uang dalam arti sempit
/ harafiah.
Jadi Ekonomi Teknik adalah :
- mengukur secara ekonomis manfaat suatu kegiatan
- merupakan salah satu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan
- merupakan pertimbangan akhir yang harus dipenuhi pada
kehiatan yang profit oriented

Analisis Ekonomi
Karena Ekonomi Teknik merupakan suatu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, maka dalam suatu kegiatan perlu
dilakukan evaluasi secara ekonomi atau analisis ekonomi.
Analisis Ekonomi dilakukan pada :
- sebelum kegiatan, yang merupakan bagian dari studi
kelayakan
- sesudah kegiatan, yang meliputi auditing dan evaulasi untuk
perbaikan.
Dalam analisis ekonomi, yang diukur atau dinilai adalah
manfaat dari suatu kegiatan. Yang disebut manfaat setiap saat
dapat berubah, dan parameter-parameter pengukuran dapat
berubah juga. Hal ini terjadi karena dari waktu ke waktu segala hal
menjadi lebih bernilai / lebih mahal, yang berarti bahwa nilai uang
turun. Dengan demikian untuk mendapatkan manfaat yang sama
dengan yang dulu, diperlukan uang yang lebih banyak.

Dalam analisis ekonomi :


 suatu kegiatan harus memberikan hasil
 hasil diwujudkan dalam tambahan kekayaan

modal berkembang dari waktu ke waktu

penanaman dana  memberikan hasil


konsep perubahan nilai uang karena waktu
(Time Value of Money)

Konsep Time Value of Money (Nilai Waktu Dari Uang)


 Nilai uang berbeda dari satu saat ke saat yang lain

Berapa perbedaannya ?
 Tergantung kondisi ekonomi setempat :
- inflasi
- produktivitas
- perkembangan modal

Apa gunanya dipelajari / diketahui ?


 Karena :
- aktivitas produksi biasanya berlangsung dalam jangka
waktu lama atau sambung-menyambung
- nilai tambah dari aktivitas produksi harus bermanfaat bagi
pelaku aktivitas
Bab 2
BUNGA (INTEREST)

Bunga (I)
 selisih nilai uang pada waktu tertentu dengan nilai uang
sebelumnya

I=F–P
Dimana
I = bunga
F = future value (nilai yang akan datang)
P = present value (nilai sekarang)

Tingkat bunga /Rate of Interest (i)


 perbandingan antara bunga dengan nilai uang mula-mula
 biasanya dinyatakan dalam % per periode
(periode : hari, bulan, tahun, dan sebagainya)
I FP
i x100%  x100%
P P

Sistem Pembungaan :
1. Bunga sederhana (sekarang jarang dipakai)
2. Bunga majemuk

Bunga Sederhana (Simple Interest)


 perhitungan sederhana, hanya berdasar nilai mula-mula
 besarnya bunga dari periode ke periode tetap

n (periode) Nilai Uang


0 P
1 P + I = P + P.i = P(1 + i)
2 P(1 + i) + I = P(1 + i) + P.i = P(1 + 2i)
3 P(1 + 2i) + I = P(1 + 2i) + P.i = P(1 +
: 3i)
n :
P(1 + ni)
Bunga Majemuk (Compound Interest)
 perhitungan berdasar nilai setiap waktu / berdasar nilai satu
periode sebelumnya
 besarnya bunga dari periode ke periode makin besar

n (periode) Nilai Uang


0 P
1 P + I = P + P.i = P(1 + i)
2 P(1 + i) + I = P(1 + i) + P(1 + i).i
= P(1 + i)(1 + i) = P(1 + i)2
3 P(1 + i) + I = P(1 + i)2 + P(1 + i)2.i
2

= P(1 + i)2(1 + i) = P(1 +


: i)3
n :
P(1 + i)n

Catatan : di dalam perhitungan selanjutnya selalu digunakan


bunga majemuk, kecuali jika ada ketentuan
menggunakan bunga sederhana.

Contoh 1 :
Basir menabung Rp 500.000,- pada sebuah bank. Tingkat suku
bunga yang berlaku di Bank tersebut adalah 12 % per tahun.
Berapa uang Basir 10 tahun kemudian jika Bank tersebut
membayarkan bunganya :
a. per tahun dengan bunga sederhana
b. per tahun dengan bunga majemuk
c. per tiga bulan dengan bunga majemuk
d. per bulan dengan bunga majemuk

Penyelesaian :
Diketahui :
P = Rp 500.000,-
i = 12 % per tahun
n = 10

a. F = P (1 + n i)
F = Rp 500.000,- (1 + (10).(0,12))
= Rp 1.100.000,-

b. F = P (1 + i)n
F = Rp 500.000,- (1 + 0,12)10
= Rp 500.000,- (3,1058)
= Rp 1.552.900,-

c. i = 0,12/4 = 0,03
n = 10 x 4 = 40
F = P (1 + i)n
F = Rp 500.000,- (1 + 0,03)40
= Rp 500.000,- (3,2620)
= Rp 1.631.000,-

d. i = 0,12/12 = 0,01
n = 10 x 12 = 120
F = P (1 + i)n
F = Rp 500.000,- (1 + 0,01)120
= Rp 500.000,- (3,3004)
= Rp 1.650.200,-

Contoh 2 :
Lima tahun yang lalu Farida meminjam uang pada sebuah Bank
dengan tingkat bunga 18 % per tahun. Saat ini ia harus
mengembalikan pinjaman tersebut sebesar Rp. 7.500.000,-.
Berapa uang yang dipinjam Farida lima tahun yang lalu jika
a. Bunga yang berlaku adalah bunga sederhana
b. Bunga yang berlaku adalah bunga majemuk

Penyelesaian :
Diketahui :
F = Rp 7.500.000,-
i = 18 % per tahun
n =5

a. F = P (1 + n i)
P = Rp 7.500.000,- / (1 + (5).(0,18))
= Rp 7.500.000,- / 1,9
= Rp 3.947.368,4211

b. F = P (1 + i)n
P = Rp 7.500.000,- / (1 + 0,18)5
= Rp 7.500.000,- / (2,2878)
= Rp 3.278.258,5890,-

Bunga Nominal dan Bunga Efektif


 Istilah-istilah ini hanya dikenal bila periode pembungaan
kurang dari satu tahun

Bunga Nominal
 bunga per tahun, tetapi bukan bunga yang sesungguhnya
diterima

Bunga Efektif
 bunga yang sesungguhnya diterima dalam satu tahun

Hubungan keduanya :
m
 i 
i eff  1  nom   1
 m 
dimana :
ieff = bunga efektif
inom = bunga nominal
m = jumlah periode pembungaan dalam satu tahun

Bila tingkat bunga tiap periode i dan ada m periode dalam satu
tahun, maka
inom = m . i

Sehingga
ieff = (1 + i)m – 1

Contoh 3 :
Berapa tingkat bunga efektif per tahun yang sesuai dengan bunga
nominal 18 % jika bunga dibayarkan :
a. per setengah tahun
b. per 3 bulan
c. per bulan
Penyelesaian :
m
 i 
a. i eff  1  nom   1
 m 
i eff  1  0,09   1
2

 0,1881  18,81%

m
 i 
b. i eff  1  nom   1
 m 
i eff  1  0,045  1
4

 0,1925  19,25%
m
 i 
c. i eff  1  nom   1
 m 
i eff  1  0,015  1
12

 0,1956  19,56%

Contoh 4 :
Tingkat bunga yang dibebankan oleh berbagai Bank yang
memberlakukan sistem kartu kredit adalah 1,5 % per bulan.
Berapa tingkat suku bunga efektif dan nominal yang sesuai
dengan bunga tersebut ?

Penyelesaian :
a. inom = m x i = 12 x 0,015 = 0,18 = 18 %
m
 i 
b. i eff  1  nom   1
 m 
i eff  1  0,015  1
12

 0,1956  19,56%
Soal Latihan :
1. Amanda mempunyai uang sebanyak Rp 10.000.000,- dan
disimpan disimpan di Bank. Setelah 5 tahun kemudian, jumlah
uang Amanda menjadi Rp 17.623.000,- Berapa jumlah uang
Amanda pada akhir tahun ke-10?
2. Pak Adi meminjamkan uangnya kepada Pak Ari sebesar Rp
5.000.000,- dengan bunga 18 % per tahun yang dibayarkan
setiap setengah tahun. Dalam jangka waktu berapa tahunkah
agar uang Pak Adi tersebut menjadi Rp 12.000.000,- ? Berapa
tingkat bunga efektif per tahunnya ?
3. Andi menabung di sebuah Bank Rp 10.000.000,- dengan
tingkat bunga 12 % per tahun dan pembayaran bunga
dilakukan setiap bulan. Lima tahun kemudian ia mengambil
uangnya Rp 7.500.000,- Berapa sisa uang Andi yang ada di
Bnak tersebut 10 tahun dari sekarang ? Berapa tingkat bunga
efektifnya?
4. Harga cash sebuah sepeda motor Rp 12.000.000,- Karena
ingin membeli motor tersebut, Pak Hasan meminjam uang
pada temannya yang rentenir dengan tingkat bunga 2 % per
bulan. Dua tahun kemudian Pak Hasan mendapat arisan
sebesar Rp 15.000.000,- dan bermaksud untuk membayar
utangnya. Apakah uang yang diperoleh Pak Hasan cukup
untuk menutup hutangnya setelah 2 tahun ? Jika kurang,
berapa kekurangannya dan jika sisa, berapa sisa uangnya?
Bab 3
SISTEM PEMBAYARAN
BERDASARKAN BUNGA MAJEMUK

Pemakaian simbol :
i : tingkat bunga per periode
n : jumlah periode
P : nilai uang sekarang
F : nilai uang pada waktu yang akan datang
A : pembayaran seragam pada tiap akhir periode, selama n

periode, untuk uang sejumlah P pada awal periode pertama, dengan

tingkat bunga i.

G : garadien / perubahan pembayaran per periode


pada pembayaran serial.

Diagram Cashflow :

1 2 3 n
0

1 2 3 n
0

Keterangan :
- panah ke atas menunjukkan inflow (aliran uang masuk /
pemasukkan)
- panah ke bawah menunjukkan outflow (aliran uang keluar /
pengeluaran)

Sistem pembayaran berdasarkan bunga majemuk dapat


dikelompokkan menjadi :
A. Single Payment Formulas, yang terdiri dari :
a. Compound Amount Factor
b. Present Worth Factor
B. Uniform Series of Payment Formulas, terdiri dari :
a. Sinking Fund Factor
b. Compound Amount Factor
c. Capital Recovery Factor
d. Present Worth Factor
C. Uniform Gradient Series Factor

A. SINGLE PAYMENT FORMULAS

a. Compound Amount Factor


(Faktor Jumlah Pelipatan) : F/P
 Menentukan F dari P
F

0 1 2 3 n-1 n

 Periode 1 :
- awal periode : modal = P
- akhir periode : bunga = P.i
modal = P (1 + i)

 Periode 2 :
- awal periode : modal = P (1 + i)
- akhir periode : bunga = P (1 + i).( i )
modal = P (1 + i) (1 + i) = P (1 + i)2
:
:
 Periode n :
- awal periode : modal = P (1 + i)n-1
- akhir periode : bunga = P (1 + i)n-1.( i )
modal = P (1 + i)n-1 (1 + i) = P (1 + i)n

Jadi
Single Payment Compound Amount Factor (SPCAF) =
n
(1 + i)
 ditulis dengan (F/P, i, n)

Contoh :
Seseorang menanam modal sebesar $ 2000 dan mendapat bunga
6 % per tahun yang dibayar secara tahunan. Berapa jumlah
uangnya setelah 10 tahun ?

Penyelesaian :

F?

0 1 2 3 9 10

Diketahui :
P = $ 2000
i = 0.06 = 6 %
n = 10
Ditanya : F ?
Jawab :
F = P (F/P, i, n)
= $ 2000 (F/P, 6 %, 10) = $ 2000 ( 1 + 0,06)10
= $ 3581,7

b. Present Worth Factor


(Faktor Nilai Sekarang) : P/F
 Menentukan P dari F
F = P (1 + i)n
n
1  1 
PF  F 
(1  i) 1 i 
n

Jadi
Single Payment Present Worth Factor (SPPWF) =
n
 1 
 
1 i 
 ditulis dengan (P/F, i, n)

Contoh :
Seorang investor membeli tanah luas yang akan bernilai $ 10.000
dalam waktu 6 tahun. Jika harga tanah meningkat 8 % setiap
tahun, seberapa besarkah nilai yang mau dibayarkan oleh investor
tersebut ?

Penyelesaian :

F = $ 10.000

0 1 2 6

P?

Diketahui :
F = $ 10.000
i = 0.08 = 8 %
n=6
Ditanya : P ?
Jawab :
P = F (P/F, i, n)
= $ 10.000 (P/F, 8 %, 6)
6
 1 
 $10.000 
 1  (0,08) 
= $ 10.000 (0,6302)
= $ 6,302

atau dengan tabel suku bunga :


P = F (P/F, i, n)
= $ 10.000 (P/F, 8 %, 6)
= $ 10.000(0,6302)
= $ 6,302
SINGLE PAYMENT

P
Compound Amount Factor Present Worth Factor
(Faktor Jumlah Pelipatan) (Faktor Nilai Sekarang)
= F / P = (1 + i)n n
 1 
 ditulis dengan  P/F   
(F/P, i, n) 1 i 
 ditulis dengan
(P/F, i, n)
F

Penggunaan Tabel Suku Bunga


Pada tabel bunga, untuk i yang berbeda diberikan tabel
seperti di bawah ini. Tetapi referensi yang berbeda mungkin saja
tabelnya tidak persis seperti tabel di bawah ini, mungkin saja A/G
dan P/G ada di tabel yang berbeda, atau bahkan yang ada hanya
A/G, P/G bisa dihitung dari (P/A ).( A/G). Tabel berikut adalah
tabel bunga untuk i = 12 %.

n F/P P/F A/F A/P F/A P/A A/G P/G


1 1.120 0.892 1.000 1.120 1.00 0.893 0.000 0.000
0 9 0 0
2 1.254 0.797 0.471 0.591 2.12 1.690 0.472 0.797
4 2 7 7 0
3 1.404 0.711 0.296 0.416 3.37 2.402 0.925 2.221
9 8 4 4 4
4 1.573 0.635 0.209 0.329 4.77 3.037 1.359 4.127
5 5 2 2 9
dst
Jika misalnya akan ditentukan (A/F, 12%, 3) maka yang dilihat
adalah untuk tabel dengan i = 12 %, kemudian pada tabel tersebut
dilihat pada kolom (A/F) dan baris n = 3. Dari tabel dapat dilihat
bahwa (A/F, 12%, 3) adalah 0,2964.

Latihan Soal :
1. Saat ini Amir menabung Rp 2 juta. Dua tahun kemudian Amir
manambah tabungannya Rp 1,5 juta. Amir menambah lagi
tabungannya Rp 1 juta di tahun ke-4. Tingkat bunga 10 % per
tahun. Berapa jumlah tabungan Amir di tahun ke-10 ?

2. Berapa uang yang harus diinvestasikan sekarang pada tingkat


bunga 5 %, untuk dapat memperoleh uang Rp 1,2 juta pada :
a. 5 tahun berikutnya
b. 10 tahun berikutnya
c. 15 tahun berikutnya
d. 20 tahun berikutnya

3. Dalam berapa tahun sebuah investasi sekarang sebesar $


1000 akan menjadi $ 2000 dengan tingkat bunga 3 % per
tahun?

4. Sebuah sertifikat tabungan berharga $ 80 sekarang dan akan


menjadi $ 100 dalam waktu 5 tahun. Tentukan berapa tingkat
suku bunga?

B. UNIFORM SERIES OF PAYMENT FORMULAS

a. Sinking Fund Factor


(Faktor Pengendapan / Penanaman dana) = A/F
 Menentukan A dari F
F

0 1 2 3 n-1 n

A A A A A
F = A(1 + i)n-1 + A(1 + i)n-2 + A(1 + i)n-3 + …. + A(1 + i)2 + A(1 + i)1 +
A

F = A(1 + (1 + i) + (1 + i)2 + (1 + i)3 + …. + (1 + i)n-2 + A(1 + i)n-1


……….(1)
F (1 + i) = A((1 + i) + (1 + i) + (1 + i) + …. + (1 + i) + A(1 + i)n
2 3 n-1

………..(2)

Persamaan (2) dikurangi persamaan (1)


 
F(1  i)  F  A (1  i) n  1

F(i)  A (1  i) n  1 
 (1  i) n  1
F  A 
 i 
 i 
A  F 
 (1  i)  1
n

Jadi
Uniform Series Sinking Fund Factor (USSFF) =
i
(1  i) n  1
 ditulis dengan (A/F, i, n)

Contoh :
Rencana Dewi untuk studi lanjut 5 tahun yang akan datang
dengan biaya pada 5 tahun yang akan datang Rp 25.000.000,-
Bila diinginkan menyimpan sejumlah uang yang tetap setiap akhir
tahun mulai akhir tahun pertama sampai akhir tahun kelima,
berapa uang yang harus disimpan supaya 5 tahun yang akan
datang terkumpul Rp 25.000.000,- ? Diketahui i = 15 % per tahun.

Penyelesaian :
F

0 1 2 3 4 5

A A A A A

Diketahui :
F = Rp 25.000.000,-
i = 15 % = 0.15
n=5
Ditanya : A ?
Jawab :
A = F (A/F, i, n)
= Rp 25.000.000,- (A/F, 15 %, 5)
 0,15 
 Rp 25.000.000 
 (1  0,15) 5  1 
 
= Rp 3.707.889

b. Compound Amount Factor


(Faktor Jumlah Pelipatan) = F/A
 Menentukan F dari A
 i 
A  F 
 (1  i)  1
n

 (1  i) n  1
F  A 
 i 

Jadi
Uniform Series Compound Amount Factor (USCAF) =
(1  i)  1
n

i
 ditulis dengan (A/F, i, n)
Contoh :
Setiap bulan Dewi menabung Rp 100 juta. Bila bunga tabungan 1
% per bulan, berapa uang Dewi yang terkumpul setelah itu ?

Penyelesaian :
F

0 1 2 3 12

A A A A

Diketahui :
A = Rp 100.000,-
i = 1 % = 0.01
n = 12
Ditanya : F ?
Jawab :
F = A (F/A, i, n)
= Rp 100.000,- (F/A, 1 %, 12)
 (1  0,01)12  1 
 Rp 100.000 
 0.01 
 
= Rp 1.268.250
c. Capital Recovery Factor
(Faktor Pemulihan / Penembalian Modal) = A/P
 Menentukan A dari P ( berapa A yang harus diperoleh
supaya sesuai dengan P yang telah dikeluarkan)

 i 
A  F  .......(3)
 (1  i)  1
n

F  P(1  i) n .......(4)

Persamaan (3) masuk persamaan (4) diperoleh :


 i 
A  P(1  i) n  
 (1  i)  1
n

 i(1  i) n 
A  P 
 (1  i)  1
n

Jadi
i(1  i) n
Uniform Series Capital Recovery Factor (USCRF) =
(1  i) n  1
 ditulis dengan (A/P, i, n)

Contoh :
Bu Amir mempunyai tabungan Rp 20 juta, yang digunakan untuk
membiayai sekolah anaknya selama 5 tahun. Jika bunga tabungan
= 18 % per tahun dengan periode pembayaran tahunan, berapa
uang yang dapat dikirim kepada anaknya tiap tahun ?

Penyelesaian :

Diketahui :
P = Rp 20.000.000,-
i = 18 % = 0.18
n=5
Ditanya : A ?
A A A A A
0
1 2 3 4 5

Jawab :
A = P (A/P, i, n)
= Rp 20.000.000,- (A/P, 18 %, 5)
 0,18(1  0.18) 5 
 Rp 20.000.000 
 5 
 (1  0,18)  1 
= Rp 6.395.557

d. Present Worth Factor


(Faktor Nilai Sekarang) = P/A
 Menentukan P dari A

 i(1  i) n 
A  P 
 (1  i)  1
n

 (1  i) n  1
P  A n 
 i(1  i) 

Jadi
(1  i) n  1
Uniform Series Present Worth Factor (USPWF) =
i(1  i) n
 ditulis dengan (P/A, i, n)

Contoh :
Angsuran sepeda motor selama 3 tahun setiap bulannya adalah
Rp 157.000,- tanpa uang muka. Bila tingkat bunga yang
diberlakukan adalah 2 % per bulan, berapa sebenarnya harga
cash motor tersebut ?
Penyelesaian :
P

0 1 2 3 36

A A A A

Diketahui :
A = Rp 157.000,-
i = 2 % = 0.02
n = 36
Ditanya : P ?
Jawab :
P = A (P/A, i, n)
= Rp 157.000,- (P/A, 2 %, 36)
 (1  0,02) 36  1 
 Rp 100.000 
 36 
 0.02(1  0.02) 
= Rp 4.001.748
UNIFORM SERIES OF PAYMENT
Capital Recovery Factor Present Worth Factor
(Faktor Pengembalian Modal) P (Faktor Nilai Sekarang)
i(1  i)n
(1  i) n  1
 A/P   P/A 
(1  i) n  1 i(1  i) n
 ditulis dengan  ditulis dengan
(A/P, i, n) (P/A, i, n)
A
Sinking Fund Factor Compound Amount Factor
(Faktor Pengendapan dana) (Faktor Jumlah Pelipatan)
i (1  i) n  1
 A/F   F/A 
(1  i) n  1 i
 ditulis dengan F  ditulis dengan
(A/F, i, n) (F/A, i, n)

Latihan Soal :
1. Joko menabung sejumlah uang tertentu dengan maksud agar
pada tahun ke- 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20
dapat mengangsur sebuah mobil, masing-masing sebesar Rp
5.000.000,-
a. Berapa besar uang yang harus ditabung ?
b. Bila ternyata Joko tidak jadi membeli mobil, berapa besar
uangnya pada akhir tahun ke-25 ?
Diketahui tingkat bunga = 11 % per tahun.
2. Siti mempunyai uang sebanyak Rp 7.000.000,- dan disimpan
di Bank. Setelah dua tahun kemudian, jumlah uang Siti
menjadi Rp 11.830.000,-
a. Berapa jumlah uang tersebut pada akhir tahun ke-6?
b. Bila Siti ingin mengambil uang simpanan tadi secara
periodik dalam jumlah yang sema setiap tahun, dari akhir
tahun ke-4 sampai akhir tahun ke-6, berapa jumlah uang
yang dapat diambil tiap kali agar pada akhir tahun ke-6
tabungan Siti tepat habis?

3. Seorang pemilik bengkel ingin membeli mesin, uang yang


dipunyainya hanya Rp 30.000.000,- Untuk mengenapi
kekurangannya, maka pemilik bengkel tersebut meminjam
uang di Bank selama 4 tahun dan diangsur setiap 4 bulan
sekali. Pembayaran pertama dilakukan 4 bulan setelah
pembelian mesin. Bunga nominal pinjaman 18 % per tahun.
Banyaknya angsuran Rp 5.000.000,- tiap kali mengangsur.
a. Berapa harga mesin tersebut ?
b. Berapa tingkat bunga efektifnya ?
c. Setelah 1 tahun 8 bulan, pemilik bengkel tersebut
mendapat hasil pembagian warisan orang tuanya
sebanyak Rp 15.000.000,- dan dibayarkan ke Bank pada
angsuran yang ke-6. Bila besar angsuran-angsuran
selanjutnya sama dengan angsuran ke-5 dan sebelumnya,
tinggal berapa kali lagikah angsuran dilakukan (setelah
angsuran ke-6) dan berapa besar angsuran terakhir ?

4. Seorang pedagang meminjam uang di sebuah Bank sebesar


Rp 5.000.000,- untuk memperbesar modal dagangnya.
pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara mengangsur
setiap awal bulan, dimulai pada awal bulan kelima (dihitung
dari saat meminjam) sampai 10 kali angsuran.
a. Bila masing-masing angsuran sama besar dan tingkat
bunga 2 % per bulan dengan sisitem pembayaran bulanan,
berapa besar angsuran tersebut ?
b. Setelah 4 kali mengangsur, pedagang tersebut mengalami
musibah kebakaran tokonya, hingga tidak dapat membayar
angsuran ke-5, 6, dan 7. Oleh karena itu, pada awal bulan
ke-12 (dihitung dari saat meminjam) diadakan perjanjian
ulang dengan Bank, dan diperoleh kesepakatan, angsuran
dapat dilakukan 5 kali lagi tiap bulan pada awal bulan,
dengan besar tiap angsuran sama, hanya tingkat bunga
naik menjadi 2,5 % per bulan. Angsuran pertama dilakukan
pada saat perjanjian. Tentukan berapa besar tiap angsuran
ini !

5. Tiga bersaudara kembar Bimbim, Bombom dan Bambam tidak


diterima di UMPTN. Untuk mengisi waktu luang, mereka
berencana berbisnis bersama untuk waktu satu tahun ini
sambil menunggu saat UMPTN berikutnya. Mereka meminjam
uang untuk modal bisnis dari tante mereka yang rentenir
sebesar Rp 5.000.000,- Karena keponakan sendiri, sang tante
berbaik hati dengan memberi kesempatan mengangsur
setelah bisnis mereka berjalan 3 bulan, sebanyak 5 kali
angsuran berturut-turut setiap bulan dalam jumlah yang sama.
Bunga yang ditetapkan sang tante 2 % per bulan. Untuk
operasional bisnis mereka, diperkirakan perlu ongkos Rp
500.000,- per bulan. Setelah setahun bisnis mereka berjalan,
benda-benda modal mereka diperkirakan dapat dijual senilai
Rp 600.000,- Dengan target keuntungan sebesar Rp 450.000,-
per bulan, dan tingkat bunga komersil 1 % per bulan, berapa
minimal pendapatan yang harus siperoleh tiap bulan dari nisnis
mereka?

C. UNIFORM GRADIENT SERIES FACTOR


(Faktor Gradient Seragam)
 Pembayaran per periode dilakukan dengan penambahan
atau pengurangan yang seragam pada akhir periode.

0 1 2 3 4

A1
A1 + G
A1 + 2G
A1 + 3G
 Menentukan F

0 1 2 3 4 n

A1
A1 + G
A1 + 2G
A1 + 3G

A1 + (n-1)G

F dari A1 :
 (1  i) n  1
FA1  A1 
 i 
F dari G :
 (1  i) n 1  1 (1  i) n 2  1 (1  i) 2  1 (1  i)1  1
FG  G    ......   
 i i i i 

G
i

(1  i) n 1  (1  i) n  2  .....  (1  i) 2  (1  i)1  1(n  1) 

G
i

(1  i) n 1  (1  i) n  2  .....  (1  i) 2  (1  i)1  1 nG
i
G  (1  i)  1 nG
n
  
i  i  i
Jadi
F = FA1 + FG

 Menentukan Pembayaran Uniform yang Setara dengan


Pembayaran Gradien

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

A1 A1 A1 A1
A1  diketahui
A2  pembayaran uniform dari G

 i 
A 2  FG  
 (1  i)  1
n

G  (1  i) n  1  i  nG  i 
A2      
  (1  i)  1 i  (1  i)  1 
n n
i  i
1 n  i 
 G   
 i i  (1  i)  1 
n

A = A1 + A2  bila gradien positif / pembayaran naik


A = A1 – A2  bila gradien negatif / pembayaran turun

Catatan :
A1 = pembayaran pertama (pada akhir periode pertama) dari
pembayaran gradien
A = pembayaran uniform per periode yang setara
G = perubahan pembayaran per periode
A2 = pembayaran uniform per periode yang setara dengan
jumlah G

Contoh :
Tahun ini Ida menabung Rp 1.000.000,- Tahun-tahun berikutnya
Ida menabung Rp 200.000,- lebih besar dari tahun sebelumnya
tiap tahun, sampai 10 tahun, dengan tingkat bunga 10 % per
tahun.
a. Berapa tabungan Ida pada akhir tahun ke-10 ?
b. Seandainya Ida menabung sejumlah uang yang sama setiap
tahunnya, berapa yang harus ditabung agar pada akhir tahun
ke-10 diperoleh jumlah yang sama dengan cara (a) ?

Penyelesaian :
a. F = FA1 + FG
 (1  i) n  1  (1  0,1)10  1
FA1  A1   1 .000.000    15.937.426,6
 i   0,1 
G  (1  i)  1 nG
n
FG   
i  i  i
200.000  (1  0,1)10  1 (10)(200.000)
  
0,1  0,1  0,1
 11.874.849,2
F = 15.937.424,6 + 11.874.849,2 = 27.812.273,8

1 n i 
b. A 2  G    
i i  (1  i)  1  
n

 1 10  0,1 
A 2  200.000   
 0,1 0,1  (1  0,1)  1 
10

 745.092,1
A = A1 + A2 = 1.000.000 + 745.092,1
= 1.745.092,1

Atau A bisa ditentukan dari F yang telah dihitung pada (a)


 (1  i) n  1
F  A 
 i 

Latihan Soal :
1. Sebuah pabrik memutuskan untuk membangun kembali /
memperbaiki unit pengolahan limbahnya yang mengalami
kerusakan. Seorang insinyur memperkirakan bahwa biaya
perbaikan pada akhir tahun pertama adalah Rp 55.000.000,- Ia
memperkirakan bahwa untuk tahun-tahun berikutnya, biaya
perbaikan tiap tahunnya turun sebesar Rp 5.000.000,-
Sehingga biaya perbaikan untuk tahun kedua Rp 50.000.000,-
tahun ketiga Rp 45.000.000,- dan seterusnya. Jika bunga bank
20 % per tahun, berapakah biaya (dihitung sekarang) yang
dibutuhkan untuk perbaikan selam 7 tahun.
2. Pak Hasan, seorang pegawai negeri yang bertempat tinggal di
Surabaya, berencana memasukkan anak satu-satunya ke
sebuah universitas swasta yang terkemuka di Yogyakarta
selepas SMU nanti. Saat ini anaknya tepat berumur 5 tahun,
dan akan lulus SMU pada umur 18 tahun. Karena menyedari
uang yang akan dikeluarkan untuk biaya kuliah dan biaya
hidup anaknya nanti cukup besar, Pak Hasan mulai menabung
di Bank dari sekarang pada setiap hari ulang tahun anaknya
dengan jumlah yang sama, sampai saat anaknya berumur 15
tahun, karena saat itu Pak Hasan memasuki masa pensiun.
Biaya kuliah dan biaya hidup anaknya nanti pada tahun
pertama kuliah diperkirakan sebesar 5 juta rupiah dan naik
terus sebesar satu juta rupiah setiap tahunnya. Kuliah aaknya
nanti ditargetkan selesai dalam waktu 6 tahun. Bila tingkat
bunga simpanan yang berlaku di Bank adalah 12 % per tahun
dan perhitungan bunga dilakukan tahunan, berapa yang harus
ditabung Pak Hasan setiap tahunnya supaya rencana Pak
Hasan dapat terwujud ?
3. Pada saat Aji dilahirkan, Pak Tresna memutuskan untuk
mempersiapkan dana pendidikan bagi putranya itu. Pak
Tresna menabung sebanyak Rp 900.000,- setiap hari ulang
tahun Aji, dimulai saat Aji berumur 1 tahun sampai berumur 12
tahun. Diperkirakan Aji lulus SMU berumur 18 tahun. Setelah
lulus SMU, diinginkan melanjutkan kuliah S1. Biaya kuliah dan
biaya hidup studi S1 Aji pada tahun pertama diperkirakan Rp
4.000.000,- dan naik sebesar Rp 1.000.000,- setiap tahunnya.
Setelah lulus S1, Aji diinginkan melanjutkan studi S2 dengan
target selama 2 tahun. Biaya kuliah dan biaya hidup studi S2
diperkirakan sebesar Rp 10.000.000,- dan naik sebesar Rp
2.000.000,- tiap tahun. Sisa uang tabungan Pak Tresna akan
digunakan sebagai hadiah pernikahan Aji setelah lulus S2. Bila
tingkat bunga simpanan yang berlaku di Bank 20 % per tahun
dan perhitungan bunga dilakukan tahunan, berapa sisa uang
Pak Tresna yang akan dihadiahkan pada pernikahan anaknya
nanti?
Bab 4
DEPRESIASI
(PENYUSUTAN)

 Benda modal / investasi pada umumnya mengalami


penyusutan nilai  dari waktu ke waktu nilainya berkurang.
 Namun ada juga benda modal yang tidak mengalami
penyusutan nilai, antara lain :
- tanah
- barang-barang antik
- benda seni
 Dalam analisis Ekonomi Teknik, perhitungan penyusutan
setiap waktu / periode diperlukan karena :
- penyusutan merupakan bagian dari biaya yang harus
dikeluarkan
- digunakan sebagai salah satu parameter untuk
menentukan pendapatan / pemasukan yang harus
diterima untuk pengembalian modal

Jenis Penyusutan
1. Penyusutan Fisik
 Akibat berkurangnya nilai / kemampuan fisik benda modal
(karena sudah lama)
Contoh : mesin, mobil, motor, dan lain-lain
 makin lama makin banyak gangguan (rewel),
penampilan fisik juga makin buruk.
2. Penyusutan Fungsional
 Akibat kejenuhan pasar
 Akibat adanya benda baru yang berfungsi sama tetapi lebih
lengkap / canggih.
Contoh : komputer, telepon genggam.
3. Penyusutan Tingkat Harga
 Akibat kenaikan harga benda modal baru, sehingga
penggantian benda modal memerlukan biaya tambahan.
Istilah-Istilah Sehubungan Dengan
Penyusutan
1. Salvage Value / Resale Value (Nilai Sisa)
 Nilai benda modal bila dijual sebagai barang bekas
2. Scrap Value
 Nilai benda modal yang dijual sebagai barang rongsokan / besi tua

untuk mesin-mesin (tidak lagi berfungsi seperti semula ; dalam

kajian / analisis ekonomi teknik lebih sering dianggap sama

dengan nol)

3. Book Value
 Nilai benda modal seperti tercantum dalam buku (tercatat), yang

besarnya :

Book Value tahun ke n = nilai awal – penyusutan


s/d tahun ke – n
 Salvage value merupakan salah satu dari Book value.

Metode-Metode Perhitungan Penyusutan


Ada beberapa cara / metode dalam menghitung depresiasi
/ penyusutan :
A. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
B. Metode Penjumlahan Angka Tahun (Sim of The Years Digits
Method)
C. Metode Penanaman Dana (Sinking Fund Method)
D. Metode Pengurangan Berimbang (Declining Balance Method)
E. Metode Hasil / Keluaran (Service Output Method)

A. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)


 Nilai benda modal dianggap berkurang secara tetap tiap
periode

Contoh :
Sebuah mobil berharga Rp 40.000.000,- Setelah dipakai 5 tahun,
laku dijual Rp 10.000.000,- Berapa penyusutan per tahun bila
dipakai metode garis lurus ?

Penyelesaian :
40.000.000  10.000.000
Penyusutan per tahun 
5
 6.000.000

B. Metode Penjumlahan Angka Tahun (Sum of The Years


Digits Method)
 nilai penyusutan makin lama makin kecil, tergantung dari
jumlah periode (lihat tabel berikut).

Tahun Kebalikan Urutan Tingkat Penyusutan


Tahun
1 n n / jumlah
2 n-1 n – 1 / jumlah
3 n–2 n – 2 / jumlah
: : :
n-1 2 2 / jumlah
n 1 1 / jumlah
jumlah jumlah

Contoh :
Sebuah mobil berharga Rp 40.000.000,- Setelah dipakai 5 tahun,
laku dijual Rp 10.000.000,- Berapa penyusutan per tahun bila
dipakai Sum of The Years Digits Method ?

Penyelesaian :
Total nilai penyusutan = 40.000.000 – 10.000.000
= 30.000.000

Akhir Tahun Besar Penyusutan Book Value


ke-
0 - 40.000.000
1 5/15(30.000.000) = 10.000.000 30.000.000
2 4/15(30.000.000) = 8.000.000 22.000.000
3 3/15(30.000.000) = 6.000.000 16.000.000
4 2/15(30.000.000) = 4.000.000 12.000.000
5 1/15(30.000.000) = 2.000.000 10.000.000
15

Salvage
Value

C. Metode Penanaman Dana (Sinking Fund Method)


 Biaya penyusutan seolah-olah diperoleh dari menyimpan
sejumlah uang yang sama setiap tahun, yang dihitung
berdasarkan sinking fund factor pada tingkat bunga (i)
tertentu.
Besarnya nilai penyusutan pada suatu periode adalah jumlah uang yang

seolah-olah ditambah ditambah dengan bunga simpanan periode-periode

sebelumnya.

Contoh :
Sebuah mobil berharga Rp 40.000.000,- Setelah dipakai 5 tahun,
laku dijual Rp 10.000.000,- Berapa penyusutan per tahun bila
dipakai Sinking Fund Method ?

Penyelesaian :
Sinking Fund Deposit tahunan (misal i = 10 %)
= (40.000.000 – 10.000.000) (A / F, 10 %, 5)
= 30.000.000 (0,1638)
= 4.914.000

Akhir th ke Besar Penyusutan Kumulatif Book


Value
0 - 0 40.000.000
1 4.914.000 4.914.000 35.086.000
2 4.914.000 + 4.914.000 10.319.40 39.680.600
(0.1) = 5.405.400 0
3 4.914.000 + 10.319.400 23.734.660
(0.1) = 5.945.940 16.265.34
4 4.914.000 + 16.265.340 0 17.194.126
(0.1) = 6.540.534
5 4.914.000 + 22.805.875 22.805.87 9.999.539
(0.1) = 7.194.589 5

30.000.46
1


10.000.000
(salvage
value)

D. Metode Pengurangan Berimbang (Declining Balance


Method)
 Nilai penyusutan per periode merupakan persentase tetap
tertentu dari nilai buku (Book Value) periode sebelumnya.

Contoh :
Sebuah mobil berharga Rp 40.000.000,- Berapa penyusutan per
tahun bila dipakai Declining Balance Method dengan tingkat
penyusutan 30 %, nilai sisa belum diketahui ?

Penyelesaian :

Akhir tahun ke Besar Penyusutan Book value


0 - 40.000.000
1 0.3(40.000.000) = 12.000.000 28.000.000
2 0.3(28.000.000) = 8.400.000 19.600.000
3 0.3(19.600.000) = 5.880.000 13.720.000
4 0.3(13.720.000) = 4.116.000 9.604.000
5 0.3 ( 9.604.000) = 2.881.200 6.722.800

Salvage Value pada akhir tahun


ke-5

E. Metode Hasil / Keluaran (Service Output Method)


 Nilai penyusutan didasarkan pada keluaran yang telah
dihasilkan.
Metode ini biasanya digunakan untuk benda modal yang
umurnya tergantung pada penggunaannya.
Misalnya :
- lampu yang umurnya 1000 jam pemakaian
- alat gali yang kemampuan menggalinya 5.000.000
meter
- mesin pemotong kain yang umurnya adalah untuk
100.000.000 yard kain

Contoh :
Alat pemotong kain berharga awal $ 10.000 dengan scrap value $
500. Bila kemampuan alat tersebut adalah 100.000.000 yard kain,
dan scrap value dapat dipastikan akan diterima, berapa nilai
penyusutan peryard kain ? Bila pada tahun pertama alat tadi
dipakai untuk memotong 11.500.000 yard kain, berapa book
valuenya pada akhir tahun pertama ?

Penyelesaian :
$10.000  $500
Penyusutan 
100.000.000 yard
 $0,000095 / yard

Book Value pada akhir tahun pertama


 $10.000  11.500.000 yard($0,000095 / yard)
 $10.000  $1.092,5
 $8.907,5

Perhitungan Penyusutan Benda Modal


Menjadi Ongkos Tahunan
 memperhitungkan tingkat bunga ( i ).
Bila nilai awal benda modal = P dan nilai sisa = S, maka
ongkos tahunan untuk penyusutan pada jumlah periode n adalah :
A = P(A/P, i, n) – S (A/F, i, n)

1 2 3 n
0
A A A A
P
 i(i  i) n   i 
A  P   S 
 (1  i)  1  (1  i)  1
n n

 i(i  i) n   i(1  i) n  i(1  i) n  i 


 P   S 
 (1  i)  1  (1  i) n  1
n

 i(i  i)   i(1  i)
 P
n n
 n

i (1  i)  1 
  S  
 (1  i)  1  (1  i)  1 (1  i)  1 
n n n

 i(i  i) n   i(1  i) n 
 P   S  i
 (1  i)  1  (1  i)  1 
n n

 i(i  i) n   i(1  i) n 
A  P   S   Si
 (1  i)  1  (1  i)  1
n n

 i(1  i) n 
A  (P  S)    Si
 (1  i)  1
n

atau
A  (P  S)(A / P, i , n )  Si
Bab 5

METODE METODE DASAR PERBANDINGAN

ALTERNATIF DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Berikut ini akan dibahas beberapa metode dasar dalam


membandingkan alternatif-alternatif yang mungkin, dan
memutuskan alternatif yang paling baik dari alternatif-alternatif
yang dibandingkan.
A. Metode Nilai Sekarang (Present Worth Method)
B. Metode Ongkos Tahunan (Equivalent Annual Worth Method)
C. Metode Tingkat pengendalian Modal (Rate of Return Method)
D. Metode Waktu pengembalian Modal (Pay back perood
Method)
E. Metode Manfaat – Biaya ( Benefit – Cost Method)

 Metode perbandingan di atas didasarkan pada konsep Time


Value Of Money / ekivalensi memerlukan tingkat bunga
tertentu.
 Pada perbandingan dan pemilihan alternatif yang melibatkan
pendapatan dan atau menfaat serta biaya, umumnya terdapat
suatu tingkat bunga minimum tertentu yang harus dipenuhi,
yaitu suatu tingkat bunga terkecil dimana suatu alternatif
dikatakan menarik / tidak merugikan  diistilahkan dengan
Minimum Attractive Rate of Return (MARR)
 Pada pemakaian metode-metode di atas, pemilihan /
penentuan apakan suatu aliran uang (cashflow) itu uang
masuk / pendapatan (inflow) atau uang keluar / biaya (outflow)
menjadi sangat penting dan harus benar.

A. Metode Nilai Sekarang (Present Worth Method)


 Seluruh aliran uang diubah / diekivalensikan ke nilai
sekarang / awal berdasarkan MARR
 Bila Present Worth (PW) positif yang berarti bahwa inflow /
outflow, maka alternatif dapat dipertimbangkan.
 Bila hanya ada satu alternatif dan PW positif, berarti alternatif
tersebut dapat diterima.
 Bila ada beberapa alternatif, dipilih alternatif yang mempunyai
PW terbesar dan positif.

Contoh 1:
Pak Budi ingin membeli mobil untuk dikomersilkan (untuk
angkutan kota) seharga Rp 25.000.000,- Bia nantinya diperlukan
biaya operasi dan pemeliharaan per tahun sebesar Rp
5.000.000,- kemudian gaji supir dan kernet per tahun Rp
6.000.000,- dan diperkirakan pendapatan per tahun Rp
15.000.000,-. Apakah rencana Pak Budi ini dapat diterima bila
yang diinginkan adalah keuntungan 15 % atau lebih per tahun ?
Mobil akan digunakan selama 5 tahun, dan setelah itu dijual
dengan perkiraan harga Rp 5.000.000,-

Penyelesaian :
A A A A A

S
0 1 2 3 4 5

A1 A1 A1 A1 A1

A2 A2 A2 A2 A2
P

Diketahui :
P = Rp 25.000.000,-
A = Rp 15.000.000,-
A1 = Rp 5.000.000,-
A2 = Rp 6.000.000,-
S = Rp 5.000.000,-
i = 15 %
PW = -25.000.000 – (5.000.000 + 6.000.000) (P/A, 15 %, 5) +

15.000.000 (P/A, 15 %, 5) + 5.000.000 (P/F, 15 %, 5)

= -25.000.000 – (11.000.000) (3,352) + 15.000.000 (3,352) +

5.000.000 (0,4972)

= -9.106.000
 Negatif, rencana tidak dapat diterima.

Contoh 2 :
Seorang pengusaha muda akan membuka sebuah usaha
percetakan. Diperkirakan pendapatan tahunannya nanti sebesar
Rp 900.000.000,- Ada tiga pilihan kontraktor yang dapat
membangun percetakannya.
 Kontraktor A menghasilkan percetakan dengan :
~ investasi awal Rp 2.000.000.000,-
~ biaya operasi dan pemeliharaan per tahun Rp
100.000.000,-
~ umur percetakan 10 tahun, tanpa nilai sisa.
 Kontraktor B menghasilkan percetakan dengan :
~ investasi awal Rp 1.000.000.000,-
~ biaya operasi dan pemeliharaan per tahun Rp
100.000.000,-
~ umur percetakan 5 tahun, nilai sisa sebesar Rp. 100.000.000,-

dan pengulangan pyoyek memerlukan biaya yang sama

 Kontraktor C menghasilkan percetakan dengan :


~ investasi awal Rp 1.000.000.000,-
~ biaya operasi dan pemeliharaan per tahun Rp
300.000.000,-
~ umur percetakan 10 tahun, nilai sisa sebesar Rp. 10.000.000,-
Bila MARR = 10 %, mana yang akan anda rekomendasikan untuk dipilih

oleh pengusaha muda tadi ?

Penyelesaian :

 Kontraktor A

A1 A1 A1 A1

0 1 2 3 10

A A A A
P

Diketahui :
P = Rp 2.000.000.000,-
A = Rp 100.000.000,-
A1 = Rp 900.000.000,-

PW = 900.000.000(P/A,10 %,10) – 2.000.000.000 – 100.000.000

(P/A,10 %,10)

= 900.000.000 (6,145) – 2.000.000.000 – 100.000.000


(6,145)
= 2.916.000.000
 Kontraktor B
 Ingat, waktu analisis harus sama!!!
A1 A1 A1 A1 A1 A1
S S
0 1 2 3 4 5 10

A A A A A A
P P

Diketahui :
P = Rp 1.000.000.000,-
A = Rp 100.000.000,-
A1 = Rp 900.000.000,-
S = Rp 100.000.000,-

PW = 900.000.000(P/A,10 %, 10) – 1.000.000.000 –


1.000.000.000
(P/F, 10 %, 5) - 100.000.000 (P/A, 10 %, 10) + 100.000.000
(P/F, 10 %, 5) + 100.000.000 (P/F, 10 %, 10)
= 900.000.000(6,145) – 1.000.000.000 – 1.000.000.000
(0,6209) - 100.000.000 (6,145) + 100.000.000 (0,6209) +
100.000.000 (0,3855)
= 3.395.740.000

 Kontraktor C
A1 A1 A1 A1
S
0 1 2 3 10

A A A A
P
Diketahui :
P = Rp 1.000.000.000,-
A = Rp 300.000.000,-
A1 = Rp 900.000.000,-
S = Rp 50.000.000,-
PW = 900.000.000 (P/A, 10 %,10) – 1.000.000.000 – 300.000.000

(P/A,10 %, 10) + 50.000.000 (P/F, 10 %, 10)

= 900.000.000 (6,145) – 1.000.000.000 – 300.000.000 (6,145) +

50.000.000 (0,3855)

= 2.706.275.000

Dari tiga alternatif, semua PW positif, dan yang terbesar adalah PW

untuk subkontraktor B

 dipilih kontraktor B

B. Metode Ongkos Tahunan (Equivalent Annual Worth


Method)
 Seluruh aliran uang diubah ke nilai tahunan, berdasarkan
MARR
 Tidak perlu jangka waktu yang sama untuk analisa
beberapa alternatif
 Bila ada beberapa alternatif, yang dipilih adalah yang
mempunyai net inflow (AW – AC) terbesar dan positif.

Catatan :
 AW = Annual Worth = pendapatan tahunan
 AC = Annual Cost = biaya tahunan
 Alternatif dapat dipertimbangkan jika AW – Ac positif.
 Untuk depresiasi benda modal, dipakai rumus :
(P – S) (A/P, i, n) + Si

Contoh 1 (1 alternatif) :
Direncanakan mendirikan sebuah pabrik dengan investasi
awal $ 1.000.000.000, untuk umur pabrik 20 tahun. Bila
pendapatan tahunan diperkirakan $ 500.000.000 dan biaya
tahunan selain penyusutan $ 100.000.000, layakkah pabrik ini
didirikan bila MARR 12 % ? Pada akhir tahun ke-20, salvage value
pabrik sebesar $ 100.000.000.

Penyelesaian :

AW AW AW AW
S
0 1 2 3 20

A A A A
P

Diketahui :
P = Rp 1.000.000.000,-
A = Rp 100.000.000,-
AW = Rp 500.000.000,-
S = Rp 100.000.000,-
n = 20 tahun
i = 12 %

AC = (1.000.000.000 – 100.000.000) (A/P, 12%, 20) + 100.000.000 (12%) +


100.000.000
= (1.000.000.000 – 100.000.000) (0,13388) + 100.000.000 (0,12) + 100.000.000
= 232.492.000

(Salvage value dalam hal ini tidak diperhitungkan sebagai pendapatan, karena sudah
dipakai dalam menentukan depresiasi)
AW – AC = 500.000.000 – 232.492.000
= 267.508.000
 positif; pabrik layak didirikan

Contoh 2 ( 3 alternatif) :

Seorang pengusaha muda akan membuka sebuah usaha


percetakan. Diperkirakan pendapatan tahunannya nanti sebesar
Rp 900.000.000,- Ada tiga pilihan kontraktor yang dapat
membangun percetakannya.
 Kontraktor A menghasilkan percetakan dengan :
~ investasi awal Rp 2.000.000.000,-
~ biaya operasi dan pemeliharaan per tahun Rp
100.000.000,-
~ umur percetakan 10 tahun, tanpa nilai sisa.
 Kontraktor B menghasilkan percetakan dengan :
~ investasi awal Rp 1.000.000.000,-
~ biaya operasi dan pemeliharaan per tahun Rp
100.000.000,-
~ umur percetakan 5 tahun, nilai sisa sebesar Rp. 100.000.000,-

dan pengulangan pyoyek memerlukan biaya yang sama

 Kontraktor C menghasilkan percetakan dengan :


~ investasi awal Rp 1.000.000.000,-
~ biaya operasi dan pemeliharaan per tahun Rp
300.000.000,-
~ umur percetakan 10 tahun, nilai sisa sebesar Rp. 10.000.000,-

Bila MARR = 10 %, mana yang akan anda rekomendasikan untuk dipilih

oleh pengusaha muda tadi ?

Penyelesaian :

 Kontraktor A
A1 A1 A1 A1

0 1 2 3 10

A A A A
P

Diketahui :
P = Rp 2.000.000.000,-
A = Rp 100.000.000,-
A1 = Rp 900.000.000,-

AW = 900.000.000
AC = 2.000.000.000 (A/P, 10%, 10) + 100.000.000
= 2.000.000.000 (0,16275) + 100.000.000
= 425.500.000

AW – AC = 900.000.000 – 425.500.000
= 474.500.000

 Kontraktor B
A1 A1 A1
S
0 1 2 5

A A A
P
Diketahui :
P = Rp 1.000.000.000,-
A = Rp 100.000.000,-
A1 = Rp 900.000.000,-
S = Rp 100.000.000,-
AW = 900.000.000 + 100.000.000 (A/F, 10%, 5)
= 900.000.000 + 100.000.000 (0,1638)
= 916.380.000

AC = 1.000.000.000 (A/P, 10%, 5) + 100.000.000


= 1.000.000.000 (0,2638) + 100.000.000
= 363.800.000

AW – AC = 916.380.000 – 363.800.000
= 552.580.000

Kontraktor C
A1 A1 A1 A1
S
0 1 2 3 10

A A A A
P
Diketahui :
P = Rp 1.000.000.000,-
A = Rp 300.000.000,-
A1 = Rp 900.000.000,-
S = Rp 50.000.000,-

AW = 900.000.000 + 50.000.000 (A/F, 10%, 10)


= 900.000.000 + 50.000.000 (0,06275)
= 903.137.500

AC = 1.000.000.000 (A/P, 10%, 10) + 300.000.000


= 1.000.000.000 (0,16275) + 300.000.000
= 462.750.000
AW – AC = 903.137.500 – 462.750.000
= 440.387.500

Dari tiga alternatif, semua AW - AC positif, dan yang terbesar adalah AW

- AC untuk kontraktor B, maka pilihan terbaik adalah kontraktor B.

C. Metode Tingkat pengendalian Modal (Rate of Return


Method)
 Rate of Return : tingkat bunga yang menjadikan
pembayaran dan penerimaan setara / impas, diistilahkan
juga dengan Internal Rate of Return (IRR)
 Rate of Return Method : pemilihan alternatif / pengambilan
keputusan yang didasarkan pada besarnya IRR, seringkali
dibandingkan dengan MARR.
 Perumusan nilai sekarang dan nilai tahunan merupakan
dasar perhitungan IRR. Bila dipakai perumusan nilai
sekarang disebut juga “discounted cash flow method”
 Seringkali harus menggunakan trial & error untuk
menentukan nilai IRR.

Contoh 1 :
Si A akan membeli mobil bekas Rp 7.000.000,- (tanpa nilai sisa),
yang akan dipakai untuk angkutan umum selama 5 tahun.
Pendapatan per tahun Rp 3.386.600,- Biaya operasi dan
pemeliharaan Rp 1.400.000,- dan biaya lain-lain Rp 140.000,-Bila
dikehendaki mobil tersebut memberikan tingkat keuntungan 9 %
atau lebih (sebelum pajak), tentukan apakah rencana tadi dapat
diterima dengan metode Rate of Return.

Penyelesaian :
Cara 1 : dengan perumusan Present Worth
A1 A1 A1

0 1 2 5

A A A
A2 A2 A2
P

Diketahui :
P = Rp 7.000.000,-
A = Rp 1.400.000,-
A1 = Rp 3.386.600,-
A2 = Rp 140.000,-

PW = 0 = -7.000.000 + 3.386.600 (P/A, i, 5) – 1.400.000 (P/A, i,


5) – 140.000 (P/A, i, 5)
0 = -7.000.000 + (3.386.600 – 1.400.000 – 140.000) (P/A,
i, 5)
7.000.000 = 1.846.600 (P/A, i, 5)
(P/A, i, 5) = 7.000.000 / 1.846.600
= 3,791
Bila dicari dalam tabel bunga, untuk n = 5, P/A yang nilainya 3,791
adalah yang mempunyai i = 10 %. Karena IRR = 10 %, dimana
nilai ini lebih besar dari 9 %, maka rencana si A dapat diterima /
dilaksanakan.

Cara 2 : dengan perumusan Annual Worth


AW – AC = 0
= 3.386.600 – 1.400.000 – 140.000 – 7.000.000 (A/P, i,
5)
1.846.600 = 7.000.000 (A/P, i, 5)
(A/P, i, 5) = 0,2628

Dari tabel bunga, untuk n = 5, A/P yang bernilai 0,2638


adalah pada i = 10 % (IRR = 10 %). Nilai ini lebih besar dari 9 %,
maka rencana dapat diterima.
Contoh 2 :
Sebuah perusahaan berencana untuk membeli alat-alat seharga $
30.000 untuk dipakai selama 10 tahun, dan salvage value $
15.000. Bila pendapatan per tahun $ 5000 dan biaya-biaya selain
penyusutan $ 2.000, MARR = 5 %, tentukan apakah rencana
perusahaan tadi layak dilaksanakan, dengan metode Rate of
Return !

Penyelesaian :
 dengan perumusan Annual Worth

A1 A1 A1 A1
S
0 1 2 3 10

A A A A
P

Diketahui :
P = $ 30.000
A = $ 2.000
A1 = $ 5.000
S = $ 15.000
AW – AC = 0 atau AW = AC
$ 5.000 = ($ 30.000 – $ 15.000) (A/P, i, 10) + $ 15.000 ( i ) + $
2.000
$ 5.000 = $ 15.000 (A/P, i, 10) + $ 15.000 ( i ) + $ 2000

IRR dicari dengan trial & Error


 dicoba IRR = Marr = 5 %
AW = 5.000
AC = 15.000 (0,1295) + 15.000 (0,05) + 2.000
= 4.692,5
AW – AC = 5.000 – 4.692,5 = 307,5
 Dicoba IRR = 10 %
AW = 5000
AC = 15.000 (0,16275) + 15.000 (0,1) + 2.000
= 5.941,25
AW – AC = 5.000 – 5.941,25 = -941,25

i AW – AC
5% $ 307,5
IRR 0  yang ingin dicari
10 % - $ 941,25

Untuk menentukan nilai IRR dipakai cara interpolasi :


10%  IRR  941,25  0

10%  5%  941,25  307,5
10%  IRR
 0,75375
5%
10%  IRR  (0,75375)(5%)
IRR  10%  3,77%  6,28%

Karena IRR = 6,28 %, dan lebih besar dari MARR (5 %), maka
rencana dikatakan layak untuk dilaksanakan.

Catatan :
 Dua buah “ i ” yang dipakai untuk interpolasi haruslah “ i ” yang
menghasilkan AW – AC masing-masing positif dan negatif,
sehingga AW – AC = 0 ada diantaranya.
 Dua buah “ i ” yang dipakai sebaiknya selisihnya cukup kecil.

Pada kasus dimana nilai suatu faktor diketahui, tetapi harga faktor
yang tepat sama dengan faktor tadi dalam tabel bunga tidak ada,
maka cara interpolasi juga diperlukan di sini, untuk menentukan
nilai i yang tepat.
Misal, setelah diselesaikan diperoleh (P/A, i, 10) = 6.
Yang ada di tabel :
 (P/A, i, 10) = 6,145, untuk i = 10 %
 (P/A, i, 10) = 5,889, untuk i = 11 %
Artinya i yang dicari ada diantara 10 % dan 11 %.

i (P/A, i, 10)
10 % 6,145
i 6
11 % 5,889

Dengan cara interpolasi diperoleh :


10%  IRR 6,145  6

11%  10% 6,145  5,889
10%  i  0,5664(1%)
10%  i  0,5664%
i  10%  0,5664%  10,5664%

D. Metode Waktu pengembalian Modal (Pay back perood


Method)
 Merupakan metode pengambilan keputusan / pemilihan
alternatif didasarkan pada waktu pengembalian modal.
 Payback Period : jangka waktu dari awal proyek hingga
kembalinya modal / hingga pendapatan dengan
pengeluaran impas (setelah diperhitungkan pajak)
 Pada perhitungan Payback Period ini, tingkat bunga tidak
diperhitungkan.

Contoh 1 :
Sebuah perusahaan pada saat didirikan memerlukan investasi
awal Rp 2.000.000.000,- Setelah berjalan, diperkirakan
pendapatan per tahun Rp 900.000.000,- dan biaya-biaya per tahun
Rp 100.000.000,- Pajak keuntungan yang harus dibayar adalah 40
%. Berapa tahun Payback Period perusahaan tadi ?

Penyelesaian :
A1 A1 A1

0 1 2 3

A A A
P
Diketahui :
P (modal awal) = Rp 2.000.000.000,-
A (biaya-biaya per tahun) = Rp 300.000.000,-
A1 (pendapatan per tahun) = Rp 900.000.000,-

Keuntungan per tahun (sebelum pajak)


= Rp 900.000.000 – Rp 100.000.000
= Rp 800.000.000
Keuntungan setelah pajak per tahun
= Rp 800.000.000 – (40 %) (Rp 800.000.000)
= Rp 480.000.000

Jadi tiap tahun ada net inflow Rp 480.000.000,-


Rp 2.000.000.000
Payback Period 
Rp 480.000.000 / th
 4,167 tahun
Artinya bila ada batasan Payback Period harus kurang dari atau
sama dengan 3 tahun maka usulan pendirian perusahaan tadi
tidak dapat diterima.

Contoh 2 :
Untuk membuka usaha restoran, ada dua pilihan alternatif, yaitu :
 Alternatif 1 :
Investasi awal Rp 1.000.000.000,-
Biaya-biaya tahunan Rp 100.000.000,-
 Alternatif 2 :
Investasi awal Rp 1.500.000.000,-
Biaya-biaya tahunan Rp 500.000.000,-
Bila keduanya diperkirakan akan menghasilkan pemasukan sama
per tahunnya, yaitu Rp 500.000.000,- dan pajak yang harus
dibayar 30 % keuntungan, alternatif mana yang dapat dipilih bila
kriterianya adalah Payback Period terpendek ?

Penyelesaian :
 Alternatif 1
Keuntungan sebelum pajak per tahun
= Rp 500.000.000 – Rp 100.000.000
= Rp 400.000.000,-
Keuntungan setelah pajak per tahun
= Rp 400.000.000 - (0,3) (Rp 400.000.000)
= Rp 280.000.000,-
Rp 1.000.000.000
Payback Period 
Rp 280.000.000 / th
 3,57 tahun

 Alternatif 2
Keuntungan sebelum pajak per tahun
= Rp 500.000.000 – Rp 50.000.000
= Rp 450.000.000,-
Keuntungan setelah pajak per tahun
= Rp 450.000.000 - (0,3) (Rp 450.000.000)
= Rp 315.000.000,-
Rp 1.500.000.000
Payback Period 
Rp 315.000.000 / th
 4,76 tahun
Jadi pilihan jatuh pada alternatif 1.

E. Metode Manfaat – Biaya ( Benefit – Cost Method)


 Pada metode ini, pemilihan alternatif didasarkan pada
besarnya manfaat dan biaya suatu proyek relatif terhadap
yang lain.
Ada dua cara :
(1) dengan selisih manfaat – biaya : B – C
(2) dengan rasio manfaat – biaya : B/C
Manfaat (benefit), B dapat berupa :
- penghematan biaya
- tambahan pendapatan
Biaya (cost), C berupa :
- tambahan biaya
- kekurangan pendapatan (pendapatan yang lebih kecil)
Karena cara yang dipakai adalah menghitung selisih manfaat dan
selisih biaya antara alternatif satu dengan yang lain, seringkali
disebut juga dengan cara inkremental.
Kriteria :
1. Untuk B – C, bila B – C < 0 (negatif) pilihan pada alternatif
pembanding. Bila B – C > 0 (positif) pilihan pada alternatif
yang dibandingkan.
2. Untuk B/C, bila B/C < 1 pilihan pada alternatif pembanding,
tetapi bila B/C > 1 pilihan pada alternatif yang
dibandingkan.

Contoh 1 :
Ada dua alternatif dengan investasi awal yang sama.
 Alternatif 1 :
~ Biaya operasi tahunan Rp 1.000.000,-
~ Biaya pemeliharaan tahunan Rp 1.500.000,-
~ pendapatan tahunan Rp 5.000.000,-
 Alternatif 2 :
~ Biaya operasi tahunan Rp 900.000,-
~ Biaya pemeliharaan tahunan Rp 1.650.000,-
~ pendapatan tahunan Rp 5.1000.000,-
Dengan B – C dan B/C Metheod, tentukan alternatif yang dipilih !

Penyelesaian :
Sebagai pembanding : alternatif 1 (alternatif 2 dibandingkan
alternatif 1)
~ Manfaat (B) = 100.000 + 100.000 = 200.000
(pengurangan biaya operasi dan tambahan
pendapatan)
~ Biaya (C) = 150.000
 Dengan B – C
B – C = 200.000 – 150.000 = 50.000 (positif)
 dipilih alternatif 2

 Dengan B/C
B/C = 200.000/150.000 = 1,33 (> 1)
 dipilih alternatif 2

Contoh 2 :
Ada beberapa alternatif seperti pada tabel berikut :
Alternatif Biaya Operasi ($) Biaya Pemeliharaan
($)
A1 60 2200
A2 156 1920
A3 191 1860
A4 322 1810
B1 272 1790
B2 342 1690

Dengan analisis Benefit Cost Ratio, tentukan alternatif yang


terbaik, dengan asumsi biaya-biaya yang lain, pendapatan yang
lain, semua sama untuk alternatif-alternatif di atas.

Penyelesaian :
Bila alternatif cukup banyak seperti contoh ini, penyelesaian akan
lebih mudah jika dituangkan dalam bentuk tabel.

Alternatif Pembandin B C B/C Dipilih


g
A2 A1 280 96 2,92 A2
A3 A2 60 35 1,71 A3
A4 A3 50 131 0,38 A3
B1 A3 70 81 0,86 A3
B2 A3 170 151 1,13 B2

Jadi alternatif yang dipilih adalah B2

Catatan :
 Penggunaan Benefit-Cost Method biasanya adalah pada
alternatif-alternatif yang memberikan manfaat yang berbeda-
beda, yang tidak dapat diselesaikan dengan cara lain.
 Analisis Benefit-Cost Method dapat dilakukan dengan dasar
nilai tahunan ataupun nilai sekarang (biasanya menurut cash
flow yang dominan).

Latihan Soal :
1. Sebuah perusahaan merencanakan untuk membeli sebuah
mesin. Tersedia dua alternatif. Alternatif pertama memiliki
harga awal 60 juta rupiah dengan masa pakai ekonomis 6
tahun dan nilai sisa 10 juta rupiah. Mesin tersebut
membutuhkan biaya operasi dan perawatan 5 juta rupiah pada
tahun pertama dan naik 200 ribu rupiah per tahun pada tahun-
tahun berikutnya. Mesin tersebut diperkirakan dapat
memberikan pendapatan 30 juta setiap tahun. Alternatif kedua
memiliki harga awal 60 juta rupiah dengan masa pakai
ekonomis 8 tahun dan nilai sisa 5 juta rupiah. Mesin tersebut
membutuhkan biaya operasi dan perawatan 5 juta rupiah per
tahun. Mesin tersebut diperkirakan dapat memberikan
pendapatan 25 juta rupiah per tahun pada 2 tahun pertama
dan 22,5 juta rupiah per tahun pada tahun-tahun berikutnya.
Jika MARR yang digunakan perusahaan sebesar 12 % per
tahun, tentukan mesin mana yang sebaiknya dipilih. Pakai
Metode Present Worth.

2. Seorang investor berencana untuk menyediakan fasilitas


umum yang dapat melayani kebutuhan selama 15 tahun. Ada
beberapa alternatif untuk membangun fasilitas tersebut.Tanpa
memandang fasilitas yang dipilih sekarang, diperkirakan
fasilitas tersebut tidak dipergunakan lagi pada akhir tahun ke
15 dan diganti dengan fasilitas baru yang berbeda. Fasilitas A
membutuhkan investasi awal sebesar 160 juta rupiah dan akan
diikuti investasi lain 50 juta rupiah pada akhir tahun ke 9.
Selama 5 tahun pertama pengeluaran tahunan 2 juta rupiah
untuk pemeliharaan, dan tahun-tahun berikutnya pengeluaran
untuk pemeliharaan sebesar 4,5 juta rupiah setiap tahunnya.
Pembangunan fasilitas A diperkirakan akan memperoleh
pendapatan 40 juta rupiah setiap tahunnya. Nilai sisa pada
akhir tahun ke 15 sebesar 15 juta rupiah. Perkiraan
pendapatan tahunan untuk fasilitas B sebesar 50 juta rupiah.
Fasilitas B memerlukan investasi awal 220 juta rupiah, biaya
pemeliharaan sebesar 3 juta rupiah untuk 7 tahun pertama dan
selama 8 tahun terakhir 5 juta rupiah per tahun, dan nilai sisa
pada akhir tahun ke 15 sebesar 50 juta rupiah. Fasilitas C
membutuhkan investasi awal 110 juta rupiah dan diikuti
investasi pada akhir tahun ke 5 sebesar 30 juta rupiah. Biaya
pemeliharaan untuk fasilitas ini sebesar 2,5 juta rupiah untuk
10 tahun pertama dan 4 juta rupiah per tahun untuk 5 tahun
terakhir. Dengan menggunakan i = 20 %, menurut anda
fasilitas mana yang dapat direkomendasikan dan fasilitas
mana yang terbaik dengan Present Worth method ?

3. Sebuah industri kerajinan yang menggunakan mesin-mesin


semi otomatis sebagai alat bantu berencana meningkatkan
volume produksinya karena permintaan yang semakin
meningkat. Ada tiga pilihan alternatif yang dapat dilakukan,
yaitu penambahan jam kerja dari 8 jam per hari menjadi 10 jam
per hari, penambahan beberapa mesin baru, atau penggantian
sebagian mesin yang sudah ada dengan mesin-mesin
otomatis. Bila yang dilakukan adalah penambahan jam kerja,
akan ada tambahan pendapatan sebesar Rp 30 juta per tahun,
namun akan ada tambahan pengeluaran tahunan untuk upah
karyawan Rp 12 juta. Di samping itu harus dibeli lagi 2 mobil
untuk antar jemput karyawan dan mengantar pesanan,
seharga Rp 50 juta per mobil dengan biaya pemeliharaan per
tahun Rp 5 juta per mobil. Bila yang dilakukan adalah
penambahan beberapa mesin baru, diperlukan biaya investasi
Rp 70 juta, dengan biaya pemeliharaan Rp 6 juta per tahun,
dan akan ada tambahan pendapatan Rp 26 Juta per tahun. Di
samping itu, penambahan mesin-mesin ini mengakibatkan
penambahan jumlah karyawan sehingga harus ada training
karyawan baru dengan biaya Rp 5 juta, dan tambahan
pengeluaran untuk upah karyawan Rp 1,5 juta per tahun. Bila
yang dilakukan adalah mengganti sebagian mesin-mesin lama
dengan mesin-mesin otomatis, diperlukan biaya investasi
sebesar Rp 120 juta, sementara mesin-mesin yang diganti
dapat dijual dengan harga Rp 30 juta. Karena penggantian
jenis mesin, perlu ada training untuk beberapa karyawan, yang
memerlukan biaya Rp 20 juta. Alaternatif ini memberikan
tambahan pendapatan Rp 30 juta per tahunnya.
a. Berapa Rate of Return masing-masing alternatif tadi,
untuk jangka waktu 10 tahun ?
b. Bila MARR = 20 %, alternatif mana saja yang dapat
direkomendasikan, dan alternatif manakah yang
terbaik ?
4. Kerugian akibat banjir di suatu daerah aliran sungai saat ini
sebesar Rp 2 miltay per tahun. Untuk mengurangi kerugian
diusulkan beberapa alternatif penanggulangannya. Pertama,
sungai dikeruk dan dilakukan pembersihan. Biaya awal yang
diperlukan Rp 2,5 milyar dengan biaya pemeliharaan Rp 80
juta per tahun. Kerugian diperkirakan akan menjadi Rp 1,6
milyar per tahun. Kedua, membangun dam / bendungan
permanen dengan biaya Rp 8,5 milyar dan biaya pemeliharaan
Rp 50 juta per tahun. Untuk alternatif kedua ini perkiraan
kerugian menjadi Rp 650 juta per tahun, dan akan ada
pendapatan dari proyek irigasi dan arena rekreasi sebesar Rp
210 juta per tahun. Ketiga, dilakukan pembangunan dan
sekaligus pengerukan sungai dengan biaya 10,5 milyar. Biaya
pemeliharaan dan pendapatan per tahun sama dengan jumlah
dari kedua alternatif yang lain, sedangkan kerugiannya
menjadi Rp 350 juta per tahun. Dengan kriteria benefit cost
ratio, dengan i = 10 %, dan umur proyek selamanya, alternatif
mana yang anda rekomendasikan ?

5. Sebuah kantor saat ini memiliki sebuah mesin fotocopy merk


Xerox yang dibeli dua tahun yang lalu seharga 10 juta rupiah.
Biaya operasi rata-rata setiap tahunnya sebesar Rp 1,5 juta
rupiah. Beberapa pegawai mengusulkan kepada pimpinan
untuk mengganti mesin fotocopy tersebut dengan mesin Xerox
model terbaru yang saat ini harganya 15 juta rupiah. Dengan
beban pekerjaan yang sama, mesin model terbaru ini
memerlukan biaya operasi 1,2 juta per tahun. Umur ekonomis
mesin model baru ini 5 tahun, dan pada akhir umurnya
diperkirakan dapat dijual dengan harga 5 juta rupiah. Apabila
mesin baru ini jadi dibeli sekarang, maka mesin yang lama
akan laku dijual dengan harga 8 juta rupiah. Namun
sebenarnya mesin yang lama tersebut diperkirakan masih
dapat dipakai sampai 5 tahunlagi, tanpa nilai sisa. Bila MARR
10 %, apa seharusnya keputusan pimpinan kantor tadi,
mengganti mesin fotocopy yang lama dengan model terbaru
atau tidak ? Gunakan Equivalent Annual Worth !
Bab 6
BREAK EVEN POINT (BEP) / TITIK IMPAS

 Break Even Point (BEP) merupakan volume produksi,


biasanya dinyatakan dalam persen terhadap kapasitas, yang
memberikan kondisi hasil penjualan sama dengan total biaya
yang dikeluarkan.
 Dalam hal ini (pada BEP) pabrik tidak untuk dan tidak rugi.
 BEP merupakan salah satu kriteria analisis kelayakan.

Harga

n.S
n.VC

TC
FC

0 BEP 100
Kapasitas, %

 FC = fixed cost
 biaya-biaya yang tetap, pasti dikeluarkan tanpa dipengaruhi
volume produksi.
 FC dinyatakan dalam satuan uang per periode, dimana
periode biasanya tahunan.
Contoh : depresiasi, gaji karyawan tetap.

 n.VC = variable cost


 biaya-biaya yang besarnya dipengaruhi oleh volume
produksi
 biasanya diasumsikan lilier terhadap volume produksi dan
nol pada volume produksi 0 % kapasitas.
 n dinyatakan dalam satuan unit produksi per periode
 VC dinyatakan dalam satuan uang per unit produksi

 TC = total cost
 TC = FC + n.VC
 TC dinyatakan dalam satuan uang per periode

 n.S = sales
 penjualan, otomatis besarnya dipengaruhi oleh volume
produksi
 S dinyatakan dalam satuan uang per unit produksi.

BEP dicapai apabila


TC = n.S atau
FC + n.VC = n.s
Bila TC  n.S, akan ada selisih antara biaya dan hasil penjualan
(Z).
Z = n.S – n.VC – FC
Bila Z positif  ada keuntungan sebesar Z
Bila Z negatif  ada kerugian sebanyak Z
Bila z = 0  tidak untuk dan tidak rugi (BEP)

Harga

(1) (4)
n.S

n.VC
(3)
TC

(2)

FC

0 100
Kapasitas, %
Bila :
 VC naik  BEP naik (titik no 1)
 VC turun  BEP turun (titik no 2)
 S naik  BEP turun (titik no 3)
 S turun  BEP naik (titik no 4)

Contoh 1 :
Sebuah pabrik gelas mengeluarkan biaya tetap $ 100.000 tiap
tahun. Bila pabrik bekerja 70 % kapasitas, biaya variabel yang
harus dikeluarkan dalam setahun $ 140.000, sedang hasil
penjualan per tahun $ 280.000. Harga jual $ 40 / unit produk.
a. Tentukan kapasitas pabrik
b. Tentukan keuntungan yang diperoleh pabrik pada 70 %
kapasitas diatas
c. Tentukan BEP pabrik

Penyelesaian :
a. n.S = 280.000 / tahun
S = 40 / unit produk
n.S 280.000 / tahun
n   7.000 unit produk / tahun
S 40 / unit produk
7.000 unit produk / tahun pada 70 % kapasitas, maka
100
kapasitas pabrik  x 7.000 unit produk / tahun
70
 10.000 unit produk / tahun

b. n.S = 280.000 / tahun


n.VC = 140.000 / tahun
FC = 100.000 / tahun
z = n.S – n.VC – FC
= 280.000 / tahun – 140.000 / tahun – 100.000 / tahun
= 40.000 / tahun
jadi keuntungan pada 70 % kapasitas adalah $ 40.000 / tahun
c. BEP terjadi bila :
FC + n.VC = n.S
FC = n.S – n.VC, sehingga volume produksi pada BEP :
FC
n
S  VC
FC = 100.000 / tahun
S = 40.000 / unit produk
140.000 / tahun
VC   20 / unit produk
7.000 unit produk / tahun
100.000 / tahun
n  5.000 unit produk / tahun
(40  20) / unit produk
Volume produksi pada BEP = 5.000 unit produk / tahun
Kapasitas pabrik = 10.000 unit produk / tahun, sehingga BEP
pada
5.000 unit produk / tahun
x100%  50% kapasitas
10.000 unit produk / tahun

Contoh 2 :
Sebuah pabrik gelas mengeluarkan biaya tetap $ 100.000 tiap
tahun. Bila pabrik bekerja 70 % kapasitas, biaya variabel yang
harus dikeluarkan dalam setahun $ 140.000, sedang hasil
penjualan per tahun $ 280.000. Harga jual $ 40 / unit produk. Bila
biaya variabel naik 10 % dan harga jual naik $ 5 / unit produk,
tentukan :
a. BEP
b. Keuntungan pada 90 % kapasitas

Penyelesaian :
a. VC = 20 / unit produk + 0,1 (20 / unit produk)
= 22 / unit produk
S = 40 / unit produk + 5 / unit produk
= 45 / unit produk
FC = 100.000 / tahun, sehingga volume produksi pada BEP :
FC 100.000 / tahun
n 
S  VC (45  22) / unit produk
 4.348 unit produk / tahun

BEP pada :
4.348
x100%  43,48 % kapasitas
10.000
 karena kenaikan harga jual lebih besar dari kenaikan cost
(variabel cost) maka BEP turun.

b. Pada 90 % kapasitas :
90
n x10.000 unit produk / tahun
100
 9.000 unit produk / tahun
Z  n.S  n.VC  FC
 9.000 unit produk / tahun (45 / unit produk ) 
9.000 unit produk / tahun (22 / unit produk )  100.000 / tahun
 405.000 / tahun  198.000 / tahun  100.000 / tahun
 107.000 / tahun

Pajak Keuntungan (Profit Tax)


 dikenakan terhadap keuntungan yang diperoleh
 biasanya dinyatakan dalam % terhadap keuntungan

Akibat adanya pajak, dikenal istilah :


 Gross profit / profit before tax / keuntungan sebelum pajak
 Net profit / profit after tax / keuntungan setelah pajak.

Bila, gross profit = Z


net profit =Y
pajak = t (dalam bagian atau %)
maka :
Y = Z (1 – t)

Contoh 1 :
Sebuah pabrik yang bekerja pada 40 % kapasitasnya
mengeluarkan biaya tetap US $ 60.000 / tahun. Biaqya variabel
dan perolehan hasil penjualan dalam setahun berturut-turut adalah
US $ 60.000 dan US $ 110.000.
a. Pada berapa % kapasitas BEP pabrik tersebut ?
b. Jika pabrik bekerja pada 100 % kapasitas dan pajak
keuntungan 38 %, berapa net profit pabrik tersebut ?
c. Bila diinginkan diperoleh net profit sebesar 10 % dari
pendapatan, pabrik harus bekerja pada berapa % kapasitas,
bila pajak keuntungan 38 % ?

Penyelesaian :
a. Pada 40 % kapasitas :
FC = US $ 60.000 / tahun
n.VC = US $ 60.000 / tahun
n.S = US $ 110.000 / tahun
Misal BEP terjadi pada x % kapasitas, maka pada BEP :
FC = US $ 60.000 / tahun
x
n.VC  ( US $ 60.000 / tahun )
40
x
n.S  ( US $ 110.000 / tahun )
40
Pada BEP :
0  n.S  n.VC  FC
x x
0 (110.000)  (60.000)  60.000
40 40
x x
(110.000)  (60.000)  60.000
40 40
x
(50.000)  60.000
40
60.000 (40)
x  48
50.000
Jadi BEP pada 48 % kapasitas.

b. Pada 100 % kapasitas :


FC = US $ 60.000 / tahun
100
n.VC  ( US $ 60.000 / tahun )  US $ 150.000 / tahun
40
100
n.S  ( US $ 110.000 / tahun )  US $ 275.000 / tahun
40

Y = Z(1 – t)
= (n.S – n.VC – FC)(1 – t)
= US $ (275.000 – 150.000 – 60.000) / tahun(1 – 0,38)
= US $ 40.300 / tahun

c. Kondisi yang diinginkan (net profit 10 % pendapatan), misal


terjadi pada p % kapasitas, maka :
FC = US $ 60.000 / tahun
p
n.VC  ( US $ 60.000 / tahun )
40
p
n.S  ( US $ 110.000 / tahun )
40

Y = Z(1 – t)
= (n.S – n.VC – FC)(1 – t)

Diinginkan Y = 0,1 (n.S) sehingga :


0,1 (n.S) = (n.S – n.VC – FC)(1 – 0,38)
p p p 
0,1. (110.000)   (110.000)  (60.000)  60.000 (0,62)
40  40 40 
p
0,62 (110.000  60.000)  0,1(110.000)  0,62 (60.000)
40
p
(20.000)  37200
40
p  37200 / 500  74,4
Jadi pabrik harus bekerja pada 74,4 % kapasitas

Contoh2 :
Pada suatu industri bahan makanan yang menghasilkan produk
berupa makanan jagung dalam kaleng, biaya variabel mempunyai
komposisi sebagai berikut :
49 % bahan dasar
24 % biaya packing
17 % upah buruh
10 % biaya lain-lain
Bila pengeluaran tetap per tahun $ 100.000 dan ini sama dengan
setengah dari biaya variabel pada produksi penuh :
a. Berapa keuntungan yang didapat bila hasil penjualan $
400.000 setahun, dan berapa volume produksi BEP-nya?
b. Bila biaya packing berkurang 25 %, berapa tambahan
keuntungan yang didapat, dan berapa volume produksi BEP-
nya?
Harga jual per unit produk $ 4.

Penyelesaian :
a. Pada produksi penuh :
FC = $ 100.000 / tahun ( = ½ dari n.VC)
n.VC = $ 200.000 / tahun
S = $ 4 / unit produk
n.S = 400.000 / tahun
$ 400.000 / tahun
n  100.000 unit produk / tahun
$ 4 / unit produk
n.VC $ 200.000 / tahun
VC  
n 100.000 unit produk / tahun
 $ 2 / unit produk
Keuntungan :
Z = n.S – n.VC – FC
= $ 400.000 - $ 200.000 - $ 100.000
= $ 100.000
Pada BEP :
0 = n.S – n.VC – FC
FC $ 100.000
n   50.000 unit produk / tahun
S  VC ($ 4  $ 2)

b. Biaya packing mula-mula = 0,24 ($ 200.000 / tahun)


= $ 48.000 / tahun
Biaya packing sekarang = (1 – 0,25) $ 48.000 / tahun
= $ 36.000 / tahun
Biaya variabel selain packing = $ 200.000 - $ 48.000
= $ 152.000 / tahun
Biaya variabel sekarang = $ 152.000 + $ 36.000
= $ 188.000 / tahun
Keuntungan :
Z = n.S – n.VC – FC
= $ 400.000 - $ 188.000 - $ 100.000
= $ 112.000
Jadi ada tambahan keuntungan sebesar $ 12.000 / tahun

Pada BEP :
0 = n.S – n.VC – FC
FC
n
S  VC
n.VC $ 188.000 / tahun
VC  
n 100.000 unit produk / tahun
 $ 1.88 / unit produk
$ 100.000
n  47.170 unit produk / tahun
($ 4  $ 1,88)

Latihan Soal :
1. Sebuah tempat kursus komputer membuka 1 kelas kursus
dengan kapasitas masing-masing kelas 20 orang peserta.
Untuk satu paket kursus yang memerlukan waktu 1 bulan,
diperlukan honorarium pengajar sebesar Rp 1.000.000,-.
Untuk penyelenggaraan kursus tersebut, diperlukan pula
biaya operasional untuk kertas, alat-alat tulis, tinta, pemakaian
listrik, dll. yang kalau dirata-rata adalah Rp 40.000,- untuk
setiap peserta. Bila penyusutan investasi diperkirakan Rp
100.000,- per bulan, dan biaya kursus yang harus dibayar
oleh peserta adalah Rp 200.000,- per orang,
a. Berapa keuntungan yang diperoleh dari satu paket bila
kelas penuh ?
b. Berapa jumlah peserta minimal dalam satu kelas
supaya BEP dapat tercapai ?
c. Berapa jumlah peserta minimal dalam satu kelas
supaya diperoleh keuntungan minimal Rp 1.000.000,-
untuk satu paket ?

2. Perusahaan ‘Nyunyun’ setiap tahun mengeluarkan biaya


operasi dan pemeliharaan Rp 15 juta, gaji karyawan Rp 900
juta, dan biaya depresiasi investasi Rp 80 juta. Sedangkan
untuk bahan baku, bahan bakar, pemakaian listrik dan steam
diperlukan Rp 200 juta per 1000 unit produk. Penjualan
produk dan keuntungan sebelum pajak pada produksi penuh
(100 % kapasitas) berturut-turut adalah Rp 1,8 milyar dan Rp
500 juta per tahun.
a. Berapa unit produk yang dihasilkan perusahaan per
tahun pada produksi penuh ?
b. Berapa % kapasitas BEP-nya ?
c. Berapa unit produk yang harus diproduksi supaya
keuntungan setelah pajak sebesar Rp 100 juta, bila
diketahui pajak yang harus dibayar adalah 40 %
keuntungan kotor ?

3. Sebuah percetakan kecil yang biasa menerima order


pembuatan undangan, brosur, kartu nama, dan lain-lain
mempekerjakan 2 orang pegawai, yang diupah menurut order
yang diterima, yaitu sebesar Rp 20.000,-/orang/order. Biaya
penyusutan alat diperhitungkan sesuai dengan pemakaian
alat, yaitu Rp 10.000,- untuk setiap order yang diterima. Biaya
pembuatan satu desain dan master cetakan Rp 25.000,-
a. Bila order yang diterima adalah pembuatan brosur 2
sisi ukuran standar (artinya memerlukan 2 desain dan
master cetakan), biaya bahan (kertas, tinta, dll.) yang
diperlukan untuk setiap lembar brosur adalah Rp 60,-
Untuk pesanan semacam ini, ada honorarium
tambahan bagi pegawai yang besarnya adalah Rp 10,-
untuk setiap lembar brosur yang dipesan, yang dibagi
rata kepada 2 pegawai tadi. Bila harga jual Rp 350,-
per lembar brosur (harga yang berlaku di pasaran),
BEP dapat tercapai pada pesanan berapa lembar per
order ?
b. Berapa keuntungan untuk pesanan 500 lembar ?
c. Bila keuntungan minimum yang harus diperoleh
ditetapkan Rp 100.000,- berapa lembar pesanan
minimum yang dapat diterima untuk sekali order agar
harga tetap Rp350,- / lembar ?
d. Bila keuntungan minimum yang harus diperoleh
ditetapkan Rp 100.000,- sedangkan order yang
diterima hanya untuk 500 lembar, berapa harga setiap
lembarnya agar ketentuan tadi dapat dipenuhi ?

Anda mungkin juga menyukai