Anda di halaman 1dari 7

BAB 12

PENERAPAN BARIS DAN DERET

12.1 PENDAHULUAN

Penerapan barisan dan deret dalam ekonomi dan bisnis sering kita temukan, terutama
pada bidang keuangan. Bidang keuangan ini meliputi prosedur untuk mengombinasikan antara
tingkat bunga dan pertimbangan waktu kedalam pertanyaan-pertanyaan yang dialamatkan pada
pembayaran pinjaman, nilai dari berbagai asset keuangan, dan strategi investasi.

Dalam analisis bidang keuangan biasanya yang mewakili variabel bebas adalah nilai dari
periode waktu dan tingkat bunga, sedangkan yang mewakili variabel terikat adalah ukuran nilai
rupiah yang berupa: nilai dari suatu perkiraan baik nilai masa depan ataupun nilai sekarang,
pembayaran periodic yang dibutuhkan dalam suatu perkiraan, atau pembayaran per periode dari
suatu pinjaman.

Untuk memperoleh nilai-nilai perkiraan dari variabel yang telah disebutkan di atas,
biasanya kita gunakan kalkulator tangan dengan berdasarkan rumus-rumus yang akan diberikan
nanti. Atau cara lain yang lebih cepat dan mudah, dapat juga digunakan peralatan computer
dengan bantuan fasilitas peranti lunak (software) soread sheet Microsoft Excell. Namun, dalam
pembahasan bab ini akan digunakan cara perhitungan pertama, yaitu menggunakan kalkulator
tangan yang berdasarkan rumus-rumus yang sesuai dengan topik bahasan.

12.2 BUNGA SEDERHANA DAN POTONGAN SEDERHANA

Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan ketika kita
menggunakan uang. Kita membayar bunga kepada pihak bank, jika kita meminjam uang dari
bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar bunga kepada kita, bila kita menginvestasikan
uang berupa tabungan atau deposito di bank. Selanjutnya, jumlah uang yang dipinjamkan atau
diinvestasikan di bank disebut modal awal atau pinjaman pokok (principal). Jadi, bunga dilihat
dari satu pihak merupakan pendapatan, tetapi dilain pihak merupakan biaya. Orang yang
meminjamkan uang akan memperoleh pendapatan bunga, dan orang yang menerima pinjaman
akan membayar biaya bunga.

Misalkan investasi dari P rupiah dan jika I adalah tingkat bunga tahunan, maka
pendapatan bunga pada akhir tahun pertama adalah Pi, sehingga nilai akumulasi dari P adalah P
+ Pi; pada akhir tahun ke-2, nilai akumulasi adalah P + P(2i); pada akhir tahun ke-3 nilai
akumulasi P adalah P + P3i; dan seterusnya sampai pada akhir tahun ke-n, yaitu nilai yang
terakumulasi dari P adalah ( P + Pin). Jadi, pendapatan bunga hanya diperoleh dari modal awal
saja untuk setiap akhir tahun atau periode, sehingga nilai dari pendapatan bunga ini untuk tahun
tetap jumlahnya. Pendapaatn bunga menurut metode ini disebut dengan bunga sederhana (simple
interest) dan dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini :

I = Pin (12.1)

Dimana : I = Jumlah pendapatan bunga

P = Pinjaman pokok atau jumlah yang diinvestasikan

i = tingkat bunga tahunan

n = Jumlah tahun

Kemudian, untuk memperoleh nilai dari modal awal, p, rupiah yang terakumulasi di masa
depan pada akhir tahun ke-n yang biasanya dilambangkan dengan Fn adalah modal awal (P)
ditambah dengan semua pendapatan bunga selama periode waktu (n). hal ini dapat ditulis
rumusnya adalah :

Fn = P + Pin atau Fn = P(1+in) (12.2)


Contoh 12.1

Hitunglah pendapatan bunga sederhana dan berapa nilai yang terakumulasi di masa depan dari
jumlah uang sebesar Rp 12.000.000 yang diinvestasikan di bank selama 4 tahun dengan bunga
15% per tahun.

Penyelesaian

Diketahui: P = Rp 12.000.000; n = 4; i = 15% per tahun.

I = Pin

I = Rp 12.000.000 (4)(0,15)

= Rp 7.200.000

Nilai yang terakumulasi di masa depan pada tahun ke-4 adalah,

Fn = P + Pin

Fn = Rp 12.000.000 + 7.200.000

= Rp 19.200.000

Contoh 12.1 diatas menunjukkan bahwa setelah 4 tahun uang sebanyak Rp 12.000.000
dengan tingkat bunga 15% per tahun telah menjadi sebesar Rp 19.200.000, dimana Rp
12.000.000 adalah modal awal dan Rp 7.200.000 adalah pendapatan bunga.

Namun, dalam kebanyakan transaksi bisnis atau keuangan kita perlu juga untuk
memperkirakan nilai sekarang dari suatu nilai masa depan pada sejumlah uang tertentu. Dalam
contoh 12.1, seseorang akan mempunyai jumlah uang sebesar Rp 19.200.000 setelah 4 tahun
dengan modal awal Rp 12.000.000. jadi, jumlah Rp 19.200.000 setelah 4 tahun dengan tingkat
bunga 15% per tahun mempunyai nilai sekarang Rp 12.000.000. Proses yang didapat untuk
memperoleh perhitungan nilai sekarang dari suatu nilai masa depan tertentu disebut sebagai
potongan sederhana (simple discount).

Apabila nilai dari masa depan (Fn), tingkat bunga (i), dan jumlah tahun (n) telah
diketahui, maka rumus untuk memperoleh nilai sekarang (P) adalah sebagai berikut :

Fn 1

P= atau P = Fn (12.3)

( 1 + in ) ( 1 + in )

Dimana: P = Nilai sekarang

Fn = Nilai masa depan tahun ke-n

i = Tingkat bunga

n = Jumlah tahun

Perhatikan rumus (12.3) ini hanya digunakan untuk memperoleh nilai sekarang dari suatu nilai
masa depan dengan bunga yang bukan majemuk.

Contoh 12.2

Lisa ingin mengetahui berapa banyak nilai uang yang harus diinvestasikan di bank saat ini, jika
tingkat bunga di bank per tahun 15% ( bukan bunga majemuk) supaya pada akhir tahun ke-5
niali uangnya menjadi Rp 20.000.000.

Penyelesaian

Diketahui: Fs = Rp 20.000.000; i = 0,15 per tahun; n = 5


Fn 20.000.000 20.000.000

P= = =

( 1 + in ) [ 1 + (0,15)(5)] ( 1 + 0,75 )

P = Rp 11.428.571,429

Dengan demikian, Rp 11.428.571,429 harus diinvestasikan agar bisa mencapai Rp 20.000.000


pada akhir tahun kelima.

12.3 BUNGA MAJEMUK

Misalkan suatu investasi dari P rupiah pada tingkat bunga i per tahun, maka pendapatan
bunga pada tahun pertama adalah Pi, selanjutnya nilai investasi ini pada akhir tahun pertama
akan menjadi,

P + Pi = P ( 1 + I )

Hasil dari P ( 1 + i ) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun kedua dan pendapatan
bunga yang diperoleh adalah,

P( 1 + i )

Sehingga hasil nilai investasi pada akhir tahun kedua adalah,

P(1+i)+P(1+i)I = P + Pi + Pi + Pii

= P ( 1 + 2i + i²

= P ( 1 + i )²

Selanjutnya, hasil dari P ( 1 + i ) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun ketiga dan
pendapatan bunga yang diperoleh adalah,
P ( 1 + i )² i

Sehingga total investasi pada akhir tahun ketiga adalah,

P ( 1 + i )² + P ( 1 + i )² I = P ( 1 + i )² ( 1 + i ) = P ( 1 + i )³

dan seterusnya sampai pada tahun ke-n.

Dengan demikian, rumus umumnya adalah,

Fn = P ( 1 + i )n ( 12.4 )

Dimana : Fn = Nilai masa depan

P = Nilai sekarang

i = Bunga per tahun

n = Jumlah tahun

Jadi, bila pendapatan bunga diinvestasikan kembali pada modal awal untuk setiap
permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk ( compound interest ). Pendapatan
bunga dari metode bunga majemuk ini setiap tahun akan meningkat jumlahnya. Hal ini
dikarenakan modal awalnya setiap awal tahun meningkat.

Contoh 12.3

Jika bapak james mendepositokan uangnya di bank sebesar Rp5.000.000 dengan tingkat bunga
12% per tahun dimajemukkan, berapakah nilai total deposito bapak james pada akhir tahun ke-3?
Dari total tersebut berapakah pendapatan bunganya?

Penyelesaian

Diketahui: P = Rp 5.000.000; i = 12% per tahun; n = 3

Fn = P ( 1 + i )n

F3 = Rp 5.000.000 ( 1 + 0,12 )3
= Rp 5.000.000 ( 1,12 )3

= Rp 7.024.640

Pendapatan bunga najemuknya adalah Rp 7.024.640 – Rp 5.000.000 = Rp 2.024.640.

Rumus (12.4) ini hanya berlaku pada pembayaran bunga untuk setiap tahun saja. Tetapi
dalam praktek bisnis sehari-hari, misalnya pada bank-bank komersial pembayaran bunga tidak
hanya satu kali dalam setahun, melainkan dalam setahun frekuensi/banyaknya pembayaran
bunga kepada nasabahnya lebih dari satu kali dalam setahun. Misalnya, pembayaran bunga
majemuk secara kuartalan, bulanan atau bahkan harian. Jika frekuensi pembayaran bunga ini
dimisalkan m kali dalam setahun, maka nilai masa depan adalah,

i (n)(m)

Fn = P 1 +

dimana : Fn = Nilai masa depan tahun ke-n

P = Nilai sekarang

i = Tingkat bunga per tahun

n = Jumlah tahun

Anda mungkin juga menyukai