BAB 8
ANGKA INDEKS
Po,n
Pn 100%
Po
P0,n = Angka Indeks Harga tahun n dengan tahun dasar 0
= Jumlah
P0 = Harga pada tahun dasar (tahun 0)
Pn = Harga pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
Qo , n
Qn 100%
Qo
Q0,n = Angka Indeks Kuantita tahun n dengan tahun dasar 0
= Jumlah
Q0 = Kuantita pada tahun dasar (tahun 0)
Qn = Kuantita pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
Vo , n
Vn 100%
Vo
V0,n = Angka Indeks Nilai tahun n dengan tahun dasar 0
= Jumlah
V0 = Nilai pada tahun dasar (tahun 0)
Vn = Nilai pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
Angka Indeks 101
Pada Indeks Harga Relatif menunjukkan dimana masing-masing harga yang ada
dinyatakan dengan harga relatifnya terhadap tahun dasar yang ditentukan.
Besarnya harga relatif pada tahun dasar adalah 100%, sehingga harga relatif pada
tahun n terhadap tahun dasar adalah:
Pn
Angka Indeks Harga Relatif : Po,n 100%
Po
Berdasarkan Harga Relatif, maka dapat dihitung Angka Indeks Harga Relatif dengan
menggunakan:
a. Rata-rata Hitung
Pn
100%
P0
Po,n
k
P0,n = Angka Indeks Harga tahun n dengan tahun dasar 0
= Jumlah
P0 = Harga pada tahun dasar (tahun 0)
Pn = Harga pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
k = Jumlah data
b. Median
Letak Median adalah pada data ke (N+1)/2
c. Rata-rata Ukur
Pn
log 100%
LogPo,n Po
k
d. Rata-rata Harmoni
k
p o,n
1
100%
Pn Po
P0,n = Angka Indeks Harga tahun n dengan tahun dasar 0
= Jumlah
P0 = Harga pada tahun dasar (tahun 0)
Pn = Harga pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
k = Banyaknya data
e. Rata-rata Kuadratik
2
P
n 100%
Po
Po,n
k
P0,n = Angka Indeks Harga tahun n dengan tahun dasar 0
= Jumlah
P0 = Harga pada tahun dasar (tahun 0)
Pn = Harga pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
k = Banyaknya data
Angka Indeks 103
Po,n
Pn .W 100%
Po .W
Lo,n
Pn .Qo 100%
Po .Qo
L0,n = Angka Indeks Laspeyres
P0 = Harga pada tahun dasar (tahun 0)
Pn = Harga pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
Q0 = Kuantita pada tahun dasar (tahun 0)
Po,n
Pn .Qn 100%
Po .Qn
P0,n = Angka Indeks Paasche
P0 = Harga pada tahun dasar (tahun 0)
Pn = Harga pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
Qn = Kuantita pada tahun n
Angka Indeks 104
M o,n
Pn Qo Qn 100%
Po Qo Qn
M0,n = Angka Indeks Marshal Edgeworth
P0 = Harga pada tahun dasar (tahun 0)
Pn = Harga pada tahun yang akan dihitung angka indeksnya (tahun n)
Q0 = Kuantita pada tahun 0
Qn = Kuantita pada tahun n
a. Bila faktor penimbangnya adalah nilai barang pada periode dasar (W = PoQo)
Pn
Po Qo
Po
Po,n 100%
Po Qo
Contoh 1 :
Diketahui harga 3 macam barang tahun 1990 dan 1992 sebagai berikut:
Hitunglah Angka Indeks Harga dari ketiga macam barang tersebut pada tahun 1992
dengan tahun dasar tahun 1990
Angka Indeks 106
Jawab:
Pn P0 Pn Pn P 1
100 log n 100
P0 P0 ( Pn P0 )
P0
A 395 389 1,0154 101,54 2,0066 0,9848
B 615 622 0,9887 98,87 1,9951 1,0114
C 348 354 0,9831 98,31 1,9926 1,0172
1.358 1.365 298,72 5,9943 3,0143
Po,n
Pn 100%
P0
1358
P1990,1992 100% 99,49%
1365
Kesimpulan: Tahun 1992 terjadi penurunan harga 0,51% dibanding tahun 1990.
Atau harga ketiga macam barang tahun 1992 lebih rendah 0,51% dibandingkan
tahun 1990.
b. Median
Pn
Array dari 100 adalah: 98,31 ; 98,87 ; 101,54. Jadi P0,n = 98,87 (karena
P0
terletak di tengah dalam arraynya).
c. Rata-rata Ukur
Pn
log 100%
LogPo,n Po
k
5,9943
P1990,1992 LogP0,n 1,9981 99,56
3
d. Rata-rata Harmonis
k
p o,n
1
100%
Pn Po
3
P1990,1992 99,56
3,0134
Angka Indeks 108
Contoh 2:
Untuk kasus yang sama, hitunglah Angka Indeks Harga Agregatif Sederhana untuk tahun
1994 dengan tahun dasar 1990-1992.
Jawab:
P0 Pn
A 392 413
B 618,5 597
C 351 389
1.361,5 1.399
P1990 P1992
P0 Pn = P1994
2
Po,n
Pn 100%
P0
1399
P19901992,1994 100% 102,75%
1361,5
Kesimpulan: Tahun 1994 terjadi kenaikan harga 2,751% dibanding tahun 1990-1992.
Atau harga ketiga macam barang tahun 1994 lebih rendah 2,75% dibandingkan tahun
1990-1992.
Contoh 3:
Diketahui harga dan jumlah 3 macam barang tahun 1990-1992 sebagai berikut:
Harga (Rp) Jumlah (Kg)
Macam Brg
1990 1991 1992 1990 1991 1992
A 5 7 7,5 10 15 10
B 4 4,5 6 20 20 15
C 4 4 5 10 15 10
Hitunglah Angka Indeks Harga Tertimbang dan Angka Indeks Harga Rata-rata
Tertimbang untuk tahun 1992 dengan tahun dasar Tahun 1990-1991.
Angka Indeks 109
Jawab:
P1990 P1991
P0 Pn = P1992
2
Q1990 Q1991
Q0 Qn = Q1992
2
P0*) Pn Q0*) Qn P 0Q 0 P nQ 0 P 0Q n P nQ n
A 6,00 7,50 12,50 10,00 75,00 93,75 60,00 75,00
B 4,25 6,00 20,00 15,00 85,00 120,00 63,75 90,00
C 4,00 5,00 12,50 10,00 50,00 62,50 40,00 50,00
14,20 18,50 45,00 35,00 210,00 276,75 163,73 215,00
*)
Perhitungan P0 dan Q0:
75 10 15
A P0 6 Q0 12,5
2 2
4,5 4 20 10
B P0 4,25 Q0 20,0
2 2
44 10 15
C P0 4 Q0 12,5
2 2
Lo,n
Pn .Qo 100%
Po .Qo
276,25
L19701971,1972 100% 131,55%
210
Po,n
Pn .Qn 100%
Po .Qn
Angka Indeks 110
215
P19701971,1972 100% 131,30%
163,75
M o,n
Pn Qo Qn 100%
Po Qo Qn
491,25
M 19701971,1972 100% 131,44%
373,75
283
P19701971,1972 100% 131,70%
215
Secara umum, besarnya Indeks Rantai dari tahun 1975 – 1980 sebagai berikut:
10 15 18 22 25 30
I .R 100% 300%
10 10 15 18 22 25
Jadi kenaikan harga barang tersebut mencapai 200% pada tahun 1980 dibandingkan
harga barang tersebut tahun 1975.
Apabila tahun dasar yang baru lebih dari satu tahun maka Indeks Harga Lama yang
dijadikan tahun dasar baru adalah:
Indeks Harga Lama dalam periode yang bersangkutan
Contoh 1:
Diketahui Angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari tahun 1947–1958.
Diminta:
a. mengubah periode dasarnya menjadi tahun 1950-1952
b. mengubah periode dasarnya menjadi tahun 1947
Tahun IHK (%) IHK (%) IHK%
(1950-1952=0) a) (1947=0) b)
1947 95,5 87,5 100
1948 102,8 94,2 107,6
1949 101,8 93,3 106,6
1950 102,9 94,2 107,6
1951 111,0 101,7 116,2
1952 113,5 104,0 118,8
1953 114,4 104,9 118,9
1954 114,8 109,2 120,2
1955 114,5 104,9 119,9
1956 116,2 105,2 121,7
1957 120,2 110,2 121,7
1958 123,5 113,3 129,3
95,5
IHK baru tahun 1947 = 100% 87,5%
109,1
102,8
IHK baru tahun 1948 = 100% 94,2%
109,1
… dan seterusnya sampai dengan tahun 1958.
Contoh 2:
Diketahui data mengenai Angka Indeks Kuantita dan Angka Indeks Nilai tahun 1986
sampai dengan tahun 1990 sebagai berikut:
a. Hitunglah Angka Indeks Harga dari data tersebut diatas dengan menggunakan
tahun 1986 sebagai tahun dasar.
b. Hitunglah Angka Indeks Harga dari data tersebut diatas dengan menggunakan
tahun 1986-1988 sebagai tahun dasar.
Jawab:
a. Karena Angka Indeks Nilai menggunakan tahun dasar 1977-1988, maka tahun
dasarnya diubah lebih dahulu menjadi tahun 1986.
Angka Indeks 114
V0 , n
*)
P0,n 100%
Q0 , n
V0 , n
Q0 , n 100%
P0,n
V0,n Lama
*)
V0,n Baru = 100%
V0,n Lama yang dijadikan tahun dasar baru
b. Karena baik Angka Indeks Kuantita maupun Angka Indeks Nilai tidak
menggunakan tahun dasar 1976-1978, maka tahun dasarnya harus diubah dulu.
Q0,n V0,n Q0,n V0,n P0,n
Tahun
1986=100 1977-1979=100 1976-1978=100 1976-1978=100 1976-1978=100
1986 100 150 (100/125).100=80 (150/179).100=83,8 (83,8/80).100=104,8
1987 125 180 (125/125).100=100 (180/179).100=100,6 (100,6/100).100=100,6
1988 150 207 (150/125).100=120 (207/179).100=115,6 (115,6/120).100=96,3
1989 175 231 (175/125).100=140 (231/179).100=129,1 (129,1/140).100=92,2
1990 200 252 (200/125).100=160 (252/179).100=140,8 (140,8/160)=88
Pengaruh harga ini dapat dinetralisir dengan cara menghitung upah riilnya. Apabila
ternyata tingkat upah riil naik, maka dapat dikatakan bahwa tingkat hidup menjadi
lebih baik.
Proses deflasi Angka Indeks adalah dengan menghitung Upah Riil, dengan rumus:
Upah Nominal (Rp)
Upah Riil (Rp) = 100%
IHK (%)
Rp.1
Daya Beli Rp1 = 100%
IHK
Contoh:
Dibawah ini adalah perbandingan antara Upah Nominal dan Upah Riil serta Daya
Beli Rp.1,- dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1986.
Rp.1
Tahun 1981 = 100% 0,625
100%
… dan seterusnya sampai dengan tahun 1986.
Kesimpulan:
Upah riil dari tahun 1980 sampai tahun 1986 semakin menurun. Upah nominal tahun
1986 sebesar Rp.3.750 mempunyai nilai riil Rp.1.136,36 dan daya beli 0,303. Artinya
daya beli upah tahun 1986 lebih rendah dibanding upah tahun 1980, karena kenaikan
upah nominal lebih kecil daripada kenaikan indeks harga. Upah nominal tahun 1980
naik hampir 2 kali lipat pada tahun 1986, tetapi indeks harga naik lebih dari 3 kali
pada tahun 1986.
Nilai upah riil tahun 1986 hanya 56,6% dibanding tahun 1980, atau terjadi penurunan
sebesar 43,2 % (100% - 56,8%).
Angka Indeks 117
SOAL LATIHAN
1. Produksi sabun disebuah perusahaan industri sabun cuci yang dipasarkan ke suatu
daerah terdiri dari 3 jenis. Banyaknya sabun terjual serta harganya selama tahun 1998
dan 1999 sebagai berikut:
2. Harga dan kuantitas komoditi logam yang dikonsumsi oleh masyarakat di sebuah
negara selama tahun 1979-1981, adalah sebagai berikut:
3. Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari rumah jagal di suatu kota, jumlah sapi
yang telah dipotong pada tahun 1990 sebanyak 7.500 ekor sedangkan untuk tahun
1991 sebanyak 8.500 ekor. Seekor sapi hidup mempunyai berat rata-rata 250 kg.
Daging yang diperoleh dari seekor sapi yang telah disembelih rata-rata beratnya 40%
dari berat hidupnya. Hasil penyembelihan diatas dapat dikategorikan pada kualitas I,
II dan III ; masing-masing sebanyak 35%, 40% dan 25%; dengan harga yang berbeda-
beda.
4. Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah kendaraan bermotor yang diimpor oleh
Indonesia selama tahun 1979-1982:
Ditanya:
Hitunglah Angka Indeks Penjualan Agregatif Tertimbang untuk tahun 1981 dengan
memakai timbangan jumlah barang yang terjual tahun 1980, bila 1980 = 100.
6. Berikut ini tabel perkembangan upah harian serta Indeks Harga Konsumen dari tahun
1985-1989 dengan dasar tahun 1985.
Tahun Upah Harian (Rp.) IHK (1985=100)
1985 1.500 100
1986 2.000 120
1987 2.250 140
1988 2.500 150
1989 2.750 175
Ditanya:
a. Berapa besarnya upah riil dan daya beli Rp.1,- tahun 1985 sampai 1986 .
b. Berikan kesimpulannya.
7. Berikut ini adalah Indeks Harga dan Indeks Nilai dari tahun 1985-1989 :
Tahun Indeks Harga Indeks Nilai
(1985=100) (1980=100)
1985 100 150
1986 125 180
1987 150 220
1988 175 230
1989 200 250
Ditanya:
Hitung Indeks Kuantitas dengan dasar tahun 1987