MODUL PERKULIAHAN
W162100015
Ekonomi Teknik
UNIFORM SERIES
(ANGSURAN SERAGAM)
Dosen : Anisah H ST, MT
PENGANTAR
Angsuran seragam adalah suatu sistem pembayaran (pengembalian modal) yang dilakukan
pada setiap akhir periode selama N periode dengan jumlah yang sama, pada tingkat i% per
periode
Dari diagram arus kas dapat dilihat bahwa pembayaran pertama dilakukan satu periode
setelah peminjaman P, sedangkan nilai F terletak pada waktu yang sama dengan nilai
terakhir dari A yaitu N periode dari P
Nilai F dari pembayaran seragam sebesar A, yang dibayarkan pada akhir periode selama N
periode, merupakan penjumlahan nilai kemudian dari setiap pembayaran A. Jika F1 adalah
nilai kemudian dari pembayaran periode pertama, F2 adalah nilai kemudian dari
pembayaran periode kedua, FN-1 adalah nilai kemudian dari pembayaran periode N-1, FN
nilai kemudian dari periode pembayaran ke N, Maka nilai:
Dengan simbol fungsional (F/A, i%, N) sehingga rumusnya menjadi: F = A (F/A, i%, N)
Contoh Soal:
Si Ali menyimpan uangnya di bank pada setiap akhir bulan sebanyak Rp 100.000. Berapa
jumlah tabungannya setelah 6 bulan, jika tingkat bunga yang berlaku 2% per bulan?
penyelesaian:
maka diperoleh :
Contoh Soal:
Seorang ayah menyimpan sejumlah uang di bank, dengan maksud agar anaknya dapat
mengambil uang tersebut Rp 500.000 setiap bulan selama 6 bulan. Berapa jumlah uang
yang harus disimpan pada saat itu, jika tingkat bunga modal yang berlaku 2% per bulan?
Penyelesaian:
P = Rp 500.000 (5.6014)
P = Rp 2.800.700
Dari persamaan:
Akan diperoleh:
Persamaan di atas digunakan untuk mencari arus tunai A pada setiap akhir periode yang
setara dengan nilai F pada akhir periode. Nilai konversi dari F ke A disebut “sinking fund
factor” dan
A = F (A/F, i%, N)
Contoh soal :
Berapa besar setoran tetap setiap akhir tahun, jika seseorang menginginkan dapat
mengambil uang simpanannya sejumlah Rp 5.000.000 pada akhir tahun ke 5, jika tingkat
bunga yang berlaku 12% per tahun.
Penyelesaian:
A = F (A/F, 12%, N)
= Rp 5.000.000 (0.1574)
Persamaan di atas digunakan untuk mencari arus seragam A pada setiap akhir periode
setara dengan nilai P pada awal periode. Nilai konversi dari P ke A disebut “capital
recovery factor” atau crf, mempunyai simbol fungsional (A/P, i%, N). Maka persamaan
menjadi:
A = P (A/P, i%, N)
Contoh Soal:
Seorang petani ingin membeli traktor tangan seharga Rp 20.000.000 dengan cara angsuran
setiap akhir tahun selama 5 tahun. Jika tingkat bunga modal yang berlaku 20% per tahun,
berapa besarnya pembayaran angsuran pada setiap tahun, bila pembayaran pertama
dilakukan setiap tahun setelah saat pembelian?
Penyelesaian:
A = P (A/P, 20%, 5)
= Rp 20.000.000 (0.3344)
Nilai P untuk angsuran tersebut yang dihitung dengan menggunakan faktor (P/A, i%,
N) adalah nilai P pada akhir periode J atau awal periode J + 1.
Untuk mencari nilai P pada awal tahun pertama harus dianggap nilai P pada akhir
periode J (PJ) sebagai nilai F terhadap nilai P semula, sehingga untuk menghitungnya
dapat menggunakan faktor (P/F, i%, N)
Contoh Soal:
Seorang ayah ingin menyimpan uangnya untuk membiayai kuliah anaknya. Dia berharap
anaknya akan menerima uang sebesar Rp 10.000.000 per tahun ketika anaknya berusia 18,
19, 20 dan 21 tahun.
a. Berapa uang yang harus disimpan di bank, kalau ia menyimpannya pada saat itu lahir
Penyelesaian :
= Rp 10.000.000 (2.5887)
= Rp 25.887.000
P17 = F17
Untuk mencari P pada saat pembayaran yaitu pada awal periode ke-1 (P0), maka:
= Rp 25.887.000 (0,0451)
= Rp 1.167.500
Jadi uang yang harus di tabungkan pada saat anaknya lahir adalah Rp 1.167.500
Untuk menghitung jumlah uang pada saat si anak berumur 24 tahun (F24) dapat digunakan
nilai P0. F24 = P0 (F/P, 20%, 24)
= Rp 1.167.500 (79,4968)
= Rp 92.816.250
Kasus lain yang mungkin terjadi adalah kalau seandainya pembayaran angsuran dilakukan
pada setiap awal periode. Pada kasus ini penyelesaian dapat dilakukan dengan melakukan
modifikasi rumus-rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana bentuk arus kas yang
belum sesuai dengan hubungan-hubungan yang telah ada harus diubah atau disesuaikan
dengan pola hubungan yang ada, yaitu berdasarkan: - Posisi P terdapat pada satu periode
sebelum angsuran pertama - Posisi F terdapat pada posisi yang sama dengan nilai A
terakhir - Posisi F berjarak N periode dari P
Contoh Soal:
Penyelesaian:
cara 1 :
F5 tidak dapat langsung dihitung dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ada,
karena pola diagram arus kasnya tidak sesuai dengan pola yang sudah ada, yaitu posisi F
tidak berada pada posisi A yang terakhir.
Untuk dapat mencari F5, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung dahulu
F4, karena F4 berada pada posisi yang sama dengan A terakhir, sehingga dapat dihitung
dengan rumus yang ada:
= Rp 1.000.000 (6.1051)
= Rp 6.105.100
Rp Rp 6.715.600
Cara 2: Mencari P pada awal tahun ke-0 (P-1), yang berarti merupakan nilai P yang
posisinya satu periode sebelum pembayaran A yang pertama.
Menyetarakan Nilai sekarang (P), Nilai yang akan datang (F) dan angsuran
(A).
Pada beberapa masalah sering ditemukan sejumlah arus pembayaran yang besarnya
berbeda pada setiap periode pembayaran, misalnya pada biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan suatu mesin.
Dalam analisis ekonomi selalu diasumsikan bahwa biaya produksi selalu dibayarkan pada
akhir periode. Disini akan dibayarkan bagaimana menyetarakan sejumlah arus pembayaran
terhadap nilai P, F dan A
Contoh Soal:
Sebuah mesin memerlukan biaya perawatan pada tahun pertama sebesar Rp 1.000.000,
tahun kedua Rp 2.000.000, tahun ketiga Rp 5.000.000 dan tahun ke-4 sampai tahun ke-8
sebesar Rp 4.000.000 per tahun. Bunga modal yang berlaku 20% per tahun.
Penyelesaian:
a. Nilai P0 didapatkan dengan menjumlahkan semua nilai sekarang (P) dari semuruh biaya
pada tiap periode.
P0 = F1 (P/F, 20%, 1) + F2 (P/F, 20%, 2) + F3 (P/F, 20%, 3) + A (P/A, 20%, 5) (P/F, 20,
4)
=Rp 10.883.966
b. Nilai F8 dapat dicari dengan menjumlahkan kemudian (F) pada akhir tahun ke-8 dari
semua arus biaya pada tiap tahun, seperti pada penyelesaian (a). Apabila P0 sudah
diketahui/dihitung, dapat digunakan langsung digunakan dengan hubungan F dan P
F8 = P0 (F/P, 20, 8)
= Rp 10.883.966 (4.2988)
= Rp 46.787.991
A = P0 (A/P, 20%, 8)
= Rp 10.883.966 (0.2606)
= Rp 2.836.361
A = F8 (A/F, 20%, 8)
= Rp 46.787.991 ( 0.0606)
Daftar Pustaka