MODUL PERKULIAHAN
W162100015
Ekonomi Teknik
Analisis Depresiasi
Dosen : Anisah H ST, MT
Abstract
Depresiasi atau penyusutan adalah dapat diartikan sebagai suatu hal yang dapat mengubah
biaya asli dari aset tetap (fixed assets). Contohnya seperti, gedung pabrik, alat-alat kerja
dan mesin produksi menjadi beban selama masa manfaat yang diharapkan dari aset tetap
tersebut.
Depresiasi biasanya akan mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan karena akumulasi
depresiasi untuk setiap aset dapat mengurangi nilai buku pada neraca. Beban penyusutan
ini akan mempengaruhi laba bersih, karena akan dianggap sebagai beban biaya atau
pengeluaran dalam laporan keuangan. Hal ini dapat pula disebut sebagai penyusutan
metode garis lurus. Untuk cara menghitungnya, depresiasi garis lurus akan menggunakan
rumus tertentu.
Penyusutan adalah penurunan nilai dari suatu asset selama periode tertentu. Penurunan
nilai ini dapat dinyatakan sebagai sejumlah nilai (uang) yang harus disisihkan setiap
periode untuk memenuhi biaya pembelian suatu asset sehingga pada akhir penggunaan
asset tersebut telah terkumpul sejumlah uang yang besarnya sama dengan biaya pembelian
aset tersebut. Konsep ini sering dinamakan “Amortisasi”. Penurunan nilai biasanya
ditentukan atas dasar tahunan dan dibebaskan pada produk yang dihasilkan. Prinsip
pembahasan ini dibebankan karena sesuatu aset baik mesin bangunan atau aset lainnya
digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Contoh, seseorang menanamkan investasi Rp
9 000 000 untuk pembelian suatu pabrik kecil pembuat tahu dengan perkiraan produksi
500 biji per hari dan rencana operasi 300 hari per tahun. Biaya bahan dan operasi Rp 20
000/100 biji. Produk dapat dijual dengan harga Rp 50 000/100 biji, umur mesin 3 tahun.
Pada akhir tahun pertama ia memperoleh keuntungan sebesar Rp 4 500 000 dan
selanjutnya sama untuk 2 tahun berikutnya pada saat mana mesin sudah memperlihatkan
kondisi buruk sehingga tidak dapat lagi dipertahankan lebih lama untuk beroperasi. Untuk
Nilai
Oleh karena penyusutan didefenisikan sebagai penurunan nilai maka beberapa terminologi
yang berhubungan dengan nilai (value) perlu diketahui:
a. Nilai pasar (market value). Nilai yang cocok antara pembeli dan penjual. Dalam
banyak hal nilai penyusutan disesuaikan pada nilai pasar. Harga awal suatu baru ditentukan
atas dasar harga pasar.
b. Nilai pakai (use value). Nilai ini berhubungan dengan kesukaan khas pemakai yang
berbentuk dengan kondisi aset. Sesuatu aset mungkin mengandung nilai yang lebih bagi
pemilik aset tersebut akan tetapi jika aset tersebut berpindah tangan mungkin perlu
penyesuaian bagi pemilik baru atau diperlukan biaya tambahan untuk mengoperasikannya.
c. Nilai patut (fair value). Nilai ini biasanya ditentukan oleh sikap yang wajar baik seperti
dalam rangka harga antara pembeli dan penjual.
d. Nilai buku (book value). Nilai ini sering disebut sebagai nilai pasca susut (depriciated
value) yaitu nilai dari suatu aset pada saat ini. Nilai ini dihitung dasar harga pembelian
awal dikurangi dengan nilai penyusutan yang telah dibebankan pada aset tersebut.
e. Nilai loak (salvage value, resale value). Harga yang diperoleh atas penjualan sesuatu
aset. Nilai ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
2. Besar kecilnya biaya untuk memproduksi kembali aset tersebut pada saat ini.
3. Lokasi aset yang berhubungan dengan jarak lokasi pemindahan aset tersebut
oleh pemakai selanjutnya
4. Kondisi fisik aset tersebut. Kondisi aset yang dipertahankan baik dan
beroperasi dengan baik memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada aset
yang perawatannya diabaikan sehingga memerlukan biaya perbaikan
sebelum digunakan oleh tangan kedua.
f. Nilai scrap (scrap value). Dalam studi ekonomi nilai scrap sering dianggap nol. Hal ini
disebabkan karena harga suku cadang berfluktuasi sepanjang waktu dan ada suku cadang
yang tidak terjamin ketersediaannya di waktu yang akan datang.
g. Nilai nyata (actual value). Nilai ini dimasukkan pada nilai erat ditambahkan pada
produk.
Tipe Penyusutan
A. Penyusutan Fisik
Dikatakan penyusutan fisik oleh karena adanya penurunan kemampuan fisik dari suatu aset
untuk beroperasi. Faktor lama pemakaian, cara pemakaian dan kerusakan adalah penyebab
umum terjadinya penurunan kemampuan fisik. Penurunan ini menyebabkan biaya operasi
dan perawatan meningkat, output produk dan akhirnya mengakibatkan penurunan profit.
Penyusutan fisik merupakan fungsi waktu dan pemakaian. Salah satu faktor yang
mempengaruhi penyusutan fisik adalah dengan perbaikan. Perawatan tidak boleh
dicampuradukan dengan perbaikan. Perawatan yang baik dapat mempertahankan
kemampuan awal dari aset akan tetapi perbaikan karena kerusakan akan menurunkan
kemampuan aset secara nyata.
Tipe penyusutan ini lebih sulit ditentukan dibandingkan penyusutan fisik oleh karena
penurunan nilai yang terjadi adalah akibat dari penurunan permintaan atas fungsi aset
tersebut. sehubungan perubahan gaya hidup di masyarakat, adanya mesin yang lebih
efisien atau karena pasaran jenuh. Selain itu peningkatan permintaan dapat diartikan bahwa
mesin yang ada sekarang tidak cukup menghasilkan volume produksi yang dibutuhkan.
Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan umur yang sebenarnya suatu aset lebih
pendek dari umur harapan adalah:
Perkembangan teknologi
Tenaga kerja
Transportasi
Kenaikan tingkat harga karena inflasi dapat mengakibatkan pengembalian modal tidak
akan cukup untuk penggantian aset yang baru dan serupa. Hal yang sama juga berlaku
pada kondisi dimana modal pembelian aset telah diperoleh kembali seluruhnya melalui
prosedur penyusutan yang benar. Ini berarti penurunan nilai terjadi pada modal (uang) atau
dengan kata lain penyusutan bukan pada aset fisik.
Dengan alasan ini maka penyusutan karena perubahan tingkat harga tidak dipertimbangkan
dalam studi ekonomi. Alasan lain adalah inflasi terhadap penyusutan tahunan tidak
diikutkan dalam penentuan profit dalam konteks perhitungan pajak pendapatan.
Suatu hal yang penting dalam studi ekonomi adalah waktu pemakaian suatu aset di mana
hasil yang diperoleh pada kondisi fisik aset tersebut memberikan keuntungan. Jika suatu
aset tidak dapat lagi digunakan secara menguntungkan maka aset tersebut dikatakan tidak
memiliki lagi nilai komersil sehingga tidak perlu dipertahankan lagi untuk waktu
seterusnya. Ini berarti umur ekonomi aset telah habis.
Penentuan biaya penyusutan hendaknya didasarkan pada umur ekonomi. Dalam hal ini
peralatan yang tidak memuaskan dari sudut pandang ekonomi perlu diganti tanpa
menyebabkan kehilangan modal, sekalipun peralatan tersebut masih dalam kondisi fisik
operasionil. tabel di bawah ini memperlihatkan data umur penyusutan beberapa mesin dan
peralatan yang didasarkan pada pengalaman yang lalu.
Penulis menyajikan umur batas bawah dan batas maksimum pada beberapa mesin dan
peralatan sehubungan dengan alasan teknis yang berlaku di negara yang sedang
berkembang. Data yang disajikan ini tidak menjadi jaminan keberhasilan yang sama untuk
waktu yang akan datang.
Berikut adalah Tabel Umur Ekonomi yang disarankan untuk beberapa mesin, peralatan dan
perlengkapan.
Contoh (1) Sesuatu aset dibeli dengan harga Rp 140 ribu. Diestimasi umur alat 10 tahun
dan nilai akhir Rp 20 ribu. Berapa biaya penyusutan tahun ke enam dan nilai buku pada
akhir tahun ke enam. Asumsi tingkat bunga bank 3%/tahun. Biaya penyusutan dapat
dihitung dengan metode- metode berikut ini:
Metode penyusutan MPGL sangat luas dipakai dalam perhitungan biaya penyusutan karena
cara ini menghasilkan nilai penyusutan tahunan yang seragam. Metode ini disarankan dan
diterapkan untuk aset yang cukup diketahui kemampuannya.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa harga penyusutan tahunan adalah suatu
persentase tetap terhadap nilai loak pada awal tahun. Rasio penyusutan setiap tahun
terhadap nilai buku selama umur aset adalah konstan dan besaran rasionya dinyatakan
sebagai K.
Metode ini menghasilkan biaya penyusutan yang berbeda setiap tahun sehingga dalam
perhitungan sering menyulitkan. Selain itu dengan metode ini tidak akan pernah diperoleh
penyusutan nilai nol. Hal ini bukan suatu kesulitan teknis dan dalam praktek nilai K jarang
ditentukan sendiri melainkan cukup dengan memakai pedoman IRS dimana nilai K
tergantung pada tipe aset dan dinyatakan dalam term penyusutan garis lurus di mana untuk
nilai loak nol maka: K = 1/N (29)
Bila menggunakan K garis lurus ganda maka metode tersebut dinamakan penyusutan
persentase ganda.
K = 2/10 = 0.2
Dengan menghitung biaya penyusutan seluruh umur maka akan terlihat bahwa metode ini
memberikan penyusutan yang cepat pada tahun-tahun awal.
Metoda SYD yang disingkat dari sum of the year digit adalah metoda penyusutan yang
didasarkan pada penentuan digit seperti diperlihatkan pada contoh berikut ini (Tabel 8).
Faktor penyusutan untuk setiap tahun adalah kebalikan digit dari tahun yang bersangkutan
dibagi dengan jumlah digit.
Penyusutan setiap tahun adalah perkalian antar faktor penyusutan tahun yang bersangkutan
dan nilai yang terkena penyusutan P – S.
Dengan metoda ini, apabila umur ekonomi, nilai akhir dan tingkat bunga telah diketahui
maka akumulasi tahunan yang besarnya seragam dapat dihitung. Akumulasi ini bersifat
tabungan untuk tujuan penggantian aset.