Anda di halaman 1dari 5

TIME VALUE OF MONEY AND

DISCOUNTING
1. Time Value of Money
Time value of money and discounting menjelaskan tentang nilai waktu dari pada
uang. Berbicara konsep mungkin kita tidak memahami arti dari kata-kata seperti judul
diatas. Sebagai ilustrasi kami berikan sebuah contoh misalnya bila kita meminjamkan
uang pada seseorang biasanya kita mengharapkan pembayaran bunga atas uang
tersebut. Samahalnya juga dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Timbulnya
bunga karena berbagai alasan antara lain bila kita meminjamkan uang pada orang lain
berarti kita menanggungkan penggunaan uang tersebut untuk keperluan kita pada waktu
sekarang. dengan demikian kita berhak memperoleh jasa berupa bunga. Alasan lain
apabila dihubungkan dengan pendapatan yang hilang. Bila seorang petani
meminjamkan uang pada tetangganya, berarti dia tidak memanfaatkan kesempatan
menggunakan uang tersebut untuk tujuan yang produktif misalnya menambah
penggunaan pupuk di tanah pertaniannya. Ilustrasi diatas memberikan sedikit gambaran
kepada kita bahwa time value of money menjelaskan kepada kita tentang nilai uang
yang berbeda diwaktu sekarang dan diwaktu yang akan datang.

2. Nilai sekarang (discounting)


Bila orang meminjam uang pada kita berjanji akan membayar 5 tahun yang akan
datang sebesar Rp.1000,- dengan asumsi tingkat bunga 9 % setahun, berapakah nilai
sekarang dari uang yang kita terima itu? Nilai sekarang dari pendapatan yang akan
diterima 5 tahun lagi sebesar Rp.1000,- sama dengan Rp,- 650. Perhitungan ini
kebalikan dari perhitungan bunga majemuk yang biasa. Proses untuk mencari nilai
sekarang dari pendapatan yang akan diterima di masa akan datang disebut
pendiskontoan(discounting). Tingkat bunga yang belaku untuk proses macam ini
disebut tingkat bunga diskonto(discounting rate). Jadi tingkat bunga melihat dari waktu
sekarang ke waktu yang akan datang sedangkan tingkat bunga diskonto sebaliknya, dari
waktu yang akan datang ke waktu sekarang.
3. Konversi antar at Present, at Future and Annuity
o Compounding Factor
ialah untuk mencari nilai (t) dimana (n) adalah lama periode investasi proyek.
Contoh Ali pinjam uang Rp 4000 untuk 4 tahun. Bunga 18% P = 4000 i = 18% n
= 4. F = ? F4 = Po (1 + i )n sehingga nilai F4 = 4000(1 + 0,18)4 maka didapatkan
nilai F = 4000(1,938) nilai F = 7752.
o Compounding Factor for 1 per Annum
untuk lebih mudah diilustrasikan dengan contoh berikut: Perusahaan Ngada harus
membayar fee kepada konsultan sebanyak Rp. 1000,-00 selama 5 tahun secara 5
tahun secara berturut-turut. Jumlah fee tersebut dibayar pada tahun kelima
sekaligus. Bunga yang berlaku 15% dalam contoh ini diketahui A(anuity) =
1000,- i = 15% pertahun untuk setiap pembayar yang ditahan dengan demikian
yang harus dibayar lima tahun sekalian dapat menggunakan rumus F = Rp.1000,-
i atau tingkat bunga = 15% n = 5 tahun. Lalu berapa nilai F = ? nilai F dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus :

F = Rp 1.000,- = Rp 6.742,38

o Sinkin Fund Factor


Konsep ini dapat dijelaskan dengan contoh dibawah ini Rusman ingin
mengumpulkan uang sebesar Rp. 1.000,- untuk membeli mobil bila dia telah
pensiun. Menurut edaran yang telah diberikan kepadanya bahwa dia akan pensiun
empat tahun lagi dari waktu sekarang. Yang menjadi persoalan berapa jimlah
yang harus dikumpulkan pada setiapa akhir tahun jika diketahui tingkat bunga
12% per tahun?. Maka jawabannya

A = Rp. 1.000.000,- = 209.234

o Discount Factor
Discount factor ini dimaksudkan untuk mencari P jika telah diketahui F, i dan n.
Dalam hal ini berarti menghitung uang di saat sekarang bila dikeetahui sejumlah
uang dimasa yang akan datang dengan memperhatikan suatu periode tertentu.
Untuk membahas ini diambil contoh sebagai berikut misalkan saja Budi telah
diketahui ayahnya pada waktu lulus sarjana 4 tahun yang akan datang dia berhak
menerima uang sebesar Rp. 300.000,- dari sebuah yayasan sosial Oleh karena
Budi sekarang sangant memerlukan uang maka diambil meski harus
diperhitungkan bungan sebesar 16 % per tahun. Budi menanyakan kepada ayah
berapa uang yang harus diterimanya sekarang? untuk hal ini berarti diketahui F =
300.000,- i = 16% per tahun dan n = 4 dan sekarang berapa P maka p dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus P = 300.000- (0,552,291) = 165.697.
o Mencari Besarnya Bunga
sebetulnya jika sudah diketahui P,f dan n maka dapat dicari besarnya i. Untuk
melihat gambaran mengenai hal ini maka dapat dilihat contoh sebagai berikut
misalkan saja elin pada saat ini meminjam uang dari bank sebanyak 100.000,-dan
jikalau bank menetapkan pembayaran uang selama tiga tahun menjadi sebesar Rp.
150.000,- sekarang ditanya bertapakah besar bunganya? yang sudah diketahui saat
ini P = 100.000,- F = Rp 150.000,- n = 3 dan i = ? maka apabila menggunakan
rumus analisa proyek cara menghitungnya dengan menggunakan rumus F =
P(F/P)in angka F dan P dimasukan dalam rumus tersebut diperoleh angka

Rp.150.000,- = Rp. 100.000,- x (F/P)in atau (F/P)in =

selanjutnya dicari pada setiap tingkat bunga dengan menggunakan daftar bunga
mencari angka 1,50 atau yang mendekati 1,50 dan ternyata angka tersebut
diperoleh 1,481 dikalikan 100% diperoleh 14%.
o Anuity yang harus dibayar pada awala Tahun/periode(anuity due)
Di dalam hal ini pembayaran periode pertama dihitung tersendiri dan selebihnya
dihitung dengan memperhatikan discount rate artinya pada pembayaran nilai

tahun kedua didiscount dengan didalam hal ini dianggap bahwa anuity

awal tahun berikut terjadi pada akhir tahun sebelumnya. Untuk hal ini diambil
contoh sebagai berikut: misalkan any akan menerima anuity sebesar 20.000,-
selama 6 tahun yang dimulai pada awal tahun pertama sekarang bisa dinyatakan
berapa besar nilai saat ini(present value) dari anuity tersebut bilaman telah
diketahui besarnya bunga 14% per tahun dan yang dicari adalah P = ? Rumus
yang digunakan untuk mengerjakan hal ini adalah P = A + A (P/A) in dengan
demikian bila dikerjakan dengan rumus tersebut maka diperoleh P = A + A
(P/A)146 dan bila dicari dalam daftar bunga 14% kolom lima n keenam diperoleh
angka3,888668 sehingga P = Rp 20.000,- + Rp. 20.000,- - (3,888668) = 97.773,-
o Anuity Yang Dibayar Setelah Periode Pertama(dengan deverred annuity)
Defverred annuity ini sering digunakan dalam pembayaran hutang dengan
pemberian periode kelonggaran (grace periode). Untuk memperoleh gambaran ini
dapat diikuti contoh berikut ini misalkan suatu negara (Indonesia) pada tanggal 1
januari 1981 memperoleh kredit sebesar Rp. 500.000,- dan tingkat bunga yang
berlaku atau yang ditetapkan adalah 12%. Dengan demikian maka :
 Apabila hutang tersebut dibayar sekaligus pada akhir tahun ke 20 pada 1
januari tahun 2000 maka pemecahannya sebagai berikut F = P (F/P) 1220 ini
dapat dicari pada tingkat bunga 12% dan n = 20, memberikan angka
sebesar 9,64293 dengan demikian hasilnya akan diperoleh F = Rp
500.000,- - (9,64293) = Rp 4.823.147,- artinya bahwa pembaayaran utang
yang sekaligus pada akhir tahun ke 20 sebesar Rp. 4.823.147,-
 Apabila anuitty dibayar selama 8 tahun mulai akhir tahun pertama
pemecahannya sebagai berikut P = Rp.500.000. i = 12% n = 8 yang dicari
adalah A = berapa? rumus yang digunakan A = P(A/p) in ingat kembali
mencari (A/P)128 ini dapat dicari pada daftar kolom bunga kolom 6 i =
12% dan n ke 8 maka diperoleh angka sebesar 0,201313 dengan demikian
besarnya anuitty A = Rp.500.000,- - (0,201313) = Rp. 100.652.
 Apabila anuity tersebut dibayar selama 8 tahun, mulai akhir tahun
kesepuluh (1 januari 1991) Langkah pemecahannya akan menjadi sebagai
berikut untuk mencari besarnya hutang pada kahir tahun ke sepuluh (1
januair 1991 atau merupakan awal tahun kesebelas) adalahF = P(F/P)in
dimana (F/P)i12 itu dapat dicari dengan cara membuka daftar bunga 12%
kolom 1 pada n = 10 dpperoleh angka 3,105858 dengan demikian
besarnya F = Rp 50.000.000,- (3,105848) = Rp. 1.552.924,- berarti nilai
Rp. 1.552.924,- merupakan present value pada akhir tahun ke sebelad
yang diangsur selama delapan tahun dan berikutnya untuk mencari A
dapat digunakan dengan menggunalkan rumus A = mP(A/P) in kalau
dilihat pada daftar bunga 12% kolom 6 dan n = 8 maka (A/P) 128
menunjukan angka sebesar 0,2013 jadi seperti biasa besarnya A =
Rp.1.552.924,- - (0,201,303) = Rp. 312.608. Bentuk grace periode diatas
sering digunakan dalam pembayaran hutang suatu negara. Di mana di
dalam hal ini selama periode angsuran dan grace period, tinggi atau
rendahnya tingkat bunga akan ditentukan misalnya saja betuk
pembayaran seperti berikut hutang sebesar Rp. 500.000,- tersebut akan
dibayar kembali selama 25 tahun dengan tingkat bunga 12%. dan selama
grace periode selama 10 tahun tidak dibayar bunga (dalam arti bahwa
bunga tersebut akan dibayar mulai tahun kesepuluh). besarnya hutang
menjadi F = Rp. 500.000,- -(3,105.848) = Rp. 1.552.924,- berikutnya
untuk mencari A = P(A/P)in merupakan rumusnya dakn kembali kalau
dilihat pada daftar bunga 12% kolom 4 dan n = 15 (A/P) 12 akan diperoleh
angka sebesa0,146824. sehingga untuk mencari A = Rp. 1.552.924,- -
(0,146824) = Rp. 228.007
o Referensi
J. Price Gitinger dan Hans A Adler EVALUASI PROYEK tahun 1990 penerbit
Rineka Cipta Jakarta
pen\gantar evapro edisi kefidia clivie Gray payman simanjunyta Lien K sabur
P.F.L. Maspaitella. dan R.C.G Varley pt gramedia pustaka utama tahun 1992
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai